Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma adalah penyebab utama penyakit kronik pada anaka, yang
menyebabkan sebagian besar hilangnya hari sekolah akibat penyakit kronik.
Asma mempunyai masa awitan pada setiap usia, sekitar 80-90% anak asma
mendapat gejala pertama sebelum usia 4-5 tahun. Pada suatu waktu selama masa
anak akan mendapat gejala dan tanda yang sesuai dengan asma, kira-kira 2-20%
populasi anak dilaporkan pernah menderita asma. Belum ada penyelidikan
menyeluruh mengenai asma pada anak Indonesia, namun diperkirakan berkisar
antara 5-10%.

Berat dan perjalanan asma sulit diramalkan. Sebagian besar anak yang
menderita sebagian kecil akan menderita asma berat yang sulit diobati, biasanya
lebih bersifat menahun daripada musiman. Yang menyebabkan ketidakberdayaan
dan secara nyata memperngaruhi hari-hari sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi
sehari-hari. Sungguh merupajan hal yang tidak menyenangkan apabila dalam
masa-masa bermain dan beraktivitas, anak-anak terganggu karena penyakit yang
diderita. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian khusus baik berupa perawatan,
pengobatan dan pencegahan.

Oleh karena itu, penyakit asma memerlukan penanganan khusus terlebih lagi
pada anak-anak yang selalu diliputi keceriaan dalam hari-hari bermain dan
beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tenaga kesehatan
dari berbagai bidang multidisipliner. Dalam pelayanan keperawatan, perawat
mempunyai peran sebagai tenaga profesional yaitu memberi asuhan keperawatan,
penyuluhan kesehatan kepada orang tua, memberikan informasi tentang
pengetian, tanda dan gejala, serta pencegahan secara mandiri maupun secara
kolaboratif dengan berbagai pihak.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan
keluarga pada anak dengan ASMA.

b. Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar ASMA.
- Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan
pada anak dengan ASMA.

C. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman pembaca akan makalah ilmiah ini, maka
disusun secara sistematis BAB I, terdiri dari Pendahuluan yang meliputi latar
belakang, tujuan, dan sistematika penulisan. BAB II, terdiri dari Konsep dasar
mengenai ASMA. BAB III, terdiri dari Asuhan keperawatan pada anak N dengan
ASMA di keluarga Tn.P yang meliputi Pengkajian, Diagnosa, Intervensi,
Implementasi, Evaluasi. BAB IV, terdiri dari Pembahasan. BAB V, terdiri dari
Penutup yang meliputi Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Asma Bronchial adalah penyakit saluran nafas yang dapat pulih yang
terjadi karena spasme bronkus disebabkan oleh berbagai sebab misalnya
allergen, infeksi dan latihan. (Hudak & Gallo, 1997; 225) Asma Bronkial
adalah inflamasi dari plasma akut dari otot halus pada bronkus dan
bronkiolus dengan peningkatan produksi dan pelengketan mukus. (Susan
Martin Tucker,et.al, 1998; 2215)

Asma Bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermitten,


reversibel dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu yang dimanifestasikan dengan penyempitan jalan
nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi. (Brunner and
Suddarth, 2001; 593)

Asma Bronkial adalah penyakit kronis dengan serangan nafas


pendek, wheezing dan batuk dari konstriksi dan membran mukosa yang
bengkak di dalam bronkus (jalan nafas dalam paru-paru). Hal ini terutama
disebabkan oleh alergi atau infeksi saluran pernafasan. Kedua asap rokok
dapat mengakibatkan asma pada anak. (Britannica Concise Encyclopedia,
2007).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Asma


Bronchial adalah penyempitan sebagian dari otot halus pada bronkus dan
bronkiolus yang bersifat reversibel dan disebabkan oleh berbagai
penyebab seperti alergen, infeksi dan latihan.

B. Etiologi
Faktor-faktor penyebab dan pemicu asma antara lain debu rumah
dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-
lain. Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi, ikan
laut, buah-buahan, kacang juga dianggap berperanan penyebab asma.
Polusi lingkungan berupa peningkatan penetrasi ozone, sulfur dioksida
(SO2), nitrogen oksid (NOX), partikel buangan diesel, partikel asal polusi
(PM10) dihasilkan oleh industri dan kendaraan bermotor. Makanan produk
industri dengan pewarna buatan (misalnya tartazine), pengawet
(metabisulfit), dan vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu
asma. Kondisi lain yang dapat memicu timbulnya asma adalah aktifitas,
penyakit infeksi, emosi atau stres.

C. Manifestasi Klinis
a) Tanda

Sebelum muncul suatu episode serangan asma pada penderita,


biasanya akan ditemukan tanda-tanda awal datangnya asma. Tanda-
tanda awal datangnya asma memiliki sifat-sifat sebagai berikut, yaitu
sifatnya unik untuk setiap individu, pada individu yang sama, tanda-
tanda peringatan awal bisa sama, hampir sama, atau sama sekali
berbeda pada setiap episode serangan dan tanda peringatan awal yang
paling bisa diandalkan adalah penurunan dari angka prestasi
penggunaan “Preak Flow Meter”.

Beberapa contoh tanda peringatan awal (Hadibroto & Alam, 2006)


adalah perubahan dalam pola pernapasan, bersin-bersin, perubahan
suasana hati (moodiness), hidung mampat, batuk, gatal-gatal pada
tenggorokan, merasa capai, lingkaran hitam dibawah mata, susah tidur,
turunnya toleransi tubuh terhadap kegiatan olahraga dan
kecenderungan penurunan prestasi dalam penggunaan Preak Flow
Meter.

b) Gejala
1. Gejala Asma Umum

Perubahan saluran napas yang terjadi pada asma menyebabkan


dibutuhkannya usaha yang jauh lebih keras untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara dari paru-paru. Hal tersebut dapat
memunculkan gejala berupa sesak napas/sulit bernapas, sesak
dada, mengi/napas berbunyi (wheezing) dan batuk (lebih sering
terjadi pada anak daripada orang dewasa).

Tidak semua orang akan mengalami gejala-gelaja tersebut.


Beberapa orang dapat mengalaminya dari waktu ke waktu, dan
beberapa orang lainya selalu mengalaminya sepanjang hidupnya.
Gelaja asma seringkali memburuk pada malam hari atau setelah
mengalami kontak dengan pemicu asma (Bull & Price, 2007).
Selain itu, angka performa penggunaan Preak Flow Meter
menunjukkan rating yang termasuk “hati-hati” atau “bahaya”
(biasanya antara 50% sampai 80% dari penunjuk performa terbaik
individu) (Hadibroto & Alam, 2006).

2. Gejala Asma Berat

Gejala asma berat (Hadibroto & Alam, 2006) adalah sebagai


berikut yaitu serangan batuk yang hebat, napas berat “ngik-ngik”,
tersengal-sengal, sesak dada, susah bicara dan berkonsentrasi, jalan
sedikit menyebabkan napas tersengal-sengal, napas menjadi
dangkal dan cepat atau lambat dibanding biasanya, pundak
membungkuk, lubang hidung mengembang dengan setiap tarikan
napas, daerah leher dan di antara atau di bawah tulang rusuk
melesak ke dalam, bersama tarikan napas, bayangan abu-abu atau
membiru pada kulit, bermula dari daerah sekitar mulut (sianosis),
serta angka performa penggunaan Preak Flow Meter dalam
wilayah be rbahaya (biasanya di bawah 50% dari performa terbaik
individu).

D. Patofisiologis

Pada penyakit asma mengalami respon imun yang buruk terhadap


lingkungan misalnya stres, udara dingin, latihan dan faktor-faktor lain.
Serangan asma merupakan akibat adanya reaksi antigen antibodi yang
menyebabkan dilepaskannya mediator-mediator kimia. Antibodi yang
dihasilkan (IgE) menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang
terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi yang
menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (mediator) seperti histamin,
bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dan substansi yang bereaksi
lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru
mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas yang menyebabkan tiga
reaksi utama yaitu:

a. Konstriksi otot-otot polos baik saluran nafas yang besar maupun saluran
nafas yang kecil yang menimbulkan bronkospasme.

b. Peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya


edema mukosa yang menambah sempitnya saluran nafas lebih lanjut.

c. Peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus.

