Anda di halaman 1dari 10

Kelenjar Tiroid dan Peranan Hormon Tiroid dalam Metabolisme Tubuh

Wira Candika
102016211 / D5
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510
email: wiracandika @gmail.com

Abstract

Thyroid hormone is a hormone that affects many things in human body, especially
affectcs body metabolism and growth. This hormone is produced by throid gland with the
help of iodine which can be obtained from daily food intake. Thyroid gland will swell if
something abnormal happened to it. The most common things that cause thyroid gland to
swell is insufficiency of iodine or hyperactivity of the thyroid gland itself.

Key Words: Thyroid Hormone, Thyroid Gland, Iodine

Abstrak

Hormon tiroid adalah hormon yang mempengaruhi banyak hal dalam tubuh, terutama
mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar tiroid
dengan bantuan iodium yang didapatkan dari asupan makanan sehari-hari. Kelenjar tiroid
apabila mengalami gangguan maka akan membengkak. Gangguan yang sering dialami
diakibatkan karena kekurangan iodium atau aktivitas berlebihan dari kelenjar itu sendiri.

Kata Kunci: Hormon Tiroid, Kelenjar Tiroid, Iodium


Pendahuluan

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini juga penting peranannya dalam metabolisme zat-zat nutrien seperti
karbohidrat, protein, dan lemak. Kelenjar ini mempertahankan tingkat metabolisme di
berbagai jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal.
Hormon tiroid merangsang konsumsi O2 pada sebagian besar sel di tubuh , membantu
mengatur metabolisme lemak , karbohidrat dan protein dan penting untuk pertumbuhan dan
pematangan fungsi tubuh. Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi jika kelenjar
tiroid tidak befungsi dengan baik, dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan mental
dan fisik, dan berkurangnya daya tahan terhadap dingin . Sebaliknya, sekresi hormone yang
berlebihan akan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor dan
kelebihan pembentukan panas.
Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kelenjar tiroid,
mekanisme dan sintesis dari hormon yang dihasilkan oleh tiroid, dan pengaruh dari iodium
terhadap kelenjar tiroid.
Isi

Mikroskopik Kelenjar Tiroid

Glandula tiroid terdiri dari folikel – folikel berbentuk berbentuk bola yang selektif
menyerap iodium dari plasma untuk memproduksi hormon tiroid yang kemudian disimpan di
dalam ruang folikel. Sekitar 25% iodium dalam tubuh terdapat dalam kelenjar tiroid. Tiap
folikel terdiri dari epitel (sel folikel) dan ruang folikel yang berisi substansi koloid. Epitel
tiroid adalah sel gepeng atau torak tergantung aktifitas kelenjar. Pada folikel yang aktif,
mempunyai epitel kubis sampai torak, sedangkan pada folikel inaktif, mempunyai epitel
gepeng. Sel – sel folikel yang aktif akan mengeluarkan hormonnya ke ruang folikel
tersebut.1,2

Epitel folikel tiroid mamalia terdiri atas dua jenis sel: sel principal yang terbanyak
pada epitel itu dan sel parafolikel yang terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil di antara
basis sel-sel principal. Sel principal memiliki inti bulat atau lonjong, sedikit heterokromatin
dan mengandung satu atau dua nukleoli, sitoplasma selnya basofilik. Sel parafolikel besar
yang pucat terletak di dalam epitel namun tidak mencapai permukaan bebasnya, terpisah
darinya oleh bagian melengkung sel-sel principal di sebelahnya. Mereka terdapat satu-satu
atau dalam kelompok kecil.1,2
Jika diamati menggunakan mikroskop elektron, semua sel parafolikel tampak di
dalam epitel. Sel-sel parafolikel dua sampai tiga kali lebih besar daripada sel principal,
namun pada manusia mereka hanya merupakan 0,1% dari massa epithelial kelenjar. Mereka
cenderung lebih banyak di bagian pusat lobus tiroid. Intinya bulat atau lonjong dan berlekuk
pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas rendah dan mengandung reticulum endoplasma
dalam jumlah sedang. Sel-sel parafolikular ini juga menghasilkan hormon kalsitonin.1,2

