Anda di halaman 1dari 4

Bahan PIPA 2

Semuanya Diawali dengan Allah

Pertanyaan Pembuka :

1. Bagaimana perasaanmu sejauh ini berada di FE?


2. Apa ekspektasimu kedepan selama berkuliah di FE?
3. Adakah hal-hal yang kamu takutkan selama berkuliah di FE?

Bacaan Renungan :

Kehidupan manusia seringkali tanpa memiliki tujuan hidup. Sehingga hari-harinya dilalui dengan
aktivitas dan rutinitas yang terkadang membosankan, melelahkan, karena tidak tahu lagi apa yang
sebaiknya harus dilakukan. Bahkan tidak sedikit diantaranya yang depresi dan pada akhirnya
memutuskan untuk mengakhiri hidup di dunia.

Pencarian tujuan hidup telah membingungkan banyak orang. Pada umumnya memulai dari titik awal
yang keliru, yaitu diri sendiri. Kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berpusat pada diri sendiri,
seperti ingin menjadi apakah aku kelak? Hidup seperti apa yang kelak akan aku jalani? Apakah aku
akan mendapatkan kebahagiaan nanti? Apa yang sebaiknya aku lakukan dalam hidupku? Apakah
sasaran-sasaranku, ambisi-ambisiku, impian-impianku untuk masa depanku?

Tujuan hidup jauh lebih besar daripada prestasi pribadi, ketenangan pikiran, atau bahkan kebahagiaan.
Jauh lebih besar daripada keluarga, karir, atau bahkan mimpi-mimpi terliar dan ambisi. Bukan kita yang
menciptakan diri kita , jadi kita sama sekali tidak mengetahui untuk apa kita diciptakan. Seperti
misalnya seseorang memberi kamu sesuatu barang yang belum pernah kamu lihat dan punya. Selain
dengan menebak dan menerka kamu pasti tidak akan mengetahui manfaatnya bukan? Dan barang
tersebut juga, pastinya tidak akan bisa memberitahu kamu apa manfaatnya. Hanya pemberi atau buku
panduan pemberinya saja yang bisa mengungkapkan manfaat barang itu.

Lalu bagaimana caranya untuk menemukan tujuan Allah menciptakan kita? Terdapat 2 pilihan. Pilihan
pertama yaitu spekulasi. Inilah pilihan sebagian besar orang. Mereka menebak, mereka menduga,
mereka berteori. Selama ribuan tahun filsuf-filsuf hebat telah berdiskusi dan berspekulasi tentang
makna kehidupan. Filsafat adalah suatu ilmu penting dan memiliki manfaat bukan? tetapi apabila
filsafat digunakan untuk menentukan tujuan hidup, bahkan filsuf-filsuf yang paling bijak sekalipun haya
bisa menebak-nebak.

Pilihan lain yaitu kita bisa menemukannya pada Allah sang pencipta dan pemiliki kehidupan kita. Jika
kita ingin tahu mengapa kita ditempatkan di dunia ini, kita harus memulainya dengan Allah, kita
dilahirkan oleh tujuanNya dan untuk tujuanNya. Ia secara jelas menyatakannya didalam firmanNya.
Cara termudah untuk menemukan manfaat sebuah barang adalah bertanya pada penciptanya. Hal yang
sama berlaku pula pada pencarian tujuan hidup kita: tanyakan pada Allah melalui firmanNya, bukan
hikmat dunia.

Apa yang kamu dapat dari bacaan diatas?

Apakah kamu setuju bahwa tujuan hidup yang sebenarnya hanya ditemukan didalam Allah?
Pendalaman Alkitab : Mazmur 1 : 1 -6

Observasi :

Mazmur berisi 150 syair Ibrani. 73 syair Daud (yang dikenal sebagai penyair dan pemain kecapi), 12
syair dari Asaf, 11 syair anak-anak Korah (keturunan Esau), 2 syair Heman & Etan , 3 syair Salomo &
Musa, dan 49 syair tanpa nama. Syair ini banyak ditulis untuk paduan suara di bait suci bangsa Israel.
Kitab ini ditutup dengan 5 syair tentang pujian kepada Allah Israel (diawali dan diakhiri dengan
Haleluya). Mazmur terbagi kedalam 5 buku.

