PENDAHULUAN
besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari satu kondisi nasional ke kondisi lainnya
internasional, perbandingan akuntansi antar Negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai
standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya.
Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam
memainkan peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Tujuan dari akuntansi adalah
menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pengambilan keputusan untuk membuat
keputusan ekonomi.
Dalam dunia usaha akuntansi merupakan suatu alat informasi, dimana akuntansi
memiliki peran yang serupa dengan konteks yang lebih luas, dimana lingkup pelaporannya adalah
untuk perusahaan multinasional dengan transaksi dan operasi lintas batas Negara atau perusahaan
Proses akuntansinya pun tidak berbeda dan dengan kualifikasi standar pelaporan tertentu
yang diatur secara internasional maupun local pada Negara tertentu. Tapi penting untuk diketahui
mengenai dimensi internasional dari proses akuntansi pada tiap negara yang berbeda. Dimana
perbedaan itu meliputi, perbedaan budayam praktik bisnis, struktur politik, system hukum, nilai
mata uang, tingkat inflasi local, risiko bisnis, dan serta aturan perundang-undangan mempengaruhi
bagaimana perusahaan multinasional melakukan kegiatan operasionalnya dan memberikan
laporan keuangannya. Perbedaan studi akuntansi internasional dengan lainnya yaitu pada :
2. Batas negara
4. Perpajakan internasional
5. Transaksi internasional
laporan keuangan yang dapat diterima secara global. IFRS yang ada saat ini mengalami sejarah
yang cukup panjang dalam proses terbentuknya. Mulai dari terbentuknya IASC / IAFB, IASB,
hingga menjadi IFRS seperti yang ada saat ini. Jika sebuah negara menggunakan IFRS, berarti
negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga
memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut
berasal.
Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar
modal. Perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat
dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar
pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan
informasi ke seluruh dunia. Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau bahkan
miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia.
Pergerakan mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini
dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal
IFRS yang sebelumnya dikenal sebagai International Accounting Standard Committee (IASC).
Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun standar ini
telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni
Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka
menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang tercatat (listed). Bagi
Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia, Russia dan
beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.
Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan
suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar yang
bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang
mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa
dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti
angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua
elemen di dalam perusahaan. (Sumber: Akuntan Indonesia, edisi no 17, Juni, 2009).
BAB II
PEMBAHASAN
Lingkungan akuntansi di Jerman mengalami perubahan terus-menerus dan hasilnya luar biasa
sejak berakhirnya Perang Dunia II. Dalam suatu peristiwa yang besar, Hukum Perusahaan tahun
1965 mengubah sistem pelaporan keuangan Jerman dengan mengarah pada ide-ide Ingsir-
Amerika. Pengungkapan lebih banyak, konsolidasi terbatas dan laporan manajemen perusahaan
diwajibkan. Laporan manajemen dan persyaratan audit tambahan menjadi kewajiban setelah
Perlindungan terhadap kreditor merupakan perhatian yang fundamental bagi akuntansi di Jerma
yang dimasukkan dalam Hukum Komersial. Penilaian neraca yang konservatif merupakan hal
utama bagi perlindungan kreditor. Cadangan dipandang sebagai perlindungan terhadap resiko
yang tidak terduga dan kemungkinan mengalami gagal bayar. Dengan demikian, akuntansi di
Jerman dirancang untuk menghitung jumlah laba yang sangat hati-hati sehingga membuat kreditor
tidak mengalami kerugian setelah pembagian laba dilakukan untuk para pemilik.
Institut Jerman memberikan konsultasi dalam berbagai tahap pembuatan hukum yang
mempengaruhi akuntansi dan pelaporan keuangan, namun demikian tetap saja ketentuan
hukumlah yang paling utama. Undang-undang tentang Pengendalian dan Transparansi tahun 1998
memperkenalkan keharusan bagi Kementrian Kehakiman yntuk mengakui badan swasta yang
keuangan konsolidasi.
baru.
Komite Standar Akuntansi Jerman (German Accounting Standards Committee-GASC) atau dalam
bahasa Jerman, Deutsches Rechnungslegungs Standard Committee (DRSC) didirikan tidak lama
sesudah itu dan langsung diakui oleh Kementrian Kehakiman sebagai pihak berwenang dalam
Sistem penetapan standar akuntansi yang baru di Jerman secara garis besar mirip dengan sistem
yang ada di Inggris dan Amerika Serikat. Namun demikian, penting untuk diperhatikan bahwa
standar GASB adlah rekomendasi wajib yang hanya berlaku untuk laporan keuangan konsolidasi.
Akuntan publik bersertifikat di Jerman disebut sebagai Wirtschaftsprufer (WP) atau pemeriksaan
perusahaan. OLeh hukum WP diwajibkan untuk bergabung dalam kamar Akuntan Resmi
bagi WP. Undang-undang Akuntansi tahun 1985 memperluas persyaratan audit bagi lebih banyak
lagi perusahaan.
