Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR GENETIKA IKAN

MODEL DNA

NAMA : YUNI WIRA SARTIKA

NIM : L031191070

HARI/ TANGGAL PRAKTIKUM: KAMIS/19 SEPTEMBER


2019

ASISTEN PRAKTIKUM : ARWINNI MAHARANI


WAHYUNI
GABRIELLA AUGUSTIN
EKO PURNOMO P.

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Genetika adalah ilmu tentang keturunan, bagaimana sifat keturunan itu


diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul didalamnya.
Dasar-dasar yang menentukan proses reproduksi perikanan khususnya ikan
dan ilmu yang mendasari agar ikan yang dibudidayakan mau berkembangbiak
sesuai kaidah ilmu genetika. Peningkatan produktivitas dalam bilang aquakultur
atau perikanan budidaya harus dilakukan agar ketersediaan pangan sumber
hewani yang berasal dari ikan tersedia secara berkesinambungannya.
Pengetahuan genetika lebih maju lagi dengan diketahuinya susunan molekul
gen yang terdiri dari DNA (Deoxyribonucleaic Acid) dan RNA. Materi genetic
merupakan yang membawa informasi. Induk ikan yang berkembangbiak akan
memberikan keturunan yang sama dengan dirinya. Induk ikan yang
berkembangbiak akan memberikan keturunan yang memiliki gen yang yang
berasal dariinduk jantan dan betina. Gen merupakan ruas DNA yang digunakan
sebagai model atau sandi dalam pembentukan RNA atau protein (Gusrina,
2018).
DNA dan RNA merupakan polimer linier (polinukleotida) yang tersusun dari
subunit atau monomer nukleotida. Komponen penyusun nukleotida terdiri dari
tiga jenis molekul, yaitu gula pentosa (deoksiribosa pada DNA atau ribosa pada
(RNA), basa nitrogen, dan gugus fosfat. Basa yang ditemukan pada nukleotida
adalah basa purin (adenin = A, guanin = G) dan basa pirimidin yaitu cytosin = C,
tymin = T, urasil = U (Murihito, 2017).
Selanjutnya banyak hasil teknologi DNA yang diaplikasikan pada mahluk
hidup dan tidak ketinggalan di bidang perikanan, khususnya perikanan budidaya
(Aquakulture) menerapkan teknologi DNA rekobinan. Teknologi rekombinan yang
telah diaplikasikan antara lain adalah pemetaan genom, microarray cDNA,
rekayasa set kromosom, transpalansi sel dan teknologi transfer gen atau
teknologi transgenesis. Gen merupakan ruas DNA yang dikenakan sebagai
model atau sandi dalam pembentukan RNA atau protein. Gen inilah yang akan
menentukan karakter setiap mahluk hidup dengan cara membentuk protein atau
enzim yang mengkatalisis metabolisme (Gusrina, 2018).
Berdasarkan penjelasan diatas setiap mahluk hidup mempunyai dua ciri
yaitu mampu bermetabolisme yakni melakukan rangkaian reaksi kimia untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan, mampu bereproduksi yang dapat
menghasilkan turunan yang sama dengan dirinya. Induk yang berkembangbiak
akan memberikan keturunan yang memiliki gen yang beresal dari induk jantan
dan betina. Materi genetik merupakan pembawa sifat organisme dan
bertanggung jawab memindahkan informasi dari induk ke keturunannya.
B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum ini untuk mengenal bagaimana sruktur DNA
dan menentukan jenis asam amino yang dibentuk berdasarkan kode-kode dari
basa nitrogen.
kegunaan dari praktikum ini yakni membantu untuk memahami sruktur DNA
dengan model DNA yang telah dibuat.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. DNA

Asam deoksiribonukleat (DNA), adalah materi herediter pada manusia dan


hampir semua organisme lain. Hampir setiap sel dalam tubuh memiliki DNA yang
sama. Kebanyakan DNA terletak di inti sel (dimana sel itu disebut DNA inti),
tetapi sejumlah kecil DNA juga dapat ditemukan dalam mitokondria (mtDNA).
Informasi dalam DNA disimpan sebagai kode terdiri dari empat kimia basa yakni
adenine (A), guanine (G), sitosin (C), dan timin (T). DNA manusia terdiri dari
sekitar 3 miliyar basa, dan lebih dari 99 persen adalah basa yang sama pada
semua orang. Urutan dari basa-basa ini menentukan informasi yang tersedia
untuk membangun dan memelihara suatu organisme, mirip dengan cara urutan
huruf pada suatu kata dalam kalimat pada tulisan (Sumbono, 2019).
Basa DNA berpasangan satu sama lain, A-T dan C-G, untuk membentuk
suatu unit disebut pasangan basa. Setiap basa juga melekat pada molekul gula
dan fosfat.bersama-sama basa, gula dan fosfat tersebut disebut dengan istilah
nukleotida. Nukleotida disusun dalam dua helai (rangkaian) panjang yang
membentuk spiral yang disebut heliks ganda (double helix). Struktur double helix
agak mirip seperti tangga, dengan pasangan basa membentuk anak tangga dan
molekul gula dengan fosfat membentuk dua tiang sisi vertical dari tangga
(Sumbono, 2019).

B. Fungsi DNA

Adapun fungsi dari DNA sebagai berikut (Nusantari, 2015):


1. Materi genetic harus mampu menyimpan informasi genetik dan dengan
tepat dapat meneruskan informasi tersebut dari tetua keturunannya, dari
generasi ke generasi.
2. Materi genetik harus mengatur perkembangan fenotipe organisme. Artinya
materi genetik harus mengarahkan pertumbuhan dan dan diferensiasi
organisme mulai dari zigot hingga individu dewasa.
3. Materi genetik sewaktu waktu harus dapat mengalami perubahan
sehingga organisme yang bersangkutan akan mampu beradaptasi dengan
kondisi lingkungan yang berubah.

C. Stuktur DNA

Model struktur DNA yang dikenal sebagai modl tangga berpilin/double


helix,kedua untaian polinukleotida saling memilin di sepanjang sumbu yang
sama. Satu sama lain arahnya sejajar tetapi berlawanan (antiparallel). Basa-basa
nitrogen menghadap kearah dalam sumbu, dan terjadi ikatan hydrogen antara
basa A pada suatu untaian dan basa T pada untaian lainnya. Begitu pula basa G
pada satu untai selalu berpasangan dengan basa C pada untai lainnya melalui
ikatan hydrogen. Oleh karena itu, begitu urutan basa pada satu untai
polinukleotida diketahui, maka urutan basa pada untaian lainnya dapat
ditentukan pula. Adanya perpasangan yang khas diantara basa-basa nitrogen itu
menyebabkan kedua untai polinukleotida komplementer satu sama lain.
Setiap pasanan basa berjarak 3,4 A dengan pasangan basa berikutnya. Di
dalam satu kali pilinan terdapat 10 pasang basa. Antara basa A dan T yang
berpasangan terdapat ikatan hydrogen rangkapdua, sedangkan antara basa G
dan basa C yang berpansangan terdapat ikatan hydrogen rangkap tiga. Hal ini
menyebabkan nisbah A+T terhadap G+C mempengaruhi stabilitas DNA. Makin
tinggi nisbah tersebut, makin rendah stabilitas molekul DNAnya dan begitu pula
sebaliknya (Nusantari,2015).

Gambar 1. Struktur DNA (Nusantri, 2015).

Gugus fosfat dan gula terletak di sebelah luar sumbu. Seperti telah
disebutkan di atas, nukleotida-nukleotida yang berurutan dihubungkan oleh
ikatan fosfodiester. Ikatan ini menghubungkan atom C nomor 3‘ dengan atom C
nomor 5‘ pada gula deoksiribosa. Di salah satu ujung untai polinukleotida, atom
C nomor 3‘ tidak lagi dihubungkan oleh ikatan fosfodiester dengan nukleotida
berikutnya, tetapi akan mengikat gugus OH. Oleh karena itu, ujung ini dinamakan
ujung 3‘ atau ujung OH. Di ujung lainnya atom C nomor 5‘ akan mengikat gugus
fosfat sehingga ujung ini dinamakan ujung 5‘ atau ujung P (Nusantri, 2015).