E. Penatalaksanaan/Pengobatan

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.

b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat


mencetuskan serangan asma

c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya


mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang
perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan
pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau
perawat yang merawatnya.
BAB III

PEMBAHASAN
CONTOH KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Ini yg fix tp belom ada asekpnyaData Umum Keluarga


1. Identitas Kepala Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. P
b. Usia Kepala Keluarga : 68 tahun
c. Alamat : Jln. Bintaro IV RT 10 RW 07

d. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA


e. Pekerjaan : wirausaha
f. Komposisi Keluarga :
N Nam Jenis Hubungan Usia Pendidikan Pekerjaan
o. a Kelamin dengan KK
1. Tn. Laki – Kepala 48Th Sarjana wirausaha
H Laki Keluarga
2. Ny. Perempua Istri 40Th Sarjana Ibu rumah
S n tangga
3. An. Laki – Anak 18Th SMA Pelajar
N Laki

Genogram :

Keterangan:
Laki-laki Pasien

Perempuan Tinggal satu ruma

Laki-laki (meninggal) Perempuan meninggal


Tn. P (68 tahun) kedua orang tuanya sudah meninggal karena faktor usia. Tn. P
adalah anak ke-5 dari 8 bersaudara sedangkan Ny. S adalah anak ke-9 dari 9
bersaudara. Tn. P menikah dengan Ny. S (54 tahun) dan mempunyai 1 orang anak
lak-laki. Tn. P bekerja sebagai pensiun penjual daging sedangkan Ny. S bekerja
sebagai ibu rumah tangga Ny. S berperan untuk mengatur perekonomian keluarga.
Saat ini Tn. P tinggal satu rumah dengan Ny. S.

2. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. P adalah keluarga dengan tipe Needle age family (keluarga lengkap),
terdiri dari Tn. P (68 tahun) sebagai kepala keluarga, Ny. S (54 tahun) sebagai ibu
rumah tangg, dan anak N (18 tahun).

3. Latar Belakang Budaya (Suku)


Keluarga Tn. P, Ny. S, dan An. N memiliki latar belakang budaya Betawi.

4. Agama
Keluarga Tn. P menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban seperti sholat
lima waktu dan puasa. Ny. S mengikuti kegiatan pengajian RT yang ada di
lingkungan. Sedangkan An. N juga aktif dalam kegiatan yang ada di lingkungan.

5. Status sosial ekonomi keluarga


Tn. P adalah seorang pedagang daging, sedangkan Ny. S sebagai ibu rumah tangga
saja. Ny. S berperan untuk mengatur perekonomian keluarga

6. Aktivitas rekreaksi keluarga


Keluarga Tn. P lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah,
tetapi kalau hari libur keluarga selalu pergi kemana saja sesuai keinginan keluarga.
RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. P berada dalam tahap perkembangan keluarga usia anak
remaja.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga pada keluarga Tn. P yang belum terpenuhi
adalah usia lanjut.
3. Riwayat keluarga inti
Tn. P : sehat
Ny. S : sehat
An. N : memiliki sakit asma
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ayah Tn. P mengalami penyakit Asma.

II. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah

Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. P terdiri dari 3 kamar tidur, 2
kamar mandi, 1 ruang tamu dan dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah
cukup baik. Keadaan rumah cukup terang terutama bila gorden depan
dibuka dan pintu rumah depan selalu dibuka, lampu rumah tidak menyala
pada siang hari. Penataan peralatan rumah tangga cukup rapih, Sumber air
minum menggunakan air PDAM. Keluarga Tn. P membuang sampah di
tempat pembuangan sampah dan akan diangkut oleh petugas kebersihan.

Denah rumah:

5 Keterangan :
4 6 7 Pintu utama 6 Dapur
3 1 Ruang tamu 5 dan 7 Kamar mandi
1
2 2, 3, 4 Kamar tidur

2. Karakteristik tetangga dan komunitas


Keluarga Tn. P tinggal di RT 010/007 yang cukup padat penduduk, rumah
berdempetan, gang rumah cukup luas dan dapat dilewati mobil. Keluarga
Tn. P sering berkumpul dengan tetangga sekitar rumah karena masih ada
hubungan keluarga.

3. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Tn. P menempati rumah tersebut sejak Tn. P dan Ny. S menikah.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi komunitas


Tn. P aktif dalam kegiatan yang ada di lingkungan RT 010, seperti
mengikuti kegiatan posyandu lansia (posbindu). Ny. S aktif mengikuti
kegiatan di lingkungan RT 010/007 seperti acara pengajian, dan An. Juga
aktif dalam kegiatan karang taruna di lingkunga tersebut. Hubungan
keluarga Tn. P dengan lingkungan sekitar rumah baik, tidak pernah terjadi
konflik.

5. Sistem pendukung keluarga


Keluarga Tn. P mengatakan selama ada masalah yang masih dapat
diselesaikan sendiri dalam keluarga diselesaikan dengan cara musyawarah,
tidak ingin merepotkan keluarga lainnya. Terkadang keluarga Tn. P
meminta masukkan dari saudara-saudara bila ada masalah yang tidak dapat
di selesaikan.

III. STRUKTUR KELUARGA


1. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. P merupakan kepala keluarga, Tn. P adalah seorang penjual daging. Ny. S
sebagai ibu rumah tangga dan mengatur perekonomian keluarga, dan An. N
sebagai pelajar SMA.
2. Pola komunikasi
Pola komunikasi dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Tidak ada
hambatan dalam komunikasi dalam keluarga. Dalam keluarga semua anggota
keluarga bebas menyatakan pendapat.
3. Struktur kekuatan keluarga
Tn. P dalam membuat keputusan selalu dibicarakan dengan anggota keluarga
yang lain dengan cara musyawarah.

4. Nilai atau norma keluarga


Keluarga Tn. P menganut agama Islam dan menerapkan aturan-aturan sesuai
dengan ajaran agama. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci
tangan sebelum makan, bersalaman bila ada tamu yang datang ke rumah.

IV. FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi afektif
Tn. P dan Ny. S mengembangkan sikap saling percaya, dan selalu
mengajak anaknya berdiskusi sepulang sekolah atau setelah makan malam.
Sikap dan hubungan antar keluarga baik, Tn. P sangat memperhatikan
kebutuhan keluarga.

2. Fungsi sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga: anggota keluarga Tn. P selalu
berkomunikasi satu sama lain untuk menjaga kerukunan.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga: keluarga Tn. P selalu
berkomunikasi satu sama lain dengan baik.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Dalam
hal mengambil keputusan lebih dominan oleh Tn. P sebagai kepala
keluarga, tetapi tidak jarang oleh Ny. S mengenai anak-anak.

d. Kegiatan keluarga waktu senggang: keluarga Tn. P hanya berkumpul


saja dirumah.
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial : Tn. P mengikuti kegiatan posyandu
lansia sedangkan Ny. S selain mengikuti posyandu lanisa ia juga
mengikuti kegiatan pengajian, dan An. N juga mengikuti kegkatan
karang taruna.
3. Fungsi Perawatan:
- Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarganya:
Ny S khawatir ketika melihat kondisi anakanya mengalami sesak yang
hilang timbul, Setahu Ny S kalau orang sesak pasti mengarahnya ada
masalah di paru-parunya. Ny S tidak tahu menahu bagaimana
tatalaksana dalam menangani kondisi tersebut. Oleh karena itu, Ny S
langsung membawa An N ke puskesma dekat rumahnya.
- Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat:
Ketidaktahuan Ny S dn keluarga tentang masalah yang dialami An N,
ketakutan Ny S akan munculnya komplikasi yang lebih parah apabila
tidak dilakukan tindakan cepat maka keluarga memutuskan untuk
segera dibawa ke puskesmas dekat rumahnya.
- Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Ny S mengatakan setiap pagi selalu membesihkan rumhnya, menyiram
halaman rumah dan tanaman yang tumbuh hijau didepan rumahnya.
Dan dihari libur sekolah, Ny S, Tn H dan anak-anaknya mempunyai
jadwal bergotong royong membersihkan semua isi rumah. Sehingga
rumah tampak bersih, nyaman dan indah.
- Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
- Dirumah Ny S selalu sedia P3K untuk persediaan keluarganya, namun
Ny S mempunyai saudara kandung seorang perawat yang bekerja
dipuskesmas dekat rumahnya, sehingga ketika ada keluarga yang sakit
Ny S langsung memanggil kakaknya yang seorang perawat dan apabila
kondisinya lebih parah maka langsung dirujuk ke puskesmas.

V. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stresor yang di miliki
a. Stresor jangka pendek:
Tn. P mengatakan bahwa ia dan Ny. S tidak memiliki stressor jangka
pendek.
b. Stresor jangka panjang:
Tn. P mengatakan ia sangat khawatir dengan penyakit asma yang
diderita oleh An. N.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor


Jika ada masalah dalam dikeluarga Tn. P mendiskusikan bersama anggota
keluarga dengan musyawarah.

3. Adaptasi yang difungsional


Masalah yang terjadi di keluarga Tn. P diselesaikan sendiri dan dibantu
oleh saudara-saudara.

4. Harapan Keluarga
- Terhadap masalah kesehatanya :
Harapan keluarga, sesak An N hilang dan An N bisa beraktifitas normal
seperti biasa
- Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Harapan keluarga, untuk tenaga kesehatan di puskesmas dapat
mengajarkan bagaimana tatalaksana yang harus dilakukan ketika
sewaktu-waktu sesak An N kambuh, dan bagaimana cara mengingatkan
anak membuang kebiasaan buruknya merokok dan bahaya dengan
pergaulan bebas.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
Hasil
Pemeriksaan
Tn. P Ny. S An. N
Kepala Simertis, tidak ada Simertis, tidak ada Simertis, tidak ada
oedema oedema oedema
Leher Simetris tidak ada Simetris tidak ada Simetris tidak ada
pembengkakan yang pembengkakan yang pembengkakan yang
thyrorid thyrorid thyrorid
Telinga Pendengaran baik Pendengaran baik Pendengaran baik
Mata Konjunctiva tak Konjunctiva tak Konjunctiva tak
anemis, sklera anemis, sklera anemis, sklera
anikterik. anikterik. anikterik.
Mulut dan Mulut bersih tidak ada Mulut bersih tidak Mulut bersih tidak ada
hidung stomatitis, gigi ada stomatitis, gigi stomatitis, gigi
lengkap. lengkap. lengkap.
Hidung bersih tidak Hidung bersih tidak Hidung bersih tidak
ada sekret dan polip. ada sekret dan polip. ada sekret dan polip.
Dada dan paru- dada datar, simetris, dada datar, simetris, dada datar, simetris,
paru tidak terdapat tidak terdapat terdapat penggunaan
penggunaan otot bantu penggunaan otot otot bantu napas, fokal
napas, suara vesikuler. bantu napas, suara fremitus kanan kiri
vesikuler. sama, sonor, suara
tambahan wheezing.
Abdomen Simetris, umbilicus Simetris, umbilicus Simetris, umbilicus
masuk ke dalam, tidak masuk ke dalam, masuk ke dalam, tidak
ada bekas operasi, tidak ada bekas ada bekas operasi,
tidak terlihat operasi, tidak terlihat tidak terlihat
pembuluh darah, pembuluh darah, pembuluh darah,
bissing usus positif, bissing usus positif, bissing usus positif,
timpani, hepar lien timpani, hepar lien timpani, hepar lien
tidak tetaba, gastritis tidak tetaba, gastritis tidak tetaba, gastritis
negative, apendisitis negative, apendisitis negative, apendisitis
negative negative negative
Reproduksi Skrotum simetris tidak Skrotum simetris tidak
ada oedema - ada oedema
Eliminasi BAK 3-4x sehari BAK 3-4x sehari BAK 3-4x sehari
BAB 1x sehari BAB 1x sehari BAB 1x sehari
Sistem Kulit lembab, elastic Kulit lembab, elastic Kulit lembab, elastic
Integumen
Sistem Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
muskuloskeletal dalam pergerakan, dalam pergerakan, dalam pergerakan,
tungkai dan lengan tungkai dan lengan tungkai dan lengan
simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
oedema oedema oedema
BB dan TB BB 80 Kg, TB 170 cm BB 75 Kg, TB BB 52 Kg, TB 165 cm
160cm
Tanda- tanda TD : 130/70 mmHg, TD : 120/80 mmHg, TD : 110/70 mmHg,
vital N : 82 x/menit, N : 85 x/menit, N : 82 x/menit,
RR : 27 x/menit RR : 18 x/menit RR : 27 x/menit
Capillary refill < 3 detik < 3 detik < 3 detik
Riwayat Tidak sakit (sehat) Tidak Sakit (sehat) Asma
penyakit saat ini
Keluhan yang Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan batuk berdahak dan
dirasakan dahak sulit
dikeluarkan, nampak
sesak napas.
Tanda dan gejala Tidak ada Tidak ada batuk berdahak dan
dahak sulit
dikeluarkan, nampak
sesak napas,
pernafasan 27,
terdengar suara
tambahan (ronkhi)
Riwayat Tidak ada Tidak ada Asma
penyakit
sebelumnya

VII. ANALISA DATA

No. Analisis Data Diagnosa Keperawatan


1. DS: Kebersihan jalan nafas tidak
An. N mengatakan apabila batuk sering berdahak efektif.
dahak sulit dikeluarkan, An. N mengatakan belum
mengetahui tentang cara memelihara lingkungan
rumah yang sehat.
DO
TD : 110/70 mmHg,
N : 82 x/menit,
RR : 27x/menit
BB : 52kg
TB : 165 cm
pada pemeriksaan fisik dada khususnya paru-paru
didapatkan hasil, inspeksi dada simetris tidak ada
luka, dari pemeriksaan palpasi didapatkan vocal
fremitus kanan dan kiri tidak sama, suara saat
diperkusi suara paru redup dan auskultasi terdengar
suara tambahan (ronkhi)
2. Ds : Perubahan perilaku anak

Ny. S menyatakan sangat mengatur (otoriter) dalam


mendidik anaknya, karena pendidikan sangat
diprioritaskan oleh Ny S, kadang ibu memarahi An N
ketika An N tidak mahu belajar atau nilai peringkatnya
menurun. Ibu juga tidak segan-segan marah ketika An
N sering bermain keluar dengan teman-temanya
kadang kalau An N membangkang ibu bisa
memukulnya.

Do :
1. Ny S mengatakan “sikap ibu seperti itu karena
ibu takut An N terjerumus ke dalam pergaulan
bebas karena sepengetahuan ibu, usia remaja
adalah penentu masa depanya nanti”. karena
sikap Ny S yang seperti itu, penerimaan An N,
dia merasa terkekang. An N mengatakan” saya
jarang mendapatkan perhatian dari orangtua,
giliran dirumah bisanya hanya marah-marah
terus, aku merasa terkekang tidak bisa
mengembangkan diriku dengan bebas, aku
sudah remaja punya otonomi kalau itu semua
terdukung aku akan bisa menjadi anak yang
sesuia dengan keinginan orang tuak”. Oleh
karena itu, An N berperilaku sebaliknya dari
harapan oramgtua, dia menjadi nakal, jarang
belajar dan sering keluar rumah bersama teman-
temanya
SKORING MASALAH
Dx 1 : kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memelihara ligkungan rumah yang sehat.
Kriteria Bobot Skoring Score Pembenaran
Sifat masalah: 1 2/3x1= 1. Ny S dan Tn P
Ancaman 2/3 mengatakan jarang
3/3 x 1
kesehatan/resiko memantau kondisi
anak karena
kesibukan dalam
pekerjaanya dan
kesibukan anak diluar
rumah.
2. An.S sering tidak
ketahuan saat
merokok dirumah,
dan jarang dirumah.
3. Ny S kawatir An N
terjerumus kedalam
pergaulan bebas dan
kebiasaan
merokoknya
berakibat terhadap
kesehatan paru-
parunya

Kemungkinan masalah 2 1/2x2 = 1. Ny S mengatakan


untuk diubah: 2/2=1 sering memberikan
Sebagian (1) petuah kepada An N
namun seakantidak
dipedulikan

Potensi masalah untuk 3 3/3x1 = 1 Masalah dapat dicegah


dicegah: dengan pengetahuan
Tinggi (3) keluarga tentang
persalinan dan
perawatan setelah
melahirkan

Menonjolnya masalah: 2 2/2x1 = 2 Keluarga merasa ada


Masalah harus segera masalah, tapi masih bisa
dicegah atau
ditangani (2) dikendalikan
Ada masalah, Tidak
perlu ditangani (1)
Masalah tidak
dirasakan (0)
Total 11/3=36,7

Dx 2 : Perubahan perilaku anak berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga


mengenal kebutuhan dalam pengembangan remaja
Kriteria Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah: 1 2/3x1= 2/3 Masalah dapat dicegah dengan
Kurang/Tidak sehat pengetahuan keluarga tentang
(3) persalinan dan perawatan setelah
Ancaman kesehatan melahirkan
(2)
Krisis/ keadaan
sejahtera (1)
Kemungkinan 2 1/2x2 = 1 Persepsi Ny. S dengan
masalah untuk pengetahuanya yang terbatas tentang
diubah: pengembangan anak remaja
Sebagian (1) - Ny S mendidik An N selama
ini karenaNy S takut An N
terjerumus ke dalam pergaulan bebas
karena sepengetahuan ibu, usia
remaja adalah penentu masa depanya
nanti”
Potensi masalah 2 3/3x1 = Ny S tetap memantau belajar An N,
untuk dicegah: 3/3 kadang ibu memarahi An N ketika An
Cukup (3) N tidak mau belajar atau nilai
peringkatnya menurun.
- Ibu juga tidak segan-segan marah
ketika An N sering bermain keluar
dengan teman-temanya kadang kalau
An N membangkang ibu bisa
memukulnya.

Menonjolnya 1 2/2x1 = 1 - Penerimaan An N terhadap sikap


masalah: yang diberikan Ny S kepadanya
Masalah harus segera tidak membuat An N jenuh
ditangani (2) - Namun, perilaku An N semkain
menyimpang dari harapan orang tua

Total 11/3=36,7

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kebersihan jalan nafas tidk efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang sehat.

2. Perubahan perilaku anak berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal


kebutuhan dalam pengembangan remaja.
NURSING CARE PLAN (NCP)
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Kebersihan jalan nafas Tujuan Umum :
tidk efektif Selama 3 kali
berhubungan dengan
ketidakmampuan kunjungan rumah,
keluarga dalam kebersihan jalan nafas
memelihara lingkungan
efektif pada Tn. H,
rumah yang sehat.
ditandai dengan:
1. e
- Pernapasan
b Normal
(24 x/ mnt)
e
- Dahak dapat keluar
- r mengetahui
Dapat
caras batuk efektif
yangi benar
h
Tujuan
a Khusus :
- An.nN mampu
memelihara
e
lingkungan dapat
mempertahankan
lingkungan yang sehat

2. Perubahan perilaku Tujuan Umum : K kontrak dengan keluarga


anak berhubungan Keluarga dapat: 2. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
dengan ketidaktahuan1. Menjelaskan tahap- tentang:
keluarga mengenal tahap dalam
- tahapan pengembangan anak sesuai
kebutuhan dalam pengembangan usia usianya.
pengembangan remaja remaja 3. Pertemuan dengan keluarga dan
2. Mengetahui sikap membahas tentang:
mendidik anak yang
- sikap orang tua dalam mendidik
benar di usia remaja anak di usia remaja
- dampak didikan yang terlalu
Tujuan Khusus : otoriter
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1X kunjungn4. Berikan kesempatan keluarga untuk
diharapkan: menanyakan penjelasan yang telah
- Keluarga mengetahui didiskusikan
tahap-tahap 5. Beri pujian terhadap kemampuan
dalam pengembangan memahami materi yang diberikan
usia remaja 6. Berikan penjelasan ulang bila ada
- Keluarga mengerti materi yang belum dipahami
sikap mendidik anak7. Evluasi secara singkat terhadap
yang benar di usia topic yang diberikan
remaja 8. Pantau respon terhadap materi yang
disampaikan
DAFTAR PUSTAKA

Potter Patricia A, Perry Anne Griffin. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan


Konsep, Proses dan Praktik.Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC.
Pratyahara, Dayu. 2011.Asma Pada Balita. Jakarta : PT. Buku Kita.
Setiadi. 2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural . Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004.Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik.Jakarta :
EGC.
Tamsuri, Anas. 2008.Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Pernafasan.
Jakarta : EGC.
Ekasari, dkk. 2007.Panduan Pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan
Keluarga Keperawatan Gerontik Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC.
Francis, Caia. 2006.Perawatan Respirasi. Penerjemah Stella Tinia. Editor Amalia
Safitri. Jakarta : Erlangga. Harmoko. 2012.Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta
: EGC.

Anda mungkin juga menyukai