PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap. Telah menetapkan prinsip-
prinsip dalam penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Diantara cara Islam
menjaga kesehatan dengan menjaga kebersihan dan melaksanakan syariat
wudlu dan mandi secara rutin bagi setiap muslim.
Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi berada dalam keadaan sehat.
Menjadi sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari Allah kepada
manusia. Adalah tak mungkin untuk bertindak benar dan memberi perhatian
yang layak kepada ketaatan kepada Tuhan jika tubuh tidak sehat. Tidak ada
sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan. Karenanya, hamba Allah
hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimiltkinya dan tidak bersikap kufur.
Nabi saw. bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia
tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Abu Darda berkata, “Ya Rasulullah, jika saya sembuh dari sakit saya dan
bersyukur karenanya, apakah itu lebih baik daripada saya sakit dan
menanggungnya dengan sabar?” Nabi saw menjawab, “Sesungguhnya Rasul
mencintai kesehatan sama seperti engkau juga menyenanginya.”
1
2
Rasulullah SAW tidak bisa dipungkiri adalah pribadi manusia yang paling
berpengaruh di dunia. Dengan segala kesederhanaan beliau, Rasulullah SAW
dapat mengemban tugas sebagai seorang Rasul yaitu misi yang besar dari
Tuhan. Dan semua itu beliau lakukan pastilah dengan memliki tubuh yang
sehat.
3
Kita yakini saat kesehatan adalah mahal harganya. Inilah yang mungkin bisa
menjadi isu besar dewasa ini, saat masyarakat Indonesia menginginkan hidup
sehat. Tentunya dapat menggali kembali informasi-informasi yang Islam
berikan tentang hidup sehat maupun pola hidup Nabi Muhammad SAW yang
telah contohkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan ada beberapa yang akan
dibahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Konsep kesehatan berdasarkan perspektif islam ?
2. Ayat-ayat suci Al-Qur’an tentang kesehatan ?
3. Hadits yang berkaitan dengan kesehatan ?
4. Prinsip, etika dan hukum Islam tentang tindakan2 dalam penanganan
masalah-masalah kesehatan ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan makalah ini disusun sebagai berikut :
1. Memahami konsep kesehatan berdasarkan perspektif islam
2. Memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an tentang kesehatan
3. Memahami hadits yang berkaitan dengan kesehatan
4. Memahami prinsip, etika dan hukum Islam tentang tindakan2 dalam
penanganan masalah-masalah kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesehatan Perspektif Islam
1. Definisi Kesehatan Perspektif Islam
a) Definisi Kesehatan
Sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya. Kesehatan
adalah keadaan (hal) sehat. Kesehatan berasal dari kata “sehat” yang
ditransfer dari bahasa Arab, sahhah, artinya sehat, tidak sakit, selamat.
Pengertian yang baku dapat kita temukan pada rumusan WHO ( World
Health Organization ) sebagai berikut “Healt is a state of phisical,
mental, and social well being not merely the disease or infirmity” (sehat
adalah keadaan fisik, mental, dan sosial yang baik tidak saja karena tidak
ada penyakit atau cacat).
4
5
Dari beberapa definisi tersebut maka yang dimaksud sehat disini dapat
dikembangkan menjadi sehat yang meliputi :
- Sehat dalam bidang Imu, artinya manusia tersebut mempunyai ilmu
dan terhindar dari kebodohan.
- Sehat dalam bidang ekonomi, artinya manusia tersebut mempunyai
ekonomi yang cukup untuk hidup sehingga terhidar dari kemiskinan.
- Sehat atau bebas dari penyakit-penyakit, baik penyakit jasmaniah,
rohaniah dan psikologis
Setidaknya ada tiga unsur yang dikatakan sehat menurut Islam, yaitu
kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan sosial. Kesehatan
jasmani berhubungan dengan keseimbangan manusia dengan alam.
Kesehatan rohani merupakan terjadinya keseimbangan dan hubungan
yang baik secara spiritual antara khalik atau pencipta yang diwujudkan
dari aktivitas makhluk dalam memenuhi semua perintah sang khalik.
Kemudian kesehatan sosial merupakan psikologis.
2. Memelihara Kesehatan
Para Ulama sepakat bahwa ajaran Islam bertujuan untuk memelihara lima
hal pokok, yaitu: agama, jiwa, akal, kehormatan, kesehatan. Al quran
digambarkan sebagai “penyembuh dan kasih sayang bagi mereka yang
beriman” ( QS 41:44) . Seperti yang Al Quran tegaskan bahwa manusia
adalah ciptaaan terbaik dan dan wakil Allah dimuka Bumi (QS 6:15).
