Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH BEBAN ANGIN TERHADAP GEDUNG

BERTINGKAT TINGGI

MAKALAH

Disusun untuk melengkapi tugas laporan ilmiah pada mata kuliah Bahasa
Indonesia

Oleh

Aura Bes Asiatika

181111040

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Penulis ucapkan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmatnya-Nya


penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ilmiah yang berjudul “Pengaruh Beban
Angin terhadap Gedung Bertingkat Tinggi”. Yang mana, laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penulis menyampaikan terima kasih pada beberapa pihak yang ikut


mendukung proses pembuatan laporan ini hingga selesai. Yaitu :
1. Ibu Sri Murniati yang telah membimbing penulis dalam penyusunan laporan.
2. Teman-teman penulis yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.


Untuk itu penulis mengharapkan kriktik dan saran dari para pembaca. Namun, penulis
tetap berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu di
bidang ketekniksipilan.

Bandung, 26 Juni 2019

Penulis

6
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulis ................................................................................................... 1

1.4 Cara Memperoleh Data ...................................................................................... 2

BAB II : LANDASAN TEORI .................................................................................... 3

2.1 Bangunan Gedung .............................................................................................. 3

2.2 Gedung Pencakar Langit..................................................................................... 3

2.3 Beban pada Bangunan ........................................................................................ 4

2.4 Beban Angin ....................................................................................................... 4

BAB III : ANALISIS DATA ....................................................................................... 9

3.1 ............................................................................................................................ 9

BAB IV : PENUTUP ................................................................................................... 9

4.1 Simpulan ............................................................................................................. 9

4.2 Saran .................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi


semakin berkembang, beragam bentuk bangunan pun turut berevolusi. Munculnya sky
scrapper atau gedung pencakar langit contohnya. Gedung yang sering memiliki tinggi
yang diluar nalar ini sudah banyak kita temui di berbagai wilayah. Pembangunan ke
arahh vertikal ini gencar dilakukan guna mengoptimalkan lahan kecil untuk orang
banyak, mengingat jumlah manusia yang semakin bertambah dan semakin
berkurangnya lahan di muka bumi.

Sebagaimana yang kita ketahui, pengaruh beban horizontal pada bangunan


bertingkat tinggi lebih besar dari pada pengaruh beban vertikalnya. Salah satu contoh
dari beban horizontal tersebut adalah beban angin. Maka dari itu, perhitungan beban
angin harus diperhatikan dalam membangun sebuah bangunan, terutama bangunan
bertingkat tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja syarat pembangunan gedung pencakar langit?
2. Bagaimana pengaruh beban angin terhadap struktur gedung pencakar
langit?

1.3 Tujuan Penulis

Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui syarat


pembangunan gedung pencakar langit. Juga mengetahui pengaruh beban angin
terhadap struktur gedung pencakar langit.

1
1.4 Cara Memperoleh Data

Cara memperoleh data karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode

pustaka. Dalam hal ini penulis memperoleh informasi melalui artikel-artikel di

internet.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Bangunan Gedung

Dikutip dari artikel berjudul “Bangunan” (2018), Bangunan gedung adalah


struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara
permanen di suatu tempat. Bangunan memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi
yang berbeda-beda. Menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung, pada Bab III Pasal 5 fungsi bangunan gedung terdiri dari fungsi
hunian, fungsi keagamaan, fungsi usaha, fungsi sosial budaya dan fungsi khusus
(Shalmont, 2010). Pada fungsi hunian contohnya rumah tinggal, fungsi keagamaan
contohnya, mesjid, gereja, pura, wihara, juga kelenteng, fungsi usaha contohnya,
gedung perkantoran, perhotelan, dll., fungsi sosial dan budaya contohnya gedung
untuk pendidikan, pelayanan kesehatan, laboratorium, dll., sedangkan fungsi khusus
contohnya instalasi pertahanan dan keamanan.

2.2 Gedung Pencakar Langit

Gedung pencakar langit merupakan istilah untuk bangunan yang memiliki


struktur yang tinggi. Menurut artikel yang berjudul “Pencakar Langit” (2018)
dikatakan, sebuah gedung dapat disebut gedung pencakar langit jika gedung tersebut
memiliki batas minimum ketinggian, yaitu 150 meter atau setara 500 kaki. Gedung
pencakar langit ini dibangun guna menambah fungsi ruang dengan cara membangun
kearah vertikal pada lahan yang sempit. Dikutip dari artikel yang berjudul “Bangunan
Tinggi” (2018), dalam pembangunannya, material yang digunakan gedung pencakar
langit yaitu beton kuat dan besi.

3
Gedung pencakar langit pasti memiliki karakteristik yang berbeda dengan
gedung yang memiliki ketinggian rendah. Berikut karakteristik gedung pencakar
langit.

Memiliki luas lahan antara 750 m2 hingga 1500 m2, menggunakan tipe struktur
open frame, flat slab, atau bearing wall system, memiliki struktur dengan
tipikal lurus ke atas dan biasanya ukuran lantai akan mengecil keatas, jarang
memiliki landscape yang baik kecuali menggunakan vertical garden atau sky
garden, biasanya memiliki sistem aerodinamika yang baik serta struktur yang
dapat bertahan dalam goncangan, memiliki resiko roboh yang besar, dan juga
kompleksitas tinggi (Aska, 2017).

2.3 Beban pada Bangunan

Dalam perencanaan konstruksi bangunan yang baik, diperlukan perhitungan


pembebanan pada bangunan tersebut. “Peraturan bangunan seperti yang tertuang
dalam SNI mensyaratkan bahwa struktur harus dirancang dan dibangun untuk dapat
menahan semua jenis beban yang mungkin dihadapi selama siklus hidup bangunan
tersebut” (Parsika, 2019).

Dikutip dari artikel berjudul “Jenis-jenis Beban pada Struktur” (2017)


disebutkan, pada umumnya beban diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu
beban mati (dead load), beban hidup (live load), beban gempa, beban angin, dan beban
lainnya seperti beban salju dan beban air hujan. Akan tetapi perlu diingat bahwa setiap
konstruksi memiliki beban dengan sifat yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada
desain, lokasi, penggunaan, dan bahan yang digunakan suatu konstruksi.

2.4 Beban Angin

Beban angin merupakan beban yang bekerja secara horizontal. Dalam artikel
yang berjudul “Jenis-jenis Beban pada Struktur” (2017) disebutkan bahwa, “Beban
angin adalah beban yang bekerja pada suatu struktur, akibat pengaruh struktur yang
memblok aliran angin, sehingga energi kinetik angin akan dikonversi menjadi tekanan

6
energi potensial, yang menyebabkan terjadinya beban angin.” Beban angin merupakan
salah satu beban yang perhitungannya harus diperhatikan terutama pada gedung
bertingkat tinggi. Dikutip dari artikel berjudul “Beban Angin pada Perancangan
Bangunan” (2012), “Besarnya beban angin yang bekerja pada struktur bangunan
tergantung dari kecepatan angin, rapat massa udara, letak geografis, bentuk dan
ketinggian bangunan, serta kekakuan struktur.”

5
BAB III

ANALISIS DATA

3.1 Pengaruh Beban Angin Terhadap Struktur Gedung Pencakar Langit

Beban pada struktur bangunan merupakan salah satu hal yang terpenting
dalam perencanaan sebuah gedung. Kesalahan dalam perencanaan beban atau
penerapan beban pada perhitungan akan mengakibatkan kesalahan yang fatal. Untuk
itu, sangat penting bagi kita untuk merencanakan pembebanan pada struktur
bangunan dengan sangat teliti agar bangunan yang didesain tersebut nantinya akan
aman pada saat dibangun dan digunakan. Salah satu beban pada struktur bangunan
yang penting dalam perencanaan tersebut ialah beban angin.

Besarnya beban angin yang bekerja pada struktur bangunan tergantung dari
kecepatan angin, rapat massa udara, letak geografis, bentuk dan ketinggian
bangunan, serta kekakuan struktur. Bangunan yang berada pada lintasan angin, akan
menyebabkan angin berbelok atau dapat berhenti. Sebagai akibatnya, energi kinetik
dari angin akan berubah menjadi energi potensial, yang berupa tekanan atau hisapan
pada bangunan.

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi besarnya tekanan dan hisapan
pada bangunan pada saat angin bergerak adalah kecepatan angin. Besarnya kecepatan
angin berbeda-beda untuk setiap lokasi geografi. Kecepatan angin rencana biasanya
didasarkan untuk periode ulang 50 tahun. Karena kecepatan angin akan semakin
tinggi dengan ketinggian di atas tanah, maka tinggi kecepatan rencana juga demikian.
Selain itu perlu juga diperhatikan apakah bangunan itu terletak di perkotaan atau di
pedesaan. Seandainya kecepatan angin telah diketahui, tekanan angin yang bekerja
pada bagunan dapat ditentukan dan dinyatakan dalam gaya statis ekuivalen.

Pola pergerakan angin yang sebenarnya di sekitar bangunan sangat rumit, tetapi
konfigurasinya telah banyak dipelajari serta ditabelkan. Karena untuk suatu
bangunan, angin menyebabkan tekanan maupun hisapan, maka ada koefisien khusus

6
untuk tekanan dan hisapan angin yang ditabelkan untuk berbagai lokasi pada
bangunan.

3.2 Pengaruh Beban Angin Terhadap Struktur Gedung Pencakar Langit

Untuk meminimalisir kerusakan terumbu karang di perlukan kesadaran


masyarakat bahwa terumbu karang sangat banyak manfaatnya, dan tidak melaku-kan
perbuatan yang dapat mengancam terumbu karang.

Menyadari kajian ini masih jauh dari kata sempurna, ketidak lengkapan
informasi diharapkan dapat diteliti kembali. Kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan .

7
DAFTAR PUSTAKA

2012. “Beban Angin pada Perancangan Bangunan”. http://dyshally.blogspot.com/


2012/04/beban-angin-pada-perancangan-bangunan.html. [15 Mei 2019]
2017. “Jenis-Jenis Beban pada Struktur”. https://www.gurusipil.com/jenis-jenis-
beban-pada-struktur/. [15 Mei 2019]
Azka. 2017. “Definisi High Rise Building, Karakteristik dan Contohnya”. https://
www.arsitur.com/2017/09/definisi-high-rise-building.html. [15 Mei 2019]
Parsika. 2019. “Jenis Beban pada Struktur Bangunan”. https://www.arsitur.com/
2019/03/jenis-beban-pada-struktur-bangunan.html. [15 Mei 2019]
Shalmont, Jerry. 2010. “Aspek Hukum Bangunan Gedung Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002”. https://www.hukumproperti.com/
rangkuman-peraturan/aspek-hukum-bangunan-gedung-berdasarkan-undang-
undang-nomor-28-tahun-2002/. [15 Mei 2019]
Wikipedia. 2018. “Bangunan Tinggi”. https://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan_
tinggi. [15 Mei 2019]
Wikipedia. 2018. ”Pencakar langit”. https://id.wikipedia.org/wiki/Pencakar_langit.
[15 Mei 2019]
Wikipedia. 2019. “Bangunan”. https://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan. [15 Mei
2019]

Anda mungkin juga menyukai