Pitstop Syariah
RUMAH SAKIT
PKU
MUHAMMADIYAH
WONOSOBO
RUMAH Sakit menjalankan prinsip- prinsip
syari’ah
Rumah Sakit Syariah
yaitu rumah sakit yang dalam pengelolaannya
mendasarkan pada Maqashid syari’ah (tujuan
diadakannya syari’ah).
Pedoman pelaksanaan Rumah sakit syariah yaitu
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama
Indonesia no. 107/DSN-MUI/X/2016 tentang
Pedoman penyelenggaraan Rumah Sakit
berdasarkan prinsip syari’ah
Maqoshid al-Syariah al-Islamiyah
• Memelihara Agama (khifdz ad-diin)
• Memelihara Jiwa (khifdz an-nafs)
• Memelihara Keturunan (khifdz an-nasl)
• Memelihara Akal (khifdz al-aql)
• Memelihara Harta (khifdz al-mal)
Standar Sertifikasi
Rumah Sakit Syariah
Standar pelayanan Minimal
2. Hijab untuk pasien
3. Mandatory training Fiqih untuk
pasien
4. Adanya edukasi Islami
(Leaflet atau buku kerohanian)
5.Pemasangan EKG sesuai gender
6. Pemakaian hijab ibu menyusui
7. Pemakaian hijab di kamar operasi
8.Penjadwalan operasi elektif
tidak terbentur waktu sholat
Mutu wajib Syariah
Indikator mutu wajib syari’ah
2. Mengingatkan waktu sholat
3. Pemasangan DC sesuai gender
َت ِّه ْج َرت ُهُ إلى ْ امريء ما ن ََوى فَ َم ْن َكان ٍ ت و ِّإنَّما ِّل ُك ِّل
ِّ إنَّ َما األع َمال بالنِّيَّا
ِّ َُت ِّه ْج َرتُهُ ِّل ُد ْنيَا ي
ص ْيبُها أو ْ س ْو ِّل ِّه و َم ْن َكان
ُ ور َ هللا ِّ سو ِّل ِّه ف ِّه ْج َرتُهُ إلى
ُ ور
َ هللا ِّ
امرأةٍ يَ ْن ِّك ُح َها ف ِّه ْج َرتُهُ إلى ما َها َج َر إلي ِّه
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa
yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan
Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka
hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
KONSEP DASAR PELAYANAN SYARIAH
BUDAYA IHSAN DALAM BEKERJA
Itqonul Amal (Kecermatan dalam melakukan
pekerjaan)
Orang yang upa atau tidur sehingga luput dari waktu sholat, maka sholatnya dilaksanakan ketika
ingat. Orang yang tidur sebelum waktu sholat dan bangun setelah waktu sholat habis, maka
sholatnya pada waktu bangun. Dalam melaksanakan shalat, dahulukan sholat yang telah
tertinggal, dan kemudian baru sholat yang menjadi kewajiban pada waktu bangun. Bagi orang
yang pingsan dan atau dalam keadaan terbius, maka sholatnya dilaksanakan sete;ah sadar.
Adapaun dalil diperbolehkannya sholat demikian adalah:
Dari Anas ibnu Malik r.a., ia berkata, bersabda Rasulallah SAW: “barangsiapa lupa sholat,
hendaknya ia mengerjakan dikala ia iangat. Tak ada kafarat (denda) baginya selain itu” (HR.
Bukhari Muslim).
Dari Anas ibnu Malik r.a.,ia berkata,bersabda Rasulullah SAW:”Apabila seseorang di
antaramu lalai tertidur, sehingga karenanya luput melakukan shalat atau salah seorang
diantaramulalai sehingga karenanya tertinggalmelakukan shalat, maka hendaknya melakukan
shalat itu di kala teringat, karena Allah berfirman:Dirikanlah shalat itu untuk mengingat akan
Daku”(HR.Bukhari dan Muslim)
Kemudahan melaksanakan Sholat dalam keadaan Khusus
Orang sakit yang tidak mampu berwudhu, atau tidak mampu bangun dari
tempat tidur untuk beristinja’ (bersuci), hendaknya meminta bantuan
orang lain. Sucikanlah bekas air kencing atau buang air besar terlebih
dahulu dan selanjutnya berwudhu. Cucilah tangannya serta anggota
wudhu lainnya yang tidak diperban atau dipasang gip , dan apabila tidak
memungkinkan, maka anggota wudhu hendaknya dilap menggunakan
kain basah.
Orang sakit yang mengeluarkan darah, baik banyak maupun sedikit, yang
disebabkan oleh luka yang belum sembuh atau darah yang keluar melalui
anus, penis, rongga hidung, dan mata tidaklah membatalkan wudhu.
Seorang muslim dalam keadaan tersebut dapat melakukan ibadah sholat.
Orang sakit yang tidak mampu menahan tetes air seninya, hendaklah bersuci dan
berwudhu ketika hendak melaksanakan sholat, meskipun setelah itu air seninya keluar
lagi. Apabila orang yang sakit dopasang selang untuk air seni atau buang air besarnya,
hendaknya berusaja membersihkan diri dengan bersuci dan wudhu setiap kali akan
melaksanakn sholat, meskipun air seninya atau buang air besarnya keluar melalui
selang ketika sholat.
Apabila orang sakit karena luka bakar sehingga tidak memungkinkan untuk berwudhu
ataupun tayammum, maka sholat dapat dilakukan sekalipun tidak berwudhu atau
bertayammum. Sholat dilakukan sesuia dengan kemampuannya. Dalil tentang
kemudahan tersebut adalah berdasarkan firman Allah sebagai berikut:
س َع َها ْ ف هللاُ نَ ْفسا ً اِال ُوُ ال يُ َك ِل
Artinya:”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupanya”(Q.s.al-baqarah:286).
ستَ َط ْعت ُ ْمْ فَاتَّقُوهللاَ َما ا
Artinya:”Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu”
(Q.s. at-Taghaabun: 16).
Bertayamum
Dua orang lelaki keluar untuk safar. Kemudian tibalah waktu shalat dan tidak ada air di sekitar
mereka. Kemudian keduanya bertayammum dengan permukaan bumi yang suci lalu keduanya
shalat. Setelah itu keduanya menemukan air sedangkan saat itu masih dalam waktu yang dibolehkan
shalat yang telah mereka kerjakan tadi. Lalu salah seorang dari mereka berwudhu dan mengulangi
shalat sedangkan yang lainnya tidak mengulangi shalatnya. Keduanya lalu menemui Nabi shallallahu
‘alaihi was sallam dan menceritakan yang mereka alami. Maka beliau shallallahu ‘alaihi was sallam
mengatakan kepada orang yang tidak mengulang shalatnya, “Apa yang kamu lakukan telah sesuai
dengan sunnah dan kamu telah mendapatkan pahala shalatmu”. Beliau mengatakan kepada yang
mengulangi shalatnya, “Untukmu dua pahala[
Cara bersuci bagi pasien yang luka tapi tertutup perban,gypsum dan
ada infus
Jika luka bakarnya sebagian atau semuanya berada pada bagian tubuh
yang terkena wudhu dan terbuka, yang karenanya jika terkena air akan
berakibat sakitnya bertambah maka pasien tersebut bersuci dengan cara
tayamum
Akan tetapi andaikata lukanya tertutup dengan perban dan
memungkinkan untuk bersuci menggunakan air,maka pasien tersebut
tetap berwudhu dengan air , dengan cara mengusap diatas perban yang
menutupi lukanya
Cara bersuci bagi pasien yang menggunakan DC
(a) Saat masuk waktu shalat fardhu, sebelum mengambil air wudhu, terlebih dahulu siapkan
pakaian dalam yang suci.
(b) bersihkan jalan keluar air kencing (cebok) dengan bersih.
(c) jalan keluar air kencing disumbat dengan kapas bagi wanita atau gunakan kain seperti kain
perban untuk laki-laki atau yang lebih praktis gunakan pampers untuk dewasa, barulah
menggunakan pakaian dalam yang bersih dan suci.
(d) Mengambil air wudhu secara sempurna.
(e) Segera lakukan shalat.
Misalnya, istri atau suaminya, anaknya, orang tuanya, saudara dekatnya, keponakannya, atau yang lainnya.
Tujuannya agar calon mayit semakin yakin bahwa yang disampaikan orang ini adalah kebaikan.
Karena itu, terkadang setan datang menggoda manusia di akhir hayatnya, untuk menyesatkan mereka. Datang
dengan menampakkan diri seperti orang tuanya.
Saya meghadiri proses kematian ayahku, Ahmad. Beliau terkadang pingsan, terkadang siuman. Tiba-tiba
beliau berisyarat dengan tangannya, “Tidak, tidak benar…. Tidak, tidak benar….” Beliau lakukan ini berkali-
kali.
Ketika sadar, aku tanya kepada beliau, “Apa yang terjadi pada ayah?” Jawab Imam Ahmad,
ال بعد، ال بعد: وأنا أقول، يا أحمد فتني: يقول، إن الشيطان قائم بحذائي عاض على أنامله
Sesungguhnya setan berdiri di sampingku, sambil menggigit jariya, lalu dia mengatakan, “Ya Ahmad, aku tidak
bisa menyesatkanmu.” Lalu aku jawab, “Tidak… tidak benar.”. (al-Qiyamah as-Sughra, hlm 16).
Kedua, hendaknya dilakukan dengan memperhatikan intensitas dalam mengajarkan kalimat laa
ilaaha illallaah. Dalam arti, jangan terlalu sering yang bisa jadi membuat bosan si orang yang
sakit. Termasuk ketika dia dalam kondisi sedang berontak, sebaiknya talqin sementara
dihentikan.