6
Sehingga memang manusia menjadi pemeran aktif di alam semesta ini, dan
bukan menjad makhluk yang pasih. Dunia, dengan kata lain, adalah tempat
dimana manusia harus membuktikan kemampuan menjalankan tugas yang
dibebankan kepadanya.
Manusia terdiri dari raga dan jiwa dan oleh sebab itu manusia harus
memelihara keduanya. Meyakinkan bahwa raganya sehat dan kuat sehingga
manusia secara aktif dapat berperan dalam tugas-tugas spiritual untuk
menyehatkan jiwanya. Karena itu Nabi Muhammad SAW mengatakan:
“orang yang kuat lebih disukai oleh Allah daripada orang yang lemah”.
Bangkai dilarang karena bangkai hewan mati yang tanpa disembelih. Suatu
penyakit saja sebenarnya sudah cukup mampu mengantarkan seeokor
hewan kealam maut. Dan sesudah itu tertinggalah bibit-bibit penyakit.
Hewan apabila telah mat, maka terjadilah padanya perubahan-perubahan.
7
Darah yang dilarang adalah darah yang tertumpah, jadi bukan yang
bercampur dengan daging. Darah juga merupakan tempat yang paling subur
bagi pertumbuhan bibit penyakit. Maka kalau darahnya diminum atau
dimakan seseorang, artinya meminum sumber bibit-bibit penyakit.
Disamping kejahatan sosial yang ditimbulkan alkohol, kini ada fakta yang
menunjukkan bahwa alkohol mempuyai pengaruh serius bagi kesehatan.
Sebagai contoh, hati dan ginjal manusia dapat terpengaruh akibat konsumsi
alkohol secara rutin dan dapat menyebabkan gagalnya fungsi sistem
ekskresi (pengeluaran). Sejarah mengatakan bahwa ketika perintah larangan
minum alkohol diturunkan kepada Nabi, kota Madinah menyaksikan
penduduk menumpahkan segala persediaan anggur mereka kedalam parit-
parit jalan. Tidak ada keragu-raguan dalam diri seorang muslim, tidak ada
yang berfikir dua kali.
Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi kata majemuk sehat afiat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “afiat” dipersamakan dengan kata
“sehat”. Afiat diartikan sehat dan kuat, sedangkan sehat sendiri antara lain
diartikan sebagai keadaan segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari
sakit). Istilah sehat dan afiat masing-masing digunakan untuk makna yang
berbeda, kendati diakui tidak jarang hanya disebut salah satunya, karena
masing-masing kata tersebut dapat mewakili makna yang dikandung oleh kata
yang tidak disebut.
9
Dalam kamus bahasa Arab, kata afiat diartikan sebagai perlindungan Allah
untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan itu
tentunya tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi mereka yang
mengindahkan petunjuk-petunjuk-Nya. Maka kata afiat dapat diartikan sebagai
berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Kalau sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan, maka
agaknya dapat dikatakan bahwa mata yang sehat adalah mata yang dapat
meliahat maupun membaca tanpa menggunakan kaca mata. Tapi, mata yang
afiat adalah yang dapat melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat
serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang terlarang, karena itulah
fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata.
Penjelasan Ayat
Ada dua bacaan yang diperkenalkan ayat ini, ( )يطهرنdan ( )يتطهرنyang
pertama berarti suci, yakni berhenti haidnya; dan yang keduan berarti amat
suci, yakni mandi setelah haidnya berhenti. Tentu saja yang kedua lebih
ketat dari pada yang pertama, dan agaknya lebih baik dan memang lebih
suci.
Penjelasan Ayat
Tafsir al-Azhar dijelaskan bahwa sesudah hati dibulatkan kepada Tuhan,
hendaklah tilik diri sendiri, sudahkah bersih. Sebab itu, maka syarat kedua
yang wajib dilengkapkan sesudah membesarkan dan mengagungkan Tuhan
ialah; “Dan pakaian engkau, hendaklah engkau bersihkan” (ayat 4).