Sel – sel sekretorik utama tiroid, yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun
membentuk bola-bola berongga yang masing- masing membentuk satu unit fungsional yang
dinamai folikel. Pada potongan mikroskopik, folikel tampak seperti cincin. Sel- sel folikel
mengelilingi suatu lumen di bagian dalam yang terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan ekstrasel untuk hormone tiroid. Unsur utama dari substansi
koloid yaitu molekul glikoprotein besar yang disebut Tiroglobulin, yang merupakan
precursor untuk pembentukan hormone tiroid.1,2

Sel–sel folikel menghasilkan dua hormon yang mengandung iodium yaitu


tetraiodotironin (T4 atau tiroksin) dan triiodotironin (T3). Kedua hormone ini disebut juga
sebagai hormone tiroid, adalah regulator pentng laju metabolik basal ( BMR) keseluruhan.1,2

Sintesis Hormon Tiroid

Sintesis hormon tiroid memerlukan dua bahan dasar yaitu tirosin dan iodium, yang
keduanya harus diserap dari darah oleh sel–sel folikel. Tahap pembentukan hormone tiroid
dimulai dari pengangkutan iodida dari darah ke dalam sel–sel dan folikel ke tiroid.
Membran basal sel tiroid mempunyai kemampuan yang spesifik untuk memompakan iodida
secara aktif ke bagian dalam sel. Kemampuan ini dinamakan penjeratan iodida (iodida
trapping). Pada kelenjar tiroid yang normal, pompa iodida dapat memekatkan iodide kurang
lebih 30 kali dari konsentrasinya di dalam darah.3-5

Tirosin adalah asam amino yang disintesis tubuh, sedangkan iodium tidak disintesis
oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan.3-5
Sintesis, penyimpanan dan sekresi hormon tiroid terdiri dari langkah – langkah berikut:3-5
1. Semua langkah sintesis hormone tiroid berlangsung di dalam molekul tiroglobulin di
dalam koloid. Tiroglobulin di sintesis oleh reticulum endoplasma sel folikel. Di dalam
sel folikel, tiroglobulin yang disintesis akan menyatu dengan tirosin dan kemudian
dikeluarkan ke dalam koloid dengan cara eksotisosis. Sel – sel folikel yang
mengelilingi koloid membentuk suatu glikoprotein yang disebut tiroglobulin dan
enzim untuk sintesis hormone tiroid . Protein – protein ini di kemas kedalam vesikel
dan disekresikan ketengah – tengah ruang folikel . Sel –sel folikel juga secara akif
menimbun yodida, I- , yang berasal dari makanan dengan menggunakan sodium –
iodide- symporter ( NIS).
2. Iodium dari darah terjerat di membran secara aktif oleh enzim hydrogen peroksidase
yang dihasilkan enzim tiroid peroksidase di sel folikel. Kemudian melalui pompa
iodium yaitu pompa Na – K ATPase terletak di membran luar sel folikel, iodium
secara aktif masuk ke dalam sel folikel menuju ke dalam koloid.
3. Di dalam koloid, iodium cepat melekat dengan molekul tiroglobulin. Perlekatan
sebuah iodium ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT). Perlekatan dua
iodium ke tirosin menghasilkan diiodotirosin (DIT).
4. Kemudian terjadi penggabungan antar molekul MIT dan DIT. Penggabungan antar
satu molekul MIT dengan satu molekul DIT menghasilkan triiodotironin (T3).
Penggabungan antar dua molekul DIT menjadi tetraiodotironin (T4 atau tiroksin).

