BERTINGKAT TINGGI
MAKALAH
Disusun untuk melengkapi tugas laporan ilmiah pada mata kuliah Bahasa
Indonesia
Oleh
181111040
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
6
DAFTAR ISI
3.1 ............................................................................................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Cara Memperoleh Data
Cara memperoleh data karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode
internet.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Gedung pencakar langit pasti memiliki karakteristik yang berbeda dengan
gedung yang memiliki ketinggian rendah. Berikut karakteristik gedung pencakar
langit.
Memiliki luas lahan antara 750 m2 hingga 1500 m2, menggunakan tipe struktur
open frame, flat slab, atau bearing wall system, memiliki struktur dengan
tipikal lurus ke atas dan biasanya ukuran lantai akan mengecil keatas, jarang
memiliki landscape yang baik kecuali menggunakan vertical garden atau sky
garden, biasanya memiliki sistem aerodinamika yang baik serta struktur yang
dapat bertahan dalam goncangan, memiliki resiko roboh yang besar, dan juga
kompleksitas tinggi (Aska, 2017).
Beban angin merupakan beban yang bekerja secara horizontal. Dalam artikel
yang berjudul “Jenis-jenis Beban pada Struktur” (2017) disebutkan bahwa, “Beban
angin adalah beban yang bekerja pada suatu struktur, akibat pengaruh struktur yang
memblok aliran angin, sehingga energi kinetik angin akan dikonversi menjadi tekanan
6
energi potensial, yang menyebabkan terjadinya beban angin.” Beban angin merupakan
salah satu beban yang perhitungannya harus diperhatikan terutama pada gedung
bertingkat tinggi. Dikutip dari artikel berjudul “Beban Angin pada Perancangan
Bangunan” (2012), “Besarnya beban angin yang bekerja pada struktur bangunan
tergantung dari kecepatan angin, rapat massa udara, letak geografis, bentuk dan
ketinggian bangunan, serta kekakuan struktur.”
5
BAB III
ANALISIS DATA
Beban pada struktur bangunan merupakan salah satu hal yang terpenting
dalam perencanaan sebuah gedung. Kesalahan dalam perencanaan beban atau
penerapan beban pada perhitungan akan mengakibatkan kesalahan yang fatal. Untuk
itu, sangat penting bagi kita untuk merencanakan pembebanan pada struktur
bangunan dengan sangat teliti agar bangunan yang didesain tersebut nantinya akan
aman pada saat dibangun dan digunakan. Salah satu beban pada struktur bangunan
yang penting dalam perencanaan tersebut ialah beban angin.
Besarnya beban angin yang bekerja pada struktur bangunan tergantung dari
kecepatan angin, rapat massa udara, letak geografis, bentuk dan ketinggian
bangunan, serta kekakuan struktur. Bangunan yang berada pada lintasan angin, akan
menyebabkan angin berbelok atau dapat berhenti. Sebagai akibatnya, energi kinetik
dari angin akan berubah menjadi energi potensial, yang berupa tekanan atau hisapan
pada bangunan.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi besarnya tekanan dan hisapan
pada bangunan pada saat angin bergerak adalah kecepatan angin. Besarnya kecepatan
angin berbeda-beda untuk setiap lokasi geografi. Kecepatan angin rencana biasanya
didasarkan untuk periode ulang 50 tahun. Karena kecepatan angin akan semakin
tinggi dengan ketinggian di atas tanah, maka tinggi kecepatan rencana juga demikian.
Selain itu perlu juga diperhatikan apakah bangunan itu terletak di perkotaan atau di
pedesaan. Seandainya kecepatan angin telah diketahui, tekanan angin yang bekerja
pada bagunan dapat ditentukan dan dinyatakan dalam gaya statis ekuivalen.
Pola pergerakan angin yang sebenarnya di sekitar bangunan sangat rumit, tetapi
konfigurasinya telah banyak dipelajari serta ditabelkan. Karena untuk suatu
bangunan, angin menyebabkan tekanan maupun hisapan, maka ada koefisien khusus
6
untuk tekanan dan hisapan angin yang ditabelkan untuk berbagai lokasi pada
bangunan.
Menyadari kajian ini masih jauh dari kata sempurna, ketidak lengkapan
informasi diharapkan dapat diteliti kembali. Kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan .
7
DAFTAR PUSTAKA