Berbagai pula penafsiran ahli tafsir tentang maksud pembersihan pakaian
ini. Tetapi di sini kita ambil saja penafsiran yang sederhana, yaitu sabda
Rasulullah saw. sendiri:
ان ِ ْ َظا فَةُ ِمن
ِ اْل ْي َم َ َّاَلن
“Kebersihan itu adalah satu sudut dari iman” (HR. Imam Ahmad dan
Turmudzi)
salah satu pokok yang penting bagi menarik perhatian orang. Kebersihan
pakaian besar pengaruhnya kepada sikap hidup sendiri. Kebersihan
menimbulkan sikap hidup sendiri. Kebersihan menimbulkan harga diri,
yaitu hal yang amat penting dijaga oleh orang-orang yang hendak tegak
menyampaikan dakwah ke tengah-tengah masyarakat.
Pakaian yang kotor menyebabkan jiwa sendiri pun turut kusut masai. Tiap-
tiap manusia yang budiman akan merasakan sendiri betapa besar pengaruh
pakaian yang bersih itu kepada hati sendiri dan kepada manusia yang di
keliling kita,
3. QS. : Al-A’raf: 31
ال ُمس ِرفِينَ ي ُِحبُّ َل ِإنَّهُ تُس ِرفُوا َو َل َواش َربُوا َو ُكلُوا َمس ِجد ُك ِِّل ِعندَ ِزينَتَ ُكم ُخذُوا آَدَ َم بَنِي يَا
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)
mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Penjelasan Ayat:
Imam Bukhari mengatakan, Ibnu Abbas berkata bahwa makna yang
dimaksud ialah “Makanlah sesukamu dan berpakaianlah sesukamu selagi
kau hindari dua pekerti, yaitu, berlebih-lebihan dan sombong”.
Kata “َس ِرفُ ْوا َول
ْ ُ ”تyakni janganlah kalian memakan yang diharamkan, karena
memakan yang diharamkan merupakan perbuatan berlebih-lebihan.
12
5. QS. : Al-Maidah: 6
Tentang kebersihan diri
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika
kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang
baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
7. QS. Al-Baqarah:233
Tentang pola makan sehat
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah
seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah
karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.
Islam adalah perintis pertama yang berbicara tentang bakteri dan kotoran
yang dimasukkan dalam istilah “khabats” atau “khataya” atau “syaithan”.
Sebagai contoh adalah sabda Rasulullah saw.:
ع َلى َما َطا َل تَحْ تَهَا َّ قَ ِ ِّل ْم أ َ َظافِ َركَ فَ ِإنَّ ال
َ ش ْي َطانَ َي ْقعُ ُد
“potonglah kukumu, sesungguhnya syetan duduk (bersembunyi) di bawah
kukumu yang panjang” .
14
Banyak bakteri yang hidup di bawah kuku yang panjang dan kotor. Kondisi
semacam ini dapat menularkan penyakit, yakni ketika kita setelah berak
tidak mencuci tangan dengan bersih hingga bakteri yang ada pada tangan
berpindah ke makanan. Di antara penyakit yang dipindahkan adalah semua
penyakit yang dibawa lalat terutama typhoeid, solamania,
desentri, keracunan makanan, dan telur cacing terutama cacing aksoris dan
ascaris (cacing gelang, yaitu cacing yang hidup di dalam usus halus
manusia) dan cacing pita dengan segala macamnya.
ع َلى
َ ق ُ َ لَ ْو َل أ َ ْن أ:َ أَنَّ النِّ ِب َّى صلى هللا عليه و سلم قَال،حديث أبى هريرةَ رضى هللا عنه
َّ س –
.ٍاك َم َع ُك ِِّل ص َََلة ِّ ِ اس_ َْل َ َم ْرت ُ ُه ْم ِبال
ِ س َو َ أ ُ َّمتٍى _ا َ ْو
ِ َّعلَى الن
“Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Andaikan aku tidak
memberatkan pada umatku (atau pada orang-orang) pasti aku perintahkan
(wajibkan) atas mereka bersiwak (gosok gigi) tiap akan sembahyang. ”
(HR. Bukhari Musllim)
Pejelasan:
Syara’ melarang seseorang melakukan shalat sedang pada mulutnya masih
terdapat sisa-sisa makanan, melainkan terlebih dahulu dibersihkan dan
berkumur tiga kali. Gigi-gigi dibersihkan dan sisa-sisa makanan yang ada
dikeluarkan, karena sisa-sisa makanan yang tertinggal dalam mulut akan
membusuk, dan apabila masuk di antara gigi-gigi akan menimbulkan infeksi
yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan gigi, oleh karena itu dilarang
menelannya. Apabila ditinggalkan begitu saja, akan menimbulkan bau yang
