Anda di halaman 1dari 9

BORANG SEMINAR PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Nama = Jamaludin Afwan


NIM = 5160711021
E-MAIL = jamaladdien@gmail.com
PERIODE =I (I / II / III )
TGL SUBMIT = ( 12 / 09 / 2019 ) ( tgl/bln/thn)

1. JUDUL
“Sistem Eksitasi Pada Generator 400 MW Menggunakan Eksiter Brushless Pada
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit
Suralaya Unit 1-4 ”

2. SELAYANG PANDANG PERUSAHAAN


Berdirinya PT Indonesia Power dimulai pada tahun 1990-an, pemerintah
Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan.
Langkah tersebut diawali dengan berdirinya Paiton swasta I, yang dipertegas
dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden nomor 37 tahun 1992 tentang
pemanfaatan sumber daya swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta.
Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi menerbitkan
kerangka dasar kebijakan (sasaran dan kebijakan pengembangan sub sektor
ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturasi sektor
ketenagalistrikan.
Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari
Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya 3 Oktober 1995, PT PLN
(Persero) membentuk dua anak perusahaan dengan tujuan untuk memisahan misi
sosial dan misi komersial dari Badan Usaha Milik Negara tersebut. Salah satu anak
perusahaan itu adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I, atau dikenal
dengan nama PLN PJB1. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha
komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha yang terkait.
Pada 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima,
manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I
menjadi PT Indonesia Power. PT Indonesia Power memiliki sejumlah unit
pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut
dengan menggunakan beragam energi primer seperti air, batubara, panas bumi, gas,
dan sebagainya. Namun demikian dari pembangkit-pembangkit tersebut ada pula
sejumlah pembangkit paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug,
PLTA Ketenger, dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an
dan sampai sekarang masih beroperasi.
Dari hal tersebut, maka dapat dipandang berdasarkan sejarahnya pada
dasarnya usia PT Indonesia Power dengan keberadaan listrik di Indonesia.
Pembangkit-pembangkit yang dimiliki oleh Indonesia Power Unit
Pembangkit diantaranya : Suralaya 3400 MW, Priok 1444,08 MW, Saguling
797,36 MW, Kamojang 360 MW, Semarang 1414,16 MW, Mrica 306,44 MW,
Perak dan Grati 864,08 MW, dan Bali 335,07 MW.
Dengan total daya yang terpasang sebesar 8921,19 MW, PT Indonesia
Power menjadi pemasok listrik terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia.
Beroperasinya PT Indonesia Power UP Suralaya diharapkan akan menambah
kapasitas dan keandalan energi listrik di pulau Jawa-Bali yang terhubung dalam
sistem interkoneksi se-Jawa dan Bali, dan juga untuk mensukseskan program
pemerintah dalam rangka untuk penganekaragaman sumber energi untuk
pembangkit tenaga listrik sehingga lebih menghemat bahan bakar minyak, juga
meningkatkan produksi dalam negeri. Proses pembangunan PT Indonesia Power
UP Suralaya melalui tiga tahap, yaitu :
Tahap I : Pembangunan dua unit PLTU yaitu Unit 1 dan Unit 2 yang
masing-masing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada
bulan Mei 1980 sampai dengan Juni 1985 dan telah beroperasi sejak 4 April 1985
untuk Unit 1 dan 26 Maret 1986 untuk Unit 2.
Tahap II : Pembangunan dua unit PLTU yaitu Unit 3 dan Unit 4 yang
masing-masing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada
bulan Juni 1985 dan berakhir pada bulan Desember 1989 dan telah beroperasi sejak
6 Februari 1989 untuk Unit 3 dan 6 November 1989 untuk Unit 4.
Tahap III : Pembangunan tiga PLTU yaitu Unit 5, 6, dan 7 yang masing-
masing 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak bulan Januari 1993 dan telah
beroperasi pada 25 Juni 1996 untuk Unit 5, pada 11 September 1997 untuk Unit 6
dan 19 Desember 1997 untuk Unit 7.

Kapasitas terpasang PT Indonesia Power UP Suralaya 3400 MW :


1. Unit 1-4 = 4 x 400 MW = 1600 MW
2. Unit 5-7 = 3 x 600 MW = 1800 MW
+
Total = 3400 MW

Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek


Induk Pembangkit Termal Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultasi asing
dari montreal company (Monenco) Canada untuk unit 1-4 sedangkan unit 5-7
dari black & veatch international (BVI) Amerika Serikat. Dengan melaksanakan
pembangunan proyek PLTU Suralaya dibantu oleh beberapa kontraktor lokal
dan kontraktor asing.

3. LATAR BELAKANG
Bertambahnya penduduk dengan berbagai sektor di Indonesia menyebabkan
adanya peningkatan kebutuhan listrik. Dalam mengatasi hal ini, pemerintah
melakukan program percepatan pembangkitan listrik dengan mendirikan beberapa
unit pembangkit listrik. Saat ini, Indonesia sudah banyak mendirikan unit-unit
pembangkit listrik salah satunya yaitu pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Alasannya yakni karena PLTU memiliki efisiensi yang cukup tinggi serta
menggunakan bahan bakar yang relatif ekonomis dibandingkan dengan jenis-jenis
pembangkit lainnya. Salah satu PLTU milik pemerintah yakni PT. Indonesia Power
Unit Pembangkitan Suralaya dengan kapasitas total 3400 MW menggunakan bahan
bakar utama yakni batubara.
Salah satu contoh energi yang sekarang ini di butuhkan oleh semua pihak
termasuk industri- industri di antaranya adalah energi listrik. Energi listrik
merupakan energi yang mudah di ubah ke dalam bentuk energi yang lain , misalnya
energi listrik di ubah menjadi energi panas, energi gerak, dan energi yang lain nya.
Untuk itu di perlukan suatu penyedia yang menunjang penyedia energi listrik
tersebut yaitu suatu pembangkit tenaga listrik.
Pembangkit listrik tenaga listrik dapat di kategorikan berdasarkan
sumbernya, di antara lain:
1. Sumber energi terbarukan antara lain :
a. Air
b. Angin
c. Cell Surya
d. Panas Bumi
2. Sumber Energi Tak terbarukan antara lain :
a. Gas Alam
b. Batu Bara
c. Minyak Bumi
d. Nuklir
Dari sumber energi tersebut dapat di buat suatu pembangkit listrik , seperti
PLTA,PLTAngin,PLTS,PLTU ,PLTG
Kerja praktek yang di lakukan penulis mengkaji tentang PLTU yang berada
di PT Indonesia Power Unit Suralaya , Khususnya Sistem eksiatasi generator pada
unit pembangkitan 1-4 yang ada di PLTU Suralaya . Sehingga judul laporan yang
diambil adalah “Sistem Eksitasi Pada Generator 400 MW Menggunakan Eksiter
Brushless Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power
Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4 ”. Diharapkan dengan kerja praktik yang telah
dilaksanakan, mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah di dapatkan di
lapangan dan kembali meng-aplikasikan yang sudah didapat saat bekerja nanti.
4. RUMUSAN MASALAH
Pada penulisan laporan kerja praktik di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit
Suralaya Unit 1-4 ini, permasalahan yang diangkat adalah

1. Bagaimana proses produksi energi listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4 ?.
2. Apa pengertian dari sistem eksitasi, dan sistem eksitasi apa yang di terapkan
pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power Unit
Pembangkit Suralaya Unit 1-4 ?.
3. Komponen-komponen apa saja yang digunakan dalam mendukung proses
sistem eksitasi generator 400MW pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4 ?.
4. Bagaimana cara kerja sistem eksitasi pada generator 400MW menggunakan
eksiter brushless pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT. Indonesi
Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4 ?.
5. Bagaimana pengaruh sistem eksitasi terhadap keluaran (output) generator yang
berupa tegangan, arus, dan beban pada generator Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4 ?.
6. Bagaimana proses preventive maintenance pada Sistem Eksitasi Pada generator
400MW Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power Unit
Pembangkit Suralaya Unit 1-4 ?.

5. TUJUAN PENGAMATAN
Dari kerja praktik yang telah dilaksanakan di PT. Indonesi Power Unit
Pembangkit Suralaya Unit 1-4, diharapkan mahasiswa mendapatkan tujuan sebagai
berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui proses produksi listrik Pembangkit Listrik Tenaga


Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, koponen-komponen, cara kerja pada
sistem eksitasi yang berpengaruh terhadap keluaran (output) generator yang
berupa tegangan dan beban pada generator Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
3. Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen pendukung yang ada di
dalam sistem eksitasi generator pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di
PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara kerja sistem eksitasi pada
generator 400MW menggunakan eksiter brushless pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
5. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh sistem eksitasi terhadap
keluaran (output) generator yang berupa tegangan, arus, dan beban pada
generator Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power Unit
Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
6. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses preventive maintenance pada
Sistem Eksitasi Pada generator 400MW Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4 .

6. MANFAAT HASIL PENGAMATAN


Manfaat yang di dapatkan dari penulisan laporan kerja yang telah dilaksanakan
PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4 sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa :
a) Dapat mengetahui proses produksi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
b) Dapat mengetahui pengertian, koponen-komponen, cara kerja pada sistem
eksitasi yang berpengaruh terhadap keluaran (output) generator yang
berupa tegangan dan beban pada generator Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
c) Dapat mengetahui komponen-komponen pendukung yang ada di dalam
sistem eksitasi generator pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di
PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
d) Dapat mengetahui bagaimana cara kerja sistem eksitasi pada generator
400MW menggunakan eksiter brushless pada Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
e) Dapat mengetahui bagaimana pengaruh sistem eksitasi terhadap keluaran
(output) generator yang berupa tegangan, arus, dan beban pada generator
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT. Indonesi Power Unit
Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
f) Dapat mengetahui bagaimana proses preventive maintenance pada Sistem
Eksitasi Pada generator 400MW Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4 .
2. Bagi universitas :
a) Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum pendidikan.
b) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan dan
mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kerja praktik yang telah
dilaksanakan di PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
c) Mengenalkan dunia industri khususnya industri PT. Indonesi Power Unit
Pembangkit Suralaya Unit 1-4 sehingga mahasiswa mendapatkan
gambaran tentang industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
3. Bagi perusahaan :
a) Penyiapan tenaga kerja terdidik yang diharapkan nantinya setelah lulus
dapat bekerja dengan baik apabila mahasiswa tersebut bekerja pada PT.
Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4 karena telah memiliki
pengalaman kerja, mengenal profil dan sistem dalam perusahaan PT.
Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit 1-4.
b) Bahan evaluasi untuk PT. Indonesi Power Unit Pembangkit Suralaya Unit
1-4 jika didalam pembahasan laporan kerja praktik mahasiswa, sistem
atau jalannya perusahaan terdapat kekurangan.
7. PENELITIAN TERKAIT
- Pengoprasian Eksitasi Generator Unit 1-4 400MW PLTU Suralaya (Iwan.Rini.M
Subekhan, 2018).
- Sistem Generator Pada Unit 1-4 PT. Indonesi Power Unit Bisnis Pembangkit
Suralaya (Mazlan.Radhilia.Abizar, 2013)
- Sistem Eksitasi Generator Di PLTU Suralaya (Bimo. M trifani. 2019)

8. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pekerjaan dan
pengamatan yang dilakukan selama melakukan kerja praktik. Selain melakukan
pekerjaan dan pengamatan dilapangan, penulis juga membaca referensi untuk
mendapatkan informasi dalam penulisan laporan ini. Kemudian metode pengumpulan
data dengan cara wawancara dengan pembimbing di lapangan, observasi dan studi
literature. Selanjutnya konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai data apa saja
yang sudah di dapatkkan selama melakukan kerja praktik.
1. Metode Observasi (Pengamatan)
Yakni metode pengumpulan data dengan cara langsung melakukan
pengamatan di lapangan.
2. Metode Informasi (Wawancara)
Yakni metode pengumpulan dara dengan cara bertanya hal-hal yang
berkaitan dengan topik pembahasan.
3. Metode Studi Literatur
Yakni metode pengumpulan data dengan membaca serta mempelajari
literatur yang berhubungan dengan topik pembahasan.
9. JADWAL KEGIATAN
Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah 4 Pekan.
Dimulai pada tanggal 3 September sampai 30 September 2019, dengan rincian
kegiatan sebagai berikut:

Pekan
No Kegiatan
I II III IV
Upacara pembukaan, pengenalan staf
1 dan karyawan serta pengenalan dengan
lingkungan perusahaan.
2 Observasi Lapangan
Mengikuti proses kerja
3
praktek yang telah diarahkan.
4 Pengumpulan Data
5 Konsultasi
Penyusunan Laporan dan penyelesaiaan
6
tugas.

Anda mungkin juga menyukai