Semua produk ini tetap melekat ke tiroglobulin. Hormon tiroid tetap tersimpan dalam
bentuk ini di koloid sampai terurai dan disekresikan . Jumlah hormone tiroid yang tersimpan
normalnya dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk beberapa bulan. Karena reaksi – reaksi
ini berlangsung di dalam molekul tiroglobulin, semua produk tetap melekat ke protein besar
tersebut sampai kemudian dipecah dan di sekresikan jika diperlukan tubuh.3-5

Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid

Thyroid stimulatory hormone (TSH), hormon yang dihasilkan hipofisis


anterior, merupakan hormone regulator terpenting bagi sekresi hormone tiroid. Selain
meningkatkan sekresi hormone tiroid, TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan
integritas structural kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, kelenjar tiroid mengalami atrofi dan
sekresi hormonnya berkurang. Sebaliknya kelenjar ini akan hipertrofi (peningkatan ukuran
tiap sel folikel) dan hyperplasia (peningkatan jumlah sel folikel) sebagai respon stimulasi
TSH yang berlebihan.3-5
Jika kadar hormon tiroid berlebih dalam darah, hormon – hormon tiroid akan
memberikan feedback negative dengan cara menghambat hipofisis anterior untuk
menghentikan sekresi TSH oleh hipofisis anterior.3-5
Sebagian besar T4 dan T3 diangkut di dalah dalam keadaan terikat ke protein plasma
tertentu. Setelah dikeluarkan ke dalam darah, hormon tiroid yang sangat lipofilik berikatan
dengan beberapa protein plasma sampai akhirnya hormon yang terikat pada protein ini
disekeresikan jika dibutuhkan dengan melepas ikatannya dengan protein. Kurang dari 1% T3
dan 0,1% T4 tetap berada dalam bentuk tidak terikat (bebas), karena hanya hormone bebas
dari keseluruhan hormone tiroid memiliki akses ke reseptor sel sasaran dan mampu
menimbulkan suatu efek.3-5
Dalam kerjanya, T3 memiliki potensial lebih besar sekitar 2-4 kali dari pada T4,
selain itu juga T3 bekerja lebih cepat, mempunyai efek dalam beberapa jam. Sedangkan T4
membutuhkan waktu beberapa hari untuk mencapai respons maksimal. Dalam sirkulasi hanya
sekitar 20% T3 yang dihasilkan dari kelenjar tiroid. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari
pengubahan T4. Dengan demikian T3 adalah bentuk hormone yang paling efektif dan actual
di tingkat sel, meskipun tiroid menghasilkan lebih banyak T4, dimana T4 berperan sebagai
prohormon ( simpanan).6
Pengendalian sekresi hormone tiroid mengikuti pola khas hipotalamus – hipofisis -
kelenjar endokrin perifer. Thyrotropin–releasing hormone (TRH) hipotalamus mengontrol
sekresi hormon. Efek hormone perangsang TSH pada sekresi tiroid akan menybabkan
peningkatan sekresi T4 dan T3 oleh kelenjar tiroid. Pengaruh yang spesifik terhadap kelenjar
tiroid yaitu, meningkatkan proteolisis tiroglobulin yang merupakan protein plasma yang
mengikat hormon tiroid sehingga hormon tiroid dapat dilepas kedalam sirkulasi darah dan
menurunkan substansi folikel glandula tiroid. Kemudian aktivitas pompa Na+ akan menigkat
untuk meningkatkan kecepatan penjeratan iodida dan meningkatkan iodinasi tirosin dan
coupling untuk mensintesis hormon tiroid. Aktivitas sekretorik sel-sel tiroid meningkat
sehingga terjadi perubahan sel epitel tiroid dari sel gepeng menjadi sel kolumnar. 7
Peran Hormon Tiroid Dalam Tubuh
Sekresi hormon tiroid akan memberikan dampak bagi proses yang berjalan dalam
tubuh, seperti laju metabolisme, tumbuh kembang, glikolisis, glukogenesis, dan beberapa
contoh lainnya yang dicantumkan dibawah:3-5
1. Efek pada plasma dan lemak hati: Meningkatnya hormon tiroid akan
menurunkan jumlah kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida dalam darah dan
meningkatkan asam lemak bebas. Sedangkan apabila sekresinya menurun, maka
akan meningkatkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid dan trigiserida plasma dan
hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara berlebihan di dalam hati.
2. Efek pada laju metabolisme: Hormon tiroid adalah penentu utama laju
metabolik basal, dibandingkan dengan hormone lain, kerja hormone tiroid relative
lamban. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal keseluruh tubuh.
Hormon ini adalah regulator terpenting laju konsumsi O2 dan pengeluaran energy
tubuh pada keadaan istirahat. Efek metabolik hormone toroid berkaitan erat
