Anda di halaman 1dari 36

LOGO

MANAJEMEN NYERI PADA


NEONATUS

by: Ns. Yanti Riyantini, MKep., Sp.Kep. An


NYERI

International Association for


Perasaan yang tidak Study of Pain (IASP), nyeri
adalah sensori subyektif dan
nyaman & pengalaman
emosional yang tidak
emosional yang menyenangkan yang didapat
dikaitkan dengan terkait dengan kerusakan
kerusakan jaringan. jaringan aktual maupun
potensial, atau
menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan
MEKANISME NYERI

 Nyeri berawal dari kerusakan jaringan sampai


menimbulkan persepsi sakit melalui peristiwa
nosisepsi yang terdiri dari 4 proses yaitu
transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi.
 Transmisi nyeri dari perifer ke korteks
tergantung pada proses integrasi & proses
sinyal di medula spinalis, batang otak dan
serebrum
RESEPTOR NYERI

1. Reseptor sensorik
2. Nosiseptor  reseptor yg merespon stimulus
mekanis, termal, kekurangan oksigen & bahan
kimia.
1) Stimulus nosiseptor A-delta, menimbulkan
sensasi tajam
2) Stimulus nosiseptor A-beta, menimbulkan
sensasi tekanan ringan atau geli
3) Stimulus nosiseptor C menimbulkan sensasi
tumpul, difus dan terbakar.
PROSES TERJADINYA NYERI
Stimulus noxious

Kerusakan jaringan

Pelepasan bahan kimia endogen

Aktivasi nosiseptor

Transmisi impuls nosiseptif ke SSP

Integrasi informasi nosiseptif pada spinal

Integrasi pada supra spinal

Respons Nyeri
DAPATKAH NEONATUS MERASAKAN NYERI?

• Ya

• Sistem & fungsi nyeri pada bayi prematur & cukup bulan
sudah lengkap.
• Komponen neuroanatomik & sistem neuroendokrin pada
neonatus sdh berkembang yang memungkinkan neonatus
dapat merasakan nyeri.

• Nyeri pada neonatus memiliki konsekuensi jangka


panjang.
• Nyeri akan direkam secara biologis dan berdampak
pada perkembangan otak dan perilaku selanjutnya.
EKSPRESI NYERI PADA NEONATUS

• Fleksi & adduksi pada ekstremitas

• Ekspresi wajah

• Menangis (bedakan tangisan nyeri


dan tangisan lapar)
PENYEBAB NYERI
PADA NEONATUS DI NICU

• Heel sticks, penusukan


vena/arteri, tracheal
Nyeri Akut
suctioning, lumbal pungsi,
sirkumsisi

Nyeri kronik/ • NEC, meningitis, ventilasi


prolonged mekanik, trauma lahir,
pain pemasangan WSD.
• Ligasi PDA, kolostomi,
Nyeri Post
laparotomi, pemasangan VP
Operasi
sunt dll

• Ganti popok, penimbangan


BB, melepas plester, luka
Perawatan
bakar pada transcutaneous
rutin
probes & stimulasi pada
rektal.
PENGKAJIAN NYERI PADA NEONATUS

• Premature Infant Pain


Profile (PIPP)  27 mg-
aterm
Nyeri akut krn • Neonatal Infant Pain
prosedur Scale (NIPS)  28-38
(tindakan)/ mg.
Post operasi • Neonatal Pain, Agitation
and Sedation Scale
(NPASS)
• CRIES score  32-60 mg
• Karakter, lokasi,
durasi dan ritme nyeri
tidak dapat diukur

Nyeri kronik/ • Tidak ada skala untuk


prolonged
pain mengkajinya
Premature Infant Pain Profile (PIPP)
Indikator 0 1 2 3
Masa 36 mg/lebih 32-35 mg 28-31 mg < 28 mg
Gestasi
Perilaku Aktif/ Tenang/ Aktif/tidur Tenang/
bangun bangun tidur
HR Meningkat Meningkat 5- Meningkat Meningkat
0-4 x/menit 14 x/menit 15-24 25 x/menit
x/menit
SaO2 Turun Turun Turun Turun
0-2,4% 2,5-4,9% 5-7,4% > 7,5%
Penonjolan Tidak ada Minimal Sedang Maksimal
pertemuan 2
alis
Kerutan Tidak ada Minimal Sedang Maksimal
bawah mata
Lipatan garis Tidak ada Minimal Sedang Maksimal
hidung bibir
Penilaian Nyeri untuk Neonatus (NIPS)

KATEGORI SKOR KATEGORI SKOR

EKSPRESI WAJAH TANGAN

Rileks, otot tangan tidak kaku,


Otot wajah rileks, ekspresi netral. 0 0
kadang bergerak tidak beraturan.
Fleksi/ekstensi yang kaku,
Otot wajah tegang, alis berkerut, rahang dagu
1 meluruskan tangan tapi dengan cepat 1
mengunci.
melakukan fleksi/ekstensi yang kaku.

