Anda di halaman 1dari 17

ISSN: 2442-8485

JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

CERITA RAKYAT TIMUN EMAS:


GAMBARAN RUNTUHNYA IDEOLOGI PATRIARKAL

Reno Wulan Sari


Sastra Indonesia Universitas Andalas
Email: wulan.zaiful@gmail.com

Submitted :10-05-2016, Reviewed:15-10-2016, Accepted:31-10-2016


http://dx.doi.org/10.22202/j g.2015.v1i1.1158

Abstract
Patriarchal ideology puts women as subordinate and feel inferior in various facets of life.
thought it was getting counter-discourse presented by the text tale of Timun Emas. In the
text, described the loss of the role of men as the highest authority in live. The role of men is
represented by four figures; the husband, Ki Butakala, Ki Pertapa, and the Prince. They
have superiority , but then lost control of the two rival of women; Nyi Niken and Timun
Emas. In the text implied that Nyi Niken and Timun Emas does not need a male figure in
their lives. In accordance with the above description, analysis tale of Timun Emas uses
feminist approach to look at the differences in the function and role of the human
(between of man and woman). So it can be concluded that the tale of Timun Emas events
that indicate a loss of patriarchal ideology .
keyword: Timun Emas, Patriarchal, ideology

Abstrak
Ideologi patriarki menempatkan perempuan sebagai subordinat dan merasa rendah diri
dalam berbagai aspek kehidupan. pikir itu mendapatkan kontra-wacana yang
disampaikan oleh kisah teks Timun Emas. Dalam teks, menggambarkan hilangnya peran
laki-laki sebagai otoritas tertinggi dalam hidup. Peran pria diwakili oleh empat angka;
suami, Ki Butakala, Ki Pertapa, dan Prince. Mereka memiliki keunggulan, tapi kemudian
kehilangan kontrol dari dua rival perempuan; Nyi Niken dan Timun Emas. Dalam teks
tersirat bahwa Nyi Niken dan Timun Emas tidak membutuhkan sosok laki-laki dalam hidup
mereka. Sesuai dengan uraian di atas, analisis kisah Timun Emas menggunakan
pendekatan feminis untuk melihat perbedaan fungsi dan peran manusia (antara pria dan
wanita). Jadi dapat disimpulkan bahwa kisah peristiwa Timun Emas yang menunjukkan
hilangnya ideologi patriarki.
kata kunci: Timun Emas, Patriarki, ideologi

72 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

PENDAHULUAN Ahimsa-Putra.2001:257) bahwa, “sebuah


Timun Emas adalah salah satu cerita mitos dapat digunakan sebagai salah satu
rakyat yang cukup terkenal di Indonesia. pintu untuk memahami budaya
Sama halnya dengan berbagai cerita masyarakat pemilik mitos tersebut.”
rakyat lainnya, pada perkembangan, Selain itu, cerita rakyat juga dapat
cerita rakyat Timun Emas juga banyak dipandang sebagai media pembelajaran
mengalami penggubahan sehingga bagi masyarakat untuk menyampaikan
menimbulkan variasi, baik dari segi pesan moral kepada setiap generasi yang
struktur maupun dari segi budayanya. mengenalnya. Terkadang, mitos tersebut
Namun, cerita tersebut tetap berpusat hadir sebagai sesuatu yang berada di luar
pada satu lingkaran tema yaitu keinginan logika. Ini pula yang dikatakan oleh
seorang perempuan untuk memiliki anak Strauss sebagai cara bernalar manusia
yang kemudian didapatkannya dan yang kemudian menghadirkan mitos
dinamai Timun Emas. sebagai sesuatu yang dapat dipercaya
Sesuai dengan keterangan tersebut, atau tidak, dimana nalar yang tidak logis
cerita rakyat Timun Emas yang akan saya dinamainya sebagai “logika dasar”, yaitu
bahas adalah cerita rakyat Timun Emas “dalam bentuknya yang masih belum
yang diceritakan kembali oleh Har, terkontaminasi, terkotori, oleh
termasuk ke dalam seri cerita rakyat dari lingkungan yang artifisial dalam
Jawa. Cerita rakyat Timun Emas ini kehidupan manusia modern” (dalam
diterbitkan oleh “Citra Budaya” Ahimsa-Putra.2001:76). Oleh karena
Bandung. Bunanta (1998:22) mitos (dongeng atau cerita rakyat)
menyatakan bahwa cerita rakyat adalah, mengusung “logika dasar”, maka
“kesusastraan dari masyarakat „primitif‟ ciri-ciri cerita rakyat yang paling utama
yang belum mengenal huruf”. Cerita pun muncul pada tiap karakternya. Luthi
rakyat yang pada awalnya tersaji dalam (dalam Bunanta. 1998: 24) menyatakan,
bentuk lisan sesungguhnya memuat “tokoh-tokoh cerita rakyat jenis dongeng
persoalan tradisi sekelompok masyarakat berasal dari kelompok masyarakat yang
kolektif . Cerita ini dikatakan Levi berbeda”. Hal ini dapat dilihat dari
Strauss sebagai mitos atau dongeng, keberadaan Timun Emas yang lahir ke
dimana pada tiap daerahnya, tiap suku dunia tidak secara normatif. Dalam
bangsa, memiliki ciri khas yang berbeda. variasi Har, dikatakan bahwa Timun
Di dalam cerita rakyat tersebut tersaji Emas adalah jabang bayi yang hadir di
pola, sistem, dan simbol budaya yang dalam kandungan Nyi Niken setelah Nyi
dapat dimengerti oleh sekelompok Niken meminum buah kelapa yang
masyarakat pemilik. Hal ini sesuai diberikan oleh Ki Butakala.
dengan pernyataan Levi-Strauss (dalam

