Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Bu Nian Afrian Nuari, S.Kep.Ns.,M.Kep
Di Susun Oleh :
Stela Sela Silvia
NIM : 201401075
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan ke hadhirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
keluasan waktu dan kesehatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah “Fundamental of Nursing II”. Jenis tugas yang diberikan adalah pemaparan pokok
bahasan “Komunikasi Tumbuh Kembang Remaja”.
Melalui penugasan ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami tentang
Komunikasi Tumbuh Kembang Remaja yang pada gilirannya dapat diimplementasikan
dalam kegiatan pembelajaran.
Saya menyadari, sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih
perlu banyak belajar dalam penulisan makalah, makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan
datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.5 Bagaimana cara komunikasi yang efektif pada remaja?
1.2.6 Apa hambatan dalam komunikasi pada remaja?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah / topik makalah tersebut, maka adapun tujuan makalah
tersebut adalah untuk:
1.3.1 Mengetahui komunikasi pada remaja.
1.3.2 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja.
1.3.3 Mengetahui prinsip komunikasi pada remaja.
1.3.4 Mengetahui teknik komunikasi pada remaja.
1.3.5 Mengetahui cara komunikasi yang efektif pada remaja
1.3.6 Mengetahui hambatan dalam komunikasi pada remaja
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah dapat memberi pengetahuan dan informasi tentang
Perkembangan Tumbuh Kembang Remaja
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
perlengkapan yang digunakan, kita anggap saja bahwa yang dimaksudkan termasuk pula
penggunaan alat perlengkapannya (Barata, 2003:54).
4
anak-anak menuju masa dewasa dengan usia 11 sampai 21 tahun, disertai dengan perubahan
fisik, kepribadian, kognitif, psikososial dalam rangka pembentukkan identitas diri.
Suatu analisis yang dikemukakan oleh Monks, Knoers, dan Haditono (1996) mengenal
semua aspek perkembangan dalam masa remaja yang secara global berlangsung antara usia
12-21 tahun yaitu usia 12-15 tahun: masa usia remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja madya,
18-21 tahun: masa remaja akhir, akan mengemukakan banyak faktor yang masing-masing
perlu mendapat tinjauan sendiri (Satiadarma,2004:62).
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah
masa peralihan anak menjadi dewasa.
7
f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya,
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus
dilakukan terhadap remaja.
2. Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang
beranjak dewasa seperti :
a. Mendengar supaya remaja mau berbicara,
b. Menerima dahulu perasaan remaja,
c. Bicara supaya didengar.
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara berbicara
dan cara mendengar.
3. Mengenal Diri Remaja
a. Pahami Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan
karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara.Agar
komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan
mencoba memahami perasaan anak sebagai lawan bicara.
b. Bagaimana memahami perasaan remaja
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan
dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa
nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang tua akan lebih
mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja.
4. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat
Menghadapi Masalah Dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.
a. Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku anak
terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak
membedakan antara anak dan perilakunya sehingga membuat anak merasa
disalahkan, direndahkan dan di sudutkan.
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai
akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat
terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak,
mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan merasa nyaman.
8
b. Menentukan masalah siapa
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu
mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena :
1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah.
2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan
masalahnya sendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
4) Anak perlu belajar mandiri
Setelah mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah
harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah masalah
remaja maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif.
9
penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan
yang jelek pada anak remaja tersebut.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak
untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak
dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan rasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang jengkel,
marah dan diam.
10
memecahkan masalahnya; meningkatkan kemampuan anak untuk mendengar pendapat
orang tua; meningkatkan tanggungjawab anak.
3. Komunikasi dengan empatik, prinsip komunikasi empatik: “Berusaha mengerti lebih
dahulu, baru dimengerti” . Dalam mendengarkan empatik, kita sebagai orang tua
berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan anak remaja kita.
Kita sebagai orang tua, tidak hanya mendengar dengan telinga, tapi dengan mata dan
hati. Hati kita merasakan, memahami, menyelami dan berintuisi dengan permasalahan yang
sedang dialami oleh anak remaja kita. Mata kita mengamati pesan-pesan nonverbal yang
diekspresikan oleh anak kita. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri.
Mendengar Empatik adalah mendengar untuk mengerti baik secara emosional sekaligus
intelektual, bukan dengan maksud untuk menjawab, mengendalikan atau memanipulasi orang
lain. Memang tidak mudah untuk dapat menjalin komunikasi yang positif dengan anak remaja
kita yang sedang mengalami berbagai gejolak dalam dirinya. Tetapi tidak berarti tidak bisa.
Pemahaman dan pengertian kita sebagai orang tua atas kesulitan-kesulitan yang sedang
dialami anak remaja kita, merupakan hal sangat penting. Anak remaja kita membutuhkan
pengertian dari orangtuanya bahwa ia sedang mengalami proses perubahan.Sikap ini akan
mendukung terjalinnya komunikasi yang positif dengan anak remaja.
11
c. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta).
Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya
yang dialami oleh seorang Remaja. Terimalah mereka apa adanya. Mereka pasti
memiliki potensi unggul lain yang perlu digali. Sebagai perawat, kita harus siap
menerima kenyataan tersebut seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan
komunikasi dengan remaja tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang
mereka dapat pahami.
d. Teknik bertanya yang buruk.
Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan sanggup
menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan
orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain.
Bahwa setiap individu memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda.
e. Teknik menjawab yang buruk.