Undang-undang Akuntansi tahun 1985 secara khusus menentukan ketentuan akuntansi, auditing
dan pelaporan keuangan yang berbeda-beda menurut ukuran perusahaan, bukan menurut bentuk
organsisasi. Undang-undang Akuntansi tahun 1985 secara khusus menentukan isi dan bentuk
1. Neraca
4. Laporan Manajemen
5. Laporan Auditor
Perusahaan kecil dikecualikan dari ketentuan audit dan dapat menyusun neraca dalam bentuk yang
diringkas. Perusahaan berukuran kecil dan menengah dapat menysun laporan laba rugi yang
catatanlaporankeuangan.
Laporan manajemen menjelaskan posisi keuangan dan perkembangan usaha selama tahun tersebut,
peristiwa setelah tanggal neraca yang penting, antisipasi terhadap perkembangan masa depan, dan
Laporan keuangan konsolidasi wajib dibuat oleh perusahaan yang berada dibawah satu
manajemendan dengan penguasaan atas mayoritas hak suara, pengaruh dominan melalui kontrak
pengendalian aktiva, atau hak untuk mengangkat atau memberhentikan mayoritas dewan direksi.
Legislasi yang diberlakukan pada tahun 1998 memperbolehkan perusahaan yang mengeluarkan
utang atau ekuitas pada pasar modal terorganisir untuk menggunakan standar yang diterima secara
internasional (seperti IFRS atau GAAP AS) dalam laporan keuangan konsolidasi sebagai ganti
Berdasarkan Hukum Komersial (HGB), metode pembelian (akuisisi) adalah metode konsolidasi
yang utama, meskipun penyatuan kepemilikan juga dapat diterapkan dalam kondisi yang terbatas.
Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dinilai sebesar nilai kini dan jumlah yang
tersisa merupakan goodwill. Goodwill dapat disalinghapuskan terhadap cadangan dalam ekuitas
atau diamortisasi secara sistematis selama umur manfaat ekonomisnya. HGB tidak mengatur
translasi mata uang asing dan perusahaan di Jerman menggunakan sejumlah metode. Perbedaan
translasi diperlakukan dengan beberapa cara. Akibatnya, perhatian khusus harus diberikan
terhadap catatan laporan di mana metode translasi mata uang asing harus djelaskan.
GAS lebih ketat bila dibandingkan dengan HGB dalam hal laporan keuangan konsolidasi. Menurut
GAS 4, metode revaluasi harus digunakan, sedangkan aktiva dan kewajiban yand diperoleh dalam
penggabungan usaha harus direvaluasi menjadi nilai wajar dan kelebihan yang tersisa dialokasikan
menjadi goodwill.
Provisi sebagai estimasi beban atau kerugian masa depan sangat digunakan. Provisi harus dibuat
untuk beban perawatan yang ditangguhkan, jaminan produk, kerugian potensial akibat transaksi
yang ditangguhkan, dan kewajiban tidak pasti lainnya. Kebanyakan perusahaan membuat provisi
dalam jumlah sebesar mungkin karena beban yang secara hukum telah dibebankan mempengaruhi
penentuan besarnya laba kena pajak secara langsung. Provisi memberikan kesempatan bagi
v Pengukuran Akuntansi
· Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dinilai sebesar nilai kini dan jumlah yang
· Goodwill dapat disalinghapuskan terhadap cadangan dalam ekuitas atau diamortisasi secara
· Usaha patungan dapat dicatat dengan menggunakan metode konsolidasi proporsional atau
metode ekuitas.
· Persediaan dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau pasar, metode yang
digunakan untuk menghitung biaya adalah FIFO atau rata – rata tertimbang.
PENUTUP
Negara Jerman adalah salah satu Negara yang mendomisi perkembangan Akuntansi
Internasional saat ini. Negara Jermasn merupakan salah satu pendiri Komite Standar Akuntansi
Internasional atau International Accounting Standards Board (IASB) dan memiliki peran penting
dalam mengarahkan agenda IASB. Negara-negara yang lainnya adalah Prancis, Jepang, Inggris,
Belanda, dan Amerika Serikat. Karakteristik dari Akuntansi di Jerman adalah ketergantungannya
terhadap anggaran dasar dan keputusan pengendalian. Selain kedua hal itu tidak ada yang memiliki
Committee (DRSC) didirikan tidak lama saat itu dan langsung diakui oleh kementrian standar di
Jerman. GASC membawahi Badan Standar Akuntansi Jerman (GASB) yang melakukan pekerjaan
Dalam UU Akuntansi tahun 1985 menentukan ketentuan akuntansi, auditing dan pelaporan
keuangan yang berbeda – beda menurut ukuran perusahaan. Ada tiga kelompok ukuran keci,
menengah dan besar. UU akuntansi tahun 1985 menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang
meliputi:
· Neraca
· Laporan Manajemen
· Laporan Auditor