Anda di halaman 1dari 19

Skenario Role Play Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi

(Penerapan Teori Caring Dan Komunikasi Terapeutik Pada Asuhan Keperawatan Perioperatif : Post-
Operatif)

Oleh

Kelompok 6

Anggota

1. Agus amirul mukminin


2. Ayu retno kinasih
3. Made artawan
4. Pegi adi lestiyo
5. Pipit susanawati
6. Yulista aprilia

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES TANJUNGKARANG
I. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Teori Model Keperawatan
Teori keperawatan didefinisikan oleh stevenson, sebagai usaha untuk menguraikan
dan menjelaskan berbagai fenomen dalam keperawatan. Teori keperwatan berperan
dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau
pelayanan keperawatan yang dilakukan (Budiono & Pertami, 2015)
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan
dan mengembangkan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai
diantaranya :
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan baik bentuk
tindakan maupun bentuk model praktik keperawatan sehingga berbagai
permasalahan dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan,
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memeberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambah dan berkembang (Budiono & Pertami, 2015)

Torrest dan Chin dan Jacob dalam (kozier:2011), menegaskan terdapat lima
karakteristik dasar teori keperawatan

1. Teori keperawatan megidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang


spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan anatara konsep
manusia, konsep sehat sakit, konsep lingkungan dan keperawatan.
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya toeri keperawatan digunakan dengan
alasan atau rasional yang jelas dan dikembangakan dengan menggunkan cara
berpikir yang logis.

2
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pda masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks
sesuai dengan situasi praktik keperawatan.
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowedge keperawatan
yang digunakan melalui penelitian.
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktik keperawatan. (Budiono & Pertami, 2015)

B. Konsep Teori Caring Menurut Jean Watson


Watson (2004) dalam (Muhlisin & Ichsan, 2008) mendefinisikan Caring Science
merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses,
fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya,
meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal caring mengakui kesatuan dalam hidup
dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkungan caring yang konsentrik – dari
individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet bumi, dan pada
alam semesta
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan watson ini,
didasari pada unsur teori keperawatan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami
bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang sering berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan ventilasi, kebutuhan
psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat,
kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan), yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
(Hidayat, 2007)
Berdasarkan empat kebutuhan dasar tersebut, Jean Watson memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan
antara pikiran, badan, dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut
keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah

3
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit, dan penyembuhan kesehatan dan
fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. (Hidayat, 2007)

C. Paradigma Keperawatan Menurut Teori Watson


Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Kemanusiaan (Human Being)
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam
pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang
terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-
bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi
perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama konflik
psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal
tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang
baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:

4
a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
c. Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
b. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah
lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap
bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap
masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson
menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan
oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli
dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi,
melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang
unik terhadap lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.
Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit.
Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu: masalah
penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya
perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari
praktik keperawatan.

D. Asumsi Dasar Science of Caring


Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “Human
Sclence And Human Care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan

5
adalah pada Carative Factor, yang bermula dari perspektif humanistik yang
dikombinasikan dengan pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu
mengembangkan filosofi humanistik dan sistem nila, serta seni yang kuat. Filosofi
humanistik dan sistem nilai ini menjadi fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan,
sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka, serta
nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir
kritis, pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan namum fokusnya lebih pada peningkatan ksehatan, bukan pengobatan
penyakit.
Beberapa asumsi dasar tentang teori ilmu keperawatan Watson, adalah sebagai berikut.
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktikkan secara inter-personal.
2. Asuhan terlaksana oleh adanya carative factor yang menghasilkan keputusan pada
kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana
mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan memberi keleluasaan bagi seseorang untuk memilih
kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah di tentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih “ healthgenic” (menyehatkan) daripada curing
(pengobatan). Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan
biofisikal dengan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan
kesehatan dan membantu individu yang sakit. Ilmu caring melengkapi curing.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.
Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya
pengobatan. Akan tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi
sehat tidak akan tercapai. Caring merupakan intisari keperawatan dan
mengandung arti responsive antara perawat dan klien. Caring dapat membantu
seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan, dan dapat meningkatkan
kesehatan.

