ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
Di Ruang Nicu RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Anak Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh:
NURUL PURBORINI
05/187046/KU/11424
A. PENGERTIAN
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya < 2500 gram
tanpa memperhatikan usia gestasi.
B. PENGGOLONGAN
1. Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
a. Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan
Masa gestasi 37 minggu (259 hari) dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-
SMK).
b. Dismaturitas/Bayi Kecil Masa Kehamilan
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya
tersebut (KMK).
Berat badan kurang dari seharusnya yaitu dibawah persentil ke-10 (kurva pertumbuhan intra
uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2 Standar Deviasi (SD) (kurva pertumbuhan intra
uterin Usher dan Mc. Lean).
2. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), beratlahir 1500-2499 gram.
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
c. Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
3. Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan:
a. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah persentil ke-10 kurva
pertumbuhan janin.
b. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara persentil ke-10 dan
ke-90 kurva pertumbuhan janin.
c. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil ke-90 pada
kurvapertumbuhan janin.
C. ETIOLOGI
1. Prematur murni dapat disebabkan oleh:
a. Faktor Ibu
1). Umur ( 20 tahun).
2). Paritas: lebih banyak pada wanita multigravida yang jarak antar kelahiran terlalu dekat
3). Infertilitas.
4). Riwayat kehamilan tak baik.
5). Rahim abnormal.
6). BBLR pada anak sebelumnya.
7). Malnutrisi sebelum hamil (pertambahan berat badan kurang selama hamil).
8). Penyakit akut dan kronik.
9). Kebiasaan tidak baik (pengobatan selama hamil, merokok, alkohol, radiasi).
10). Keadaan penyebab insufisiensi plasenta (penyakit jantung, ginjal, paru, hipertensi, DM,
preeklamsi).
11). Keadaan sosial ekonomi (status gizi dan pengawasan ANC yang kurang baik).
12). Mengkonsumsi obat-obatan atau merokok
b. Faktor Placenta : Penyakit vaskuler., kehamilan ganda, Malformasi atau tumor.
c. Faktor Janin : Kelainan kromosom., malformasi., infeksi bawaan yang didapat dalam
kandungan (misal; TORCH) atau kehamilan ganda.
2. Dismaturitas
Penyebab dismaturitas ialah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara ibu dan janin.
D. GEJALA KLINIS
Secara umum gambaran klinis pada bayi berat badan lahir rendah sebagai berikut:
1. Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 Cm, lingkar dada 30 Cm, lingkar kepala
33 Cm.
2. Masa gestasi 37 minggu.
3. Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar
dari badan, kulit tipis, transparan, banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak
sedikit, ubun-ubun dan sutu lebar, genetalia immatur, otot masih hipotonik sehingga tungkai
abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
4. Lebih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering terjadi
apnea, refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna
Gangguan yang mungkin terjadi pada bayi BBLR antara lain:
1. Pusat pengaturan suhu tubuh yang belum matur.
2. Sistem immunologi belum berkembang dengan baik sehingga rentan infeksi.
3. Sistem saraf pusat belum matur menyebabkan perdarahan periventrikuler.
4. Sistem pernafasan belum matur terutama paru-paru menyebabkan mudah terkena penyakit
membran hyalin.
5. Immaturitas hepar sehingga metabolisme bilirubin terganggu (hiperbilirubinemia).
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi
Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan, dapat
dimulai pada umur 8 jam.
USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur 2 hari.
Laboratorium
Darah rutin
Gula darah (8–12 jam post natal).
Analisa gas darah
Elektrolit darah (k/p)
Tes kocok/shake test
Interpretasi:
1) (+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya surfaktan
terdapat dalam paru dengan jumlah cukup.
2) (-) : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan.
3) Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.
F.KOMPLIKASI
1. Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas).
2. Hipoglikemi simtomatik.
3. Asfiksis neonatorum
4. Penyakit membran hialin.
5. Hiperbilirubinemia.
G.PENATALAKSANAAN
Setelah bayi lahir dilakukan:
Tindakan Umum
a. Membersihkan jalan nafas.
b. Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya.
c. Perawatan tali pusat dan mata.
