Bab IV p3
Bab IV p3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
0.6
0.5
Konversi (Xa)
0.4
0.1
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
12
P3
13
P3
5.00000
k1
4.00000
k2
3.00000
2.00000
1.00000
0.00000
HCl 0,16 N H 2SO4 0,16N
H2SO4
𝐶𝐴
−𝑙𝑛 = 𝑘𝑡
𝐶𝐴𝑜
𝐶𝐴𝑜 (1 − 𝑋𝐴 )
−𝑙𝑛 = 𝑘𝑡
𝐶𝐴𝑜
− ln(1 − 𝑋𝐴 ) = 𝑘𝑡
Dengan pendekatan least square maka diketahui:
− ln(1 − 𝑋𝐴 ) = 𝑘𝑡
𝑦 = 𝑚𝑥
14
P3
15
P3
katalis H2SO4 0,16 N. Kedua variabel memiliki nilai K yang sama karena suhu
operasi sama, sedangkan nilai Qc berbeda pada katalis HCl 0,16 N dan katalis
H2SO4 0,16 N berturut-turut adalah 0,2440 dan 0,3209, dengan data tersebut
mengindikasikan bahwa nilai Qc turun ketika menggunakan katalis HCl.
Perhitungan untuk konstanta kesetimbangan reaksi (K) sangat dipengaruhi
oleh jumlah konsentrasi produk dan reaktan pada kondisi setimbang. Tetapan
kesetimbanggan (K) adalah hasil kali produk dipangkatkan koefisien reaksinya
dibagi hasil kali rekatan dipangkatkan koefisien reaksinya. Adapun mekanisme
perhitungan sebagai berikut:
CH3COOH + CH3OH CH3COOCH3 + Gliserol
A B C D
[𝐶]1 [𝐷]1
𝐾=
[𝐵]1 [𝐴]1
Definisi dari nilai K dan Qc sebenarnya sama. Yaitu perbandingan antara
konsentrasi reaktan dan produk. Namun yang membedakan adalah nilai K
merupakan nilai konstan dari kesetimbangan reaksi kimia. Sedangkan nilai Qc
bukan merupakan nilai konstan. Karena nilai Qc dapat diambil pada konsentrasi
saat kapanpun Sehingga tidak bisa disebut suatu nilai konstan. Ada 3 kondisi
jika nilai K dan Qc dibandingkan menurut Masterton dan Hurley (2009), yaitu :
a. Jika Qc = K , maka sistem berada di keadaaan setimbang.
b. Jika Qc < K , maka reaksi akan berjalan kearah kanan untuk mencapai
keadaan setimbang.
c. Jika Qc > K , maka reaksi akan berjalan kearah kiri untuk mencapai keadaan
setimbang.
Hubungan antara nilai K dan Qc pada praktikum ini adalah, nilai Qc < K.
Maka reaksi esterifikasi pada praktikum ini berjalan kearah kanan untuk
mencapai kesetimbangan.
CH3COOH + C2H5OH → CH3COOC2H5 + H2O
Dikarenakan reaksi berjalan kearah kanan, maka pada reaksi esterfikasi ini
produk ester sedang terbentuk.
Menurut Le Chatelier, suatu sistem kesetimbangan akan tetap
mempertahankan posisinya jika terdapat perubahan yang mengakibatkan
terjadinya pergeseran reaksi kesetimbangan. Pada reaksi kesetimbangan, reaksi
harus bergeser ke kanan (produk) untuk mendapatkan konversi maksimal.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reaksi kesetimbangan adalah
perbandingan konsentrasi umpan, penambahan inert, dan pengambilan produk
selama reaksi. Penambahan katalis tidak mengubah kesetimbangan, hanya
16
P3
17
P3
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengaruh waktu terhadap konversi reaksi esterifikasi adalah berbanding
lurus, semakin lama waktu reaksi, maka akan menghasilkan konversi yang
semakin besar.
2. Reaksi esterifikasi dengan menggunakan katalis HCl memiliki knversi yang
lebih besar dibanding reaksi esterifikasi yang menggunakan katalis H2SO4.
3. Konstanta laju reaksi pada reaksi esterifikasi yang menggunakan katalis HCl
memiliki konversi yang lebih besar dibanding reaksi esterifikasi yang
menggunakan katalis H2SO4.
4. Arah kesetimbangan reaksi esterifikasi (K) dengan menggunakan katalis HCl
lebih besar dibanding reaksi esterifikasi yang menggunakan katalis H2SO4
5.2 Saran
1. Untuk praktikum esterifikasi selanjutnya disarankan agar menggunakan
reaktan dengan variasi jenis asam karboksilat (bukan hanya asam asetat)
sehingga praktikan dapat mengetahui pengaruh panjang rantai karbon pada
asam karboksilat terhadap efektifitas pembentukan ester.
2. Untuk asisten pengampu diharapkan dapat konsisten dalam ACC titrasi
mengenai warna TAT agar tidak membingungkan praktikan.
3. Untuk laboran disarankan agar selalu sigap dalam menangani masalah
terutama ketika kran mati agar tidak membuang waktu praktikum.
18