6
E. Faktor Carative dalam Caring
Watson (2004) dalam (Muhlisin & Ichsan, 2008) bahwa Original Carative factors
kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi Clinical Caritas Processes yang
menawarkan pandangan yang lebih terbuka.
1. Membentuk Sistem Nilai Humanistik-Altruistik
a. Mengenali nama
b. Mengenali Karakteristik Klien
c. Mengenali kelebihan dan kekurangan klien
d. Mendahulukan kepentingan klien daripada kepentingan pribadi
e. Memberikan waktu pada klien meskipun sedang sibuk
f. Memperhatikan dan mendengarkan apa yang menjadi kebutuhannya
g. Menghargai dan menghormati pendapat dan keputusan klien terkait dengan
perawatannya
h. Memberikan informasi kepda klien terkait asuhan keperawatan yang di
berikan
i. Menggunakan sentuhan untuk kesembuhan
j. Memberikan kesempatan pada klien untuk menentukan asuhan keperawatan
yang akan dijalaninya
2. Menanamkan Keyakinan dan Harapan
a. Memotivasi klien untuk mengahadapi penyakitnya secara relistik
b. Mebantu klien untuk memahami alternative tindakan pengobatan dan
perawatan yang ditentukan
c. Menjelaskan kepada klien timdakan pengobatan yang dilakukan
d. Memberikan dukungan spiritual misalnya dengan pendekatan religi seperti
mendatangkan pemuka agama sesuai dengan keyakinan yang dianut klien
sehingga meningktkan motivasi klien untuk bertahan hidup
3. Meningkatkan Kepekaan Terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain
a. Memperkenalkan diri kepda klien saat di awal kontrak dan membuat kontrak
b. Menyampaikan tujuan
c. Menyepakati kontrak
d. Menjelaskan kepada klien bahwa perawatan akan selalu ada setiap klien
membutuhkan
e. Menyediakan waktu bagi klien untuk mengekspresikan perasaan dan
pengalamannya

7
f. Menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan pada klien
g. Melakukan komunikasi terapeutik setiap konsekuensi dengan klien
4. Membina Hubungan Saling Percaya
a. Memperkenalkan diri kepda klien saat di awal kontrak dan membuat kontrak
b. Menyampaikan tujuan
c. Menyepakati kontrak
d. Menjelaskan kepada klien bahwa perawatan akan selalu ada setiap klien
membutuhkan
e. Menyediakan waktu bagi klien untuk mengekspresikan perasaan dan
pengalamannya
f. Menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan pada klien
g. Melakukan komunikasi terapeutik setiap konsekuensi dengan klien
5. Mengembangkan dan Menerima Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif
a. Menjadi pendengar aktif dengan mendengarkan keluhan klien
b. Mendengarkan ekspresi klien tentang keinginannya untuk sembuh dan apa
yang dilakukan ketika sembuh
c. Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya baik positif maupun
negative
d. Menerima aspek positif maupun negative sebagai aspek kekuatan yang
dimilikinya
e. Menjelaskan tentang pemahaman diri perawat terhadap penderitaan klien
6. Menggunakan Metode Ilmiah dalam Menyelesaikan Masalah
a. Mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses
keperawatan sesiau dengan masalah klien
b. Mempertimbangkan untuk mengabulkan permintaan klien dalam
memperoleh sesuatu yang membuat klien cemas bila tidak dilakukan
c. Memenuhi keinginan klien yang bermacam-macam dengan sabar
d. Selalu menanyakan keinginan klien yang spesifik
7. Meningkatkan Proses Pembelajaran Inerpersonal Untuk Meningkatkan Tanggung
Jawab Kesehatan Klien
a. Menjelaskan setiap keluhan klien secara rasional dan ilmiah sesuai dengan
tingkat pemahaman klien dan cara mengatasinya
b. Selalu menjelaskan setiap tindakan yang dilakukan