tidak sedap dan juga mengganggu kesehatan gigi. Itulah hikmah Rasulillah
15
ع َلىَ س َلِ أ ُ ْر،س ٌ ْسلَّ َم “اَل َّطاع ُْونَ ِرج َ ع َل ْي ِه َو َ ُص َّلى هللاَ ِس ْو ُل هللا ُ َقا َل َر:َسا َمةَ ْبنُ َز ْي ٍد َقال
َ ُ ْث أ
ُ – َح ِدي
َوإِذَا َوقَ َع.علَ ْي ِه ٍ س ِم ْعت ُ ْم بِ ِه بِأ َ ْر
َ ض فَ ََل ت َ ْق َد ُم ْوا َ أ َ ْو،َس َرائِ ْيل
َ فَ ِإذَا،ع َلى َم ْن كَانَ قَ ْبلَ ُك ْم ْ َِطائِفَ ٍة ِم ْن بَنِى إ
”ُارا ِم ْنه ً ض َوأ َ ْنت ُ ْم ِبهَا َف ََل ت َ ْخ ُر ُج ْوا فِ َر
َ .ُارا ِم ْنه
ً (و فِى ِر َوايَةٍ) ََل يُ ْخ ِر ُج ُك ْم إِ ََّل فِ َر ٍ بِأ َ ْر
Artinya:
1433. Usamah bin Zaid r.a. berkata: “Rasulullah saw. Bersabda: “Tha’un
(wabah cacar) itu suatu siksa yang diturunkan Allah kepada sebagian Bani
Isra’il atau atas umat yang sebelummu. Maka bila kamu mendengar bahwa
pentakit itu berjangkit di suatu tempat, janganlah kalian masuk ke tempat
itu, dan jika di daerah di mana kamu telah ada di sana maka janganlah
kamu keluar dari daerah itu karena melarikan diri dari padanya”.
Penjelasan:
Islam meletakkan suatu kaidah kesehatan yang sangat penting untuk
mengantisipasi penyakit menular, seperti kolera, tha’un, dan sopak.
Kaidah-kaidah ini tidak berbeda dengan nilai-nilai sains modern dewasa ini.
Apabila kita mengetahui perkembangan kesehatan, maka kita akan
mengetahui jika terjadi wabah kolera, atau sopak di suatu kota, maka
buatlah pengaman di sekitarnya. Kemudian dengan alasan apapun, tak
seorang pun didizinkan memasukinya, kecuali para petugas kesehatan atau
orang yang mempunyai kepentingan di dalamnya, itu pun mesti di bawah
pengawasan Departemen Kesehatan.
Suatu ketika Umar bin Khattab hendak mengunjungi Syam bersama para
sahabat. Maka Abu Ubaidah, Gubernur Syam pada waktu itu, keluar untuk
menjemputnya di jalan dan menyampaikan kepadanya bahwa di negeri ini
sedang berjangkit wabah penyakit tha’un, maka Umar pun bermusyawarah
16
maka setiap perawat rumah sakit syariah wajib berbuat terbaik melayani
klien untuk mendapat kesuksesan dunia dan akhirat. ََ
21
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun” (QS. AlMulk: 2)
3. Keadilan (Justice)
Pasal 6
Perawat tidak membedakan dalam memberikan pelayanan dengan
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan dan bekerja
sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional).
َِ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. An Nahl : 90).
4. Tidak Merugikan (Nonmaleficience)
Pasal 7
Perawat menjaga klien dari berbagai hal yang dapat menimbulkan
bahaya/cidera fisik, psikologi dan spiritual.
Kaidah Fiqih : “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain”.
5. Kejujuran (Veracity)
Pasal 8
22
8. Akuntabilitas (Accountability)
Pasal 11
Perawat selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian, serta menjaga
perilaku dan melaksanakan tugasnya secara bertanggungjawab
berdasarkan standar.
b. Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yg berarti adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Dlm kamus Umum Bhs Indonesia, etika
adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). (WJS
Purwadarminta, 1991:278).
Menurut istilah etika ada beberapa pengertian, al:
a. Ahmad Amin: etika adalah ilmu yg menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang harus dilakukan manusia, menyatakan tujuan
yang harus dituju manusia dalam perbuatan mereka untuk melakukan
apa yang seharusnya diperbuat (Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak, terj.
Farid Ma’ruf, 1983:3).
24
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib menjaga dan menutup aurat
pasien, kecuali semata-mata hanya untuk kebutuhan tindakan
keperawatan. َ
Pasal 16
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib mendiagnosa masalah
keperawatan sesuai dengan kebutuhan dasar manusia dalam
memberikan asuhan keperawatan.