Kesulitan seseorang memahami materi yang disampaikan karena komunikator
tidak mampu menjawab dengan baik.Pertanyaan bukannya dijawab, melainkan
dibiarkan.Pertanyaan justru dijawab tidak tepat.Salah satu teknik menjawab yang
buruk adalah komunikator tidak memberikan kesempatan individu menyelesaikan
pertanyaan lalu langsung di jawab oleh komunikator.
f. Kurang menguasai materi.
Ini faktor yang sangat jelas.Begitu kita tidak menguasai materi, itulah
hambatan komunikasi.Kompetensi profesional salah satu maknanya adalah
menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi, meluas.
g. Kurang persiapan.
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran
dapat optimal jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik
2. Hambatan Psikologis :
a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan
tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
Sering kali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai dengan
ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat berhubungan dengan
ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang kurang benar.
12
c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada seorang
remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun
berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah berpikir
baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator curiga
pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.
f. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita harus jujur.
Jangan bohong. Jujurlah jika memang tidak tahu
g. Tertutup.
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam proses itu
diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja.
Cegahlah sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu muncul, lakukan segera
penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku.
i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan
ketika kita berbicara dengan anak-anak, karena kita berkomunikasi dengan seorang
remaja.mampu, tetapi ada hambatan psikologi.
3. Semantik :
a. Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak
sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan
pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan. Setiap individu memiliki latar
belakang yang berbeda. Itu adalah wajar dan real. Yang perlu dilakukan adalah
kesepakatan antara komunikator dan komunikan bahwa inilah tujuan komunikasi
13
yang ingin kita raih. Oleh karena itu, sampaikanlah tujuan tersebut kepada
komunikan dengan jelas.
b. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita.
Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi
orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit,
setengah jam atau satu jam kemudian. Pastikanlah kita menggunakan bahasa
pengantar yang bisa dipahami oleh orang lain (komunikan). Hindari menggunakan
istilah yang tidak diketahui komunikan. Jika ingin menggunakan istilah, jelaskanlah
padanannya dengan bahasa yang mudah dipahami. Kita akan mudah menjelaskan
materi jika dibantu dengan bahasa komunikan.
c. Terjemahan yang salah.
Ada kalanya dalam komunikasi terdapat istilah asing yang belum diketahui
oleh kita. Kita jangan merasa malu jika memang belum tahu. Ambillah kamus bahasa
Indonesia atau kamus istilah umum atau istilah dalam bidang studi tertentu sebagai
sahabat dalam menerjemahkan kata atau istilah yang tidak diketahui.
d. Semantik yaitu pesan bermakna ganda.
Anda pastilah mengetahui bahwa ada kemungkinan pesan yang dikirim
bermakna ganda, lebih dari 1 arti. Inilah salah satu penyebab miscommunication.
Contoh “Untuk memahami materi Hipertensi pada lanjut usia tadi, kerjakanlah 10
soal pada buku yang kamu pegang “• Informasi perintah ini tidak jelas. Buku yang
mana yang dimaksud? Halaman berapa? Hindari penggunaan kalimat bermakna
ganda.
e. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.
Penyampaian materi pembelajaran Anda agar maksimal perlu ditunjang dengan
pelaksanaan budaya yang baik di dalam kelas. Tumbuhkan kebiasaan bahwa ketika
Anda menjelaskan, peserta didik memperhatikan. Ketika Anda meminta mereka
menjawab, mereka memberikan respons jawaban. Ketika seorang peserta didik
sedang menjawab, peserta didik lain diminta menyimak. Jangan sampai sebaliknya,
ketika Anda sedang menjelaskan, para peserta didik justru saling berbicara. Ketika
mereka disuruh bertanya, tidak satu pun bertanya. Bahkan Anda dapat
menumbuhkan budaya saling koreksi jawaban antar peserta didik dapat dilakukan di
bawah bimbingan Anda.
(Nailul Himmah, 2013:03)
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada BAB III menyimpulkan bahwa: komunikasi adalah suatu
proses penyampaian informasi, gagasan atau pengetahuan kepada pihak lain. Remaja ialah
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Bentuk komunikasi ada 2: Verbal dan non-
verbal. Remaja (usia 12 tahun lebih) menggunakan komunikasi verbal yang canggih,
meskipun perilaku mereka belum menunjukkan tingkat komunikasi, kognitif atau kematangan
lebih tinggi. Adapun hambatan komunikasi: hambatan fisik, hambatan psikologi dan
hambatan semantik atau hambatan dalam mengartikan.
4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyarankan kepada para remaja untuk
melakukan komunikasi yang sesuai kepada orang tua atau teman sebaya. Dan menyarankan
kepada orang tua untuk mendidik anaknya cara berkomunikasi yang benar dan sesuai dengan
tingkatan
15
DAFTAR PUSTAKA
Wong, Dona L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong. EGC: Jakarta
Montyp, Satiadarma. 2004. Jurnal Provitae. Buku Obor: Jakarta Barata, Atep Adya. 2003.
KOMUNIKASI. Elek Media Komputindo: Jakarta Engel, Joyce. 2008.
Pengkajian Pediatrik. EGC: Jakarta Shofia, Retnowati. 2013. (Online),
(https://www.google.com/search?q=hambatan+komunikasi+pada+usia+remaja&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
beta&channel=sb#channel=sb&q=cara+komunikasi+pada+usia+remaja&rls=org.mozilla:e
n-US:official, Diakses pada tanggal 13 Maret 2015. Pukul 20:00)
Himmah, Nailul. 2013. (Online), (http://nailul-nailul.blogspot.com/2012/08/hambatan-
dalam-komunikasi.html, Diakses pada tanggal 13 Maret 2015. Pukul 20:23)
16