8
c. Menunjukkan situasi yang bermanfaat agar klien memahami proses
penyakitnya
d. Mengajarkan cara pemenuhan kebutuhan sesuai masalah yang dihadapi klien
e. Menyanyakan kepada klien tentang kebutuhan pengetahuan yang ingin
diketahuinya terkai dengan penyakitnya
f. Meyakinkan klien tentang kesediaan perawat untuk menjelaskan apa yang
ingin diketahui
8. Suasana Suportif, Korektif, dan Protektif terhadap Mental, Fisik, Sosiokultural, dan
Spiritual.
a. Menyetiujui keinginan klien untuk bertemu dengan ulama agama
b. Menghadiri pertemuan klien dengan ulamanya
c. Memfasilitasi atau menyediakan keperluan klien ketika akan berdoa atau
beribadah sesuai dengan agamanya
d. Bersedia mencarikan alamat dan menghubungi keluarga yang sangat
diharapkan mengunjungi klien
e. Bersedia menguhubungi teman klien atas permintaan klien
9. Membantu Memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia
a. Bersedia memenuhi kebutuhan dasar dengan ikhlas
b. Menyatakan perasaan bangga dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi
klien
c. Menghargai privasi klien ketika sedang memenuhi kebutuhannya
d. Menunjukkan pada klien bahwa klien adalah orang yang pantas dihargai dan
dihormati
10. Menghargai Kekuatan Eksternal yang Ada dalam Kehidupan
a. Memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk melakukan hal-hal
yang bersifat ritual demi proses penyembuhannya
b. Mampu memfasilitasi kebitihan klien dan keluarga terhadap keinginan
melakukan terapi alternatif sesuai pilihannya
c. Memotivasi klien dan keluarga untuk berserah diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa
d. Menyiapkan klien dan keluarganya ketika menghadapi fase berduka

9
F. Perilaku Caring
Watson (2004) dalam (Muhlisin & Ichsan, 2008) menyatakan bahwa daftar dimensi
caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang didesain oleh Watson dan Lea (1997)
merupakan instrumen yang dikembangkan untuk meneliti perilaku perawat (perilaku
caring). Daftar dimensi caring tersebut antara lain:
CDI 1. Membantu klien dalam ADL.
CDI 2. Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
CDI 3. Merasa bersalah /menyesal kepada klien
CDI 4. Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
CDI 5. Menjelaskan prosedur klinik
CDI 6. Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
CDI 7. Duduk dengan klien
CDI 8. Mengidentifikasi gaya hidup klien
CDI 9. Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
CDI 10. Bersama klien selama prosedur klinik
CDI 11. Bersikap manis dengan klien
CDI 12. Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
CDI 13. Mendengarkan klien
CDI 14. Konsultasi dengan dokter mengenai klien
CDI 15. Menganjurkan klien mengenai aspek self care
CDI 16. Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
CDI 17. Memberikan informasi mengenai klien
CDI 18. Mengukur tanda vital klien
CDI 19. Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi
CDI 20. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
CDI 21. Melibatkan klien dalam perawatan
CDI 22. Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik
CDI 23. Memberikan privacy kepada klien
CDI 24. Bersikap gembira dengan klien
CDI 25. Mengobservasi efek medikasi kepada Klien

G. Proses Keperawatan dalam Teori caring


Watson (1979) dalam (Muhlisin & Ichsan, 2008) , menekankan bahwa proses
keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena

10
kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi
yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai
berikut :
1. Pengkajian
Watson (1979) dalam Julia (1995) pada (Muhlisin & Ichsan, 2008) menjelaskan
kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu :
a. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup
meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenasi
b. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi,
meliputi kebutuhan aktifitas, man, nyaman, seksualitas
c. Higher order needs ( intrapersonal needs-interpersonal needs) yaitu
kebutuhan untuk aktualisasi diri
2. Perencanaan
a. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu
pada rencana asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
c. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah
dikumpulkan & sesuai.
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
4. Evaluasi
a. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
b. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian
yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara umum
didasarkan pada studi pemecahan masalah.