dengan efek kalorgenik (penghasil panas).
3. Efek pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak: Hormon ini
meningkatkan glikolisis, glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorpsi,
peningkatan sekresi insulin. Pada metabolisme protein, hormone ini akan
mempengaruhi sintesis dan penguraian protein. Pada metabolisme lemak, hornom
tiroid akan meningkatkan metabolismenya, dimana lipid akan diangkut dari
jaringan lemak sehingga konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, serta
mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.
4. Efek pada tumbuh kembang: Pada tumbuh kembang, hormone tiroid akan
merangsang sekresi dan mendorong efek dari Growth Hormon (GH) pada sintesis
structural, dan pertumbuhan rangka. Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan
anak. Pada anak hipotiroidisme, kecepatan pertumbuhan sangat tertinggal. Pada
anak hipertiroidisme, terjadi pertumbuhan tulang yang sangat berlebihan. Akan
tetapi, epifisis lebih cepat menutup, sehingga anak tersebut mempunyai masa
pertumbuhan yang lebih singkat. Hormon ini juga memberikan efek pada
metabolisme tulang dan Ca++. .Selain itu, peningkatan produksi hormone tiroid
akan menyebabkan berat badan menurun, sebaliknya apabila produksinya
berkurang maka berat badan akan meningkat.
5. Efek pada kebutuhan vitamin: Hormon tiroid meningkatkan metabolisme dalam
tubuh dengan cara meningkatkan jumlah enzim tubuh. Jadi sejumlah vitamin yang
berperan sebagai koenzim diperlukan untuk kerja enzim. Oleh karena itu
peningkatan hormone tiroid yang berlebih, akan menyebabkan defisiensi vitamin.
6. Efek pada pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat (SSP):
Hormon tiroid penting untuk perkembangan SSP pada janin. Sehingga bayi yang
kekurangan hormon tiroid pasca melahirkan yang tidak di beri pengobatan, maka
perkembangan SSP khususnya otak akan terhambat dan terjadi keterbelakangan
mental yang menetap selama hidupnya. Pada umumnya, hormon tiroid
meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi
pikiran, dan sebaliknya, berkurangnya hormon tiroid menyebabkan kecemasan
yang berlebihan, atau paranoia.
7. Efek terhadap sistem kardiovaskular: Meningkatnya metabolisme jaringan
mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah produk
akhir metabolisme dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi di sebagian
besar jaringan tubuh untuk sehingga meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran
darah di kulit juga meningkat untuk membuang panas dari tubuh. Sebagai
meningkatnya aliran darah, maka curah jantung juga meningkat sampai 60% atau
lebih di atas normal dan turun sampai hanya 50% dari nomal jika hipertiroid yang
sangat berat. Frekuensi dan kekuatan denyut jantung juga meningkat karena
kebutuhan jaringan untuk proses metabolisme meningkat.
8. Efek pada saluran cerna: Selain meningkatkan nafsu makan dan asupan
makanan, hormon tiroid mempercepat sekresi getah pencernaan dan motilitas
saluran cerna. Hipertiroidisme seringkali menyebabkan diare, dan sebaliknya,
hipotiroidisme menyebabkan konstipasi.
9. Efek pada kulit: Kecepatan aliran darah pada kulit akan meningkat oleh karena
meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan panas. Jadi karena adanya efek
kalorgenik hormone tiroid, menyebabkan vasodilatasi perifer.
10. Efek pada kelenjar kelamin dan kelenjar mammae: Sekresi hormon tiroid
yang normal dapat membuat fungsi seksual yang normal. Pada pria, jika terjadi
hipertiroidism akan menyebabkan impotensi, dan sebaliknya jika hipotiroidisme
akan menyebabkan hilangnya libido. Pada wanita hipertiroidisme, biasanya
menderita oligomenore, bahkan kadangkala timbul amenore. Sedangkan pada
wanita hipotiroidisme menyebabkan timbulnya menoragia (darah menstruasi
berlebih) dan polimenore (frekuensi menstruasi lebih sering). Namun pada
beberapa wanita kekurangan hormone ini menimbulkan periode menstruasi yang
tidak teratur dan bahkan timbul amenore. Pada wanita hipotiroidsme juga
mengalami penurunan libido yang sangat besar.
11. Efek pada kelenjar endokrin lain: Meningkatnya hormon tiroid menyebabkan
meningkatnya kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain. Sebagai
contoh meningkatnya sekresi T4 akan menyebabkan peningkatan metabolisme
glukosa menyebabkan peningkatan sekresi insulin oleh pankreas..

