DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung
Ada 8 langkah yang bisa diaplikasikan sebagai upaya penerapan manajemen risiko di Puskesmas,
yaitu:
1. Menetapkan konteks
Konteks merupakan dasar/pijakan bagi proses manajemen risiko selanjutnya. Indikator
yang bisa dijadikan dasar penilaian diantara lain:
a. Adanya konteks manajemen risiko di Puskesmas.
Contoh: dengan banyaknya kejadian infeksi pasca hecting di IGD puskesmas,
maka perlu dibuat protab untuk menekan angka kejadian infeksi tersebut bagi
pasien yang di hecting di IGD puskesmas.
b. Adanya kriteria risiko di Puskesmas
PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung
3. Penilaian Risiko
Penilaian risko merupakan proses menganalisa tingkat risiko, pertimbangan tingkat
bahaya dan mengevaluasi apakah sumber bahaya dapat dikendalikan atau tidak, dengan
memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi.
Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukan dalam tabel Matriks Grading
Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
a) Skor Risiko
b) Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu: biru,
hijau, kuning dan merah. Warna bands akan menentukan investigasi yang akan
dilakukan:
1) Bands BIRU dan HIJAU : investigasi sederhana
2) Bands KUNING dan MERAH : incestigasi Komprehensif
Contoh: pasien di hecting di IGD Puskesmas dan terjadi infeksi sekunder, kejadian
seperti ini di UPTD Puskesmas Tanah Kampung terjadi pada 2 tahun yang lalu.
4. Analisa Risiko
PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TANAH KAMPUNG
Jl. Stadion Koni Pancasila No. 02 Kec. Tanah Kampung
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian yaitu adanya analisa secara kualitatif atau
terhadap setiap risiko di Puskesmas.
5. Pengendalian Risiko
Adanya langkah pengendalian sampai risiko mencapai batas yang dapat diterima.
Langkah pengendalian risiko merupakan eliminasi bahaya dengan desain dan metode
penilaian risiko yang sesuai. Semua risiko harus dikurangi ke arah tingkat as low as
reasonable pratical (ALARP). Langkah pengendalian risiko yang bisa diterapkan
diantaranya:
a. Pemecahan pada sumbernya
Contoh: pada kasus infeksi sekunder, bisa ditekan dengan melakukan tindakan
pencegahan terhadap semua faktor risiko yang bisa menyebabkan hal tersebut, seperti:
membuat protab cuci tangan yang benar, protap sterilisasi alat dan penggunakan alat
dengan metode yang steril serta mengedukasi pasien tentang perawatan lukanya.
b. Proteksi akibat dari bahaya
c. Tanggap darurat
d. Belajar dari kasus sebelumnya.
6. Komunikasi Risiko
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian yaitu:
a. Adanya pola komunikasi semua risiko kepada pihak terkait
b. Adanya media untuk menyebarkan hasil ke seluruh pihak terkait dengan kegiatan
tersebut.