II. Pesan
Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human Care ”, yang
fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana dia berasal dari
humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu adanya unsur

11
teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya penelitian-
penelitian di bidang keperawatan dapat dihubungkan dengan proses keperawatan, sebab di
dalam proses keperawatan langkah-langkahnya sama dengan proses ilmiah.
Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Dari teori Jean Watson disimpukan bahwa dalam menjalankan proses keperawatan
harus menggunakan komunikasi terapeutik yang baik berdasarkan science of caring dan
faktor carative caring

III. Deskripsi Singkat Cerita


Kasus yang diroleplaykan adalah tentang penerapan caring pada pasien post operasi
apendiktomi di ruang rawat inap. Pasien dijemput di ruang RR oleh dua orang perawat ruang
rawat inap

IV. Pemeran
Perawat 1 : Ayu Retno Kinasih
Perawat RR : Pegi Adi Lestiyo
Perawat 2 : Yulista Aprilia
Perawat 3 : Made Artawan
Pasien : Agus Amirul Mukminin
Ibu pasien : Pipit Susanawati

V. Alur Cerita/Script
Kasus yang diroleplaykan adalah tentang penerapan caring pada pasien post operasi
apendiktomi di ruang rawat inap. Adapun yang berperan adalah sebagai berikut

Narasi :
Setelah pasien dinyatakan siap oleh perawat RR untuk dibawa keruangan, perawat yang
bertugas di rawat inap segera menjemput pasien untuk dibawa ke ruang rawat inap.
Perawat Pegi melakukan operan dengan perawat Ayu, sementara keluarga menunggu
pasien di ruang tunggu.

12
Perawat 1 : Selamat pagi, saya perawat Ayu dari ruang kutilang akan menjemput pasien atas
nama Tn Agus pasien bedah apendiktomi, tadi sudah dihubungi bahwa kondisi
pasien sudah siap di pindahkan ke ruang perawatan.
Perawat RR : Iya sus, pasien atas nama Tn Agus kondisinya sudah stabil silakan dipindahkan ke
ruang perawatan.
Perawat 1 : Baiklah kak, terimakasih, apakah ada hal-hal yang perlu diperhatikan dari kondisi
pasien?
Perawat RR : Iya sus ini list pasien disini dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
kemungkinan mual muntah, cairan dan elektrolit pasien serta perawatan luka
pasien.
Perawat 1 : Iya baiklah kak, terimakasih saya akan memperhatikan hal-hal tersebut.
Perawat 1 : Saya permisi dulu ya kak

Narasi
Perawat memindahkan pasien ke brangkar dari ruang rawat inap kemudian membawa pasien
keluar dari ruangan RR dan bersama keluarga mengantar pasien ke ruang rawat inap
Perawat 1 : Selamat Siang mas, saya perawat Ayu dan ini Perawat Yulista yang akan membawa
Mas Agus ke ruang rawat inap. Bagaimana perasaannya sekarang ?
Pasien : agak pusing kepalanya sus
Perawat 1 : apakah kita bisa ke ruangan sekarang? Sebelumnya pindah tempat tidur dulu ya
mas?
Pasien : Iya sus
Perawat 1 : Bagaimana mas apakah posisinya sudah nyaman ? Pakai selimutnya ya Mas.
Tolong sus pelindung tempat tidurnya diangkat agar pasien aman diperjalanan
Perawat 2 : Mari bu kita kembali ke ruang perawatan
Keluarga : Oh iya sus mari
Perawat 1 : Mari mas Agus saya antar. Mari bu kita keruangan. Perawat yulista bisa bantu saya
mendorong tempat tidurnya.
Perawat : Iya

Narasi : (dalam perjalanan menuju ruang rawat inap)


Perawat 1 : bagaimana mas, apakah posisinya masih nyaman ? atau terasa sesak napas ?
Pasien : masih nyaman sus, tidak sesak
Narasi : sudah sampai di ruangan

13
Perawat 1 : baiklah mas, bu kita sudah sampai. Saya mau permisi ke ruangan dulu ya untuk
Mengambil alat pengukur tekanan darah dan suhu
Keluarga : Iya sus terimakasih
Perawat 1 : Mas Agus sekarang saya akan mengukur tekanan darah, suhu dan nadi ya. Apakah
masih terasa pusing mas?
Pasien : iya sus silahkan. Masih sedikit sus
Perawat 1 : pusingnya itu dikarenakan efek dari obat biusnya, tetapi jika sampai nanti masih
terasa pusing bisa laporkan dengan perawat atau dokter mas.
semuanya dalam kondisi baik mas, sekarang saya akan memeriksa perut ya mas?
Pasien : iya sus
Perawat 1 : untuk saat ini belum boleh minum atau makan dulu ya mas walaupun haus, jika
dipaksakan nanti bisa menyebabkan mual atau kembung
pasien : iya baik sus
perawat 1 : oh iya mas, bu. selanjutnya nanti ada perawat shift siang yang akan merawat mas
agus. Saya permisi ya
Pasien dan keluarga : iya mbak silahkan terimakasih banyak ya mbak.
Perawat1 : iya mas, bu. Sama-sama.

Narasi :
Setelah itu perawat mengoperkan pasien kepada perawat shift siang dan menjelaskan hal-hal
yang perlu diperhatikan pada pasien. Kemudian perawat shift siang menemui pasien di ruang
rawat inap

Perawat 1 : Baiklah ini Tn.Agus dengan diagnosa post op apendiktomi jam 13.00 tadi sampai
diruang perawatan, hal-hal yang perlu diperhatikan dari Tn.Agus adalah penkes
tentang perawatan pasca operasi dan managemen nyerinya, kapan boleh mulai
makan dan jenis makanan apa saja yg boleh dimakan oleh pasien. Selain itu
perawatan luka operasi dan jangan lupa pemberian obat sesuai instruksi dokter.
Oh iya sus tadi pasien belum saya bolehkan makan atau minum, jadi nanti tolong
diperiksa lagi ya
Perawat 2 : baik nanti saya akan periksa,
Perawat 3 : terimakasih sus

Narasi :

14
Perawat shift siang menuju keruangan pasien

Perawat 2 : selamat siang mas, nama saya perawat Yulis dan teman saya perawat Made kami
adalah perawat yang bertugas merawat mas Agus pada siang hari ini dari jam 14.00
– 21.00, bagaimana keadaan mas siang ini ?
Pasien : iya sus, masih lemas dan sedikit pusing sus sama nyeri ini bekas operasinya.
Perawat 3 : iya mas pusing dan lemas wajar saja, karna itu adalah efek dari obat bius yang
diberikan saat menjalani operasi tadi pagi. Nah masnya banyak istirahat, jangan
banyak pikiran dulu
keluarga : kalo sekarang sudah boleh minum apa belum sus anak saya ?
Perawat 2 : sebentar ya bu saya periksa dulu mas Agus nya. saya akan memeriksa keadaan mas
Agus dan mengukur tekanan darah dan suhu tubuhnya mas.
(perawat 2 memeriksa TTV pasien perawat 3 memeriksa perut pasien)
Perawat 3 : ibu, kan masnya baru selesai operasi 1 jam yang lalu jadi belum boleh makan atau
Minum ya untuk sementara ini, karna kondisi pencernaan mas agus belum siap
mencerna
Ibu : jadi boleh makan dan minumnya kapan mas ?
Perawat 3 : nanti kira-kira kurang lebih 1-2 jam lagi akan kami periksa, kalau pencernaanya
mas Agus sudah normal baru boleh makan dan minum.
Ibu : baiklah mas kalau begitu
Ibu : boleh makan apa aja gak mas?s oalnya anak saya gak suka makan bubur,
Rencananya Mau dibelin roti bakar biar anak saya nafsu makan.
Perawat 3 : wah belom bu, makanan untuk masnya harus bertahap. makanannya kan sudah
disiapkan dari rumah sakit, tentunya sudah disesuaikan dengan kebutuhan masnya
Perawat 2 : tekanan darah mas Agus normal 110/80 dan suhunya 36.6 0 C
Pasien : iya sus.
Perawat 2 : untuk mengurangi rasa nyerinya mas agus bisa dengan cara tarik nafas dalam,
caranya tarik nafas lewat hidung kemudian keluarkan lewat mulut sampai mas agus
merasa lebih baik mas. Bisa dicoba mas?
Pasien : iya sus begini ya
Perawat 3 : iya begitu mas. Mas Agus, ibu Pemeriksaannya sudah selesai, dari mas atau ibu ada
yang mau ditanyakan?
Keluarga : kalo makanan yang bagus buat anak saya sekarang apa sus ?