73 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

Contoh tersebut, sesuai dengan dapat dipandang logis atau tidak. Akan
pandangan Strauss bahwa “logika dasar” tetapi, dalam posisi yang berbeda
memang menjadi fondasi yang kuat ketidalogisan sebuah cerita rakyat juga
sebagai pembangun cerita. “Logika dapat dipandang sebagai ekspresi paling
dasar” ini pula yang kemudian menjadi bebas bagi seorang pengarang untuk
pengusung gambaran dominasi laki-laki menafsirkan dunianya bahkan
dan perempuan di dalam teks cerita mebalikkan pemikiran manusia tentang
rakyat Timun Emas dengan berbalut duniawi yang terkait dengan kultur dan
sesuatu yang berada di luar logika masyarakat. Inilah sisi lain yang terdapat
manusia. Tokoh-tokoh yang terdapat di di dalam teks cerita rakyat Timun Emas
dalam cerita rakyat Timun Emas yang pada peristiwanya memberikan
memainkan peran yang berada di luar gagasan baru tentang dominasi patriarki
kehidupan nyata, seperti kelahiran Timun terhadap kultur masyarakat. Teks cerita
Emas dari hasil meminum air kelapa rakyat Timun Emas mampu
yang dalam pemahaman normatif, menghadirkan sisi lain yang seakan
kelahiran tersebut mematikan peran mendobrak dominasi tersebut ketika
laki-laki dalam sebuah proses kehamilan menyajikan superiotitas perempuan lewat
perempuan. tokoh Nyi Niken dan Timun Emas yang
Hal ini sama seperti yang lahir tanpa peran laki-laki.
diungkapkan oleh Bunanta (1998: 23), Menurut Millett (dalam
“...paling tidaknya ada tiga hal yang Tong.2010:73), “ideologi patriarkal
dicela atau yang dikuatirkan dari cerita membesar-besarkan perbedaan biologis
rakyat, yaitu yang berkaitan dengan antara laki-laki dan perempuan, dan
masalah moral, kebenaran, dan fantasi. memastikan bahwa laki-laki selalu
Masalah moral berkaitan dengan adanya mempunyai peran yang maskulin dan
kejadian-kejadian dalam cerita yang dominan, sedangkan perempuan selalu
dianggap tak manusiawi. Masalah mempunyai peran yang subordinat, atau
kebenaran berkaitan dengan feminin. Ideologi ini begitu kuat, hingga
penggambaran kehidupan yang tidak laki-laki biasanya mampu mendapatkan
seperti apa adanya sehingga dianggap persetujuan dai perempuan yang mereka
tidak sehat. Masalah fantasi berkaitan opresi”.
dengan kekuatiran bahwa anak akan Pandangan yang diutarakan Millett
mempercayai keajaiban-keajaiban yang tersebut, pada teks cerita rakyat Timun
ada dalam cerita”. Emas memiliki pergeseran yang cukup
Memang, jika dipandang dari segi jauh ketika tokoh-tokoh laki-laki yang
moral, setiap pembaca cerita rakyat harus ditampilkan sebagai sosok yang perkasa
mampu memilah berbagai peristiwa yang ternyata tidak dapat melakukan hal-hal

74 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

yang cukup berarti dalam kehidupan diri mengambil keputusan yang cukup berat.
mereka sendiri dan kehidupan orang lain. Ia meminta bantuan raksasa Ki Butakala
Inilah yang dikatakan, bahwa cerita untuk memberinya seorang anak sebagai
rakyat Timun Emas dapat dipandang teman hidupnya. Ki Butakala
sebagai gambaran runtuhnya dominasi memberikan syarat jika nanti anak yang
patriarkal dengan meminimalkan peran dilahirkan adalah laki-laki maka anak
atau kekuatan laki-laki yang dihadirkan tersebut akan menjadi milik Nyi Niken
melalui tokoh-tokohnya, seperti tokoh seumur hidup, namun jika anak itu
suami Nyi Niken, Ki Butakala, Ki terlahir perempuan maka harus segera
Pertapa, dan Pangeran. diberikan kepada Ki Butakala sebagai
bahan santapannya. Nyi Niken
PEMBAHASAN menyetujui segala persyaratan dengan
harapan bahwa anak yang kelak lahir
Telah disebutkan sebelumnya, adalah laki-laki. Ki Butakala
bahwa cerita rakyat Timun Emas memberikan petunjuk buah kelapa yang
mendobrak pemikiran kaum patriarkal harus diminum oleh Nyi Niken.
dengan meruntuhkan ideologi tersebut Setelah meminum buah kelapa yang
melalui tokoh laki-laki yang kehilangan jatuh tepat di depannya saat perjalanan
superioritasnya. Meski, segala tampilan pulang, Nyi Niken pun hamil. Setelah
tersebut dikatakan Strauss berada dalam beberapa bulan maka lahirlah anak
“logia dasar” yang sifatnya khayalan. perempuan yang cantik dan diberi nama
Cerita rakyat Timun Emas adalah kisah Timun Emas. Sesuai dengan
seorang perempuan yang sangat ingin perjanjiannya dengan Ki Butakala, maka
memiliki seorang anak. Perempuan pada saat Timun Emas tumbuh remaja Ki
tersebut bernama Nyi Niken. Telah Butakala datang untuk mengambilnya.
bertahun-tahun lamanya Nyi Niken dan Pada saat itu, Nyi Niken berusaha untuk
suaminya berusaha untuk memperoleh mengulur waktu dengan berbagai janji
keturunan. Namun, segala usaha yang yang diberikannya. Ki Butakala setuju
dilakukan menjadi sia-sia ketika dengan perjanjian tersebut dan akan
menyadari bahwa Nyi Niken tak kunjung kembali datang setelah Timun Emas
hamil. Harapan itupun segara pupus benar-benar menjadi dewasa. Pada saat
ketika suami Nyi Niken meninggal dunia itu, munculah pangeran yang jatuh cinta
karena terlalu keras berusaha untuk kepada Timun Emas.
menghadirkan keturunan dengan Menyadari nasibnya akan kehilangan
berbagai pengobatan. Dalam keadaan putri tunggalnya, maka Nyi Niken
yang merasa sepi setelah sepeninggal meminta bantuan Ki Pertapa untuk
suaminya, Nyi Niken akhirnya menyelamatkan Timun Emas. Ki Pertapa

75 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

memberikan beberapa barang yang harus langsung, ideologi patriarkal yang


dipergunakan Timun Emas ketika ia memandang bahwa laki-laki adalah kaum
dikejar oleh Ki Butakala. Dan benar, yang dikatakan maskulin tidak mampu
barang-barang tersebut mampu mempertahankan superioritas mereka,
menyelamatkan nasib Timun Emas dari hingga memberikan celah untuk
cengkraman Ki Butakala. Maka, Nyi munculnya kekuatan perempuan dari
Niken merasa bahagia, terlebih Timun berbagai peristiwanya.
Emas menyetujui keinginan Ibunya agar Tong (2010: 72) menyatakan,
ia segera menikah dengan salah seorang masyarakat patriarkal menggunakan
pangeran yang selama ini fakta tertentu mengenai fisiologi
mengharapkannya. perempuan dan laki-laki (kromosom,
Sepintas, cerita rakyat Timun Emas anatomi, hormon) sebagai dasar untuk
tersebut menampilkan persoalan negeri membangun serangkaian identitas dan
khayangan atau peristiwa khayal yang perilaku “maskulin”, dan “feminin” yang
jauh dari pemikiran normatif. Namun, berlaku untuk memberdayakan laki-laki
justru media inilah yang kemudian dan melemahkan perempuan. Dalam
mampu memberikan proses mencapai tugas ideologis ini,
pandangan-pandangan lain dari dominasi masyarakat patriarkal berhasil
kaum patriarki terhadap kultur meyakinkan dirinya sendiri bahwa
masyarakat yang seolah menempatkan konstruksi budayanya adalah “alamiah”
perempuan sebagai kaum yang dapat dan, karena itu, “normalitas” seseorang
dikendalikan dan tidak memiliki bergantung pada kemampuannya, untuk
kekuatan penuh. Perempuan, seperti yang menunjukkan identitas dan perilaku
dikatakan oleh Millett sebelumnya, selalu gender, yang secara kultural
dipandang mempunyai peran subordinat dihubungkan kepada jenis kelamin
atau dipandang feminin. Namun, biologis seseorang.
melalui “logika dasar” tersebut, sebuah Sejalan dengan hal tersebut, kultur
teks kiranya mampu mebalikan persoalan masyarakat yang menganggap bahwa
dominasi dari peran gender tokoh-tokoh segala kekuatan berada di bawah peran
yang ditampilkanya. Contohnya, Nyi laki-laki adalah bentuk dari kesuksesan
Niken dapat mengalami kehamilan pada ideologis patriarkal yang telah
rahimnya sendiri setelah meminum buah membangun paradigma tersebut. hal ini
kelapa. Ini adalah bentuk kemudian, tanpa disadari mendapatkan
ketidakpentingan tokoh suami Nyi Niken pijakan yang kokoh jika dihubungkan
dalam memberikan keturunan, yang pada dengan pandangan-pandangan tardisional
“logika dasarnya” dapat digantikan oleh bahwa perempuan tidak memiliki
buah kelapa. Maka, secara tidak kebebasan dalam berbagai hal. Namun,

76 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

pemikiran tersebut berbeda dengan yang dapat dilihat dari: pertama, Nyi Niken
disajikan oleh teks cerita rakyat Timun menyadari bahwa ia tidak akan dapat
Emas. Hal ini menjadi menarik, ketika hamil jika tak bersuami. Kedua, Nyi
tokoh-tokoh perempuan yang tergambar Niken tetap meminta bantuan Ki
di dalam cerita rakyat Timun Emas Butakala. Ketiga, dalam keinginan yang
mampu mengambil keputusan untuk besar untuk memiliki seorang anak, Nyi
menjalankan hidupnya sendiri, bahkan Niken tidak pernah berfikir untuk
mampu berjuang seorang diri ketika bersuami lagi. Keempat, keputusan Nyi
harus menyelamatkan diri. Inilah yang Niken jauh dari pertimbangan norma
dilakukan oleh Timun Emas dan Nyi yang berlaku dalam dirinya sebagai
Niken. Ketidakmampuan suami Nyi anggota masyarakat. Peristiwa ini
Niken dalam memberikan keturunan menekankan bahwa keputusan yang bulat
digambarkan bukan sebagai kesalahan dan tegas berada di dalam genggaman
Nyi Niken yang dikatakan mandul, Nyi Niken, dan keputusan itu tidak
karena kemudian Nyi Niken dapat didasarkan pada norma yang berlaku. Nyi
merasakan kehamilan dan mengalami Niken seolah terbebas dari norma yang
proses persalinan seperti kebanyakan mengikatnya sebagai anggota
perempuan. Di samping itu, kedatangan masyarakat. ia tetap menginginkan
Nyi Niken untuk meminta bantuan kehamilan, meski tanpa suami. Sesuatu
kepada Ki Butakala adalah gambaran hal yang tidak mungkin terjadi, bila
bahwa segala keputusan rumah tangga seorang perempuan hamil tanpa ada
ada di tangannya. Meski pada saat itu, peran laki-laki. Gambaran Nyi Niken ini
suami Nyi Niken telah meninggal dunia. mengisyaratkan bahwa teks, alur, dan
Namun, keinginan Nyi Niken untuk peristiwanya didominasi oleh peran Nyi
dapat hamil sedangkan ia sendiri adalah Niken sebagai pusat pengambil
seorang janda, tidak memikirkan norma keputusan yang tidak mempertimbangan
yang berlaku di tengah masyarakat, peran laki-laki, dan ini artinya teks
bahkan pada teks tertulis “Tak pernah mampu meruntuhkan dominasi ideologi
terpikirkan untuk bersuami lagi. Namun patriarkal yang mengusung bendera
keinginan untuk beroleh anak, selalu superioritas bagi kaum laki-laki.
tetap menyala di dalam hatinya.
Meskipun ia sadar, tanpa bersuami lagi Hilangnya Maskulinitas Pada Tokoh
tak mungkin hal itu terjadi” (Har:7). Laki-Laki
Tindakan Nyi Niken adalah
gambaran kekuatan penuh yang Runtuhnya ideologi patriarkal tentu
dimilikinya untuk menentukan berbagai erat kaitannya dengan peran maskulinitas
keputusan dalam rumah tangga. Hal ini pada posisi tersebut. Dimana, kaum

