MAKALAH Kajian Lingkungan Hidup (KLH)
MAKALAH Kajian Lingkungan Hidup (KLH)
Oleh :
KELOMPOK 6
1. NURWANTO L13118080
2. YULIANA ALO L13118016
3. MARCO REFLY L13118022
4. MARLIN SINGGI L13118054
5. NABILA L13118032
6. AGIT ARDIANSYAH L13118042
7. MUTMAINAH L13118084
8. SUWIRANTO A.DULMAN L13118070
9. ANDI MUFRAD R IFALDHY L13118062
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan
kesempatan serta tak lupa mengirimkan sholawat dan salam kepada baginda
Rasulullah SAW serta kepada para sahabat dan keluarganya hingga kita yang insya
Allah tetap istiQomah dalam mengamalkan ajarannya sampai akhir zaman.
Dan Al hamdulillah pada kesempatan ini kami telah menyelesaikan tugas
makalah tentang “PEMANASAN GLOBAL,EFEK RUMAH KACA DAN
REDD/REDD PLUS”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa masih
terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan sehingga kami sangat mengharapkan
kriktik dan saran yang membangun agar kedepannya penyusunan makalah ini
selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Pemanasan global berasal dari bahasa ingris yaitu global warming yang
artinya adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer,laut,dan daratan
Bumi. Sedangkan efek rumah kaca adalah bangunan mirip tenda yag terbuat dari
bahan sejenis kaca untuk menciptakan lingkungan yang selalu hangat bagi tanaman
tertentu, sekalipun pada musim dingin. Cara kerjanya adalah membuat panas
matahari yang masuk ke rumah kaca terperangkap di dalam rumah kaca tersebut.
Efek rumah kaca pada planet bumi merupakan efek pemanasan atmosfer bumi yang
mirip dengan cara kerja rumah kaca terhadap tanaman tersebut.
Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD)
adalah langkah-langkah yang didesain untuk menggunakan insentif keuangan untuk
mengurangi emisi dari gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan.
Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD+)
merupakan suatu mekanisme global yang memberikan suatu kesempatan unik bagi
negara berkembang seperti Indonesia, yang memiliki wilayah hutan yang luas dan
sedang menghadapi ancaman deforestasi.
REDD+ tidak hanya mencakup pengurangan gas rumah kaca tetapi juga
mencantumkan peran dari konservasi, manajemen hutan yang berkepanjangan, dan
peningkatan stok hutan karbon. Skema ini akan membantu menurunkan tingkat
kemiskinan dan mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Proses penerapan
REDD+ menitikberatkan pada keterlibatan para pemangku kepentingan. Suara dari
masyarakat, penduduk asli dan komunitas tradisional harus dijadikan pertimbangan
untuk memastikan hak mereka yang tinggal di dalam dan sekitar hutan akan terjamin.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A.Pemanasan global
Para ilmuwan menggunakan model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan
sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut,
para ilmuwan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan
global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan
liar dan kesehatan manusia.
1.Iklim mulai tidak stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian
Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan
akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju
akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih
panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung
untuk meningkat.Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak
air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan
tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi.
Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga
keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air
yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan
memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan
menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembapan yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat
Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1
persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu,
air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi
lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan
pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,
beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak
terprediksi dan lebih ekstrem.
2.Peningkatan permukaan laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan
yang stabil secara geologi.
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inci) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah
pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda,
17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai,
dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir
akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan
dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara
miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi
ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari
rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi
tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini
akan menutupi sebagian besar dari Everglades, Florida.
3.Suhu global cenderung meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat
keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain
pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak
dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-
gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin,
yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan
masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan
penyakit yang lebih hebat.
4.Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari
efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia
akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati.
Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah.
5.Dampak sosial dan politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur
yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan
dan malagizi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut
akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat
trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke
tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malagizi,
defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit
melalui air (waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor
(vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena
munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan
adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes
aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu
yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada
beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan
perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim
(climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu
seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan
tidak menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai
juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula
dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan
berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti asma, alergi,
coccidioidomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Rumah kaca adalah bangunan mirip tenda yag terbuat dari bahan sejenis kaca
untuk menciptakan lingkungan yang selalu hangat bagi tanaman tertentu, sekalipun
pada musim dingin. Cara kerjanya adalah membuat panas matahari yang masuk ke
rumah kaca terperangkap di dalam rumah kaca tersebut. Efek rumah kaca pada planet
bumi merupakan efek pemanasan atmosfer bumi yang mirip dengan cara kerja rumah
kaca terhadap tanaman tersebut.
Energi panas sinar matahari yang sampai ke bumi sekitar 30% dipantulkan
lagi ke atmosfer. Dari sejumlah ini sebagian kecil dipantulkan kembali ke bumi. Di
atmosfer terdapat gas-gas tertentu yang memiliki sifat menyerap dan memantulkan
energi panas matahari dalam bentuk sinar inframerah. Jika kadar gas-gas tersebut
meningkat maka pantulan energi panas ke bumi juga meningkat sehingga
meningkatkan suhu atmosfer bumi.
Pengertian efek rumah kaca adalah peristiwa meningkatnya suhu atmosfer
bumi karena panas matahari yang dipantulkan bumi terperangkap oleh gas-gas
tertentu di atmosfer. Gas-gas yang memerangkap panas matahari yang dipantulkan
oleh bumi tersebut disebut gas-gas rumah kaca.
E.Penyebab Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca
dan pemanasan global antara lain sebagai berikut.
Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, gas
alam)Meningkatkan penggunaan energi terbarukan (energi surya, energi air, energi
angin)
Hemat energi, Menjaga fungsi hutan sebagai paru-paru dunia, Memilih produk yang
ramah lingkungan, Menjaga kelestarian alam.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemanasan global atau pemanasan Bumi adalah peningkatan suhu rata-rata
atmosfer Bumi yang penyebabnya adalah efek rumah kaca, efek umpan balik, dan
kegiatan manusia seperti penebangan hutan, penggunaan bahan bakar minyak yang
berlebihan dan penggunaan spray yang banyak mengandung gas CFC.Pemanasan
Bumi menimbulkan banyak akibat yang berdampak pada perubahan iklim, kenaikan
permukaan air laut, dan peningkatan suhu Bumi. Bahkan pemanasan Bumi juga
berdampak pada manusia karena menyebabkan timbulnya wabah penyakit akibat
suhu yang panas, temperatus yang tinggi dapat menyebabkan gagal panen sehingga
muncul kelaparan.
B. Saran
https://bnetpwj.blogspot.com/2015/05/makalah-efek-rumah-kacadan-dampaknya.
https://ditjenppi.menlhk.go.id/berita-ppi/33-beranda/1804-faq.html
https://olvista.com/pengertian-efek-rumah-kaca-dan-pemanasan-global/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pemanasan-global