Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Gaya gesek tersebut akan terjadi apabila dua buah benda saling
bersentuhan serta bergerak berlawanan arah, relatif satu dengan yang lain.
Gaya gesek yang melawan atau juga menahan gaya tarik/dorong ini
berbeda-beda besarnya. Besar gaya gesek itu tergantung pada keadaan
permukaan benda yang saling bersentuhan. Pada permukaan yang licin
besar gaya gesekan akan lebih kecil ketimbang gaya gesek yang terjadi pada
permukaan yang kasar.
4
B. Macam-macam gaya gesek
1. Gaya gesek statis.
Gaya gesek statis merupakan gesekan antara dua benda padat
yang tidak bergerak relatif satu sama lainnya. contoh seperti, gesekan
statis ini dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring.
Menurut Hukum I Newton, pada benda yang diam, resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol. Dengan erdasarkan
hukum ini, Pada saat kalian mendorong sebuah benda yang terletak di
atas lantai namun benda tersebut masih diam, tentunya terdapat gaya
lain yang melawan gaya dorong kalian berikan. Gaya tersebut ialah gaya
gesek antara permukaan bawah benda dengan lantai. Gaya gesek
tersebut bekerja pada benda yang diam, sehingga disebut gaya gesek
statis (fs). Jadi gaya gesek statis ini merupakan gaya gesek yang bekerja
pada benda yang diam.
Di atas sudah disingung bahwa besarnya gaya gesek ini
bergantung pada kekasaran permukaan benda serta bidang yang
bersentuhan. Tingkat kekasaran ini dinyatakan dengan koefisien
gesekan. Untuk benda diam, koefisien gesekan disebut dengan koefisien
gesek statis, disimbolkan dengan μs. serta pada umumnya lebih besar
dari koefisien gesek kinetis. Selain tingkat kekasaran permukaan benda,
besarnya gaya gesek tersebut juga dipengaruhi oleh besar gaya normal
(N) yang diberikan bidang pada benda. Secara matematis, rumus gaya
gesek statis ini ialah sebagai berikut.
fs maks = μs N
Keterangan:
fs maks = Gaya gesek statis maksimum (N)
μs = Koefisien gaya gesek statis
N = Gaya normal (N)
5
berkurang disebut dengan gaya gesek kinetis. Jadi gaya gesek kinetis ini
merupakan gaya gesek yang bekerja pada benda yang bergerak. Sama
seperti gaya gesek statik, besar gaya gesek kinetik ini juga bergantung
pada gaya normal dan juga tingkat kekasaran permukaan benda serta
bidang yang bersinggungan (koefisien gesekan). Koefisien gesekan
pada benda yang bergerak disebut debgab koefisien gesekan kinetis
yang disimbolkan dengan μk dan pada dasarnya akan selalu lebih kecil
dari gaya gesek statis untuk material yang sama. Secara matematis,
rumus gaya gesek kinetis ini sebagai berikut.
fk = μk N
Keterangan:
fk = Gaya gesek kinetis (N)
μk = Koefisien gesekan kinetik
N = Gaya normal (N)
Arah gaya gesek ini selalu berlawanan dengan arah gaya luar yang
bekerja pada benda sehingga gaya gesek ini bersifat menghambat gerak
benda. Contohnya, apabila gaya luar ke kiri, arah gaya gesek ke kanan.
Sebaliknya, jika apabila gaya luar ke kanan, arah gaya gesek ke kiri.
2. Berlawanan Arah
Arah gaya gesek ini selalu berlawanan arah dengan arah gerak
benda. Apabila benda bergerak ke kanan, maka arah gaya gesek ini ke kiri.
Jika pada benda bergerak ke bawah, arah gaya gesek itu ke atas begitupun
seterusnya.
Untuk benda padat yang bergerak di atas benda padat, besarnya gaya
gesek itu dipengaruhi oleh tingkat kekasaran oada permukaan benda yang
6
bersinggungan. Semakin kasar permukaan suatau benda,maka semakin
besar juga gaya gesek dan sebaliknya.
D. Contoh soal
Pembahasan:
Besarnya sudut yang dibentuk bidang miring terhadap tanah:
7
2. Sebuah benda yang massanya 50 kg berada pada bidang datar. Pada
benda, gaya yang bekerja 200 N mendatar. Berapa percepatan pada
benda itu jika
a. bidang licin;
b. bidang kasar dengan koefisien gesek = 0,3 (g = 10 m/s2)?
Pembahasan
Diketahui:
m = 50 kg
μ = 0,3
F = 200 N
g = 10 m/s2
Ditanya:
a. percepatan benda jika bidang licin = …?
b. percepatan benda jika bidang kasar (μ = 0,3) = …?
Jawab:
a. Bidang licin
F = m a maka a = F/m
= 200/50
= 4 m/s
8
b. Bidang kasar (μ = 0,3)
N=w
= mg
= 50 x 10 = 500 N
Fgesek = μ N
= 0,3 x 500
= 150 N
Ftotal = F – Fgesek
= 200 – 150
= 50 N
a = Ttotal/m
= 50/50
= 1 m/s
maka Percepatan :
F - Fg = m x a
170 - 12 = 40 x a
158 = 40 x a
a = 158/40
a = 3,95 m/s²
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau
arah kecenderungan benda akan bergerak.
- Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda-
benda yang dimaksud disini tidak harus berbentuk padat, tetapi dapat
pula berbentuk cair, ataupun gas.
- Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek
statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat, cairan, dan
gas adalah gaya Stokes.
- Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua
permukaan yang saling bersentuhan.
- Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya elektro statik pada
masing-masing permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan yang
halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya
gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan
yang kasar, akan tetapi dewasa ini tidak lagi demikian.
- Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada permukaan benda dapat
menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi
dapat membasahinya (efek lotus).
- Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat
saling bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
Gaya gesek statis bekerja pada benda diam hingga tepat akan
bergerak sehingga besarnya berubah hingga mencapai nilai
maksimum yang diperlukan untuk menggerakkan benda.
- Gaya gesek kinetis merupakan gaya gesek yang bekerja pada benda
yang bergerak Adanya gaya gesek memberikan dampak bagi
kehidupan sehari-hari.
- Selain memiliki manfaat, gaya gesek juga mempunyai kerugian bagi
kehidupan sehari-hari.
B. Saran
10