77 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

laki-laki dipandang sebagai penguasa tandingan keras dari kekuatan lahiriah


yang memiliki kekuatan penuh dalam Nyi Niken dan Timun Emas dalam
setiap sisi kehidupan. Hal ini sejalan mengambil keputusan, menentukan
dengan ciri maskulinitas yang dikatakan nasib, bahkan menyelamatkan diri
oleh Tong (2010:73) bahwa, “laki-laki mereka sendiri. Dalam hal ini,
tersebut tetap aktif (“kuat, agresif, penuh perempuan yang dikatakan sebagai
rasa ingin tahu, ambisisus, penuh feminin dan laki-laki sebagai maskulin
rencana, bertanggung jawab, orisinil, dan tidak menjadi menonjol karena kekuatan
kompetitif”)”. Hal ini juga sama seperti juga dimiliki oleh tokoh perempuan yang
yang diungkapkan oleh David (1994): pada akhirnya mampu mendobrak
If it were a fact that masculinity is kekuatan laki-laki yang pada awalnya
written genetically into male dimiliki oleh empat tokoh tersebut.
bodies, it would not, surely, be Teks cerita rakyat Timun Emas pada
necessary for parents to tell hakikatnya menunjukkan bahwa
tearful little boys that ‘big boys paradigma yang menyatakan bahwa
don’t cry’. Nor would it be maskulin dan feminin akan menghampiri
necessary, when boys are kaum laki-laki dan perempuan ternyata
somewhat older, to requine them mampu menjadi kepemilikan yang
to perform difficult, often bersilang, seperti yang diungkapkan oleh
physically and emotiobally Firestone sebagai “pembatalan
painful taks in order that these mutual—suatu ledakan mater-antimater
‘make men’ of them. yang berakhir dengan kilat” yang dapat
Kekuatan adalah ciri dari dijelaskan bahwa “revolusi biologis,
maskulinitas yang terdapat di dalam menghapuskan kebutuhan untuk
laki-laki yang dipandang oleh masyarakat mempertahankan garis yang kaku antara
patriarkal sebagai yang membedakannya „laki-laki‟ dan „perempuan‟, „maskulin
dengan perempuan. Jika suatu teks dapat dan feminin‟, akan tidak mungkin bagi
menggambarkan pada kebudayaan kita untuk menjembatani
peristiwa-peristiwanya bahwa ternyata jurang pemisah antara ilmu pengetahuan
kekuatan atau peran superioritas laki-laki dan kesenian. Manusia yang androgin
tidak menjadi hal yang utama dalam akan mendapati diri mereka hidup di
kehidupan bermasyarakat, maka teks dalam kebudayaan yang androgin, yang
tersebut menjadi wacana tandingan bagi di dalamnya kategori „teknologis‟ dan
ideologis patraiarkal tersebut. Adanya „estetis‟, sejalan dengan kategori
tokoh-tokoh seperti suami Nyi Niken, Ki „maskulin‟ dan „feminin‟, akan hilang”
Butakala, Pangeran, dan Ki Pertapa, (dalam Tong.2010:78-79).
adalah tokoh-tokoh yang mendapatkan

78 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

Apa yang dikatakan oleh Firestone membandingi kesaktian raksasa itu “


pada hakikatnya hendak menunjukkan (Har: 23).
bahwa manusia terkadang mampu Kedua, Suami Nyi Niken.
menunjukkan sisi feminin dan Meskipun dikatakan bahwa keluarga Nyi
maskulinnya, dimana sebelumnya Niken adalah keluarga yang sederhana,
pandangan mengenai feminin dan akan tetapi suami Nyi Niken mampu
maskulin tersebut dibedakan dalam memberikan kebahagiaan kepada Nyi
bentuk politik dan kultur oleh ideologi Niken sehingga perempuan tersebut tak
patriarkal yang menyatakan bahwa pernah merasa kekuarangan, kecuali
maskulin mutlak milik kaum laki-laki dalam hal keturunan. Kebahagiaan yang
yang terlahir kuat dan berkuasa. Ini didapatkan oleh Nyi Niken dari suaminya
sejalan dengan gambaran-gambaran adalah sebuah bukti bahwa lelaki tersebut
peristiwa yang terjadi di dalam teks cerita mampu memberikan kehidupan yang
rakyat Timun Emas dengan menunjukkan layak kepada istrinya. Ini juga dapat
bahwa empat laki-laki yang pada dipandang sebagai keberhasilan seorang
awalnya begitu perkasa pada akhirnya kepala keluarga.
tidak mampu mempergunakan kekuatan Ketiga, tokoh Pangeran. Dari
mereka untuk mencapai kehendak yang prediket yang dilekatkan oleh pengarang
diinginkan. Atau lebih tepatnya dapat kepada pangeran, jelas bahwa peran
dikatakan bahwa, empat tokoh laki-laki tersebut akan diisi dengan gambaran
tersebut (suami Nyi Niken, Ki Butakala, seorang lelaki yang gagah berani,
Pangeran, dan Ki Pertapa) tidak tampil tampan, bijaksana, kuat, layaknya
maksimal dalam berperan sebagai penggambaran pangeran di berbagai
laki-laki yang kuat dan berkuasa. cerita dongeng. Keempat, Ki Pertapa
Pada awalnya, empat laki-laki adalah seorang dukun yang sakti. Dukun
yang digambarkan oleh pengarang di ini mampu mengalahkan kekuatan Ki
dalam Timun Emas adalah mereka yang Butakala yang sangat ditakuti
perkasa dan memiliki kekuatan atau orang-orang. Keberhasilan Ki Pertapa
kekuasaan dalam kehidupan mereka. mengalahkan Ki Butakala membuktikan
Pertama, Ki Butakala adalah seorang bahwa ia memiliki kekuatan yang lebih
raksasa yang menyeramkan. Ia tinggal di besar dari raksasa tersebut. Akan tetapi,
dalam gua yang terdapat di sebuah gambaran-gambaran kekuatan tersebut
pegunungan. Ki Butakala sangat ditakuti nyatanya tidak berperan penting. Hal ini
warga, bahkan dikakatan “bukanlah dapat dilihat dari berbagai peristiwa yang
raksasa biasa, dia sangat sakti. Boleh disajikan teks. ketidakstabilan kekuatan
dikatakan, saat ini tak ada yang sanggup yang mereka miliki merupakan celah
kecil yang kemudian diisi oleh

79 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

tandingan kekuatan yang dimiliki Nyi laki-laki sebagai penghasil keturunan.