Tindakan Khusus
a. Suhu tubuh dijaga pada 36,5-37,5 oC pengukuran aksila, pada bayi barulahir dengan umur
kehamilan 35 minggu perlu perhatian ketat, bayi dengan BBL 2000 garm dirawat dalam inkubator
atau dengan boks kaca menggunakan lampu.
b. Awasi frekwensi pernafasan pada 24 jam pertama untuk mengetahui sindroma aspirasi mekonium.
c. Setiap jam hitung frekwensi pernafasan, bila 60x/mnt lakukan foto thorax.
d. Berikan oksigen sesuai dengan masalah pernafasan yang didapat.
e. Pantau sirkulasi dengan ketat (denyut jantung, perfusi darah, tekanan darah).
f. Awasi keseimbangan cairan.
g. Pemberian cairan dan nutrisi bila tidak ada masalah pernafasan dan keadaan umum baik:
1) Berikan makanan dini early feeding untuk menghindari terjadinya hipoglikemia.
2) Periksa kadar gula darah 8–12 jam post natal.
3) Periksa refleks hisap dan menelan.
4) Motivasi pemberian ASI.
5) Pemberian nutrisi intravena jika ada indikasi, nutrien yangdapat diberikan meliputi;
karbohidrat, lemak, asam amino, vitamin, dan mineral.
6) Berikan multivitamin jika minum enteral bisa diberikan secara kontinyu.
Tindakan pencegahan infeksi:
1) Cara kerja aseptik, cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
2) Mencegah terlalu banyak bayi dalam satu ruangan.
3) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke tempat bayi dirawat.
4) Pemberian antibiotik sesuai dengan pola kuan.
5) Membatasi tindakan seminimal mungkin.
6) Mencegah perdarahan berikan vitamin K 1 mg dalam sekali pemberian.
H.PROGNOSIS
Tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, seperti; masa gestasi (semakin muda dan semakin
rendah berat badan bayi makin tinggi angka kematiannya), komplikasi yang menyertai
(asfiksia/iskemia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan intra ventrikuler, infeksi, gangguan
metabolik, dll).
DAFTAR PUSTAKA
Closkey JC & Bulechek. 1996. Nursing Intervention Classification. 2nd ed. Mosby Year Book.
Johnson M, dkk. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC). Second edition. Mosby.
Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta
NANDA, 2001, Nursing Diagnosis: Definition & Classification 2051-2006, Philadelphia, North
American Nursing Diagnosis Association
NSC PSIK UGM. 2005. Bahan Kuliah Keperawatan Maternitas. PSIK UGM: Yogyakarta.
Terapi Oksigen
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
2 Inefektif termoregulasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, Penanganan demam
berhubungan dengan kontrol klien dapat mencapai status thermoregulasi yang baik Lakukan monitoring suhu secara kontinyu
suhu yang imatur dan penurunan secara konstan dengan criteria hasil : Monitor warna dan suhu kulit
lemak tubuh subkutan. Tanda-tanda vital dalam batas normal Monitor tekaan darah, nadi dan RR
Kulit tidak panas, kemerahan Monitor tingkat kesadaran
Monitor WBC, HB, HCT
Monitor intake dan output
Berikan anti piretik
Lakukan tapid sponge
Berikan cairan intravena
Kompres klien pada lipat paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Pengaturan suhu
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Monitor TD, nadi, RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
4 Risiko kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam Skin survailance
b.d penurunan status nutrisi dan tidak ada tanda-tanda kerusakan intergritas kulit dengan Monitor suhu tubuh, warna kulit
kelembaban kulit criteria hasil : Monitor kulit dari tanda kemerahan, edema, turgor kulit
Turgor kulit elastis Monitor perubahan kulit dan membrane mukosa
Suhu tubuh dbn
Tidak ada edema
Pressure management
Tidak ada tanda REEDA
Monitor activity dan mobility
Monitor sumber penekanan
Monitor status nutrisi
Alih baring tiap 2 jam