Rekomendasi Asupan Iodium

Iodium yang berfungsi dalam sintesis hormon tiroid hanya didapatkan melalui asupan
makanan sehari-hari. Sumber iodium selain garam beryodium adalah makanan yang berasal
dari laut, seperti berbagai jenis ikan, dan rumput laut. Selain itu, telur, susu, dan produk susu
juga merupakan sumber iodium. Iodium diterima oleh ternak melalui pakannya dan kemudian
hasil ternak tersbut akan menjadi sumber iodium. Sayur dan buah-buahan seperti jagung,
kentang, apel, dan pisang juga mengandung iodium walaupun dalam jumlah yang lebih
sedikit. Asupan iodium yang dianjurkan oleh WHO dapat dilihat pada tabel 1.8,9

Tabel 1. Rekomendasi Asupan Iodium Hariam Berdasarkan Rekomendasi WHO10,11

Kelompok Populasi Asupan iodium yang dianjurkan dalam sehari


(µg/hari)
Anak usia < 2 tahun 90 µg/hari
Orang dewasa < 12 tahun 150 µg/hari
Ibu menyusui 250 µg/hari
Ibu hamil 250 µg/hari
Kesimpulan

Kelenjar tiroid adalah organ tubuh manusia yang menghasilkan hormon tiroid.
Hormon tiroid itu sendiri berperan dalam berbagai proses dalam tubuh manusuia, terutama
mempengaruhi laju metabolisme basal. Hormon tiroid disintesis dengan bantuan zat iodium
yang hanya bisa didapatkan melalui asupan makanan sehari-hari. Apa bila asupan iodium
tidak mencukupi, maka kelenjar tiroid akan membengkak atau disebut sebagai gondok.
Begitu pula apabila aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan
pembengkakan kelenjar tiroid. Asupan iodium sebagian besar didapatkan dari makanan laut
dan garam beriodium, sumber lainnya adalah hasil ternak yang diberi pakan mengandung
iodium dan sayur-sayuran sertan buah-buahan walaupun memiliki kandungan iodium yang
lebih sedikit.
Daftar Pustaka

1. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2016

2. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta: EGC; 2007

3. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 24. Jakarta: EGC; 2015

4. Sherwood L.Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC ;2011

5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2013

6. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi
29. Jakarta: EGC; 2014

7. Silverthorn DU. Fisiologi manusia sebuah pendekatan terintegrasi. Edisi 6. Jakarta: EGC;
2013

8. Diunduh dari https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/makanan-sumber-yodium-selain-


garam/ pada tanggal 19 Oktober 2017

9. Diunduh dari https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/kupas-lengkap-makanan-


sumber-yodium.html pada tanggal 19 Oktober 2017

10. Diunduh dari


http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/63322/1/WHO_NUT_96.13.pdf?ua=1 pada tanggal
19 Oktober 2017

11. Diunduh dari


http://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/WHOStatement__IDD_pregnancy.
pdf?ua=1 pada tanggal 19 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai