Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN

Chapter 5. Ethics and the Environment


Tugas Mata Kuliah Business Ethics
Dosen Pengampu : Singgih Wijayana, Ph.D
Disusun oleh :
Khrisna Pratama (18/436990/PEK/24514) - Eks B Kelas 37 B

Pencemaran, Polusi dan Penipisan Sumber Daya


Meningkatnya teknologi, industry, dan peradaban manusia, mengakibatkan munculnya
kencenderungan yang pada ahirnya akan mempengaruhi keseluruhan ekosistem di bumi,
yaitu; meningkatnya populasi, penurunan tabel air, berkurangnnya lahan pertanian per
individu, berkurangnya wilayah perikanan, penyusustan hutan, dan punahnya sejumlah
spesies tanaman dan hewan. Kerusakan lingkungan berasal dari dua sumber: polusi dan
penyusutan sumber daya.
Ancaman terhadap lingkungan datang dari dua sumber utama:
- Polusi ; pencemaran lingkungan oleh kegiatan manusia seperti manufaktur, pembuangan
limbah, membakar bahan bakar fosil, dll
- Penipisan Sumber Daya ; konsumsi berlebihan dan kelangkaan.
Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya
Polusi Udara
Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh
pembuatan atau penggunaan komoditas. Adanya pemanasan global, hujan asam, dan banyak
gas-gas beracun di udara yang dapat menimbulkan berbagai racun di bumi.
Polusi Air
Saat ini lebih dari satu juta orang tidak memiliki akses untuk air sehat, terutama pada negara-
negara miskin. Ada beberapa faktor yang terkait dengan menurunnya persediaan air.
Kenaikan populasi dan aktifitas ekonomi menambah permintaaan terhadap sumber air bersih.
Polusi Tanah
Limbah pada tcontohnya adalah sampah rumah tangga yang semakin banyak jumlahnya tidak
sebanding dengan fasilitas untuk menanganinya. Belum lagi limbah padat berbahaya yang
dihasilkan dari industry kimia dan perminyakan, bahkan limbah nuklir.
Penyusutan Spesies dan Habitat
Manusia menyebabkan punahnya ribuan spesies binatang dan tumbuhan begitu pula dengan
semakin sedikitnya jumlah habitat hutan yang hilang karena digunduli oleh industry kayu dan
dijadikan permukiman.
Penyusutan Bahan Bakar Fosil
Penggunaan bahan bakar fosil meningkat terus sedangkan ketersediaannya semakin menipis.
Penyusutan Mineral
Seperti halnya bahan bakar fosil, kondisi mineral yang tersedia pun semakin sedikit
dibanding dengan penggunannya yang semakin banyak. Ketersediaan bahan-bahan pengganti
bahan bakar fosil dan mineral pun terbatas, sehingga hanya dapat menunda sebentar habisnya
ketersediaan bahan bakar fosil dan mineral
 Etika Pengendalian Polusi
Tidak adanya upaya pengendalian polusi dikarenakan para pelakunya para pelaku bisnis
menganggap udara dan air itu barang gratis, dan melihat lingkungan sebagai barang tak
terbatas.
 Etika Ekologi
Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-
bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsic memiliki nilai tersendiri dan bahwa,
karena adanya nilai intrinsic ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan
mempertahankannya. Namun hingga kini untuk memperluas hak-hak moral terhadap hal-
hal non-manusia masih sangat kontroversial. Untuk hal tersebut dibutuhkan pendekatan
lagi dalam menghadapi masalah lingkungan yang berdasarkan hak-hak asasi manusia
maupun pertimbangan utilitarian.
Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
Menurut William T. Blackstone, lingkungan yang nyaman bukanlah sesuatu yang kita semua
inginkan, melaikan sesuatu dimana yang lain berkewajiban untuk memungkinkan kita semua
memilikinya. Dalam pendapat Blackstone, ia gagal memberikan petunjuk tentang sejumlah
pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan kaitannya dengan hak atas properti.
Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial
Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi
karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.
Biaya Pribadi dan Biaya Sosial
 Ketika suatu perusahaan mencemari lingkungan maka biaya pribadi selalu lebih kecil
disbanding dengan biaya social totalnya. Dikarenakan alokasi sumber daya di pasar-
pasar tidak memperhitungkan semua biaya adalah tidak optimal, apabila biaya eksternal
tidak dihitung oleh produsen, maka mereka cenderung mengabaikannya dan tidak
berusaha meminimalkannya, dan saat proses produksi sebuah komoditas membebankan
biaya eksternal kepada pihak ketiga, maka barang-barang tidak lagi didistribusikan
secara efisien kepada konsumen.
 Polusi membebankan biaya eksternal, dan hal ini selanjutnya berarti biaya-biaya
produksi (biaya pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial. Akibatnya,
pasar tidak menetapkan disiplin optimal pada produsen, dan hasilnya adalah penurunan
utilitassosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu pelanggaran atas prinsip-prinsip
utilitarian yang merupakan dasar system pasar.
Penyelesaian: Tugas-Tugas Perusahaan, Penyelesaian untuk masalah biaya eksternal,
jika menurut utilitarian yang dapat dilakukan dengan memasukkan biaya polusi atau
pencemaran kedalam perhitungan, sehingga biaya-biaya ini ditanggung oleh produsen dan
diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka. Ada beberapa cara untuk
menginternalisasi biaya eksternal polusi, yaitu meminta pihak yang menyebabkan polusi
untuk membayar ganti rugi secara sukarela atau secara hukum kepada pihak-pihak yang
dirugikan, serta mewajibkan perusahaan yang menjadi sumber polusi untuk menghentikan
polusi dengan memasang alat indikator pengendali polusi.
Keadilan
Dengan adanya pandangan keadilan retributive dan keadilan kompensatif, maka muncul
biaya pengendalian polusi harus ditanggung oleh pihak yang menyebabkan polusi dan yang
memperoleh keuntungan darinya, serta keuntungan pengendalian polusi wajib diberikan
kepada pihak-pihak yang menanggung biaya eksternal polusi.
Biaya dan Keuntungan
Thomas Klein memberikan ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan dengan
mengidentifikas biaya dan keuntungan, mengevaluasi biaya dan keuntungan, dan
menambahkan biaya dan keuntungan
Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara
Ekologi sosial, merupakan krisis lingkungan yang kita hadapi sekarang ini berakar dalam
sistem-sistem hierarki dan dominasi sosial yang menjadi karakteristik masyarakat, jika pola-
pola hirarki dan dominasi sosial ini belum berubah maka kita tidak akan bisa menghadapi
krisis lingkungan. Ekofeminisme digambarkan sebagai dimana terdapat beberapa hubungan
penting (historis, eksperensial, simbolis, teoritis) antara dominasi atas kaum perempuan dan
dominasi atas alam, sebuah pemahaman yang sangat penting baik bagi etika feminism
ataupun etika lingkungan.
Etika Konservasi Sumber Daya yang Bis aabis
Konservasi sebagian besar mengacu pada masa depan: kebutuhan untuk membatasi konsumsi
saat ini agar cukup untuk masa yang akan datang. Konservasi lebih tepat diterapkan pada
masalah-masalah penyusutan sumber daya dibandingkan polusi.

Anda mungkin juga menyukai