15
Perawat 2 : baiklah bu, kalo untuk makanan yang bagus untuk mempercepat pengeringan luka
yang banyak mengandung protein bu contohnya putih telur
Keluarga : loh bukannya malah gak boleh makan telur ya sus?
Perawat 2 : memang masyarakat kebanyakan masih ada yang belum paham kalau telur itu
bagus untuk penyembuhan luka terutama putih telurnya karna itu banyak
mangandung protein bu, selain itu ikan, daging ayam, tempe dan tahu dan tentunya
jangan hanya itu ya bu, harus diimbangi dengan sayuran dan buah-buahan. Tetapi
untuk saat ini harus dalam bentuk lunak makanannya bisa dibuat bubur, dihaluskan
atau diblender bu.
Keluarga : ohh begitu ya sus, iya sus saya sudah mengerti sekarang. Nanti akan saya
beritahukan juga ke tetangga saya. Terimakasih ya sus
Perawat 3 : kalau begitu kami permisi ya bu. Nanti ½ jam lagi kami kesini. kalo ada keluhan
dengan kesehatan bisa panggil kami. Untuk obat mas Agus nanti kami antar kesini
Keluarga : iya sus, makasih sus

Narator :
1/2 jam kemudian perawat melakukan pemeriksaan bising usus pada pasien Agus
Perawat 3 : permisi mas gimana keadaannya? sesuai janji kita tadi saya akan memeriksa
pencernaan mas irul sudah normal atau belum. Dan ini obatnya, nanti jika sudah
waktunya minum obat saya akan jelaskan caranya.
Keluarga : oh ya mas
Perawat 3 : baju nya saya buka ya mas

Pasien : iya silahkan

Narator : Perawat melakukan pemeriksaan bising usus


Perawat 3 : pencernaan masnya sudah normal dan boleh minum sedikit sedikit.
Keluarga : sedikit sedikitnya gimana mas?
Perawat 3 : oo iya bu caranya, ibu punya sedotan?
Keluarga : o ada mas, ini!
Perawat 3 : sedotannya dicelupkan ke dalam gelas berisi air, kemudian bagian atas sedotan
ditutup menggunakan ujung jari ibu, lalu diangkat sedotannya. Nah, air yang
disedotan itu dikasih ke mas Agus.
Keluarga : ooh.. begitu ya mas. Saya mengerti. Terus sudah boleh makan blm mas?

16
Perawat 3 : masnya sudah boleh makan, tapi nanti bu. makanannya yang nanti diberikan oleh
pihak rumah sakit dulu ya.
Keluarga : oo, gitu ya mas. iya deh mas nanti saya beri minum dulu
Perawat 3 : iya bu, oh iya perut nya masih terasa sakit gak mas ? (sambil memegang perut
pasien)
Pasien : masih mas, kalau banyak gerak
Perawat 3 : masnya masih inget gak teknik relaksasi napas dalam yang sudah diajarkan tadi ?
Pasien : masih mas, seperti ini kan (mempraktekan napas dalam)
Perawat 3 :iya mas benar, nah kalo mas merasa sakit bisa dicoba untuk melakukan teknik napas
dalam
Pasien : iya mas nanti saya coba lakukan
Perawat 3 : silahkan mas kalau ingin minum. Pelan pelan ya.
(pasien meminum air dari gelas yang disuguhkan oleh perawat)
Perawat 3 : gimana mas rasanya?
Pasien : alhamdulillah.. enakan saya haus banget mas
Perawat 3 : baiklah mas, sekarang bagaiman perasaan mas agus setelah menjalani operasi tadi
apakah masih ada rasa cemasnya atau bagaimana sekarang ?
keluarga : saya titip anak saya sebentar ya mas, mau ke kamar mandi
perawat 3 : iya silahkan bu
pasien : jadi sekarang ini saya masih kepikiran dengan kondisi saya sekarang, bisa cepat
sembuh atau tidak, lukanya ini cepat kering atau tidak. Terus saya juga kepikiran
dengan kondisi ibu saya kalau terlalu lama menunggu dirumah sakit nanti bisa sakit
karna mengurus saya. Dan saya juga kepikiran dengan kuliah saya mas, takut
kelamaan absen jadi tidak bisa ikut ujian semester.
Perawat 3 : wah jangan terlalu banyak yang di pikirkan mas, nanti bisa stress dan jadi
Berdampak dengan penyembuhan mas agus. Jadi mas agus harus berdoa minta
kepada tuhan agar segera diberika kesembuhan. Untuk ibu mas agus, mas agus
jangan terlalu cemas karna bisa bergantian menjaganya dengan keluarga yang lain
dan ibu mas agus bisa beristirahat dulu dirumah
pasien : iya tadi juga saya sudah menyuruh ibu pulang nanti sore kalau bapak saya sudah
datang
perawat 3 : untuk kuliah, asalkan keluarga sudah mengirim surat dari dokter yang menyatakan
mas agus sedang sakit dan tentunya mas agus harus rajin juga dalam minum obat
serta makan yang bergizi semoga bisa cepat sembuh dan berangkat kuliah lagi

