Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI UPTD


PUSKESMAS TANAH KAMPUNG

A. Definisi Manajemen Risiko


1. Menurut Williams dan Heins (1985)
Manajemen risiko merupakan peengenalan, pengukuran dan perlakuan terhadap
kerugian dari kemungkinan kecelakaan yang muncul.

2. Menurut Redja (2008)


Manajemen risiko merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi terjadinya
kerugian yang dialami oleh suatu organisasi dan memilih teknik yang paling tepat
untuk menangani kejadian tersebut.

3. Menurut Al Bahar dan Crandall (1990)


Manajemen risiko adalah sebuah proses formal untuk mengidentifikasi, menganalisis
dan merespon sebuah risiko secara sistematis, sepanjang jalannya pekerjaan, untuk
mendapatkan tingkatan tertinggi atau yang bisa diterima dalam hal mengeliminasi
risiko atau kontrol risiko.

4. Menurut Williams, Smith, Young (1995)


Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba
untuk mengidentifikasi, mengukur dan menangani sebab akibat dari ketidakpastian
pada se buah organisasi.

B. Tahapan Manajemen Risiko


Dalam penerapan manajemen risiko terdapat beberapa tahapan dalam manajemen risiko
tersebut. Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai tahapan-tahapan
dalam manajemen risiko. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 1. Tahapan Manajemen Risiko


PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung

Ada 8 langkah yang bisa diaplikasikan sebagai upaya penerapan manajemen risiko di Puskesmas,
yaitu:
1. Menetapkan konteks
Konteks merupakan dasar/pijakan bagi proses manajemen risiko selanjutnya. Indikator
yang bisa dijadikan dasar penilaian diantara lain:
a. Adanya konteks manajemen risiko di Puskesmas.
Contoh: dengan banyaknya kejadian infeksi pasca hecting di IGD puskesmas,
maka perlu dibuat protab untuk menekan angka kejadian infeksi tersebut bagi
pasien yang di hecting di IGD puskesmas.
b. Adanya kriteria risiko di Puskesmas
PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung

Contoh: dengan membuat peta 10 besar penyakit yang sering dilayani di


UPTD Puskesmas Tanah Kampung
c. Adanya peta korporat di UPTD Puskesmas Tanah Kampung (gunakan
pendekatan masukan, proses, keluaran)
Contoh: ada laporan tentang kondisi pasien mulai dari masuk ruangan, proses
pelayanan kesehatan, sampai akhir proses pelayanan dan pasien meninggalkan
puskesmas.

2. Identifikasi risiko / bahaya


Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian anatara lain:
a. Adanya risiko K3 pada pelayanan di Puskesmas.
Contoh: jika petugas apotik berhalangan datang dan digantikan oleh petugas lain,
maka perlu diantisipasi adanya kesalahan pemberian obat, baik spesimen, dosis
ataupun penulisan etiket penggunaan obat.
b. Adanya registrasi risiko yang ada pada Puskesmas.
Registrasi risiko mencatat semua sumber bahaya, lokasi, tingkat risiko dan
rencana pengendaliannya.
Contoh: pada kasus infeksi pasca hecting, sumber bahaya bisa dari penggunaan
alat yang tidak steril, petugas yang tidak melakukan prosedur cuci tangan serta
rencana pengendaliannya harus dicatat dan perlu dijadikan suatu protab yang
harus dipatuhi oleh seluruh petugas Puskesmas.

3. Penilaian Risiko
Penilaian risko merupakan proses menganalisa tingkat risiko, pertimbangan tingkat
bahaya dan mengevaluasi apakah sumber bahaya dapat dikendalikan atau tidak, dengan
memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi.

Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian yaitu:


a. Adanya penilaian risiko untuk setiap bahaya yang ada.
b. Terdapat matrik risiko

Untuk mengidentifikasi potensi kerugian gunakan tabel matriks kualitatif. Menentukan


nilai probabilitas kerugian menggunakan 3 kategori: critical, very serious and less
serious. Contoh matrik risiko:

Tabel 2. Contoh Matrik Risiko


PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung

Analisis matrik grading risiko (KKP-RS, 2008):


Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk menentukan derajat
risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
a. Dampak (consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat yang dialami pasien
mulai tidak ada cedera sampai meninggal.
b. Probabilitas / frekuensi / likelihood
Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa seringnya insiden
tersebut terjadi.
c. Adanya profil risiko atau pemetaan risiko

Tabel 3. Penilaian Dampak Klinis / konsekuensi / Severity

Tabel 4. Penilaian Probabilitas / Frekuensi


PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung

Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukan dalam tabel Matriks Grading
Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
a) Skor Risiko

Cara menghitung skor risiko:


Untuk menentukan skor risiko digunakan matriks grading risko (Tabel 5.):
1) Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
2) Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
3) Tetapkan warna bandsnya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan
dampak.

b) Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu: biru,
hijau, kuning dan merah. Warna bands akan menentukan investigasi yang akan
dilakukan:
1) Bands BIRU dan HIJAU : investigasi sederhana
2) Bands KUNING dan MERAH : incestigasi Komprehensif

Contoh: pasien di hecting di IGD Puskesmas dan terjadi infeksi sekunder, kejadian
seperti ini di UPTD Puskesmas Tanah Kampung terjadi pada 2 tahun yang lalu.

Nilai dampak : 2 (minor) cedera ringan


Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah terjadi 2 tahun lalu.
Skoring risiko :2x3=6
Warna Bands : Moderat (sedang)
PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung

Tabel 5. Matriks Grading Risiko


Tdk Minor Moderat Mayor Katastropik
Signifikan
1 2 3 4 5
Sangat sering terjadi
(tiap minggu / bulan) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
5
Sering terjadi
(beberapa kali / tahun) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
4
Mungkin terjadi
(1 - <2 thn / kali) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3
Jarang terjadi
(>2 - <5 thn / kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
2
Sangat jarang terjadi
(>5 thn / kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
1

Tabel 6. Tindakan sesuai Tingkat dan bands Risiko

4. Analisa Risiko
PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung

Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian yaitu adanya analisa secara kualitatif atau
terhadap setiap risiko di Puskesmas.

5. Pengendalian Risiko
Adanya langkah pengendalian sampai risiko mencapai batas yang dapat diterima.
Langkah pengendalian risiko merupakan eliminasi bahaya dengan desain dan metode
penilaian risiko yang sesuai. Semua risiko harus dikurangi ke arah tingkat as low as
reasonable pratical (ALARP). Langkah pengendalian risiko yang bisa diterapkan
diantaranya:
a. Pemecahan pada sumbernya
Contoh: pada kasus infeksi sekunder, bisa ditekan dengan melakukan tindakan
pencegahan terhadap semua faktor risiko yang bisa menyebabkan hal tersebut, seperti:
membuat protab cuci tangan yang benar, protap sterilisasi alat dan penggunakan alat
dengan metode yang steril serta mengedukasi pasien tentang perawatan lukanya.
b. Proteksi akibat dari bahaya
c. Tanggap darurat
d. Belajar dari kasus sebelumnya.

6. Komunikasi Risiko
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian yaitu:
a. Adanya pola komunikasi semua risiko kepada pihak terkait
b. Adanya media untuk menyebarkan hasil ke seluruh pihak terkait dengan kegiatan
tersebut.

7. Dokumentasi Manajemen Risiko


Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian, yaitu:
a. Adanya dokumen semua program manajemen risiko
Misalnya: adanya pelaporan untuk setiap angka kejadian infeksi sekunder pasca
hecting.
b. Adanya dokumen hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian yang
dilakukan.

8. Implementasi Manajemen Risiko


Contoh program yang bisa dilakukan antara lain:
a. Implementasikan semua hasil pengnendalian risiko dalam setiap tahap aktivitas
b. Adanya program pengendalian risiko dalam rencana kerja.

Kepala UPTD Puskesmas Tanah Kampung


PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung

Eri Kusnadi, SKM


Nip: 19691101 199203 1 008

Anda mungkin juga menyukai