Al-Qurthubi menceritakan,
Guruku, Abul Abbas Ahmad bin Umar pernah menjenguk Abu Ja’far di kordoba yang kala itu
sedang sekarat. Ketika ditalqin, Laa ilaaha illallaah… tapi tiba-tiba dia berontak, “Tidak.. tidak.”
Setelah dia sadar, kami tanyakan hal itu kepadanya. Lalu dia mengatakan,
فكنت أقول، مت نصرانيا ً فإنه خير األديان: واآلخر يقول، مت يهوديا ً فإنه خير األديان: يقول أحدهما، أتاني شيطانان عن يميني وعن شمالي
ال، ال: لهما
Ada dua setan mendatangiku, di sebelah kanan dan kiriku. Yang satu mengajak, ‘Jadilah yahudi,
karena itu agama terbaik.’ Sementara satunya mengajak, ‘Jadilah nasrani, karena itu agama
terbaik.’ Akupun berontak, kukatakan, “Tidak.. tidak..” (al-Qiyamah as-Sughra, hlm. 16)
Ketiga, hindari orang yang bisa membuat calon mayit semakin resah.
Ketika Abu Thalib hendak meninggal dunia, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguknya dan di
kamarnya ada Abu Jahal. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan,
Wahai Paman, ucapkanlah ‘Laa ilaaha illallaah’ satu kalimat yang akan aku jadikan sebagai pembela
untuk paman kelak di hadapan Allah.
Mendengar ini, Abu Jahal menekan perut Abu Thalib sambil mengatakan,
“Apakah kamu membenci agama ayahmu, Abdul Muthalib?” ini terus diulang, hingga kalimat terakhir
yang dia ucapkan adalah kalimat ini. (HR. Bukhari 3884, dan Nasai 2047).
Kelima, jika dia sudah berhasil mengucapkan laa ilaaha illallaah maka jangan mengajaknya
bicara. Biarkan si calon mayit diam, dengan harapan kalimat terakhir adalah laa ilaaha
illallaah. Dan jika dia bicara yang lain, maka talqin diulangi, sampai dia mengucapkan
kalimat laa ilaaha illallaah.
Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َُّللاُ َو َجبَتْ لَهُ ا ْل َجنَّة
َّ َّآخ ُر َكَلَ ِم ِه الَ ِإلَهَ ِإال َ َم ْن ك
ِ َان
“Siapa yang kalimat terakhirnya laa ilaaha illallaah maka akan masuk surga.” (HR. Ahmad
22684, Abu Daud 3118 dan yang lainnya).
TATA CARA MENGURUS JENAZAH
Artinya:
Mahram (Arab: )محرمadalah semua orang yang haram untuk dinikahi selamanya karena
sebab keturunan, persusuan dan pernikahan dalam syariat Islam
Muhrim (muhrimun)artinya orang yang berihram dalam ibadah haji sebelum bertahallul.
KHALWAT
Khalwat dalam makna menyendirinya seorang pria dengan seorang wanita asing di suatu tempat
yang tidak memungkinkan orang lain untuk bergabung dengan keduanya, kecuali dengan izin
keduanya
Yang dimaksud dengan wanita asing (ajnabiyyah) adalah wanita yang bukan istri dan bukan
mahram. Yang dimaksud dg mahram adalah org yang haram menikahinya secara permanen, baik
karena ikatan kerabat (saudara, ayah, dst), persusuan, atau perkawinan (mertua dst).
Berarti mahramnya wanita adalah laki-laki yg haram menikahi wanita tersebut secara permanen.
para ‘ulama sepakat menyatakan hukumnya haram walaupun mereka menyendiri untuk melakukan
shalat sekalipun (An Nawawi, Syarh Shahih Muslim), kecuali dalam kondisi darurat misalnya wanita
asing yang tersesat yang dikhawatirkan dia akan celaka kalau ditinggalkan seorang diri,
ikhtilath
Makna ikhtilath secara bahasa adalah bercampurnya sesuatu dengan sesuatu yang lain
(Lihat: Lisanul ‘Arab 9/161-162).
Adapun maknanya secara syar’i yaitu percampurbauran antara laki-laki dan perempuan yang
tidak hubungan mahram pada satu tempat. (Lihat: Al Mufashshal Fî Ahkâmil Mar’ah: 3/421
dan Al Mar’atul Muslimah Baina Ijtihâdil Fuqohâ’ wa Mumârasât Al Muslimin hal. 111)
Ikhtilath artinya adalah bertemunya laki-laki dan perempuan (yang bukan mahramnya) di suatu
tempat secara campur baur dan terjadi interaksi di antara laki-laki dan wanita itu (misal bicara,
bersentuhan, berdesak-desakan, dll). (Said Al Qahthani, Al Ikhtilat, hlm. 7).