Niken dan Timun Emas. Berikut Pada teks disebutkan, “tak pernah
paparannya: terpikirkan untuk bersuami lagi. Namun
keingininan untuk beroleh anak, selalu
1. Suami Nyi Niken Kehilangan tetap menyala di dalam hatinya” (Har:7).
Peran Singkat kata, kehamilan yang tergambar
di dalam cerita tersebut adalah
Nyi Niken dan suaminya telah bagaimana seorang perempuan
lama hidup bersama, tetapi tidak mengadung dan melewati proses
memiliki keturunan hingga salah seorang persalinan, bukan bagaimana jabang bayi
dari mereka meninggal dunia. Sebagai itu bisa tercipta. Fungsi suami Nyi Niken
sepasang suami istri, mereka tentu sangat sebagai seorang laki-laki digantikan oleh
mendambakan anak, “berbagai jalan dan buah kelapa yang dikatakan Ki Butakala
cara telah ditempuh, namun tetap, Nyi sebagai sumber kehamilan Nyi Niken.
Niken tak kunjung hamil. Bahkan Artinya, laki-laki dalam gambaran rumah
kemudian, suaminya jatuh sakit. tangga tersebut bukanlah sosok “ayah”
Mungkin karena kepayahan dalam yang mampu memberikan keturunan,
melaksanakan upaya yang sia-sia itu” karena bersuami maupun tidak bersuami
(Har: 6). Nyi Niken tidak mempedulikan hal
Ketika suaminya meninggal, Nyi tersebut, karena yang terpenting baginya
Niken kemudian meminta pertolongan Ki adalah, memiliki seorang anak. Singkat
Butakala untuk memberikannya kata, keberadaan sosok Nyi Niken dan
keturunan. Bukan hanya seorang bayi wacana yang dilontarkan teks adalah,
yang telah lahir, tetapi jabang bayi yang anak erat kaitannya dengan ibu karena
tumbuh di rahimnya. Permintaan Nyi jabang bayi yang merupakan bagian dari
Niken kepada Ki Butakala adalah bentuk dirinya sendiri dan tumbuh di dalam
dari hilangnya peran suami Nyi Niken tubuh si ibu. Hal ini jelas berbeda dengan
sebagai faktor penting untuk memperoleh kaum laki-laki karena jabang bayi tidak
keturunan. Peristiwa ini, bukan hanya berkembang langsung pada bagian
menghilangkan peran suami Nyi Niken tubuhnya. Ketika jabang bayi itu tidak
sebagai faktor utama memperoleh menjadi bagian tubuh laki-laki, “logika
keturunan tetapi juga menghilangkan dasar” sebuah cerita rakyat
peran laki-laki secara umum, karena Nyi mentransformasikan proses tersebut.
Niken tidak pernah berfikir untuk Jabang bayi yang harusnya hasil
bersuami lagi. Artinya, keberadaan tokoh keturunan laki-laki digantikan dengan
Nyi Niken adalah bentuk buah kelapa yang diminum Nyi Niken.
ketidakpercayaan terhadap peran

80 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

Firestone (dalam Tong. 2010: 108) hidup alam dan pemangku


menyatakan, sesungguhnya kehamilan reproduksi kehidupan, perempuan
adalah “barbar”, dan proses melahirkan juga adalah teman.... French
alamiah merupakan “yang terbaik dari berkomentar bahwa karena “jarak
suatu hal yang penting dan dapat telah terbuka antara manusia dan
ditoleransi” dan yang terburuk adalah lingkungannya, sebagai akibat
“seperti berak buah labu besar”. Lebih dari meningkatnya kendali yang
dari itu, menurut firestone reproduksi dipaksakan kepada alam,”
alamiah adalah akar dari kejahatan lebih manusia menjadi teralienasi dari
lanjut, terutama kejahatan yang muncul alam. Alienasi, sebagaimana
dari rasa memiliki, yang menghasilkan defenisi oleh French, sebagai rasa
rasa kebencian dan kecemburuan di terpisah yang dalam, yang
antara manusia. menimbulkan “kebencian”, yang
Rasa memiliki tentu mutlak berada pada gilirannya menimbulkan
dalam kehidupan perempuan, karena “kekuatan” dan akhirnya
hamil seperti yang dijelaskan sebelumnya “permusuhan”. Tidaklah
terjadi pada bagian internal tubuh mengherankan, karena itu, bahwa
perempuan yang tidak dapat dimiliki oleh perasaan negatif ini
laki-laki. Keberadaan perempuan sebagai mengintensifkan hasrat laki-laki
ibu adalah kekuatan alamiah yang untuk menguasai, bukan saja
berusaha disangkal oleh ideologi alam, tetapi juga perempuan,
patriarkal yang menempatkan perempuan yang mereka asosiasikan dengan
pada posisi yang lemah dalam alam, terutama karena peran
seksualitas. Hal ini sesuai dengan perempuan di dalam reproduksi.
pandangan French (dalam Tong. 2010:
80-81): Kekuasaan laki-laki terhadap
Masyarakat manusia awal, perempuan pada teks cerita rakyat Timun
mungkin berbentuk matrisentris Emas nyatanya tidak berlaku pada sosok
(berpusat pada ibu), karena adalah Nyi Niken dan suaminya. Pandangan
ibu yang lebih mungkin untuk patriarkal yang ingin menguasai
memainkan peran utama di dalam perempuan seperti alam karena
kegiatan keterkaitan, berbagi, dan “matrisentris” tadi tidak seiring dengan
berpartisipasi harmonis di dalam kekuatan yang dimiliki oleh suami Nyi
alam, yang kesemuanya Niken. Kehamilan, bagi Nyi Niken
berorientasi kepada kelangsungan adalah keinginannya untuk memperoleh
hidup. Alam adalah teman; dan keturunan, bukan kehendak suaminya,
sebagai penjaga kelangsungan dan bukan atas peran suaminya. Nyi

81 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

Niken mampu mengambil keputusan 2. Ki Butakala yang Terperdaya


untuk memiliki seorang anak adalah
kekuasan reproduksi yang dimiliki atas Millett (dalam Tong. 2010: 74)
dirinya sendiri karena ia mengetahui menyatakan, “jika seorang perempuan
bahwa ia mampu hamil (dengan ingin bertahan di dalam patriarki, ia lebih
kesadaran bahwa ia memiliki rahim, dan baik bertindak “feminin”, atau kalau
jabang bayi memang hanya akan tidak, ia mungkin akan tersubjektivasi
berkembang di dalam rahim). Oleh terhadap „kekejaman dan barbarian‟”.
karena itu, ia meminta bantuan Ki Pendapat ini adalah gambaran tindakan
Butakala. Dalam pemikiran normatif, Nyi Nyi Niken ketika hendak memperdaya Ki
Niken sudah seharusnya berfikir bahwa Butaka. Bertindak “feminin” adalah
ia memang tidak akan memiliki anak upaya Nyi Niken untuk mengulur waktu
(karena tidak lagi memiliki suami). menyerahkan anaknya Timun Emas.
Namun tindakan Nyi Niken meminta Ki Butakala yang seorang
bantuan Ki Butakala adalah keyakinan raksasa mampu ditaklukan Nyi Niken
bahwa sesungguhnya ia bisa hamil. ketika hendak mengambil Timun Emas
Bukankah gambaran peristiwa ini telah sebagai santapannya. Telah diceritakan
membuang peran laki-laki yang sebelumnya bahwa tak ada seorang pun
disimbolkan dalam diri suami Nyi Niken yang dapat melawan Ki Butakala,
sebagai pengendali rumah tangga yang begitupun ketika ia menagih janji.
berkeputusan bulat untuk memiliki Namun, tipu daya yang dilakukan oleh
seorang anak, karena Nyi Niken sendiri Nyi Niken dengan menyakinkan Ki
tidak berniat untuk bersuami lagi. Butakala bahwa tubuh Timun Emas
Sosok suami Nyi Niken, dan masih terlalu kecil dan kurang enak
gambaran bahwa masih banyak laki-laki sebagai santapan pada akhirnya disetujui
yang ingin memperistrinya, namun oleh Ki Butakala.
ditolak oleh Nyi Niken adalah gambaran “Mengapa engkau tidak
kehilangan kekuatan maskulinitas yang membiarkan dahulu anakku ini
menghampiri simbol suami dalam sampai agak dewasa? Sampai
penguasa ruamah tangga dan reproduksi dagingnya cukup banyak, dan
perempuan. Secara tidak langsung, teks kenikmatannya pun tentu akan
telah meruntuhkan ideologi patriarkal memuaskanmu...” (Har: 16)
dalam kehendaknya untuk menguasai
perempuan, karena pada peristiwa Kenikmatan yang dijanjikan
kehamilan Nyi Niken tergambar bahwa oleh Nyi Niken adalah bentuk santapan
perempuan dapat hamil sesuai dengan gadis remaja yang mulai beranjak
keinginannya sendiri. dewasa, dimana seluruh organ tubuhnya

82 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

mulai berkembang. Pada masa


pertumbuhan itulah Ki Butakala merasa “... sudah cantik, lucu dan
setuju dengan pernyataan Nyi Niken menawan pula! Hmh, oh, betapa
bahwa usia remaja dengan tubuhnya yang lezat dagingnya seandainya dia
sedang berkembang memang sangat sudah cukup besar untuk menjadi
nikmat untuk dijadikan santapan. Hal ini santapanku, ho ho ho ho!” (Har:
menunjukkan bahwa persoalan tubuh 18)
menjadi kata kunci akan kelemahan Ki
Butakala yang mampu terperdaya akan Kekalahan kekuatan Ki
menawannya seorang anak perempuan. Butakala terhadap janji akan kemolekan
Artinya, kekuasaan dan kekuatan yang tubuh seorang anak perempuan yang
dimiliki oleh Ki Butakala tidak mampu tengah tumbuh dewasa juga mampu
membuatnya menjadi tegas ketika mengubah karakter Ki Butakala yang
dijanjikan sosok perempuan remaja rakus, ketika ia menyatakan “Berikan
dengan tubuh yang bugar. Seperti yang boneka ciptaanku ini untuk teman
diungkapkan oleh Firestone (dalam bermainya, Nyai! Dan ingat, setelah
Tong. 2010: 78) bahwa, “ „tanggapan besar nanti kau akan menyerahkan
feminin‟ terhadap realitas adalah anakmu itu padaku!”. Perubahan sikap
merupakan „tanggapan estetis‟—yang yang terjadi pada Ki Butakala seolah
„subjektif, intuitif, introvert, penuh harap, menyatakan telah runtuhnya kekuatan Ki
penuh mimpi atau fantastis, berhubungan Butakala sebagai seorang raksasa yang
dengan ketidaksadaran, emotional, kejam dan sebagai seorang laki-laki yang
bahkan temperamental (histeris).”. memiliki kekuasaan penuh, karena Nyi
Feminin yang dilambangkan Niken mampu memainkan perannya yang
sebagai sesuatu yang estetis telah kuat melalui estetisnya feminin yang ada
dimanfaatkan Nyi Niken ketika ia dalam diri Timun Emas.
menyadari posisinya berada di bawah
kekuatan Ki Butakala yang seolah 3. Pangeran Tanpa Perang
memiliki kekuasaan atas kehidupan
seorang perempuan, yaitu Timun Emas. Seorang lelaki berkuda yang
Hirarki patriarki ini telah memaksa Nyi dipanggil pangeran tersebut adalah calon
Niken untuk menampilkan dirinya dan suami Timun Emas yang selama ini
anaknya yang perempuan sebagai diharapkan Nyi Niken. Perkenalan antara
mahkluk yang feminin untuk Timun Emas dan Pangeran terjadi
menghindari kekejaman seperti yang sebelum Ki Butakala datang untuk
disebutkan Millett sebelumnya. Lihatlah menagih janji yang kedua kalinya, setelah
kutipan berikut: Nyi Niken menyatakan bahwa tubuh

83 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

Timun Emas akan lebih nikmat jika barang-barang yang diberikan oleh Ki
usianya mulai beranjak dewasa. Pada saat Pertapa. Perhatikanlah percakapan
itulah sosok Pangeran hadir sebagai berikut;
seseorang yang mencintai Timun Emas.
Di antara sekian banyak pemuda Nyi Niken sangat gembira, ketika
yang mengincar Timun Emas, melihat Timun Emas pulang tanpa
adalah seorang pangeran yang kurang satu apa pun. Langsung
tampan. Ia tidak terang-terangan memeluknya dengan deraian air
melahirkan maksudnya, seperti mata, karena terharu dan bahagia.
kebanyakan lelaki lainya. Ia “Sekarang bencana itu telah
rupanya ingin mengenali Timun berlalu. Tinggal satu lagi yang aku
Emas dahulu, secara mendalam rasa masih ingin kulihat dari
(Har:20). engkau,” kata Nyi Niken.
Pangeran yang ingin mengenal “Apa maksud itu?” tanya Timun
Timun Emas “secara mendalam” Emas dengan heran, sambil
tentunya akan mengetahui banyak hal menyusut air matanya.
yang terkait dengan diri Timun Emas. “Aku ingin segera menimang cucu.
Namun, hal ini sangat bertolak belakang Nah, kuharap engkau sudah punya
ketika pangeran kembali muncul setelah calon yang akan menjadi sumaimu,
Timun Emas pulang dengan selamat saat Nak?”
bersusah payah melarikan diri dari Ki Timun Emas tidak segera
Butakala. Perjuangan Timun Emas yang menjawab. Ia seperti kebingungan.
seorang diri ini mematikan fungsi Lalu dihelanya napas yang dalam
Pangeran yang gagah berani sebagai beberapa kali. Dan ketika akan
seseorang yang mendambakannya dan berbicara, tiba-tiba terdengar
ingin mengenalnya “secara mendalam”. ringkikan kuda di luar rumahnya. Ia
Pangeran yang dikisahkan di banyak segera berlari ke jendela.... (Har:
dongeng adalah seorang laki-laki yang 35).
tak pernah merasa takut terhadap musuh, Latar waktu yang tertulis
selalu siap melindungi kekasih menyatakan bahwa pertistiwa tersebut
pujaannya, dan tampil gagah berani terjadi dalam waktu yang sama, di saat
dengan atribut kuda dan pedangnya, Timun Emas baru pulang dari
ternyata tidak memiliki fungsi yang kuat pertempurannya melawan Ki Butakala.
dalam menyelamatkan hidup Timun Sesaat kemudian datang pangeran ingin
Emas. Ketika Timun Emas bersusah melamar yang sebelumnya dikatakan
payah melarikan diri dari Ki Butakala, ia ingin mengenal Timun Emas “secara
tak mendapatkan bantuan apapun kecuali mendalam”. Jika Pangeran ingin

84 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

mengenal Timun Emas secara mendalam, 4. Alat-Alat yang Digunakan


tentunya Pangeran akan memahami Oleh Ki Pertapa
berbagai persoalan kehidupan yang
dialami Timun Emas, termasuk jiwanya Ki Pertapa, adalah seorang dukun
yang sedang terancam. Tentunya juga, yang memiliki kekuatan lebih tinggi dari
Pangeran akan berusaha menyelamatkan Ki Butakala. Artinya ketika orang-orang
Timun Emas, akan tetapi hal itu tidak menyatakan bahwa Ki Butakala tidak
pernah terjadi, karena Pangeran tidak dapat ditandingi dengan cara apapun,
muncul di saat Timun Emas tengah maka ketika Ki Pertapa mampu
berusaha menyelamatkan dirinya sendiri. mengalahkannya, tentulah kekuatan Ki
Jelas, bahwa fungsi pangerang sebagai Pertapa lebih unggul dari semua yang
lelaki yang gagah perkasa tidak berperan dimiliki oleh Ki Butakala. Pada
atau kehilangan peran. Ini merupakan usahanya, Ki Pertapa memberikan empat
wacana yang mematikan peran pangeran barang-barang yang dapat digunakan
ketika perempuan pujaannya mampu sebagai pelindung bagi Timun Emas.
berjuang seorang diri. Hal ini barang-barang tersebut adalah biji timun,
meruntuhkan ideolgi patriarkal yang jarum, garam dan terasi. Ada
menyatakan bahwa laki-laki adalah simbol-simbol tertentu yang tergambar
makhluk yang aktif, kuat, kompetitif dan dari barang-barang yang diberikan oleh
ambisius. Namun, sifat-sifat maskulinitas Ki Pertapa, di mana keseluruhnya begitu
itu, seolah lenyap dengan sikap pangeran dekat dengan kehidupan perempuan.
yang menunggu keadaan aman untuk Seperti yang telah dikatakan oleh Levi-
menemui Timun Emas yang telah lelah Strauss (dalam Ahimsa-Putra.2001:257)
berjuang. Artinya, wacana ini mampu sebelumnya bahwa, “sebuah mitos dapat
membolak-balikkan paradigma yang ada, digunakan sebagai salah satu pintu untuk
bahwa sesungguhnya perempuan juga memahami budaya masyarakat pemilik
dapat berjuang seorang diri untuk mitos tersebut”. Di dalam cerita rakyat
mempertahankan hidupnya. Kematian Timun Emas, ada beberapa mitos yang
jiwa maskulin pangeran adalah bentuk terkait dengan simbol budaya, bahkan
dari tidak berlakunya kekuatan laki-laki sebagai ciri khas perempuan. Pandangan
jika dibandingkan dengan sosok Timun tersebut dapat dilihat dari berbagai
Emas. barang yang diberikan Ki Pertapa di
antaranya yang pertama adalah, biji
timun.
Buah timun dipercaya mampu
memberikan kesuburan bagi perempuan.
Diceritakan, “Biji timun itu langsung

85 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

tumbuh dan berbuah dengan sangat lebat. yang digunakan oleh Ki Pertapa untuk
Buahnya besar-besar dan ranum. Timun menyelamatkan Timun Emas pada
Emas mengambil buah timun dan dasarnya sangat berkaitan dengan
memakannya. Lalu berlari kembali, kehidupan perempuan, karena dalam
berkat makan timun itu tenaganya usaha mengalahkan Ki Butakala tetap
seolah-olah terkumpul kembali” (Har: saja Timun Emas yang berusaha seorang
31-30). Barang kedua adalah jarum. Pada diri. Ki Pertapa tidak mengeluarkan
daerah Jawa Barat (tempat terbitnya kekuatan yang bersumber dari tubuhnya
cerita rakyat Timun Emas versi Haar), sendiri, tetapi memanfaatkan
jarum memang erat kaitannya dengan barang-barang yang berkaitan erat
perempuan, yaitu sebagai alat menenun. dengan perempuan, atau setidaknya
Hal ini sering tergambar di berbagai berada dalam lingkaran kehidupan
cerita rakyatnya seperti Sangkuriang perempuan.
(Dayang Sumbi yang gemar menenun) Seperti yang diungkapkan oleh
dan Nini Anteh. Pekerjaan menenun juga French sebelumnya, bahwa perempuan
kerap digunakan oleh perempuan, erat kaitannya dengan alam karena
sehingga jarum tersebut pada akhirnya sifatnya yang “matrisentris” (berpusat
juga menjadi pelindung yang digunakan pada Ibu), “karena adalah ibu yang lebih
oleh Timun Emas. “Ajaib, jarum-jarum mungkin untuk memainkan peran utama
itu berubah menjadi pohon-pohon bambu di dalam kegiatan keterkaitan, berbagi,
yang lebat” (Har: 30). Jarum, sebagai alat dan partisipasi harmonis di dalam alam,
tenunan yang digunakan perempuan yang kesemuanya berorientasi kepada
menjadi pelindung yang kuat ketika kelangsungan hidup.” Artinya, teks cerita
“patahan bambu itu seperti duri, rakyat Timun Emas telah menunjukkan
menembus kulit kaki Ki Butakala tanpa bahwa kekuatan alam dan perempuan
ampun”. Hal ini menunjukkan bahwa, dimanfaatkan Ki Perpatapa sebagai
jarum tidak begitu akrab dengan sosok kekuatan yang mampu menyelamatkan
laki-laki, karena menjadi hal yang sangat Timun Emas. Kekuatan yang dimaknai
menyakitkan ketika tersentuh kulit Ki secara harfiah yang barangkali dapat
Butakala. muncul secara langsung dari dalam tubuh
Garam dan terasi adalah atau diri Ki Pertapa nyatanya tidak
bahan-bahan masakan yang dalam ditampilkan. Ki Pertapa hanya
masyarakat timur, persoalan memasak memberikan barang-barang yang
sangat dikaitkan dengan perempuan. nyatanya sangat berkaitan erat dengan
Garam menjadi lautan, dan terasi menjadi kehidupan perempuan. Bukankah ini
lumpur yang mampu menenggelamkan artinya, sesuatu yang dipandang kuat dari
Ki Butakala. Keseluruhan barang-barang Ki Pertapa tetap bersumber dari

86 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

kehidupan perempuan, atau yang terkait raksasa yang maha kuat ternyata mampu
dengan perempuan. Sedangkan, kekuatan diperdaya oleh Nyi Niken akan janjinya
naluriah itu sendiri tidak muncul dari Ki tentang kemolekan tubuh Timun Emas,
Pertapa. Ini dapat disadari pula adanya sehingga Ki Butakala mampu mengundur
pergeseran nilai kekuatan Ki Pertapa waktu persyaratan bahwa Timun Emas
sebagai lelaki yang hebat dalam ideologi harus segera diserahkan kepadannya.
patriarkal. Ketiga, sosok pangeran yang hadir
setelah keadaan aman. Pangeran yang
SIMPULAN seharusnya tampil gagah berani justru
seolah tidak memiliki kekuatan ketika
Ideologi patriarkal memandang Timun Emas berjuang seorang diri
bahwa perempuan mampu dikendalikan melawan Ki Butakala. Dan yang
oleh kekuatan laki-laki dari berbagai sisi keempat, adalah Ki Pertapa seorang
kehidupan. Hal ini membuat posisi dukun yang membantu Timun Emas
feminin berada sebagai subordinat dan dengan memberikan empat buah barang,
maskulin sebagai dominan. Dalam yaitu jarum, garam, terasi, dan timun.
paradigma kultur yang dibentuk secara Secara tidak langsung, empat barang
politis, perempuan mutlak dipandang tersebut dapat dipandang sebagai mitos
sebagai feminin yang lemah dan laki-laki yang terkait dengan perempuan dan
dipandang sebagai maskulin yang penuh berada pada lingkaran ciri khas
kekuatan dengan menjunjung tinggi kehidupan perempuan. Dari empat tokoh
bendera superioritas mereka. Pandangan yang tergambar di dalam cerita rakyat
ini pada teks cerpen cerita rakyat Timun Timun Emas tersebut merujuk wacana
Emas mengalami pergeseran makna yang akan lenyapnya kekuatan maskulinitas
mampu meruntuhkan ideologi patriarkal yang menopang ideologi patriarkal dalam
dari tokoh-tokoh yang ditampilkan oleh memberdayakan perempuan. Pada tiap
pengarang. Di antaranya yang pertama alurnya, justru kekuatan didominasi oleh
adalah peran atau kekuatan suami Nyi Nyi Niken dan Timun Emas yang meski
Niken yang dapat digantikan dengan dalam cerita rakyat keseluruhannya
buah kelapa. Keputusan Nyi Niken yang dibalut oleh “logika dasar” yang
sangat ingin memiliki anak pada alur dikatakan Strauss berada di luar nalar
ceritanya tidak mempertimbangkan realita manusia. Namun, pemanfaatan
pandangan atau norma masyarakat, “logika dasar” ini dapat dipandang
menyadari bahwa dirinya dapat hamil sebagai alternatif lain dalam memberikan
baik pada saat memiliki suami maupun gambaran kekuatan perempuan yang juga
tidak bersuami lagi. Kedua, sosok Ki terkait dengan budaya setempat.
Butakala yang digambarkan sebagai

87 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat


ISSN: 2442-8485
JURNAL GRAMATIKA E-ISSN: 2460-6319

Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i1 (72-88)

DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2001.


Strukturalisme Levi-Strauss;
Mitos dan Karya Sastra.
Yogyakarta: Galang Printika
Bunanta, Murti. 1998. Problematika
Penulisan Cerita Rakyat.
Jakarta: Balai Pustaka
David, Buchbinder, 1994. Masculinities
and Identities in
“Masculinities and
Identities”. Melbourne
University Press.
Har. Timun Emas: Cerita dari Jawa.
Bandung: Citra BUdaya
Tong, Rosemarie Putnam. 2010. Feminist
Thought: Pengantar Paling
Komprehensif kepada Arus
Utama Pemikiran Feminis.
Yogyakarta: Jalasutra

88 Jurnal Gramatika - STKIP PGRI Sumatera Barat

Anda mungkin juga menyukai