TANGISAN KAKI

Rileks, otot-otot tidak kaku, kadang


Tenang, tidak menangis. 0 0
kaki bergerak tidak beraturan.
Fleksi/ekstensi yang kaku,
Mengerang, sebentar-sebentar menangis 1 meluruskan kaki tapi dengan cepat 1
melakukan fleksi/ekstensi yang kaku.
Terus menerus menangis, menangis kencang,
2 KESADARAN
melengking.
Tidur pulas atau cepat bangun, alert
POLA NAPAS 0
dan tenang.
Rileks , napas reguler 0 Rewel, gelisah dan meronta-ronta 1

Pola napas berubah: tidak teratur, lebih cepat dari


1 NILAI TOTAL SKOR 1-7 .... /7
biasanya, tersedak, menahan napas.
CRY, REQUIRES O2, INCREASED VITAL SIGN,
EXPRESSION, SLEEPLESSNESS
(CRIES) SCALE

Indikator 0 ) 1 2

Menangis Tidak Melengking Tidak dapat


dapat ditenangkan
ditenangkan
Kebutuhan FiO2 Tidak < 30% > 30%
Peningkatan HR & Tidak Peningkatan Peningkatan
TD 11-20% > 20%
Ekspresi Tidak Meringis Meringis/
merintih
Tidak dapat tidur Tidak Kadang- Tetap bangun
kadang ada
interval
bangun
RESPON NYERI PADA NEONATUS

• Respon Fisiologis/otonomik

• Perubahan perilaku

• Hormonal/respon metabolik
RESPON FISIOLOGIS/OTONOMIK
• Perubahan HR
• Fluktuasi Tekanan Darah
• Peningkatan TIK

• Peningkatan/penurunan tonus otot


• Peningkatan/penurunan RR
• Desaturasi oksigen

• Peningkatan kebutuhan oksigen


• Palmar eritema
• Pucat
PERUBAHAN PERILAKU

 Menangis  melengking-merengek
 Ekspresi wajah: meringis, dagu
bergetar, mata menutup dan alis
berkerut
 Sulit ditenangkan, nyaman atau kalm
 Gerakan tubuh: penarikan ekstremitas,
tangan mengepal, hipertonus atau
hipotonus.
 Perubahan status: perubahan siklus
tidur-bangun, perubahan aktivitas &
iritabel.
Ekspresi wajah
Respon hormonal/metabolik

 Peningkatan epinefrin & norepinefrin,


growth hormone & endorphin.
 Penurunan sekresi insulin
 Peningkatan sekresi kortisol, glukagon &
aldosteron  yang memicu terjadinya
peningkatan glukosa serum, laktat,
badan keton dan asidosis
Skala Variabel Tipe Nyeri
PIPP (Premature Infant HR, Facial expression, Procedural, Post
Pain Profile)  27 wks- takes state & GA into operative (minor)
aterm account
NIPS (Neonatal Infant Facial expression, Procedural
Pain Scale)  28-28 wks crying, breathing
pattern, arm and leg
movements, state of
arousal
NFCS (Neonatal Facial Facial actions Procedural
Coding System)
NPASS (Neonatal Pain, Crying, irritatability, Procedural
Agitation and Sedation behavioral state, facial
Scale) expression, extremity
tone, vital sign
CRIES (Cry, Requires Cry, Requires O2, Postoperative
O2, Increased vital sign, Increased vital sign,
Expression, Expression,
Sleeplessness) Sleeplessness.

COMFORT Scale (0-3 Movement, Calmness, Procedural, critical care,


tahun) facial tension, sedated
alertness,RR, HR, BP
Pencegahan Nyeri
Prosedur Pencegahan/manajemen
Melepas plester Gunakan ether, tarik pelan-pelan
Luka bakar krn transkutaneus Ubah posisi probe setiap 2 jam

Ganti popok, timbang BB Minimal handling


Stimulasi rektal Xylocain jelly
Heel sticks, venipunctures Sukrosa 0.5 ml 2 menit
sebelum tindakan.
Tracheal suctioning Sedasi
Lumbar puncture EMLA , Anestesi lokal
NEC, meningitis, ventilasi Sedasi
mekanik, chest tube, post
operative
Manajemen Nyeri
Non Farmakologi
•Environtmental intervensions
•Swaddling, facilitated tucking, positioning and
Touch
•Non Nutritive Sucking
•Sweet solution: Sucrose, glucose

• Skin to skin contact


• Breast feeding analgesia
• Breast milk
• Music
Environmental Intervention

• Minimal handling
• Menurunkan kebisingan.

• Pengaturan cahaya bertujuan:


• Mengurangi stress
• Meningkatkan tidur
• Menambah BB
• Mengembangkan irama sirkadian
Swaddling (Bedong)
Shu SH, Lee YL, Hayter M & Wang RH.
(2014). Efficacy of swaddling and
heel warming on pain response to
heel stick in neonates: a randomised
control trial.

Hasil:

1.  SaO2 klp bedong lebih besar dari klp


penghangatan tumit.
2. Kenaikan skala nyeri klp kontrol lebih tinggi
dari klp bedong.
3. HR waktu pemulihan klp kontrol & klp bedong
lebih lama dari klp penghangatan tumit.
4. SaO2 waktu pemulihan klp kontrol lebih lama dari
klp penghangatan tumit.
5. Durasi menangis klp kontrol lebih lama
dibandingkan dengan klp bedong & klp
penghangatan tumit.
Kesimpulan:
Bedong & penghangatan tumit dapat menurunkan
respon nyeri pada neonatus selama penusukan
tumit. Pemanasan tumit respon nyerinya lebih
rendah dari bedong terutama dalam hal pemulihan
nyeri
Positioning

1. Facilitated tucking
Posisi berbaring atau
terlentang dengan kedua
lengan dan kaki fleksi
mendekati tubuh (flexed
fetal-type position)

2. Prone
Facilitated tucking
Reyhani et al. (2012). The Effect of Facilitated
Tucking (FT) During Venipuncture on Duration of
Crying in Preterm Infants.
Hasil:
Lama menangis setelah dilakukan penusukan
vena untuk pengambilan darah pada klp kontrol
lebih tinggi dari klp intervensi.

Kesimpulan:
Facilitated tucking efektif untuk mengurangi lama
menangis pada bayi
Non Nutritive Sucking (NNS)

Dilli, et al. (2013). Oral sucrose and


non-nutritive sucking goes some
way to reducing pain during
retinopathy of prematurity eye
examinations.
Hasil:
 Randomised controlled trial pada
64 bayi prematur yang dilakukan
pemeriksaan ROP
 Klp intervensi mempunyai rata-
rata score nyeri PIPP selama
pemeriksaan lebih rendah.
Sucrose/Glucose
Cara pemberian
1.Konsultasi dengan dokter apakah bayi ada
kontra indikasi diberikan sukrosa.
2.Siapkan bayi untuk prosedur pemberian
3.Siapkan jumlah sukrosa yang diberikan 
lihat dosis
4.Berikan sukrosa secara oral pada anterior
lidah
5.Berikan sukrosa 1/4 atau kurang (dari
jumlah total) 2 menit sebelum prosedur
dilakukan.
6. Berikan sukrosa secara bertahap
selama prosedur.
7.Efek analgesik dapat berlangsung 5-8
menit dari pemberian pertama, observasi
dosis dan efek.
8.Konsultasikan dengan tim medis jika
sukrosa oral tidak efektif , istirahatkan
pasien , kaji ulang dan rencanakan
manajemen nyeri
FARMAKOLOGI
1. Analgesia lokal: Euthetic Mixture of Local
Anesthetics (EMLA)  tidak
direkomendasikan untuk pemeriksaan
penusukan pada tumit karena
mengakibatkan vasokonstriksi lokal.
2. Analgesia umum (untuk prosedur invasif
major)
 Non narkotik  Acetaminophen &
NSAIDs.
 Narkotik  Opiates (Morphine) &
Opioids (Fentanyl).
KEPUSTAKAAN
Dilli, et al. (2013). Oral sucrose and non-nutritive sucking
goes some way to reducing pain during retinopathy of
prematurity eye examinations.
Reyhani et al. (2012). The Effect of Facilitated Tucking (FT)
During Venipuncture on Duration of Crying in Preterm
Infants.
Shu SH, Lee YL, Hayter M & Wang RH. (2014). Efficacy of
swaddling and heel warming on pain response to heel
stick in neonates: a randomised control trial.
The Royal Children’s Hospital Melbourne. Neonatal Pain
Assessment. http://www.rch.org.au/rchcpg/hospital
clinical_guideline_index/ neonatal_pain_assessment/
Diunduh 15 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai