Anda di halaman 1dari 6

H.

Asuhan Keperawatan Glaukoma


1. Pengkajian
1. Identitas

 Nama : Ny. Melisa


 Alamat : Simalingkar, Medan
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 27 thn
 Suku : Jawa
 Pekerjaan : Marketing
2. Riwayat Kesehatan

 Keluhan utama : Pandangan kabur, nyeri, mata meradang


 Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan pandangan matanya
kabur, nyeri, gangguan membaca
 Riwayat kesehatan dahulu : Penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi
pupil yg akhirnya menyebabkan Angle Clousme Gloucoma).
3. Pemeriksaan fisik

 Oftalmoskop untuk mengetahui adanya cupping dan atrofi diskus optikus.


 Pemeriksaan lapang pandang perifer
 Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasi mata,
sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi puil sedang yang gagal bereaksi
terhadap cahaya.
2. Diagnosa keperawatan

 Dx 1 : Nyeri b.d peningkatan tekanan intraokular (TIO)


 Dx 2 : Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d gangguan penerimaan,
gangguan status organ indra
 Dx 3 : Ansietas b.d faktor fisiologis perubahan status kesehatan adanya nyeri
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan.
 Dx 4 : Resiko injuri b.d penglihatan.
3. Intervensi keperawatan

No.Dx Tujuan Intervensi Rasionl


1. Tujuan: Setelah Mandiri
diberikan tindakan - Pertahankan tirah - Tekanan pada mata
keperawatan baring ketat pada meningkatkan jika
diharapkan nyeri posisi semi-Fowler tubuh datar dan
dapat berkurang atau dan cegah tindakan manuver valsalva
terkontrol. yang dapat diaktifkan seperti pada
meningkatkan TIO aktivitas tersebut.
Kriteria hasil:
(batuk, bersin,
 Klien dapat mengejan)
mengidentifikasi - Berikan lingkungan — Stres dan sinar akan
penyebab nyeri. gelap dan tenang. meningkatkan TIO yang
 Klien dapat dapat mencetuskan
mengetahui faktor- nyeri.
faktor yang dapat — Obsevasi tekanan — Mengidentifikasi
meningkatkan nyeri. darah, nadi dan kemajuan atau
 Klien mampu pernapasan tiap 24 penyimpanan dari hasil
melakukan tindakan jam jika klientidak yang diharapkan.
untuk mengurangi menerimah agens
nyeri. osmotik secara
intravena dan tiap 2
jam jika klien
menerimah agens
osmotik intravena.
— Observai derajat nyeri — Mengidentifikasi
mata tiap 20 menit kemajuan atau
selama fase akut. penyimpangan dari hasil
yang diharapkan.
— Observasi ketajaman — Mengidentifikasi
pengelihatan setiap kemajuan atau
waktu sebelum penyimpangan dari hasil
penetesan obat mata yang diharapkan.
yang diresepkan.
Koaborasi
— Berikan obat mata — Agens osmotik
yang diresepkan untuk intravena akan
glaukoma dan beri tau menurunkan TIO
dokter jika terjadi dengan cepat. Agens
hipotensi, haluaran osmitik bersifat
urin <24 ml/jam, nyeri hiperosmolor dan dapat
pada mata tidak hilang menyebabkan dehidrasi;
dalam waktu 30 menit manitol dapat
setelah terapi obat, mencetuskan
tajam pengelihatan hiperglikemis pada
turun terus menerus. pasien DM, tetes mata
miotik memperlancar
drainase akuos humor
dan menurunkan
produksinya.
Pengobatan TIO adalah
esensial untuk
memperbaiki
pengelihatan.
— Berikan analgesik — Mengontrol nyeri. Nyeri
narkotik yang berat akan mencetuskan
diresepkan jika klien manuver valsalva dan
mengalami nyeri hebat meningkatkan TIO.
dan evaluasi
keefektifannya.

2. Tujuan: setelah Mandiri


diberikan tindakan — Pastikan derajat/tipe — Sementara intervensi
keperawatan kehilangan dini mencegah
diharapkan gangguan penglihatan. kebutaan, pasien
pengelihatan dapat menghadapi
berkurang dan kemungkinan/mengala
penggunaan mi pengalaman
pengelihatan yang kehilangan penglihatan
secara optimal. sebagian atau total.
Meskipun kehilangan
Kriteria hasil: pengelihatan telah
terjadi tak dapat
 Pasien akan
diperbaiki (meskipun
mempertahankan
dengan pengobatan)
lapang ketajaman
kehilangan lanjut dapat
penglihatan tanpa
dicegah.
kehilangan lebih
— Dorong — Mempengaruhi harapan
lanjut.
mengekspresikan masa depan pasien dan
perasaan tentang pilihan intervensi.
kehilangan/
kemungkinan
kehilangan
penglihatan.
— Tunjukkan pemberian — Mengontrol TIO,
tetes mata, contoh mencegah kehilangan
menghitung tetesan, penglihatan lanjut.
menikuti jadwal, tidak
salah dosis.
— Lakukan tindakan — Menurunkan bahaya
untuk membantu keamanan sehubungan
pasien yang dengan perubahan
mengalami lapang pandang atau
keterbatasan kehilangan penglihatan
penglihatan, contoh, dan akomodasi pupil
kurangi thd sinar lingkungan.
kekacauan,atur
perabot, ingatkan
memutar kepala ke
subjek yang terlihat;
perbaiki sinar suram
dan masalah
penglihatan malam.