17
Pasien : iya mas, saya akan rajin minum obat dan makan yang bergizi. Oh iya mas kalau
masalah tentang pacar bagaimana ?
perawat 3 : hmm masalah apa dulu ini mas
pasien : pacar saya jauh mas dan sampai sekarang belum tau kalau saya sakit. Sampai
sekarang juga saya belum menghubungi dia. Saya belum boleh pegang hp mas
perawat 3 : untuk itu nanti kalau mas agus kondisinya sudah semakin pasti diperbolehkan
pegang hp lagi oleh orang tua dan bisa memberi kabar ke pacar mas. Lebih baik
jujur saja mas, dan jelaskan juga kalau kondisi mas agus sudah membaik jadi pacar
mas tidak perlu khawatir.
Pasien : ohh jujur saja ya mas. Baiklah. Terimakasih ya mas, sekarang kondisi saya sudah
semakin tenang. Terimakasih banyak ya mas sudah mendengarkan dan memberi
solusi untuk saya
perawat : iya sama sama mas, nanti kalau ada keluhan bisa laporkan lagi ke saya ya mas
pasien : oke mas
keluarga : maaf ya mas saya lama. Agus kenapa senyum senyum?
Pasien : abis curhat bu hehe
Keluarga : curhat apa ? mas perawat terimakasih lagi ya sudah mau mendengarkan anak saya
curhat juga
perawat 3 : iya bu sama sama saya juga senang bisa membantu
saya permisi dulu nanti 2 jam lagi, saya atau teman saya yang
akan kesini membantu minum obat dan memeriksa tekanan darah serta suhu
kalau ada keluhan bisa panggil kami bu
Keluarga : iya mas makasih ya mas
Narator: 2 jam kemudian....
Perawat 2 : permisi mas gimana keadaannya? kita periksa tekanan darah dan suhu dulu ya
Pasien : iya sus, udah enakan. silahkan
Narator: Perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah dan suhu
Perawat 2 : tekanan darah mas Agus normal 110/90 dan suhunya 36,8 oC
Pasien : syukurlah sus kalo sudah normal
Keluarga : iya sus makasih ya sus
Perawat 2 : nanti saya akan kesini lagi melihat keadaan mas agus dan membantu minum obat.
Saya permisi ya bu, mas
Pasien : iya sus
Keluarga : iya sus

18
DAFTAR PUSTAKA

Budiono, & Pertami, S. B. (2015). Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta : Bumi Medika .

Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika .

Muhlisin, A., & Ichsan, B. (2008). Berita Ilmu Keperawatan . Aplikasi Model Konseptual Caring dari
Jean Watson Dalam Asuhan Keperawatan, 147-150.

Warista, Ririn. 2013. Teori Keperawatan Menurut Jean Watson. Tersedia online http://ririnwarista-
teoriwatson-keperawatan.blogspot.co.id/2013/08/teori-keperawatan-menurut-jean-
watson_7.html diakses pada tanggal 10 November 2017

19

Anda mungkin juga menyukai