Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap. Telah menetapkan prinsip-
prinsip dalam penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Diantara cara Islam
menjaga kesehatan dengan menjaga kebersihan dan melaksanakan syariat
wudlu dan mandi secara rutin bagi setiap muslim.

Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi berada dalam keadaan sehat.
Menjadi sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari Allah kepada
manusia. Adalah tak mungkin untuk bertindak benar dan memberi perhatian
yang layak kepada ketaatan kepada Tuhan jika tubuh tidak sehat. Tidak ada
sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan. Karenanya, hamba Allah
hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimiltkinya dan tidak bersikap kufur.
Nabi saw. bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia
tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Abu Darda berkata, “Ya Rasulullah, jika saya sembuh dari sakit saya dan
bersyukur karenanya, apakah itu lebih baik daripada saya sakit dan
menanggungnya dengan sabar?” Nabi saw menjawab, “Sesungguhnya Rasul
mencintai kesehatan sama seperti engkau juga menyenanginya.”

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa


bangun di pagi hari dengan badan schat dan jiwa sehat pula, dan rezekinya
dijamin, maka dia seperti orang yang memiliki dunia seluruhnya.” Di antara
ucapan-ucapan bijaksana Nabi Dawud as adalah sebagai berikut, “Kesehatan
adalah kerajaan yang tersembunyi.” Juga. “Kesedihan sesaat membuat orang
Jcbih tua satu tahun.” Juga, “Kesehatan adalah mahkota di kepala orang-orang
yang sehat, yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang sakit.” Dan juga,
“Kesehatan adalah harta karun yang tak terlihat.”

1
2

Masalah kesehatan masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa penyebab


diantaranya seperti faktor sosial ekonomi yang mana tingkat pendidikan dan
penghasilan masyarakat sebagian besar masih rendah atau gaya hidup dan
prilaku masyarakat yaitu masih banyaknya kebiasaan masyarakat yang
merugikan kesehatan. Lingkungan masyarakat juga tidak bisa lepas dari
perhatian karena kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan dan kurangnya rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang
kesehatan. Keadaan seperti jika terus menerus berulang terjadi maka berdampak
pada jauhnya harapan hidup sehat itu sendiri.

Indonesia adalah penganut Islam terbesar di Indonesia. Ada sekitar 85,2 %


atau 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa penduduk. Sehingga memang
walau bukan Negara yang berasaskan Islam, namun nilai-nilai Islam tidak bisa
dilepaskan begitu saja dari Indonesia. Seorang Muslim meyakini bahwa Islam
adalah suatu agama yang membawa petunjuk demi kebahagiaan pribadi dan
masyarakat. Petunjuk kesehatan adalah sangat penting bagi seorang muslim,
karena kesehatan itu sendiri adalah seperti sebuah kendaraan ketika menjalani
kehidupan. Tapi kenyataan nya, anjuran-anjuran yang diberikan Islam hanyalah
sebatas pengakuan atau keyakinan, tidak sampai kepada pengamalan dan
perbuatan. Masalah kesehatan sendiri, Al-quran dan juga hadis bahkan
kehidupan Rasulullah SAW telah mengajarkan banyak umat muslim untuk
memelihara kesehatannya.

Rasulullah SAW tidak bisa dipungkiri adalah pribadi manusia yang paling
berpengaruh di dunia. Dengan segala kesederhanaan beliau, Rasulullah SAW
dapat mengemban tugas sebagai seorang Rasul yaitu misi yang besar dari
Tuhan. Dan semua itu beliau lakukan pastilah dengan memliki tubuh yang
sehat.
3

Kemudian menjadi satu pertanyaan besar, bagaimana mungkin umat Islam


banyak yang mengalami sakit, sementara sumber ajaran Islam yaitu Al-Quran ,
Hadist sudah banyak memberikan informasi tentang memelihara kesehatan dan
Nabi Muhammad SAW sendiri telah mencontohkan bagaimana menjalani
kehidupan agar tetap sehat.

Kita yakini saat kesehatan adalah mahal harganya. Inilah yang mungkin bisa
menjadi isu besar dewasa ini, saat masyarakat Indonesia menginginkan hidup
sehat. Tentunya dapat menggali kembali informasi-informasi yang Islam
berikan tentang hidup sehat maupun pola hidup Nabi Muhammad SAW yang
telah contohkan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan ada beberapa yang akan
dibahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Konsep kesehatan berdasarkan perspektif islam ?
2. Ayat-ayat suci Al-Qur’an tentang kesehatan ?
3. Hadits yang berkaitan dengan kesehatan ?
4. Prinsip, etika dan hukum Islam tentang tindakan2 dalam penanganan
masalah-masalah kesehatan ?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan makalah ini disusun sebagai berikut :
1. Memahami konsep kesehatan berdasarkan perspektif islam
2. Memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an tentang kesehatan
3. Memahami hadits yang berkaitan dengan kesehatan
4. Memahami prinsip, etika dan hukum Islam tentang tindakan2 dalam
penanganan masalah-masalah kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesehatan Perspektif Islam
1. Definisi Kesehatan Perspektif Islam
a) Definisi Kesehatan
Sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya. Kesehatan
adalah keadaan (hal) sehat. Kesehatan berasal dari kata “sehat” yang
ditransfer dari bahasa Arab, sahhah, artinya sehat, tidak sakit, selamat.
Pengertian yang baku dapat kita temukan pada rumusan WHO ( World
Health Organization ) sebagai berikut “Healt is a state of phisical,
mental, and social well being not merely the disease or infirmity” (sehat
adalah keadaan fisik, mental, dan sosial yang baik tidak saja karena tidak
ada penyakit atau cacat).

Undang-Undang No 23/1992 juga memberikan pendapat mengenai


kesehatan, yakni keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
sehingga memberikan kemungkinan orang untuk hidup secara produktif
dan ekonomis.

MUI ( Majelis Ulama Indonsia ) mengemukakan bahwa kesehatan


adalah ketahanan jasmani, rohani, dan sosial yang dimiliki karena
karunia dari Allah dan wajib untuk disyukuri, dengan mengamalkan
tuntutan-Nya dan memelihara serta mengembangkannya.

b) Definisi Perspektif Islam


Berdasarkan KBBI (versi online ) perspektif adalah sudut pandang atau
pandagan, sehingga jika kata perspektif digabungkan dengan kata Islam
maka secara sederhana dapat di artikan perspektif Islam adalah sudut
padang atau pandangan Islam.

4
5

Dari beberapa definisi tersebut maka yang dimaksud sehat disini dapat
dikembangkan menjadi sehat yang meliputi :
- Sehat dalam bidang Imu, artinya manusia tersebut mempunyai ilmu
dan terhindar dari kebodohan.
- Sehat dalam bidang ekonomi, artinya manusia tersebut mempunyai
ekonomi yang cukup untuk hidup sehingga terhidar dari kemiskinan.
- Sehat atau bebas dari penyakit-penyakit, baik penyakit jasmaniah,
rohaniah dan psikologis

Setidaknya ada tiga unsur yang dikatakan sehat menurut Islam, yaitu
kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan sosial. Kesehatan
jasmani berhubungan dengan keseimbangan manusia dengan alam.
Kesehatan rohani merupakan terjadinya keseimbangan dan hubungan
yang baik secara spiritual antara khalik atau pencipta yang diwujudkan
dari aktivitas makhluk dalam memenuhi semua perintah sang khalik.
Kemudian kesehatan sosial merupakan psikologis.

Dimana ada keharmonisan antara sebuah individu dengan individu lain


maupun dengan sistem yang berlaku pada sebuah tatanan masyarakat.
Bila ketiga unsur ini terpenuhi maka akan tercipta sebuah fisik, mental,
maupun spiritual yang produktif dan sempurna untuk menjalankan
aktivitas kemakhlukan. Dengan demikian kesehatan yang dimaksud
Islam adalah kesehatan fisik-biologis sekaligus kesehatan mental-
psikologis.

2. Memelihara Kesehatan
Para Ulama sepakat bahwa ajaran Islam bertujuan untuk memelihara lima
hal pokok, yaitu: agama, jiwa, akal, kehormatan, kesehatan. Al quran
digambarkan sebagai “penyembuh dan kasih sayang bagi mereka yang
beriman” ( QS 41:44) . Seperti yang Al Quran tegaskan bahwa manusia
adalah ciptaaan terbaik dan dan wakil Allah dimuka Bumi (QS 6:15).
6

Sehingga memang manusia menjadi pemeran aktif di alam semesta ini, dan
bukan menjad makhluk yang pasih. Dunia, dengan kata lain, adalah tempat
dimana manusia harus membuktikan kemampuan menjalankan tugas yang
dibebankan kepadanya.

Manusia terdiri dari raga dan jiwa dan oleh sebab itu manusia harus
memelihara keduanya. Meyakinkan bahwa raganya sehat dan kuat sehingga
manusia secara aktif dapat berperan dalam tugas-tugas spiritual untuk
menyehatkan jiwanya. Karena itu Nabi Muhammad SAW mengatakan:
“orang yang kuat lebih disukai oleh Allah daripada orang yang lemah”.

Hadist ini menekankan bahwa kaum muslimin harus memlihara kesehatan


mereka dengan baik dan selalu berusaha untuk tetap sehat. Sudah menjadi
menjadi pengetahuan umum bahwa untuk menjamin kesehatan, seseoarng
harus memiliki menu yang seimbang, terdiri dari makanan dan minuman
yang bergizi menghindari segala sesuatu yang dapat merusak kesehatan
tubuh. Untuk mencapai hal ini, seseorang juga harus menjaga kebersihan
diri mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan kesehatan mental.

Memelihara kesehatan secara konkritnya dilakukan dengan menghidari


makanan dan minuman yang telah dilarang oleh Islam “Hai manusia
makanlah makanan yang halal lagi baik diatas Bumi (QS 2:168), dan
menyebutkan dengan jelas jenis-jenis makanan yang harus dihindari “Dia
telah melarang engkau memakan bangkai binatang, dan darah, dan daging
babi, dan apa-apa yang disembelih dengan ucapan selain Allah” (QS
16:155) .

Bangkai dilarang karena bangkai hewan mati yang tanpa disembelih. Suatu
penyakit saja sebenarnya sudah cukup mampu mengantarkan seeokor
hewan kealam maut. Dan sesudah itu tertinggalah bibit-bibit penyakit.
Hewan apabila telah mat, maka terjadilah padanya perubahan-perubahan.
7

Pertama aliran darahnya terhenti, dan seterusnya mengering, kemudian otot-


ototnya kaku karena terbentuknya asam-asam tertentu. Sesudah itu tidak
kering lagi bahkan bangkai itu lunak kemudian terjadi pembusukan, yang
mengakibatkan adanya bermacam-macam bibit penyakit, baik yang terdapat
dalam usus hewan tersebut maupun yang hinggap pada tubuhnya lewat
pencemaran udara.

Darah yang dilarang adalah darah yang tertumpah, jadi bukan yang
bercampur dengan daging. Darah juga merupakan tempat yang paling subur
bagi pertumbuhan bibit penyakit. Maka kalau darahnya diminum atau
dimakan seseorang, artinya meminum sumber bibit-bibit penyakit.

Sementara itu telah terbukti darah itu sulit dicerna, sekalipun ia


mengandung zat-zat yang bisa dicerna. Lain lagi kalau darah itu lewat pada
saluran pencernaan, maka ia pun terurai lalu membusuk dan menimbulkan
bahaya atas tubuh, bahkan bisa membawa maut. Larangan memakan daging
babi juga ditetapkan oleh orang-orang Yahudi. Dalam Leviticus 7-8, daging
babi dijelaskan sebagai daging yang tidak bersih dan diperintahkan agar
tidak memakannya.

Sejauh yang menyangkut minuman keras, orang Islam dilarang untuk


meminumnya, sekalipun dalam jumlah sedikit. Tidak diragukan lagi bahwa
Al-Quran memberi kesaksian pada kenyataan bahwa mungkin saja terdapat
beberapa manfaat bagi manusia di dalamnya tetapi peringatan ini
mengatakan “Mereka bertanya kepadamu tentang minuman keras dan judi.
Katakanlah: Pada duanya terdapat dosa besar dan manfaat bagi manusia,
tetapi dosanya lebih besar daripada manfaanya” (QS 2:219)

Kejelekan pengaruh alkohol atau minuman keras tidak dapat diremehkan.


Kini akibat dari minuman keras ini mengancam stabilitas masyarakat
bahkan negara-negara industri maju. Termasuk juga pengadaan alkohol tak
8

bermerek di negara-negara tersebut. Al-Quran menceritakan tentang


kejahatan moral, sosial dan spiritual (QS 5:93-94).

Disamping kejahatan sosial yang ditimbulkan alkohol, kini ada fakta yang
menunjukkan bahwa alkohol mempuyai pengaruh serius bagi kesehatan.
Sebagai contoh, hati dan ginjal manusia dapat terpengaruh akibat konsumsi
alkohol secara rutin dan dapat menyebabkan gagalnya fungsi sistem
ekskresi (pengeluaran). Sejarah mengatakan bahwa ketika perintah larangan
minum alkohol diturunkan kepada Nabi, kota Madinah menyaksikan
penduduk menumpahkan segala persediaan anggur mereka kedalam parit-
parit jalan. Tidak ada keragu-raguan dalam diri seorang muslim, tidak ada
yang berfikir dua kali.

B. Ayat-ayat Suci Al Qur’an Tentang Kesehatan


Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa,
akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas
berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat
kaya dengan tuntunan kesehatan. Paling tidak ada dua istilah literatur
keagamaan yang digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya kesehatan
dalam pandangan Islam, yaitu:
1. Kesehatan yang terambil dari kata sehat;
2. Afiat.

Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi kata majemuk sehat afiat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “afiat” dipersamakan dengan kata
“sehat”. Afiat diartikan sehat dan kuat, sedangkan sehat sendiri antara lain
diartikan sebagai keadaan segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari
sakit). Istilah sehat dan afiat masing-masing digunakan untuk makna yang
berbeda, kendati diakui tidak jarang hanya disebut salah satunya, karena
masing-masing kata tersebut dapat mewakili makna yang dikandung oleh kata
yang tidak disebut.
9

Dalam literatur keagamaan, bahkan dalam hadits-hadits Nabi saw. Ditemukan


sekian banyak do’a, yang menagandung permohonan afiat, disamping
permohonan memperoleh sehat.

Dalam kamus bahasa Arab, kata afiat diartikan sebagai perlindungan Allah
untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan itu
tentunya tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi mereka yang
mengindahkan petunjuk-petunjuk-Nya. Maka kata afiat dapat diartikan sebagai
berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.

Kalau sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan, maka
agaknya dapat dikatakan bahwa mata yang sehat adalah mata yang dapat
meliahat maupun membaca tanpa menggunakan kaca mata. Tapi, mata yang
afiat adalah yang dapat melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat
serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang terlarang, karena itulah
fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata.

1. QS. Al-Baqarah: 222


ْ َ‫يض َو ََل تَ ْق َربُوه َُّن َحتَّى ي‬
‫ط ُه ْرنَ فَإِذَا‬ ِ ‫سا َء فِي ْال َم ِح‬ َ ِِّ‫يض قُ ْل ه َُو أَذًى فَا ْعت َِزلُوا الن‬ ِ ‫َويَ ْسأَلُونَكَ َع ِن ْال َم ِح‬
َ َ‫َّللاَ ي ُِحبُّ الت َّ َّوا ِبينَ َوي ُِحبُّ ا ْل ُمت‬
َ‫ط ِِّه ِرين‬ َّ ‫َّللاُ ِإ َّن‬ ُ ‫ط َّه ْرنَ فَأْت ُوه َُّن ِم ْن َحي‬
َّ ‫ْث أ َ َم َر ُك ُم‬ َ َ‫ت‬

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu


adalah suatu kotoran”. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka
itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.”
10

Penjelasan Ayat
Ada dua bacaan yang diperkenalkan ayat ini, (‫ )يطهرن‬dan (‫ )يتطهرن‬yang
pertama berarti suci, yakni berhenti haidnya; dan yang keduan berarti amat
suci, yakni mandi setelah haidnya berhenti. Tentu saja yang kedua lebih
ketat dari pada yang pertama, dan agaknya lebih baik dan memang lebih
suci.

Bertaubat adalah menyucikan diri dari kotoran bathin, sedang menyucikan


diri dari kotoran lahir adalah mandi atau berwudhu. Demikianlah penyucian
jasmani dan rohani digabung oleh penutup ayat ini, sekaligus member
isyarat bahwa hubungan seks baru dapat dibenarkan jika haid telah berhenti
dan istri telah mandi.

2. QS. : Al-Muddatsir: 4-5


َ َ‫( ف‬4) َ‫الرجز‬
َ‫ط ِِّهر َوثِيَا َبك‬ ُّ ‫( فَاه ُجر َو‬5)
“Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah.”

Penjelasan Ayat
Tafsir al-Azhar dijelaskan bahwa sesudah hati dibulatkan kepada Tuhan,
hendaklah tilik diri sendiri, sudahkah bersih. Sebab itu, maka syarat kedua
yang wajib dilengkapkan sesudah membesarkan dan mengagungkan Tuhan
ialah; “Dan pakaian engkau, hendaklah engkau bersihkan” (ayat 4).
Berbagai pula penafsiran ahli tafsir tentang maksud pembersihan pakaian
ini. Tetapi di sini kita ambil saja penafsiran yang sederhana, yaitu sabda
Rasulullah saw. sendiri:
‫ان‬ ِ ْ َ‫ظا فَةُ ِمن‬
ِ ‫اْل ْي َم‬ َ َّ‫اَلن‬
“Kebersihan itu adalah satu sudut dari iman” (HR. Imam Ahmad dan
Turmudzi)

Beliau Rasulullah saw. akan berhadapan dengan orang banyak, dengan


pemuka-pemuka dari kaumnya atau dengan siapa saja. Kebersihan adalah
11

salah satu pokok yang penting bagi menarik perhatian orang. Kebersihan
pakaian besar pengaruhnya kepada sikap hidup sendiri. Kebersihan
menimbulkan sikap hidup sendiri. Kebersihan menimbulkan harga diri,
yaitu hal yang amat penting dijaga oleh orang-orang yang hendak tegak
menyampaikan dakwah ke tengah-tengah masyarakat.

Pakaian yang kotor menyebabkan jiwa sendiri pun turut kusut masai. Tiap-
tiap manusia yang budiman akan merasakan sendiri betapa besar pengaruh
pakaian yang bersih itu kepada hati sendiri dan kepada manusia yang di
keliling kita,

Kemudian datanglah perintah agar memenuhi syarat yang ketiga; “Dan


perbuatan dosa hendaklah engkau jauhi” (ayat lima).
Dalam ayat ini disebut ar-rujza, kita artikan dengan arti yang dipakai oleh
Ibrahim an-Nakha’I dan ad-Dhahhak, yaitu hendaklah engkau jauhi dosa.
Tetapi menurut riwayat Ali bin Abu Thalhah yang dia terima dari Ibnu
Abbas; ar-rujza di sini artinya khusus, yaitu berhala.

3. QS. : Al-A’raf: 31
‫ال ُمس ِرفِينَ ي ُِحبُّ َل ِإنَّهُ تُس ِرفُوا َو َل َواش َربُوا َو ُكلُوا َمس ِجد ُك ِِّل ِعندَ ِزينَتَ ُكم ُخذُوا آَدَ َم بَنِي يَا‬
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)
mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Penjelasan Ayat:
Imam Bukhari mengatakan, Ibnu Abbas berkata bahwa makna yang
dimaksud ialah “Makanlah sesukamu dan berpakaianlah sesukamu selagi
kau hindari dua pekerti, yaitu, berlebih-lebihan dan sombong”.
Kata “َ‫س ِرفُ ْوا َول‬
ْ ُ ‫ ”ت‬yakni janganlah kalian memakan yang diharamkan, karena
memakan yang diharamkan merupakan perbuatan berlebih-lebihan.
12

4. QS. : Al-An’am: 145


‫طعَ ُمهُ إِ ََّل أ َ ْن يَ ُكونَ َم ْيتَةً أ َ ْو دَ ًما َم ْسفُو ًحا أ َ ْو لَحْ َم‬ْ َ‫طا ِع ٍم ي‬
َ ‫ي ُم َح َّر ًما َعلَى‬ َّ َ‫ي إِل‬ ِ ُ ‫قُ ْل ََل أ َ ِجد ُ فِي َما أ‬
َ ‫وح‬
‫ط َّر َغي َْر بَاغٍ َو ََل َعا ٍد َفإِ َّن َربَّكَ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬ ُ ‫ض‬ َّ ‫س أ َ ْو فِ ْسقًا أ ُ ِه َّل ِلغَي ِْر‬
ْ ‫َّللاِ بِ ِه فَ َم ِن ا‬ ٍ ‫ِخ ْن ِز‬
ٌ ْ‫ير فَإِنَّهُ ِرج‬
“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
mengalir atau daging babi – karena Sesungguhnya semua itu kotor – atau
binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam
Keadaan terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”.” (QS. Al-An’am: 145)

5. QS. : Al-Maidah: 6
Tentang kebersihan diri
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika
kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang
baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

6. QS. Ali Imran: 133-134


Tentang manajement stress
Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang
lebarnya (seluas) langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang
bertakwa, yaitu orang yang menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau
susah, dan orang-orang yang menahan amarah, dan bersikap pemaaf kepada
manusia, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.
13

7. QS. Al-Baqarah:233
Tentang pola makan sehat
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah
seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah
karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.

C. Hadis Yang Berkaitan Dengan Kesehatan


1. Kitab Lu’Lu’ wal Marjan
:‫س أَ ْو َخ ْم ٍس ِمنَ ا ْل ِف ْط َر ِة‬ ٌ ‫ ا َ ْل ِف ْط َرةُ َخ ْم‬:‫ عن النبى صلى هللا عليه و سلم قال‬،َ‫حديث أبى هريرة‬ –
.‫ب‬
ِ ‫ص الش َِّار‬ ُّ َ‫ َوق‬،‫ َوت َ ْق ِل ْي ُم ْاْل َ ْظفَ ِار‬،‫ف ْاْلب ِْط‬ ْ ‫ َو ْاْل‬، ُ‫ا ْل ِختَان‬
ُ ْ‫ َو نَت‬،ُ‫ستِحْ دَاد‬
“Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. Bersabda: Tuntunan fitrah itu ada
lima (atau: lima dari tuntunan fitrah) yaitu: khitan, mencukur bulu di
sekitar kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memotong
(menggunting) kumis”. (HR. Bukhari Muslim)

Islam adalah perintis pertama yang berbicara tentang bakteri dan kotoran
yang dimasukkan dalam istilah “khabats” atau “khataya” atau “syaithan”.
Sebagai contoh adalah sabda Rasulullah saw.:
‫ع َلى َما َطا َل تَحْ تَهَا‬ َّ ‫قَ ِ ِّل ْم أ َ َظافِ َركَ فَ ِإنَّ ال‬
َ ‫ش ْي َطانَ َي ْقعُ ُد‬
“potonglah kukumu, sesungguhnya syetan duduk (bersembunyi) di bawah
kukumu yang panjang” .
14

Hadits diatas dengan jelas menunjukkan adanya bakteri yang tersembunyi


di bawah kuku-kuku, seperti bakteri thypoeid, desentri atau telur cacing.

Banyak bakteri yang hidup di bawah kuku yang panjang dan kotor. Kondisi
semacam ini dapat menularkan penyakit, yakni ketika kita setelah berak
tidak mencuci tangan dengan bersih hingga bakteri yang ada pada tangan
berpindah ke makanan. Di antara penyakit yang dipindahkan adalah semua
penyakit yang dibawa lalat terutama typhoeid, solamania,
desentri, keracunan makanan, dan telur cacing terutama cacing aksoris dan
ascaris (cacing gelang, yaitu cacing yang hidup di dalam usus halus
manusia) dan cacing pita dengan segala macamnya.

Inilah sebagian penyakit yang dipindahkan oleh serangga, yang dapat


berpindah hanya dengan menyentuh.

‫ع َلى‬
َ ‫ق‬ ُ َ ‫ لَ ْو َل أ َ ْن أ‬:َ‫ أَنَّ النِّ ِب َّى صلى هللا عليه و سلم قَال‬،‫حديث أبى هريرةَ رضى هللا عنه‬
َّ ‫س‬ –
.ٍ‫اك َم َع ُك ِِّل ص َََلة‬ ِّ ِ ‫اس_ َْل َ َم ْرت ُ ُه ْم ِبال‬
ِ ‫س َو‬ َ ‫أ ُ َّمتٍى _ا َ ْو‬
ِ َّ‫علَى الن‬
“Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Andaikan aku tidak
memberatkan pada umatku (atau pada orang-orang) pasti aku perintahkan
(wajibkan) atas mereka bersiwak (gosok gigi) tiap akan sembahyang. ”
(HR. Bukhari Musllim)
Pejelasan:
Syara’ melarang seseorang melakukan shalat sedang pada mulutnya masih
terdapat sisa-sisa makanan, melainkan terlebih dahulu dibersihkan dan
berkumur tiga kali. Gigi-gigi dibersihkan dan sisa-sisa makanan yang ada
dikeluarkan, karena sisa-sisa makanan yang tertinggal dalam mulut akan
membusuk, dan apabila masuk di antara gigi-gigi akan menimbulkan infeksi
yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan gigi, oleh karena itu dilarang
menelannya. Apabila ditinggalkan begitu saja, akan menimbulkan bau yang
tidak sedap dan juga mengganggu kesehatan gigi. Itulah hikmah Rasulillah
15

mendorong kita untuk menggunakan siwak (sikat gigi). Rasulullah


bersabda:
‫ب‬ َّ ‫س َواكُ َم ْطه ََرةٌ ِل ْلفَ ِ ِّم َم ْرضَاةٌ ِل‬
ِِّ ‫لر‬ ِّ ِ ‫اَل‬
“siwak adalah membersihkan mulut dan mendapat keridhoan Tuhan”

‫ع َلى‬َ ‫س َل‬ِ ‫ أ ُ ْر‬،‫س‬ ٌ ْ‫سلَّ َم “اَل َّطاع ُْونَ ِرج‬ َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ُ‫ص َّلى هللا‬َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ َقا َل َر‬:َ‫سا َمةَ ْبنُ َز ْي ٍد َقال‬
َ ُ ‫ْث أ‬
ُ ‫– َح ِدي‬
‫ َوإِذَا َوقَ َع‬.‫علَ ْي ِه‬ ٍ ‫س ِم ْعت ُ ْم بِ ِه بِأ َ ْر‬
َ ‫ض فَ ََل ت َ ْق َد ُم ْوا‬ َ ‫ أ َ ْو‬،َ‫س َرائِ ْيل‬
َ ‫ فَ ِإذَا‬،‫ع َلى َم ْن كَانَ قَ ْبلَ ُك ْم‬ ْ ِ‫َطائِفَ ٍة ِم ْن بَنِى إ‬
”ُ‫ارا ِم ْنه‬ ً ‫ض َوأ َ ْنت ُ ْم ِبهَا َف ََل ت َ ْخ ُر ُج ْوا فِ َر‬
َ .ُ‫ارا ِم ْنه‬
ً ‫(و فِى ِر َوايَةٍ) ََل يُ ْخ ِر ُج ُك ْم إِ ََّل فِ َر‬ ٍ ‫بِأ َ ْر‬
Artinya:
1433. Usamah bin Zaid r.a. berkata: “Rasulullah saw. Bersabda: “Tha’un
(wabah cacar) itu suatu siksa yang diturunkan Allah kepada sebagian Bani
Isra’il atau atas umat yang sebelummu. Maka bila kamu mendengar bahwa
pentakit itu berjangkit di suatu tempat, janganlah kalian masuk ke tempat
itu, dan jika di daerah di mana kamu telah ada di sana maka janganlah
kamu keluar dari daerah itu karena melarikan diri dari padanya”.

Penjelasan:
Islam meletakkan suatu kaidah kesehatan yang sangat penting untuk
mengantisipasi penyakit menular, seperti kolera, tha’un, dan sopak.
Kaidah-kaidah ini tidak berbeda dengan nilai-nilai sains modern dewasa ini.
Apabila kita mengetahui perkembangan kesehatan, maka kita akan
mengetahui jika terjadi wabah kolera, atau sopak di suatu kota, maka
buatlah pengaman di sekitarnya. Kemudian dengan alasan apapun, tak
seorang pun didizinkan memasukinya, kecuali para petugas kesehatan atau
orang yang mempunyai kepentingan di dalamnya, itu pun mesti di bawah
pengawasan Departemen Kesehatan.

Suatu ketika Umar bin Khattab hendak mengunjungi Syam bersama para
sahabat. Maka Abu Ubaidah, Gubernur Syam pada waktu itu, keluar untuk
menjemputnya di jalan dan menyampaikan kepadanya bahwa di negeri ini
sedang berjangkit wabah penyakit tha’un, maka Umar pun bermusyawarah
16

dengan para sahabat yang mengikutinya. Di antara mereka ada yang


mengusulkan agar tetap ke Syam dan tidak membatalkan atau tidak lari dari
qadar Allah. Sebagian yang lain mengusulkan agar kembali dan tidak
menghadapkan kaum muslimin dan para sahabat itu ke dalam lingkungan
yang terjangkit wabah tha’un itu. Mereka berpendapat bahwa lari dari qadar
Allah kepada qadar Allah.

Akhirnya datang seorang sahabat menyampaikan sebuah hadits yang


didengar dari Rasulullah saw. Maka mereka kembali ke Madinah,
sedangkan penduduk Syam diperintahkan agar tidak meninggalkan
daerahnya sehingga wabah itu benar-benar hilang.

2. Kitab Shahih Muslim


‫س ِك ٍر َخ ْم‬
ْ ‫س ِك ٍر ح ََرا ٌم َو ُك ُّل ُم‬
ْ ‫ُك ُّل ُم‬ –
“Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua yang memabukkan
adalah khamr.” (HR. Muslim melalui Ibnu Umar)
Di sisi lain Imam At-Tirmidzi, AN-Nasa’I, dan Abu Dawud meriwatkan
melalui sahabat Jabir bin Abdillah bahwa Nabi saw. bersabda:
‫سك ََر َكثِي ُْرهُ َفقَ ِل ْيلُهُ ح ََرا ٌم‬
ْ َ ‫ما َ ا‬
“sesuatu yang memabukkan bila banyak, maka sedikit pun tetap haram”.
(HR. Imam At-Tirmidzi, AN-Nasa’I, dan Abu Dawud)
Dari pengertian kata khamr dan esensinya seperti yang dikemukakan di
atas, maka segala macam makanan dan minuman yang terolah atau tidak,
selama mengganggu pikiran maka dia adalah haram.

Rasulullah saw. bersabda:


ٌ ‫ض ِر ْب ِبهذَا ا ْلحَا ِئ ِط َف ِإنَّ َهذَا ش ََر‬
.‫اب َم ْن ََل يُؤْ ِمنُ ِباهللِ َو ََل ِبا ْليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر‬ ْ ‫ِإ‬
“Pukulah dia dengan pagar ini sebab minuman ini minuman orang yang
tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.”
Minuman keras dapat membangkitkan kangker tenggorokan, di samping
menyebabkan pendarahan di tenggorokan, pembengkakan pembulu darah
17

di pangkal tenggorokan, radang pangkreas, dan lain-lainya, ada kalanya


dapat menyebabkan kematian.

Khamr mempunyai arti setiap minuman yang dihasilkan dari perasan


anggur, namun berarti pula setiap yang memabukkan disebut khamr, karena
dapat menutupi dan merusak akal. Rasulullah mendera peminum khamr
sebanyak 40 kali deraan. Umar bin Khattab mencambuknya dengan 80 kali
cambukan, menurut hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa
Rasulullah pernah bersabda: “Setiap yang memabukkan itu khamr, dan
setiap khamr itu haram”
3. HR. Baihaqi
Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu
menjaga kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-
orang yang suci."
4. HR. Tirmizi
"Diriwayatkan dari Sa'ad bin Al-Musayyib dari Rasulullah Saw. Beliau
bersabda: "Sesungguhnya Allah swt. itu suci yang menyukai hal-hal yang
suci, Dia Maha bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang
menyukai kemuliaan, Dia Mahaindah yang menyukai keindahan, karena itu
bersihkanlah tempat-tempatmu. Dan jangan meniru orang-orang Yahudi."
5. Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk
melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari
kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik) yang
ia inginkan," (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
6. Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan
waktu senggang". (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu 'Abbas)
7. Dari Usamah bin Syarik radhiallahu'anhu, bahwa beliau berkata:
"Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Lalu datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, "Wahai
Rasulullah, bolehkah kami berobat?" Beliau menjawab: "Iya, wahai para
hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa Ta'ala tidaklah
18

meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali


satu penyakit." Mereka bertanya: "Penyakit apa itu?" Beliau menjawab:
"Penyakit tua." (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu
Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan
shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i menshahihkan hadits ini
dalam kitabnya Al-Jami' Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain, 4/486)
8. Dari Jabir bin 'Abdullah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila
sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan
seizin Allah Subhanahu wa Ta'ala." (HR. Muslim)

D. Prinsip, Etika dan Hukum Islam Tentang Tindakan-Tindakan Dalam


Penanganan Masalah-Masalah Kesehatan
a. Prinsip-prinsip Etika Perawat
1. Prinsip Otonomi (Autonomy)
Pasal 1
Hakikat kehidupan adalah pengabdian kepada Allah SWT, maka setiap
perawat rumah sakit syariah wajib berniat karena Allah dengan
mengikrarkan “bismillahirahhmaanirrahiim” setiap akan melakukan
pelayanan keperawatan.

“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah


kepada-Ku” (QS. Adz-Dzaariyat :56).

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya
mendapatkan sesuai dan Muslim). niatnya” (HR. Bukhari
19

“Segala sesuatu (aktivitas yang baik) yang tidak dimulai dengan


bismillah, akan terputus (nilai keberkahannya)” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Pasal 2
Profesi perawat adalah pilihan hidup dalam menjalankan amanah Allah
sebagai khalifah di muka bumi dalam bidang keperawatan, maka setiap
perawat rumah sakit syariah wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan
mengamalkan ikrar perawat dan kode etik keperawatan Indonesia.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:


Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
(QS. Al-Baqarah: 30).

“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak


dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu
disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh
hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun” (QS. Al-
Baqarah: 225).
Pasal 3
Perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang


selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil” (QS. Al Maidah: 8)
Pasal 4
20

Dalam menjalankan pengabdian sebagai perawat, maka setiap perawat


rumah sakit syariah wajib menjalankan rukun Islam sebagai rukun
pengabdian dan sebagai dasar pelaksanaan etik Islami.

“Islam dibangun di atas lima (perkara/tonggak), yaitu syahadat Laa


ilaaha illa Allah.dan (syahadat) Muhammad Rasulullah, menegakkan
shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan”. (HR. Muslim No.
21)

“Bagaimana pendapat kalian, sekiranya ada sungai berada dekat pintu


salah seorang diantara kalian yang ia pergunakan untuk mandi lima kali
dalam sehari, mungkinkah kotorannya masih tersisa?” Para sahabat
menjawab; “Kotorannya tidak akan tersisa.” Beliau bersabda; “Itulah
perumpamaan kelima shalat, yang dengannya Allah akan menghapus
kesalahan-kesalahan.”” (HR. Muslim no. 1071)

2. Berbuat Baik (Benefience)


Pasal 5
Profesi perawat adalah salah satu sarana ujian dari Allah SWT untuk
memilih siapa yang terbaik dan yang paling banyak memberi manfaat,

maka setiap perawat rumah sakit syariah wajib berbuat terbaik melayani
klien untuk mendapat kesuksesan dunia dan akhirat. ََ
21

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun” (QS. AlMulk: 2)

...dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan (QS.


Al-Hajj: 77)

3. Keadilan (Justice)
Pasal 6
Perawat tidak membedakan dalam memberikan pelayanan dengan
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan dan bekerja
sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional).

َِ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. An Nahl : 90).
4. Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
Pasal 7
Perawat menjaga klien dari berbagai hal yang dapat menimbulkan
bahaya/cidera fisik, psikologi dan spiritual.
Kaidah Fiqih : “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain”.

5. Kejujuran (Veracity)
Pasal 8
22

Perawat memberikan informasi yang lengkap, sesuai dengan data dan


fakta dengan prinsip komunikasi islami qaulan sadidan (perkataan benar
dan jujur), qaulan balighan (perkataan yang mudah dimengerti), qaulan
layyina (perkataan yang lemah lembut), qaulan karima (perkataan yang
mulia) dan qaulan ma`rufa (perkataan yan baik).

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang


lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (QS. Thaha : 44).

6. Menepati janji (Fidelity)


Pasal 9
Perawat selalu menjaga amanah, menepati janji dan menjaga komitmen
dalam menjalankan tugas keperawatan dan kode etik keperawatan.

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada


yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”. (QS. An Nisa’ : 58).
7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Pasal 10
Perawat menjaga privasi, kerahasiaan dan dokumen yang berkaitan
dengan informasi pasien, sehingga tidak dapat diakses oleh pihak yang
tidak berwenang.
23

“Tidaklah seorang hamba menutup aib hamba lainnya melainkan Allah


akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)

8. Akuntabilitas (Accountability)
Pasal 11
Perawat selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian, serta menjaga
perilaku dan melaksanakan tugasnya secara bertanggungjawab
berdasarkan standar.

Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya.


Salah seorang sahabat bertanya : “Bagaimanakah menyia-nyiakannya,
hai Rasulullah ?” Rasulullah SAW menjawab : “Apabila perkara itu
diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, Bukhari : 6015). maka
tunggulah saat kehancurannya“. (HR.

b. Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yg berarti adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Dlm kamus Umum Bhs Indonesia, etika
adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). (WJS
Purwadarminta, 1991:278).
Menurut istilah etika ada beberapa pengertian, al:
a. Ahmad Amin: etika adalah ilmu yg menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang harus dilakukan manusia, menyatakan tujuan
yang harus dituju manusia dalam perbuatan mereka untuk melakukan
apa yang seharusnya diperbuat (Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak, terj.
Farid Ma’ruf, 1983:3).
24

b. Encyclopedia Britanica: etika adalah merupakan filsafat moral, yaitu


studi yang sistematik tetang sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik,
buruk, harus, benar, salah, dsb.
c. Ki Hajar Dewantara: etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan
(dan keburukan) dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang
mengenai gerakan2 fikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai tujuannya yang dapat merupakan
perbuatan

Jadi, etika itu objek pembahasannya adalah perbuatan manusia, Sumbernya


akal fikiran atau filsafat yang bersifat parsial (tidak universal) dan tidak
mutlak serta tidak bersifat absolut. Etika dapat berubah-ubah. Berdasarkan
fungsinya, etika merupakan penilai, penetu suatu perbuatan yg dilakukan
manusia apakah baik, buruk , terpuji atau tidak terpuji.

1. Etika Perawat Terhadap Klien


Pasal 12
Setiap perawat rumah sakit wajib memuliakan harkat, martabat pasien,
membangun komunikasi terapeutik dan meminta izin setiap akan
melakukan pelayanan keperawatan apapun, karena klien mempunyai
hak otonomi atas dirinya sendiri.

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami


angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS.
Al-Israa: 70)
Pasal 13
25

Setiap perawat rumah sakit wajib berusaha menyelamatkan pasien,


bersikap hati-hati, dan melindungi hidup makhluk insani sebagai
pekerjaan mulia serta menjaga kerahasiaan pasien kecuali jika
diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku. ََ

“....Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang


itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan
dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. .....” (QS. Al-Maidah: 32)
Pasal 14
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib bersikap, ramah, lemah
lembut dan empati

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut


terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan mohonkanlah ampunan bagi Karena itu
maafkanlah mereka, diri dari sekelilingmu. mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan ini. Kemudian apabila
Sesungguhnya maka bertawakkallah kepada Allah. kamu telah
membulatkan tekad, Ali Imran : 159). Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya”. (QS.
Pasal 15
26

Setiap perawat rumah sakit syariah wajib menjaga dan menutup aurat
pasien, kecuali semata-mata hanya untuk kebutuhan tindakan
keperawatan. َ

“Janganlah engkau menampakkan pahamu dan jangan (pula) engkau


melihat paha Ibnu Majah No.1449) orang hidup dan orang yang
meninggal”. (HR.
Kaidah Fiqhiyyah: Sesuatu yang dibolehkan karena terpaksa adalah
menurut kadar halangannya.

Pasal 16
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib mendiagnosa masalah
keperawatan sesuai dengan kebutuhan dasar manusia dalam
memberikan asuhan keperawatan.

“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah


dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu
mengetahui”. (QS. Al-Anfal : 27)

“...dan apabila aku sakit, Dialah Yang Menyembuhkan aku” (QS.Asy-


Syu’araa : 80)
Pasal 17
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib merawat pasien menurut
Standar Pelayanan Keperawatan sesuai dengan ilmu pengetahuan
mutakhir.
27

“Berobatlah, Allah tidak mengadakan penyakit melainkan Ia


mengadakan pula obatnya, kecuali satu penyakit. Sahabat bertanya,
‘Penyakit apakah?’ Dijawab,’penyakit tua’. (HR. At-Tirmidzi
No.1961)

“Kamu lebih mengetahui urusan dunia kalian”. (HR.Muslim No.4358).


Pasal 18 Setiap perawat rumah sakit syariah wajib berupaya merawat
dengan bahan-bahan yang halal.

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu“. (QS. Al-Baqarah: 168).

“Sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan penyakit dan obatnya,


demikian pula Allah SWT menjadikan bagi setiap penyakit ada
obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang
haram”. (HR. Abu Dawud No.3376).
Pasal 19
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib membantu pemenuhan
kebutuhan ibadah bagi pasien.
28

“Agama itu nasehat,”aku berkata, “untuk siapa?”. Beliau menjawab,”


Untuk Allah, Kitabnya, Rasulnya dan untuk para pemimpin kaum
muslimin serta untuk semua kaum muslimin”. (HR. Abu Daud No.
4293)

“Tidak akan sempurna suatu kewajiban (tertunaikan) kecuali (harus) ada


satu perkara, maka keberadaan satu perkara itu juga menjadi wajib”
(Kaidah Fiqhiyyah)

“Perintah terhadap satu perkara,maka perintah juga bagi pengadaan


kelengkapan/ daya dukung terhadap perkara tersebut” (Kaidah
Fiqhiyyah)
Pasal 20
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib bersegera melayani pasien,
dengan sikap professional, ramah dan bersahabat saat berada didekat
pasien.

“Sesungguhnya keramahan tidaklah melekat pada sesuatu kecuali ia


akan menghiasinya, dan jika tercabut dari sesuatu itu, niscaya ia akan
menodainya.” (HR. Muslim No.4698) َ

Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah” (HR.TarmidziNo.1879)

“Sesungguhnya Allah’azza wa jalla berfirman pada hari kiamat :’Wahai


anak Adam, aku sakit, mengapa engkau tidak menjenguk-Ku?’ Berkata
anak Adam: ’Bagaimana aku menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah
29

Rabb semesta alam ? ‘Allah ta’ala menjawa : ’apakah engkau tidak


mengetahui kalau hamba-Ku si fulan sakit dan engkau tidak
menjenguknya? Apakah engkau tidak mengerti bahwa jika engkau
menjenguknya, niscaya akan engkau dapati Aku di sisinya “.(HR.
Muslim No. 4661)

Pasal 21
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib menjaga akidah pasien dari
perbuatan syirik. )

“Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkanku”. (QS. Asy-


Syu’ara’ : 80)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-


benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali Imron:102)

“Janganlah salah seorang kalian meninggal dunia kecuali dalam


keadaan sedang berbaik sangka kepada Allah”. (HR. Muslim No.5125)
Pasal 22
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib mendoakan kesembuhan
pasien.

Dan Tuhanmu berfirman :”berdoalah kepada-Ku, niscaya akan


Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
30

menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahanam


dalam keadaan hina dina”. (QS. Al Mu’min : 60)

“Doa seorang muslim untuk saudaranya (muslim lainnya) yang tidak


berada dihadapannya akan dikabulkan oleh Allah. Diatas kepala orang
muslim yang berdoa tersebut terdapat seorang malaikat yang ditugasi
menjaganya. Setiap kali orang muslim itu mendoakan kebaikan bagi
saudaranya, niscaya malaikat yang menjaganya berkata,” Aamiin
(semoga Allah mengabulkan) dan bagimu hal yang serupa.” (HR.
Muslim No. 4914)

2. Etika Perawat Terhadap Teman Sejawat


Pasal 23
Setiap perawat rumah sakit wajib menjalin silaturahim, saling
menghormati dan menghargai keahlian masing-masing.

“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-


Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu”.(QS. An Nisa’:1) )

“Dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang
Maha Mengetahui.” (QS. Yusuf :78)
Pasal 24
31

Setiap perawat rumah sakit wajib tolong menolong dan nasehat


menasehati dalam kebaikan dan kebenaran untuk memberikan
pelayanan ke pasien secara kompeten, etis dan legal.

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan


takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-nya.” (QS. Al-Maidah : 2)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,


kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-Asr: 3)

3. Etika Perawat Terhadap Diri Sendiri


Pasal 25
Setiap perawat rumah sakit senantiasa menjaga kesehatan dirinya
sendiri agar dapat menjalankan profesi keperawatannya dengan baik.

“Orang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh
Allah daripada orang mukmin yang lemah.”(HR.Muslim No.4816)

Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia


adalah kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari No.5933)
Pasal 26
Setiap perawat rumah sakit senantiasa meningkatkan kualitas
profesionalismenya.
32

“Sesungguhnya Allah SWT,menyukai bila kalian melakukan sesuatu


pekerjaan dengan rapi (profesional)”. (HR. Abu Ya’la)

“Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim”. (HR.Ibnu Majah


No.220)
Pasal 27
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib meningkatkan kualitas ibadah
wajibnya kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukan Allah dalam
peribadahanNya dengan sesuatu apapun.

“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan tuhannya, maka


hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepadaTuhannya”. (QS.
Al-Kahfi: 110)

“Apabila seorang dari kalian memperbaiki keIslamannya maka dari


setiap kebaikan akan ditulis baginya sepuluh (kebaikan) yang serupa
hingga tujuh ratus tingkatan, dan setiap satu kejelekan yang dikerjakan
akan ditulis satu kejelekan saja yang serupa dengannya” (HR. Bukhari
No.40)

4. Etika Perawat Terhadap Masyarakat


Pasal 28
Setiap perawat rumah sakit syariah bersama masyarakat berusaha
membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekitarnya
sebagai bagian dari dakwah bil hal
33

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia


lainnya” (HR. AthThabrani, ad Daruqutni).
Pasal 29
Setiap perawat rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya wajib
bertanggung jawab terhadap mutu lingkungan di sekitarnya agar tidak
terjadi pencemaran lingkungan

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah


(Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS.
Al A’raaf: 56)
5. Etika Perawat Terhadap Praktik
Pasal 30
Setiap perawat rumah sakit wajib mengembangkan ilmu dan
ketrampilan keperawatan syariah, berusaha menerapkan nilai-nilai
amanah (dipercaya) dengan mengutamakan pelayanan yang bermutu
(quality), aman (safety) dan memuaskan (satisfaction) secara
berkesinambungan dengan penerapan nilai-nilai Islam yang diharapkan
sebagai hasil dari pengamalan rukun Islam.

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada


yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum diantara manusia dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
34

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu Sesungguhnya Allah adalah


Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. An-Nisa’: 58) ََ

Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya.


Salah seorang sahabat bertanya: “Bagaimanakah menyia-nyiakannya,
hai Rasulullah ?” Rasulullah SAW menjawab: “Apabila perkara itu
diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat
kehancurannya“. (HR.Bukhari : 6015)
Pasal 31
Setiap perawat rumah sakit hendaknya menerapkan nilai-nilai fathonah
(cerdas) bahwa seluruh pengelolaan dan pelayanan keperawatan di
rumah sakit mengikuti perkembangan perumahsakitan dan didasarkan
pada ilmu pengetahuan mutakhir dan pendokumentasian seluruh
kegiatan keperawatan serta memelihara semua catatan/arsip
keperawatan secara baik.

“Allah menganugerahkan al-hikmah (kepemahaman yang dalam


tentang Al-Qur’an dan as-Sunah) kepada siapa yang dikehendakiNya.
Barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu ia benar telah dianugerahi
karunia yang banyak. Hanya orang-orang yang berakallah (ulul albab)
yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah”. (QS. Al-Baqarah:
269)

Rasulullah bersabda : “Kamu lebih mengetahui urusan dunia kalian”


(HR.Muslim No. 4358)
Pasal 32
35

Setiap perawat rumah sakit wajib berpartisipasi aktif dalam penerapan


keperawatan syariah, dengan menerapkan nilai-nilai tabligh (tepat
sasaran dan komunikatif). bahwa Perawat ikut bertanggungjawab
terhadap strategi untuk melaksanakan misi dan tercapainya visi rumah
sakit, terselenggaranya pendidikan bagi pasien dan keluarganya serta
sebagai sarana dakwah.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)

6. Etika Perawat dan Profesi


Pasal 33
Perawat rumah sakit mempunyai peran utama dalam menentukan
standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan. َُ

“Allah ʽazza wa jalla menyukai jika salah seorang di antara kalian


melakukan suatu amal secara itqan.” (HR. At Thabrani No. 897)
Pasal 34 Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesi keperawatan. َ

“…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga


mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..” (QS. Ar
Ra’d : 11)
36

“Allah ʽazza wa jalla menyukai jika salah seorang di antara kalian


melakukan suatu amal secara itqan.” (HR. At Thabrani No. 897)

Etika tidak lepas dari AKHLAK,


1) Muh. Bin Muh al-Ghazali (Ihyā ‘Ulūūmuddin, 1989:58)
ْ َ ‫ارة ٌ َع ْن َه ْيئ َ ٍة فِى النَّ ْف ِس َرا ِسخَةٌٌٌ َع ْن َها ت‬
ُ ‫صد ُُر اْأل َ ْف َعا ُل ِب‬
‫س ُه ْولَ ٍة َويُس ٍْر ِم ْن َغي ِْر َحا َج ٍة‬ َ ‫فَ ْال ُخلُ ُق ِع َب‬
‫إِلَى فِ ْك ٍر َو ُرؤْ يَ ٍة‬
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yg menimbulkan
perbuatan2 dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.”

2) Ibrahim Anis (Mu’jam al-Wasith,1972:202)


ْ َ ‫ا َ ْل ُخلُ ُق َحا ُل ِللنَّ ْف ِس َرا ِسخَةٌ ت‬
‫صد ُُر َع ْن َها اْأل َ ْع َما ُل ِم ْن َخي ٍْر أ َ ْو ش ٍ َِّر ِم ْن َغي ِْر َحا َج ٍة إِلَى فِ ْك ٍر َو ُرؤْ يَ ٍة‬
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya
lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.”
a) Sumber akhlak
Sumber akhlak artinya standarisasi ukuran baik dan buruk yakni al-
Qur’an dan sunnah bukan akal fikiran atau adat kebiasaan dalam
masyarakat. Sesuatu dikatakan bernilai baik atau buruk semata-mata
karena Syara’ (al-Qur’an dan Sunnah). Ukuran standar akhlak itu
pasti, tidak spekulatif, obyektif, komprehensif dan universal yang
bersumber pada al-Qur’an dan sunnah.
b) Ciri-ciri Akhlak dalam islam
1. Akhlak Rabbani: yaitu akhlak yang bersumber dari wahyu Ilahi
yang termasud dalam al-Qur’an. Terdapat kira-kira 1500 ayat yg
mengandung ajaran akhlak. Sifat rabbani yaitu akhlak untuk
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Ciri rabbani bahwa
akhlak tersebut bukanlah moral yang kondisional dan situasional
melainkan benar-benar akhlak mutlak. Akhlak rabbani dapat
37

menghindarkan manusia dari kekacauan moralitas dalam


kehidupan.
2. Akhlak manusiawi : yaitu akhlak yang benar-benar memelihara
eksistensi manusia sebagai makluk terhormat, sesuai dengan
fithrahnya.
3. Akhlak universal: akhlak dalam Islam sesuai dengan
kemanusiaan yang universal dan mencakup berbagai aspek
kehidupan. (Lihat:QS. al-An’am/6:151-152)
4. Akhlak keseimbangan: Akhlak dalam Islam menuntut
keseimbangna jasmani dan ruhani, keseimbangan dunia dan
akhirat.
5. Akhlak realistik: ajaran Islam memperhatikan kenyataan hidup
manusia. Manusia yang bersalah diberi kesempatan untuk
bertaubat dan dibolehkan dalam situasi darurat melakukan hal
yang tidak boleh. Mis: makan bangkai karena terpaksa. QS.
02:173
Kelima ciri akhlak di atas apabila diterapkan dengan akhlak perawat
memiliki hubungan erat. Perawat hendaknya memiliki akhlak
rabbani yang bersumber dari al-Quran dan sunnah dalam
kapasitasnya sebagai hamba Allah. Sebagai manusia, perawat
menjalankan tugas kemanusiaan dengan menjunjung tinggi akhlak
manusiawi.

Demikian pula, sebagai tenaga profesional, perawat juga


menerapkan akhlak universal dalam melayani pasien tanpa
membeda-bedakan latarbelakang pasien. Perawat memberikan
pelayanan pada pasien dalam Membantu proses penyembuhan dgn
memberikan petunjuk konsumsi obat. Namun, perawat hendaknya
menerapkan akhlak keseimbangan yaitu asupan obat yang diberikan
kepada pasien harus yang halal dan senantiasa mengingatkan pasien
38

bahwa kesembuhan adalah anugerah Allah agar pasien selalu


bersyukur.

Demikian pula, dalam kondisi tertentu perawat terkadang


dihadapkan pada kondisi darurat dimana harus melayani pasien
yang membutuhkan padahal menurut agama dilarang. Kondsi
tersebut bagian dari akhlak realistik

c) Akhlak bagi perawat menurut islam


Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix
yang berarti merawat atau memelihara. Perawat adalah profesi yang
difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat
sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau
memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir
sampai mati. Dalam Islam, kegiatan perawat sebagai bentuk
pengabdian kepada sesama atau hablun minannas yang dasarnya
Tauhid artinya semua tugas perawat pada dasarnya pengabdian
kepada Allah jika disertai niat dan ikhlash lillahi ta’ala.

d) Akhlak bagi perawat muslim


1) Tawadhu (bersikap rendah hati)
Tawadhu artinya rendah hati sebagai lawan dari sombong atau
takabur . Seseorang yang rendah hati tidak memandang dirinya
lebih dari orang lain serta menghargai setiap orang. Rendah hati
bukan rendah diri, karena rendah diri itu artinya hilang
kepercayaan diri. Allah Swt. menyuruh Nabi-Nya Saw. untuk
bersikap rendah hati kepada orang yang beriman. (QS. Asy-
syu’ara’[26]: 215) dan (QS. Al-Furqan [25]: 63)

QS. Asy-syu’ara’[26]: 215)


}215{ َ‫ض َجنَا َحكَ ِل َم ِن اتَّبَعَكَ ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنِين‬ ْ ‫َو‬
ْ ‫اخ ِف‬
39

dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang


mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.

(QS. Al-Furqan [25]: 63)


Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

Sikap tawadhu ini nemilliki makna yang sama dengan Kode


Etik Perawat Menurut PPNI Bab I AYAT 3 dimana perawat
dalam melaksnakan tugasnya terhadap individu, keluarga dan
masyarakat dilandasi rasa tulus dan ikhlas. Demikian pula BAB
III ayat 1 dimana perawat menjaga hubungan baik dengan
sesama tenaga kesehatan (sejawat) dan nakes lainnya. Hubungan
akan terjalin baik jika sifat tawadhu tertanam dalam diri seorang
perawat.

2) Mengalah dan mengutamakan orang lain


Dalam Mengalah dan mengutamakan orang lain dalam hal
melayani merupakan bagian dari bentuk tawadhu”. Hal
demikian sebagaiman dicontohkan kaum anshar . Allah SWT
memuji sifat kaum Anshar sebagaiman disebut dalam al-Quran
Al-Hasyr[59]: 9 sbb:
َ ‫َوالَّذِينَ تَبَ َّو ُءو الد‬
‫َّار َواْ ِْلي َمانَ ِمن قَ ْب ِل ِه ْم ي ُِحبُّونَ َم ْن هَا َج َر إِلَ ْي ِه ْم َوَلَيَ ِجدُونَ فِي‬
َ‫صةٌ َو َمن يُوق‬
َ ‫صا‬ َ ‫ُور ِه ْم َحا َجةً ِ ِّم َّمآ أُوتُوا َويُؤْ ثِ ُرونَ َعلَى أَنفُ ِس ِه ْم َولَ ْو َكانَ بِ ِه ْم َخ‬ ِ ‫صد‬ ُ
}9{ َ‫ش َّح نَ ْف ِس ِه فَأ ُ ْولَئِكَ ُه ُم ْال ُم ْف ِلحُون‬
ُ
Artinya ; Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah
dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah
kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada
menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
40

diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka


mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang
yang beruntung. (QS. Al-Hasyr[59]: 9)

3) Bersabar (Al-Hilm)
Sabar secara etimologis artinya menahan dan mengekang (al-
habs wa al-kuf). Sabar secara istilah yaitu menahan diri dari
segala sesuatu karena mengharap ridha Allah. Seorang perawat
dituntut untuk bersabar dalam bertugas. Sabar sebagai karakter
manusia. Bersabar dalam menghadapi berbagai peristiwa dalam
menjalankan tugas. Banyak kondisi yang dihadapi manusia
termasuk perawat dalam bertugas. Kondisi2 yang dituntut
manusia untuk bersabar disebutkan dalam al-Quran

Surat al-Baqarah/02:155
ِّ ِ َ‫ت َوب‬
‫ش ِر‬ ٍ ‫ف َو ْال ُجوعِ َو َن ْق‬
ِ ‫ص ِ ِّمنَ اْأل َ ْم َوا ِل َواْألَنفُ ِس َوالثَّ َم َرا‬ ِ ‫ش ْيءٍ ِمنَ ْالخ َْو‬
َ ِ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم ب‬
}155{ َ‫صابِ ِرين‬
َّ ‫ال‬
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. Kesabaran di atas dapat diaplikasikan dengan
tanggungjawab perawat seperti tercantum dalam BAB II ayat 5
dimana perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan
pasien dalam melaksanakan tugas.
Selain itu sabar terhadap keinginan hawa nafsu. Mengikuti hawa
nafsu dapat menjadikan seseorang lalai dari mengingat Allah
SWT. Allah berfirman dalam surat al-Munafiqun/63 :9 yg
berbunyi sbb:
41

َ‫َّللاِ َو َمن َي ْفعَ ْل ذَلِكَ فَأ ُ ْو ََلئِك‬


َّ ‫ياأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُواْ َلَ ت ُ ْل ِه ُك ْم أ َ ْم َوالُ ُك ْم َوَلَ أ َ ْو ََلد ُ ُك ْم َعن ِذ ْك ِر‬
َ‫ُه ُم ْالخَا ِس ُرون‬
Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-
anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa
yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
merugi.
Kesabaran bentuk di atas sama dgn BAB I ayat 1 dimana perawat
senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber
dari adanya kebutuhan terhadap perawatan individu, keluarga,
dan masyarakat. Sabar tidak terbujuk oleh godaan sehingga
keluar dari kebenaran dan etika profesi.

4) Berserah diri kepada Allah


(Tawakal) adalah membebaskan diri dari segala ketergantungan
kpd selain Allah, percaya penuh dengan keputusan-Nya.
Berfirman dalam al-Quran surat Hud/11 : 123
َ ‫ض َو ِإلَ ْي ِه ي ُْر َج ُع اْأل َ ْم ُر ُكلُّهُ فَا ْعبُدْهُ َوت ََو َّك ْل َعلَ ْي ِه َو َم‬
َ‫اربُّك‬ ِ ‫ت َواْأل َ ْر‬ َّ ‫َوهللِ َغيْبُ ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬
}123{ َ‫بِغَافِ ٍل َع َّما ت َ ْع َملُون‬
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi
dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya,
maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan
sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
 Bersikap Jujur
Kejujuran adalah salah satu sifat mulia yang dapat
mengantarkan Ahlak mulia.
َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َو ُكونُوا َم َع ال‬
َ‫صا ِدقِين‬
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah,
dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar
(QS. Al-Taubah[9] : 119)
Kejujuran merupakan dasar utama dalam perkataan dan
perbuatan.
42

 Menepati Janji (Al-Wafa’)


Menepati janji identik dengan menjaga perjanjian, yaitu
melaksanakan tugas sesuai janji yang diikrarkan.
‫َو َم ْن أ َ ْوفَى ِب َع ْه ِد ِه ِمنَ هللاِ فَا ْستَ ْب ِش ُروا ِب َب ْي ِع ُك ُم الَّذِي َبا َي ْعت ُ ْم ِب ِه َوذَلِكَ ه َُو ْالفَ ْو ُز‬
}111{ ‫ْال َع ِظي ُم‬
Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah
kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS.
Al-Taubah [9] : 111)
 Bersifat penyantun
Artinya memiliki perasaan yang halus dan merasakan
kesukaran orang lain serta dapat menyesuaikan diri dengan
kondisi orang yang ditimpa musibah sehingga cepat
memberi pertolongan, karena dia mengerti kebutuhan orang
yang dihadapinya.
QS.Al-Baqarah, 45
}45{ َ‫يرة ٌ إَِلَّ َعلَى ْالخَا ِشعِين‬
َ ِ‫صالَةِ َوإِنَّ َها لَ َكب‬ َّ ‫َوا ْست َ ِعينُوا بِال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬
Perawat harus yakin bahwa rahmat Allah selalu dekat kepada
orang yang berbuat santun. QS.Al-A’raf, 56
}56{ َ‫ِإ َّن َرحْ َمتَ هللاِ قَ ِريبٌ ِ ِّمنَ ْال ُمحْ ِسنِين‬
Tutur katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama
kepada pasien, rela dan cepat memaafkan kesalahan orang
lain. Karena memberi maaf kepada orang lain itu adalah
lebih utama dari memberi shadfaqah atau harta benda
kepadanya. QS.Al-Baqarah 263
Hanya orang penyantunlah yang disantuni pula oleh Allah
yang maha penyantun. HR.Tirmidzi dan Abu Dawud
 Empati
Ramah tamah berdasarkan ukhuwah dalam pergaulan,
kapan dan dimana ia berada, terutama terhadap pasien dan
43

orang-orang yang dho’if (lemah/miskin). HR. Bukhori


Muslim dan Turmudzi

Ketahuilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang


menderita sakit adalah merupakan sebagian dari pada
pengobatan. QS.Ali-Imran, 159
ُ ‫ب َلَنفَضُّوا ِم ْن ح َْو ِلكَ َفاع‬
‫ْف‬ َ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِ ِّمنَ هللاِ لِنتَ لَ ُه ْم َولَ ْو كُنتَ فَ ًّظا‬
ِ ‫غ ِلي َظ ا ْلقَ ْل‬
َ‫ست َ ْغ ِف ْر َل ُه ْم َوشَا ِو ْر ُه ْم فِي اْْل َ ْم ِر فَإِذَا َعزَ ْمتَ فَت ََو َّك ْل َعلَى هللاِ إِ َّن هللا‬
ْ ‫ع ْن ُه ْم َوا‬
َ
}159{ َ‫ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِ ِّكلِين‬

 Sabar dan tidak lekas marah


Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari budi pekerti
yang luhur, yang sangat penting dipelihara. QS.Asy-Syura,
43
ِ ‫ع ْز ِم اْأل ُ ُم‬
}43{ ‫ور‬ َ ‫ص َب َر َو َغفَ َر ِإ َّن ذَلِكَ لَ ِم ْن‬
َ ‫َولَ َمن‬
Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan
kasih sayang, tetapi tidak semua pasien menunjukan
perasaan kasih sayang, bahkan tidak kurang adanya pasien
yang justru yang menjengkelkan dan tidak menunjukan
simpati sama sekali. Akan tetapi melayaninya dengan sabar
adalah perbuatan yang terpuji disisi Allah . HR.Tirmidzi dari
Abu Huraira
Sebaik-baik senjata perawat adalah bersabar dan berdo’a.
HR.Dailami dari Ibnu Abbas

 Harus Tenang
Jiwa orang sangat membutuhkan ketenangan dan
ketentraman, jauh dari pada suara-suara yang keras, gerakan-
gerakannya yang hiruk pikuk dan gaduh. Disamping itu
tugas-tugas perawat itu sendiri membutuhkan ketenangan
dan perhatian yang sungguh-sungguh.
44

 Cepat, cermat, teliti, cekatan


Sifat di atas merupakan bagian dari sifat yang harus dimiliki
perawat, yang dikenal dengan prfoesionalisme yang sama
dengan etika perawat sebagaiman disebut dalam kode Etik
Perawat BAB II ayat 1 PPNI. Pekerjaan perawat berhadapan
dengan Pasien memiliki penyakit, kondisi yang beragam ,
semua itu harus dihadapi perawat dengan senantiasa teliti
dan berhati-hati dalam menghadapinya.

 Patuh dan disiplin


Kepatuhan merupakan bagian dari sifat al-shidq (jujur) dlm
memegang amanah. Perawat harus patuh pada petunjuk
atasannya baik lisan maupun tulisan
Perawat harus disiplin dalam menunaikan tugasnya agar bisa
dilaksankan dengan tertib dan teratur
Mematuhi dan melaksanakan petunjuk atasan tanpa
membantah selama petunjuk itu tidak menyalahi ajaran
islam, norma-norma kemanusiaan maupun etika perawat.
‫ار ِفى‬ٍ ‫س‬ ُ ‫س ِن أ َ َّن‬
َ ‫ع َب ْيدَ هللاِ بْنَ ِز َيا ٍد َعادَ َم ْعقَ َل بْنَ َي‬ َ ‫ار َع ِن اْل َح‬ ٍ ‫س‬ ُ ‫َح ِد ي‬
َ ‫ْث َم ْعقَ ِل ب ِْن َي‬
ِ‫س ْو ِل هللا‬ َ ‫ إِ ِنِّى ُم َح ِدِّثُكَ َح ِد ْيثًا‬:ٌ‫ فَقَا َل لَهَ َم ْعقَل‬.‫ض ِه الَّذِى َماتَ بِ ِه‬
ُ ‫س ِم ْعتُهُ ِم ْن َر‬ ِ ‫َم َر‬
‫" َما ِم ْن َع ْب ٍد‬:ُ‫سلَّ َم يَقُ ْول‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ,‫سلَّ َم‬
َّ ‫س ِم ْعتُ النَّ ِب‬
َ ‫ي‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ
‫ (اخرجه‬."‫َص ْي َح ٍة إَِلَّ لَ ْم ت َِجدْ َرائِ َحةَ ْال َجنَّ ِة‬ ْ ‫اِ ْست َْر َعاهُ هللاُ َر ِعيَّةً فَلَ ْم ي ُِح‬
ِ ‫ط َها بِن‬
)‫البخارى فى كتاب اَلحكام‬
Hadits dari Ma'qil bin Yasar (yang ia terima) dari al-Hasan
bahwa Ubaidillah bin Ziyad menjenguk Ma'qil bin Yasar
pada saat ia sakit yang membawa pada kematiannya. Ma'qil
berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku akan menceritakan
kepadamu sebuah hadits yang aku telah mendengarnya dari
Rasulullah saw. Saya mendengar Nabi saw., bersabda:
"Tidak ada seorang hamba yang Allah berikan kepadanya
45

kekuasaan (mengurus/memerintah) masyarakat kemudian


dia tidak menjaganya dengan penuh kebijaksanaan, maka
(tidak ada baginya) melainkan dia tidak akan dapat mencium
wanginya surga". (Ditakhrij oleh al-Bukhari dalam kitab al-
Ahkam)

 Bersih dan menjaga kebersihan, rapih, baik jasmani


maupun rohani
Rohani atau jiwa perawat hendaknya selalu bersih dan suci
dari sifat-sifat dengki, sentimen, sombong dan lain-lain sifat
yang tidak baik. Sebab hanya dengan jiwa yang bersih dan
sucilah akan memancar sifat-sifat yang terpuji, sikap yang
baik dan ucapan yang menyenangkan. HR. Bukhori
Tubuh dan pakaian perawat harus selalu bersih, rapih,
sederhana dan tidak berlebih-lebihan dalam berhias. HR.
Bukhari Muslim dan Abu Dawud

 Kuat menyimpan rahasia


Penyakit adalah salah satu aib bagi orang yang sakit. Ada
beberapa macam penyakit yang merupakan aib yang sangat
dirahasiakan oleh penderitannya. Yang banyak mengetahui
penyakit seseorang ialah Dokter dan Perawat. Agama islam
tidak membenarkan seseorang membuka aib orang lain.
: ‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬ ُ ‫َع ْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن‬
ِ ‫ع َم َر َر‬
‫ َو َم ْن َكانَ ِف ْي َحا َج ِة أَ ِخ ْي ِه َكانَ هللاُ ِف ْي‬،ُ‫ َوَلَ يُ ْس ِل ُمه‬،ُ‫ظ ِل ُمه‬ ْ ‫ َلَ َي‬،‫ا َ ْل ُم ْس ِل ُم أ َ ُخوا ْال ُم ْس ِل ِم‬

ِ ‫ َو َم ْن فَ َّر َج َع ْن ُم ْس ِل ٍم ُك ْربَةً فَ َّر َج هللاُ َع ْنهُ ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬.‫َحا َجتِ ِه‬


،‫ب يَ ْو ِم اْل ِقيَا َم ِة‬
‫ست ََر ُم ْس ِل ًما َست ََرهُ هللاُ َي ْو َم اْل ِق َيا َم ِة (أخرجه البخاري ومسلم وأبو داود‬
َ ‫َو َم ْن‬
)‫ حسن صحيح‬: ‫والنسائ وقال‬
Artinya ;
Dari Abdullah bin Umar r.a ia berkata:"Rasulullah saw.,
bersabda:"Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang
lainnya, tidak boleh mendzaliminya, dan tidak boleh
46

membiarkannya dalam kebinasaan. Barang siapa yang


memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan memenuhi
hajatnya. Barang siapa melepaskan kesusahan seorang
muslim, maka Allah akan melepaskan segala kesulitannya di
hari kiamat. Barang siapa yang menutupi malu (aib)
seorang muslim, maka Allah akan menutupi malunya di hari
kiamat". (Ditakhrij oleh al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan
al-Nasa'i serta al-Turmudzi. Dia berkata:"(Hadits tersebut)
adalah hadits hasan shahih).

c. Hukum Islam
Istilah Dalam Hukum Islam :
1. Syari’ah
Syari‘ah secara harfiyah adalah jalan menuju sumber kehidupan. Secara
etimologi syari’ah berarti jalan yang dilalui air utk diminum atau tangga
tempat naik yang bertingkat-tingkat. Syari’at jangan diartikan syirāth
al-mustaqīm sbgmn QS. al-Jatsiyah/45 ayat:18
‫ثم جعلناك على شريعة من اْلمر فاتبعها وَل تتبع أهواء الذين َل يعلمون‬
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan)
dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu
ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.

Manna Qaththan berpendapat bahwa syari’ah secara terminologis yaitu


hukum2 yang berasal dari Allah yg dilimpahkan kepada para Rasul dan
kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir untuk didakwahkan
kepada umat manusia agar mengikuti semua tuntutan yang ada di
dalamnya. Syari’at juga berarti hukum atau aturan (QS.Al-Maidah/5:48)

Menurut al-Maududi bahwa syari’at merupakan ketetapan Allah dan


Rasul-Nya yang berisi ketentuan2 dasar yang bersifat global, universal,
yang berlaku bagi semua hamba baik berupa akidah, ibadah dan
47

mu’amalah, Jadi syari’ah sebagai konsep dasar hukum yang bersumber


dari Allah dan Rasul-Nya. Istilah syari’at terkadang disebut dengan
Fikih. Pada awalnya fikih sebagai hukum yang meliputi seluruh ajaran
agama, selanjutnya konsep fikih mengalami perkembangan yang
diartikan sebagai hukum2 syara’ yang memerlukan renungan
mendalam, pemahaman serta ijtihad sehingga fikih digunakan untuk
hukum yang bersifat amaliyah.

2. Fikih
Fikih menurut bahasa adalah al-fahm artinya mengerti (faham). Fikih
menurut istilah yaitu:
‫العلم باْلحكام الشرعية العملية المكتسبة من ادلتها التفصيلية‬
Artinya: “Pengetahuan hukum-hukum syara’ yang bersifat operasional
yang diambil dari dalil-dalilnya secara terperinci.”

Ulama ushul fikih mengartikan fikih sebagai hukum praktis hasil ijtihad
ahli, sementara ahli fikih menilai fikih sebagai kumpulan hukum islam
yang mencakup semua aspek hukum syar’i baik yang tekstual maupun
hasil penalaran teks itu sendiri
Hukum Syara’
‫الحكم لغة المنع والفصل والقضاء‬
HUKUM (al-hukm) secara bahasa (etimologi) berarti mencegah,
memutuskan
‫الحكم الشرعي فى اصطالح األصوليين هو خطاب هللا المتعلق بأفعال المكلفين باْلقتضاء او‬
‫التخيير او الوضع‬
Artinya : Menurut terminologi ushul fiqh, hukum syar’i adalah khitab
(kalam) Allah Swt yang berkaitan dengan semua perbuatan mukallaf,
baik berupa iqtidha` (perintah,larangan, anjuran untuk melakukan atau
meninggalkan),takhyir (memilih antara melakukan dan tidak
melakukan), atau wadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu sebagai
sebab, syarat, atau penghalang/māni’).
48

3. Macam2 hukum Islam:


1) Hukum Taklif
‫الفعل والكف عنه ما اقتضى طلب فعل من المكلف او كفه عن فعل او تخييره بين‬
Hukum Taklifi adalah hukum yang mengandung perintah, larangan,
atau memberi pilihan terhadap seorang mukallaf untuk berbuat
sesuatu atau tidak berbuat.
Misalnya, hukum taklifi menjelaskan bahwa shalat 5 waktu wajib,
khamar haram, riba haram, makan-minum mubah. ...
‫وأقيموا الصالة وآتوا الزكاة‬
a) Wajib
Secara etimologi wajib berarti tetap atau pasti. Secara
terminologi, sesuatu yang diperintahkan Allah dan RasulNya
untuk dilaksanakan oleh mukallaf, jika dilaksanakan mendapat
pahala, jika tidak dilaksanakan diancam. Misal, wajib berobat
dengan obat yang halal. Landasannya: al-Quran surat al-
Maidah/05: 88
}88{ َ‫طيِِّبًا َواتَّقُوا هللاَ الَّذِي أَنت ُ ْم بِ ِه ُمؤْ ِمنُون‬
َ ً‫َو ُكلُوا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم هللاُ َحالََل‬
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang
kamu beriman kepada-Nya.
Hal-hal yang wajib
Wajib bagi nakes memberikan obat yang halal dengan
kadar tertentu. QS. Q.S. Al-A’raf: 31)
}31{ َ‫َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا َوَلَتُس ِْرفُوا إِنَّهُ َلَي ُِحبُّ ْال ُمس ِْرفِين‬
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan (Q.S. Al-A’raf: 31)
QS. Al-Furqān/025:02
ً ‫ش ْيءٍ فَقَد ََّرهُ ت َ ْقد‬
}2{ ‫ِيرا‬ َ ‫َو َخلَقَ ُك َّل‬
Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya
49

Wajib bagi nakes memberikan pertolongan bagi pasien. Dalam


masalah ini tentu melihat pada tata aturan yg berlaku. Bantuan
pertolongan tidak hanya berdasarkan tugas melainkan unsur
kemanusiaan dan sebagai hamba Allah yg diperintahkan untuk
saling menolong dengan sesama.

b) Haram
Secara bahasa berarti sesuatu yang dilarang mengerjakannya.
Secara istilah, sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya,
dimana orang yang melanggarnya diancam dengan dosa, dan
orang yang meninggalkannya karena menaati Allah akan diberi
pahala.
Misal: Haram mengkonsumsi daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,
Dasarnya QS. al-Maidah: 3
َّ ‫ير َو َما أ ُ ِه َّل ِلغَي ِْر‬
ُ ‫َّللاِ بِ ِه َو ْال ُم ْن َخنِقَةُ َو ْال َم ْوقُوذَة‬ ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوالدَّ ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز‬
ْ ‫ُح ِ ِّر َم‬
َّ ‫َو ْال ُمت ََر ِدِّيَةُ َوالنَّ ِطي َحةُ َو َما أَ َك َل ال‬
‫سبُ ُع إِ ََّل َما ذَ َّك ْيت ُ ْم‬
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya”. (QS. Al-Ma`idah: 3)

Hal-hal yang haram


Larangan bagi Perawat dan nakes lainnya bersama-sama
melakukan aborsi .
Dasarnya:

QS. Al-Isra/17: 70
50

‫ت َوفَض َّْلنَا ُه ْم‬ َّ ‫َولَقَدْ ك ََّر ْمنَا َبنِى َءادَ َم َو َح َم ْلنَا ُه ْم فِي ْالبَ ِ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َرزَ ْقنَاهُم ِ ِّمنَ ال‬
ِ ‫طيِِّبَا‬
}70{ ً‫ضيال‬ ِ ‫ير ِِّم َّم ْن َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
ٍ ِ‫َعلَى َكث‬
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan.

QS. Al-Maidah/05 :32


‫اس َج ِمي ًعا َو َم ْن أَحْ يَاهَا‬
َ َّ‫ض فَ َكأَنَّ َما قَت َ َل الن‬
ِ ‫سا ٍد ِفي اْأل َ ْر‬
َ َ‫سا ِب َغي ِْر نَ ْف ٍس أ َ ْو ف‬
ً ‫َم ْن قَت َ َل نَ ْف‬
َ َّ‫فَكَأَنَّ َما أَحْ َيا الن‬
‫اس َج ِمي ًعا‬
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Maka, membantu penyembuhan seseorang,
maka dia telah membantu menghidupkan orang banyak.

QS. Al-Isra/17: 31
ْ ‫ق نَّحْ نُ ن َْر ُزقُ ُه ْم َوإِيَّا ُك ْم إِ َّن قَتْلَ ُه ْم َكانَ ِخ‬
ً ‫طئًا َك ِب‬
}31{ ‫يرا‬ ٍ َ‫َوَلَت َ ْقتُلُوا أ َ ْوَلَدَ ُك ْم َخ ْشيَةَ إِ ْمال‬
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka
dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
suatu dosa yang besar.

QS. Al-Isra/17: 33
َ ‫س ْل‬
‫طانًا‬ ُ ‫ظلُو ًما فَقَدْ َج َع ْلنَا ِل َو ِل ِيِّ ِه‬
ْ ‫ق َو َمن قُتِ َل َم‬
ِ ِّ ‫س الَّتِي َح َّر َم هللاُ ِإَلَّ ِب ْال َح‬
َ ‫َوَلَت َ ْقتُلُوا النَّ ْف‬
}33{ ‫ورا‬
ً ‫ص‬ُ ‫ف فِي ْالقَتْ ِل ِإنَّهُ َكانَ َمن‬
ْ ‫فَالَيُس ِْر‬
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.
Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya
51

Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi


janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.

c) Makruh
Makruh secara bahasa berarti sesuatu yang dibenci. Menurut
istilah makruh adalah sesuatu yang dianjurkan syariat untuk
meninggalkannya, dimana jika ditinggalkan akan mendapat
pujian dan pahala, dan jika dilanggar tidak berdosa. Misalnya:
Tenaga kesehatan memberikan obat yang berkualitas rendah.

d) Mubah
Mubah secara bahasa berarti sesuatu yang dibolehkan atau
diizinkan. Secara istilah, mubah adalah sesuatu yang diberi
pilihan oleh syariat kepada mukallaf untuk melakukan atau
tidak, dan tidak ada hubungannya dengan dosa serta pahala.
Misal: Perawat memberikan pilihan kepada pasien untuk
memilih kamar perawatan apakah no 1, 2 atau 3.

2) Hukum Wadh’I
‫ما اقتضى وضع شيء سببا لشيئ او شرطا له او مانعا منه‬
Hukum wadh’i adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur
tentang sebab, syarat, dan māni’ (sesuatu yang menjadi penghalang
kecakapan untuk melakukan hukum taklifi)

Penerapan hukum wadh’I dalam pengobatan, misalnya:


1) Syarat memberikan obat apabila telah dilakukan diagnosa oleh
dokter.
2) Boleh dilakukan operasi setelah dilakukan diagnosa yang cukup.
Diagnosa yang cukup menjadi syarat untuk dilakukannya
operasi.
52

Seorang perawat memberikan obat kepada pasien atas petunjuk


dokter.

Sebab : Dilakukan operasi bagi seorang ibu hamil karena kondisi


darurat karena jika tidak dilakukan akan mengakibatkan kematian.
Kondisi darurat tersebut disebut sebab dilakukannya operasi.
Dilarang operasi bagi pasien yang tidak memenuhi syarat secara
medis.

Larangan : Jadi hukum berobat dapat menjadi sunnah, wajib,mubah,


atau haram dengan memperhatikan kondisi penderita. Jika tidak ada
harapan sembuh, sesuai dgn sunnatullah dan hukum kausalitas,
sesuai dgn diagnosis dokter ahli yg dapat dipercaya, mk berobat
tidak sunnah apalagi wajib.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya. Kesehatan adalah
keadaan (hal) sehat. Kesehatan berasal dari kata “sehat” yang ditransfer dari
bahasa Arab, sahhah, artinya sehat, tidak sakit, selamat. Pengertian yang baku
dapat kita temukan pada rumusan WHO ( World Health Organization ) sebagai
berikut “Healt is a state of phisical, mental, and social well being not merely the
disease or infirmity” (sehat adalah keadaan fisik, mental, dan sosial yang baik
tidak saja karena tidak ada penyakit atau cacat).

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia mendambakan kehidupan yang


sehat. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu ada rujukan-rujukan yang dapat
kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu kehidupan yang telah
diajarkan oleh Islam.

Kesehatan dapat di dapat dari apa yang kita makan, ditekankannya juga bahwa
, makan dan minumlah tetapi jangan berlebih-lebihan (QS 7:31). Kemudian
dalam puasa juga dapat dilakukan sebagai penjaga kesehatan. Penelitian Allan
Cott, MD ahli kesehatan dari Amerika, bahwa mengatakan puasa menjadikan
tubuh lebih baik secara fisik dan mental.

B. SARAN
Akhirnya saran penulis adalah bagaimana seseorang muslim dapat sadar dan
menjalankan anjuran hidup sehat perspektif Islam. Denganbegitu maka
seseorang telah melakukan sikap menjaga kesehatan yaitu tindakan preventif ,
kerena memang mencegah itu lebih baik dari pada mengobati.

53
DAFTAR PUSTAKA

Kode Etik Keperawatan, Lambang Panji PPNI dan Ikrar Keperawatan, Dewan

Pengurus Pusat PPNI, Jakarta 2016

Kode Etik Rumah Sakit Syariah

Kode Etik Dokter Rumah Sakit Syariah

Pedoman Perilaku sebagai Penjabaran Kode Etik Keperawatan, DPP PPNI, Jakarta

2017

54

Anda mungkin juga menyukai