Kolaborasi
Kronis, sederhana, tipe
sudut terbuka:
— Pilokarpin — Obat miotik topikal ini
hidroklorida menyebabkan konstriksi
(Isoptocarpine, pupil, memudahkan
OcuserPilo, pilopine keluarnya aqueus
HS Gel). humor.
— Timolol maleat — Menurunkan
(Timoptic), betaksalol pembentukan aqueus
(Betopic). humor tampa
mengubah ukuran pupil,
pengelihatan, atau
akomodasi.
— Asetazolamid — Menurunkan laju
(diamox). produksi aqueus humor
Tipe sudut sempit:
— Miotik (sampai pupil — Membuat kontraksi otot
dikonstriksikan). sfingter iris,
mendalamkan bilik
anterior, dan
mendilatasi pembulu
keluar traktus selama
serangan akut/sebelum
pembedahan.
— Inhibitor karbonik — Menurunkan sekresi
anhidrase, contoh aqueus humor dan
asetazolamid (diamox) menurunkan TIO.
— Dipivefrin — Mungkin
hidroklorida (propine). menguntungkan bila
pasien tidak berespon
terhadap obata lain.
Bebas efek samping
seperti miosis,
pengelihatan kabur, dan
kebutaan malam.
— Agen hiperosmotik — Digunakan untuk
contoh mannitol menurunkan sirkulasi
(osmitrol), gliserin. volume cairan, dimana
akan menurunkan
produksi aqueus humor
bila pengobatan lain
belum berhasil.
— Berikan sedasi, — Serangan akut
analgesik sesuai glaukoma berhubungan
kebutuhan. dengan nyeri tiba-tiba,
yang dapat mencetus
ansietas/agitasi.
3. Tujuan: setelah Mandiri
diberikan tindakan — Kaji tingkat ansitas, — Faktor ini
keperawatan derajat pengalaman mempengaruhi persepsi
diharapkancemas nyeri/timbul nya pasien terhadap
dapat berkurang dan gejala tiba-tiba dan ancaman diri, potensial
hilang. pengetahuan kondisi siklus insietas, dan
saat ini dapat mempengaruhi
Kriteria hasil: upaya medik untuk
 Pasien tampak mengontrol TIO.
— Berikan informasi — Menurunkan ansiets
rileks dan
yang akurat dan jujur. sehubungan dengan
melaporkan
Diskusikan ketidak tahuan / harapan
ansitas menurun
sampai tingkat kemungkinan bahwa yang akan datang dan
dapat diatasi. pengawasan dan memberikan dasar fakta
pengobatan dapat untuk membuat pilihan
 Pasien mencegah kehilanagan info tentang
menunjukkan pengeligatan pengobatan.
ketrampilan tambahan.
pemecahan — Dorong pasien untuk — Memberi kesempatan
masalah mengakui masalah dan pasien menerima situasi
mengekspresikan nyata, mengklarifikasi
 Pasien
perasaan salah konsepsi dan
menggunakan
pemecahan masalah.
sumber secara
— Identifikasi — Memberikan keyakinan
efektif.
sumber/orang yang bahwa pasien tidak
menolong sendiri dalam
menghadapi masalah

4. Tujuan: Setelah
dilakukan asuahan — Kaji ulang adanya — Untuk mengetahui
keperawatan 3x24 faktor-faktor resiko faktor-faktor resiko
jam klien mampu jatuh pada klien. jatuh
untuk menurunkan
risiko jatuh jatuh
pada diri klien
— Lakukan modifikasi — Modifikasi lingkungan
Kriteria hasil: lingkungan agar lebih dapat menurukan risiko
aman ( memasang jatuh pada pasien.
 Meningkatkan
pinggiran tempat tidur,
bahaya lingkungan
dll) sesuai hasil
yang dapat
pengkajian bahaya
meningkatkan cidera.
jatuh pada poin 1.
 Meningkatkan
tindakan preventif
atas bahaya tertentu. — Ajarkan klien tentang — Meiningkatkan
upaya pencegahan kemandirian pasien
 Melaporkan cidera (menggunakan untuk mencegah risiko
penggunaan cara pencahayaan yang jatuh.
yang tepat dalam baik, memasang
mlindungi diri dari penghalang tempat
cidera. tidur, menempatkan
benda berbahaya
ditrmpat yang aman).

— Kaloborasi dengan — Kaloborasi dengan


doker untuk dokter untuk
penatalaksanaan memberikan terpai yang
vertigo pada klien. sesuai dengan penyakit
yang diderita pasien.

Anda mungkin juga menyukai