D. Sintesis Protein

Pada sintesis protein dari sandi genetik melibatkan beberapa langkah.DNA


pada dasarnya adalah penyimpanan informasi yang pasif,mirip dengan cetak biru
(blue print) untuk daerah rumah. Aktivitas pembuatan protein terjadi pada suatu
situs khusus dalam sel yang disebut ribosom. Oleh karena itu langkah pertama
dalam sintesis protein adalah menyampaikan informasi dari DNA ke ribosom.
Untuk melakukan hal ini enzim-enzim seluler membuat salinan kopi gen ini
disebut RNA duta (messenger RNA=mRNA). mRNA membawa sandi genetik
yang dipakai langsung untuk sintesis protein di ribosom. Tahapan ini disebut
dengan tahapan transkripsi. Dalam tahap berikutnya kodon pada mRNA harus
dapat dikolerasi dengan asam amino yang seharusnya. Tahapan ini dilakukan
molekul RNAlain, yaitu RNA transfer, (transfer RNA=tRNA) yang dikenal dengan
tahap translasi. Akhirnya asam amino harus disambungkan untuk membentuk
rantai protein fungsional (tahap sintesis). Ribosom yang terdiri dari RNA dan
protein,melakukan fungsi tersebut.bila rantai protein sudah lengkap, suatu tanda
berhenti (stop sign) mempengaruhi ribosom sehingga ribosom melepas protein
baru tersebut ke dalam sel (Husma,2016).
Terdapat dua tahapan dalam pembentukan protein yang secara keseluruhan
disebut sintesis protein (Suhermiati, 2015).
1. Transkripsi adalah penerjemahan kode-kode genetik oleh tRNA yang dibawa
oleh mRNA kedalam bentuk asam amino. Pada saat transkripsi berlangsung
tidak hanya membentuk mRNA saja, namun juga membentuk macam RNA
yang lainnya paling tidak 5 macam RNA, yaitu mRNA, tRNA, rRNA, snRNA
dan ssRNA yang semua macam RNA ini dibentuk pada tahap transkripsi
berlangsung di dalam inti sel.
2. Tahap translasi terdiri dari tiga tahapan yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi,
proses yang terjadi pada ketiga tahap tersebut adalah ketika seutas molekul
mRNA bergerak melalui ribosom, tRNA menambahkan muatan asam amino
ke rantai polipeptida yang sedang tumbuh saat anti kodon membentuk ikatan
hydrogen dengan kodon komplementernya di mRNA sehingga kodon dapat
ditranslasikan menjadi asam amino satu demi satu.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum membuat model DNA dilakukan pada hari kamis 19 September


2019 pukul 09.00-13.00 WITA. Adapun tempat pelaksanaannya di Aula Gedung
Baru, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

B. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat yang digunakan dalam praktik pembuatan model DNA yakni,
gunting, cutter dan penggaris. Bahan yang digunakan yakni sedotan 4 warna,
sterofom, pensil dan lidi.

C. PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktik model DNA yakni,
pertama mengukur sedotan dan memotong sepanjang 10 cm. sedotan berwarna
kuning dan biru masing-masing 6 potong sedangkan warna merah dan hijau
masing-masing 3 potong. Lalu menghubungkan sedotan dengan bantuan sulasi
bening (kuning-biru sedangkan hijau-merah), setelah itu menyatukan sedotan
yang telah dihubungkan dengan menggunakan latban. Memasangkan latban
secara timbal balik di masing-masing ujung sedotan dengan jarak yang konstan
10 cm antara satu dengan yang lainnya. Lalu memotong sterofom menjadi dua
bagian kemudian merekatkan ujung sedotan yang telah dirangkai pada bagian
tengah sterofom dengan menggunakan latban, begitu juga dengan sterofom
lainnya. Kemudian memasang lidi/ penyangga pada masing-masing sudut
sterofom bagian atas dan bawah, jangan lupa menggunakan sulasi hitam pada
masing-masing titik penyangga agar kuat dan tetap pada posisinya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

B. Pembahasan

Basa nitrogen 1 Basa nitrogen 2 Basa nitrogen 3

G
DNA

RNAd
Asam
amino Start Stop

Table. 1 Perubahan DNA menjadi asam amino


V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa struktur DNA terdiri dari
fosfat, gula dioksiribosa dan basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari
ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida. Polimer tersebut membentuk struktur
dua untai heliks ganda yang disatukan oleh basa nitrogenb, terdapat empat basa
nitrogen dalaM DNA, yaitu adenin (A), sitosin (C), guanin (G), timin (T). Adenin akan
membentuk dua ikatan dengan timin, sedangkan guanin akan membentuk tiga ikatan
dengan sitosin.

B. Saran

Praktikum sebaiknya dilakukan di dalam laboratorium layaknya praktikum


lainnya
Saran untuk asisten sebaiknya selalu mendampingi praktikan agar praktikan
yang mengalami kendala pada proses praktik langsung menanyakan
kesulitannya.

Anda mungkin juga menyukai