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu“. (QS. Al-Baqarah: 168).
Pasal 21
Setiap perawat rumah sakit syariah wajib menjaga akidah pasien dari
perbuatan syirik. )
“Dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang
Maha Mengetahui.” (QS. Yusuf :78)
Pasal 24
31
“Orang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh
Allah daripada orang mukmin yang lemah.”(HR.Muslim No.4816)
3) Bersabar (Al-Hilm)
Sabar secara etimologis artinya menahan dan mengekang (al-
habs wa al-kuf). Sabar secara istilah yaitu menahan diri dari
segala sesuatu karena mengharap ridha Allah. Seorang perawat
dituntut untuk bersabar dalam bertugas. Sabar sebagai karakter
manusia. Bersabar dalam menghadapi berbagai peristiwa dalam
menjalankan tugas. Banyak kondisi yang dihadapi manusia
termasuk perawat dalam bertugas. Kondisi2 yang dituntut
manusia untuk bersabar disebutkan dalam al-Quran
Surat al-Baqarah/02:155
ِّ ِ َت َوب
ش ِر ٍ ف َو ْال ُجوعِ َو َن ْق
ِ ص ِ ِّمنَ اْأل َ ْم َوا ِل َواْألَنفُ ِس َوالثَّ َم َرا ِ ش ْيءٍ ِمنَ ْالخ َْو
َ َِولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم ب
}155{ َصابِ ِرين
َّ ال
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. Kesabaran di atas dapat diaplikasikan dengan
tanggungjawab perawat seperti tercantum dalam BAB II ayat 5
dimana perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan
pasien dalam melaksanakan tugas.
Selain itu sabar terhadap keinginan hawa nafsu. Mengikuti hawa
nafsu dapat menjadikan seseorang lalai dari mengingat Allah
SWT. Allah berfirman dalam surat al-Munafiqun/63 :9 yg
berbunyi sbb:
41
Harus Tenang
Jiwa orang sangat membutuhkan ketenangan dan
ketentraman, jauh dari pada suara-suara yang keras, gerakan-
gerakannya yang hiruk pikuk dan gaduh. Disamping itu
tugas-tugas perawat itu sendiri membutuhkan ketenangan
dan perhatian yang sungguh-sungguh.
44
c. Hukum Islam
Istilah Dalam Hukum Islam :
1. Syari’ah
Syari‘ah secara harfiyah adalah jalan menuju sumber kehidupan. Secara
etimologi syari’ah berarti jalan yang dilalui air utk diminum atau tangga
tempat naik yang bertingkat-tingkat. Syari’at jangan diartikan syirāth
al-mustaqīm sbgmn QS. al-Jatsiyah/45 ayat:18
ثم جعلناك على شريعة من اْلمر فاتبعها وَل تتبع أهواء الذين َل يعلمون
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan)
dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu
ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
2. Fikih
Fikih menurut bahasa adalah al-fahm artinya mengerti (faham). Fikih
menurut istilah yaitu:
العلم باْلحكام الشرعية العملية المكتسبة من ادلتها التفصيلية
Artinya: “Pengetahuan hukum-hukum syara’ yang bersifat operasional
yang diambil dari dalil-dalilnya secara terperinci.”
Ulama ushul fikih mengartikan fikih sebagai hukum praktis hasil ijtihad
ahli, sementara ahli fikih menilai fikih sebagai kumpulan hukum islam
yang mencakup semua aspek hukum syar’i baik yang tekstual maupun
hasil penalaran teks itu sendiri
Hukum Syara’
الحكم لغة المنع والفصل والقضاء
HUKUM (al-hukm) secara bahasa (etimologi) berarti mencegah,
memutuskan
الحكم الشرعي فى اصطالح األصوليين هو خطاب هللا المتعلق بأفعال المكلفين باْلقتضاء او
التخيير او الوضع
Artinya : Menurut terminologi ushul fiqh, hukum syar’i adalah khitab
(kalam) Allah Swt yang berkaitan dengan semua perbuatan mukallaf,
baik berupa iqtidha` (perintah,larangan, anjuran untuk melakukan atau
meninggalkan),takhyir (memilih antara melakukan dan tidak
melakukan), atau wadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu sebagai
sebab, syarat, atau penghalang/māni’).
48
b) Haram
Secara bahasa berarti sesuatu yang dilarang mengerjakannya.
Secara istilah, sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya,
dimana orang yang melanggarnya diancam dengan dosa, dan
orang yang meninggalkannya karena menaati Allah akan diberi
pahala.
Misal: Haram mengkonsumsi daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,
Dasarnya QS. al-Maidah: 3
َّ ير َو َما أ ُ ِه َّل ِلغَي ِْر
ُ َّللاِ بِ ِه َو ْال ُم ْن َخنِقَةُ َو ْال َم ْوقُوذَة ِ ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوالدَّ ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز
ْ ُح ِ ِّر َم
َّ َو ْال ُمت ََر ِدِّيَةُ َوالنَّ ِطي َحةُ َو َما أَ َك َل ال
سبُ ُع إِ ََّل َما ذَ َّك ْيت ُ ْم
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya”. (QS. Al-Ma`idah: 3)
QS. Al-Isra/17: 70
50
ت َوفَض َّْلنَا ُه ْم َّ َولَقَدْ ك ََّر ْمنَا َبنِى َءادَ َم َو َح َم ْلنَا ُه ْم فِي ْالبَ ِ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َرزَ ْقنَاهُم ِ ِّمنَ ال
ِ طيِِّبَا
}70{ ًضيال ِ ير ِِّم َّم ْن َخلَ ْقنَا تَ ْف
ٍ َِعلَى َكث
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan.
QS. Al-Isra/17: 31
ْ ق نَّحْ نُ ن َْر ُزقُ ُه ْم َوإِيَّا ُك ْم إِ َّن قَتْلَ ُه ْم َكانَ ِخ
ً طئًا َك ِب
}31{ يرا ٍ ََوَلَت َ ْقتُلُوا أ َ ْوَلَدَ ُك ْم َخ ْشيَةَ إِ ْمال
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka
dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
suatu dosa yang besar.
QS. Al-Isra/17: 33
َ س ْل
طانًا ُ ظلُو ًما فَقَدْ َج َع ْلنَا ِل َو ِل ِيِّ ِه
ْ ق َو َمن قُتِ َل َم
ِ ِّ س الَّتِي َح َّر َم هللاُ ِإَلَّ ِب ْال َح
َ َوَلَت َ ْقتُلُوا النَّ ْف
}33{ ورا
ً صُ ف فِي ْالقَتْ ِل ِإنَّهُ َكانَ َمن
ْ فَالَيُس ِْر
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.
Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya
51
c) Makruh
Makruh secara bahasa berarti sesuatu yang dibenci. Menurut
istilah makruh adalah sesuatu yang dianjurkan syariat untuk
meninggalkannya, dimana jika ditinggalkan akan mendapat
pujian dan pahala, dan jika dilanggar tidak berdosa. Misalnya:
Tenaga kesehatan memberikan obat yang berkualitas rendah.
d) Mubah
Mubah secara bahasa berarti sesuatu yang dibolehkan atau
diizinkan. Secara istilah, mubah adalah sesuatu yang diberi
pilihan oleh syariat kepada mukallaf untuk melakukan atau
tidak, dan tidak ada hubungannya dengan dosa serta pahala.
Misal: Perawat memberikan pilihan kepada pasien untuk
memilih kamar perawatan apakah no 1, 2 atau 3.
2) Hukum Wadh’I
ما اقتضى وضع شيء سببا لشيئ او شرطا له او مانعا منه
Hukum wadh’i adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur
tentang sebab, syarat, dan māni’ (sesuatu yang menjadi penghalang
kecakapan untuk melakukan hukum taklifi)
Kesehatan dapat di dapat dari apa yang kita makan, ditekankannya juga bahwa
, makan dan minumlah tetapi jangan berlebih-lebihan (QS 7:31). Kemudian
dalam puasa juga dapat dilakukan sebagai penjaga kesehatan. Penelitian Allan
Cott, MD ahli kesehatan dari Amerika, bahwa mengatakan puasa menjadikan
tubuh lebih baik secara fisik dan mental.
B. SARAN
Akhirnya saran penulis adalah bagaimana seseorang muslim dapat sadar dan
menjalankan anjuran hidup sehat perspektif Islam. Denganbegitu maka
seseorang telah melakukan sikap menjaga kesehatan yaitu tindakan preventif ,
kerena memang mencegah itu lebih baik dari pada mengobati.
53
DAFTAR PUSTAKA
Kode Etik Keperawatan, Lambang Panji PPNI dan Ikrar Keperawatan, Dewan
Pedoman Perilaku sebagai Penjabaran Kode Etik Keperawatan, DPP PPNI, Jakarta
2017
54