Mazmur 1 : 1 -6

Konteks : Jalan orang benar dan jalan orang fasik. merupakan pendahuluan kitab Mazmur. Mazmur ini
membandingkan dua jenis orang yang diakui Allah, masing-masing dengan sekumpulan prinsip hidup
tertentu:orang fasik dan orang saleh.

1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan
orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan
yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
1:4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
1:5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam
perkumpulan orang benar;
1:6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Terbagi atas 3 bagian besar :

 kekudusan dan kebahagiaan orang saleh (ayat 1-3)


 keberdosaan dan kesengsaraan orang fasik (ayat 4-5)
 dasar dan alasan dari perbedaan diantara keduanya (ayat 6)

Ayat 1 : Fasik, orang berdosa, dan pencemooh .

- Fasik : membuang rasa takut akan Allah dan hidup dengan mengabaikan kewajiban
mereka terhadapNya. (mencari kebenaran diluar Allah yang merupakan sumber
kebenaran dan tujuan hidup yang absolut)
- Orang berdosa : dengan terang-terangan mereka memberontak melawan Allah dan
melayani kepentingan dosa dan iblis.
- Pencemooh : dengan begitu hati mereka menjadi keras dan menjadi pencemooh.
Dengan ternag-terangan mereka menantang apa yang suci, megolok-olok agama, dan
menajadikan dosa sebagai bahan tertawaan.

Orang yang berbahagia : tidak hadir dalam pertemuan-pertemuan orang fasik, tidak setuju dan tidak
mengatakan apa yang mereka katakan, tidak menggunakan ukuran berdasarkan asas-asas mereka, jalan
mereka-tidak menjadi jalannya, ia tidak menempatkan dirinya di jalan yang tidak baik, dan tidak duduk
dalam kumpulan pencemooh.

Ayat 2 : melakukan apa yang yang baik dan tetap melekat padanya, berserah pada bimbingan firman
Allah dan mengakrabkan diri pada firman tersebut. Ia bersuka dalam hukum taurat Tuhan, walaupun
itu sebauh hukum, sebuah kuk, namun karena itu adalah hukum Allah, yang kudus, adil, dan baik, dan
yang disetujuinya dengan sukarela maka ia bersuka dalam batinnya. Merenungkan firman Allah berarti
bercakap-cakap dengan diri kita sendiri, mengenai perkara-perkara besar yang terkandung didalamnya,
dengan niat ingin menerapkannya dalam hidup kita, dengan pikiran yang teguh. Yang memotivasi
tindakan mereka adalah roh dan perasaan yang telah ditebus, hati yang terpikat oleh kebenaran Allah
sebagaimana terdapat dalam Firman-Nya. Merenungkan siang dan malam berarti menerapkannya pada
seluruh aspek kehidupan kita, bergantung padanya bukan pada judgment manusia semata.

Ayat 3 : Hasil untuk mereka yang dengan setia mencari Allah dan Firman-Nya ialah hidup di dalam
Roh. Karena air sering kali melambangkan Roh Allah (mis. Yoh 7:38-39), maka mereka yang diajar
oleh Allah dan tinggal di dalam Firman-Nya akan menerima sumber hidup yang tidak habis-habisnya
dari Roh Kudus. Frasa, "apa saja yang diperbuatnya berhasil" tidak berarti bahwa tidak pernah akan
terjadi masalah atau kegagalan, tetapi bahwa orang benar akan mengetahui kehendak dan berkat Allah

Orang yg menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman akan bertumbuh dan berbuah layaknya pohon
yang ditanam ditepi aliran air. Pada musimnya berarti apa saja yang dia lakukan, akan mendatangkan
hasil yang tepat pada waktunya dan berhasil. Tidak layu daunnya yang berarti meskipun musim
kemarau ga turun hujan , karena dia dekat dengan sumber air maka dia ga akan kenapa-napa. Sama
halnya dengan manusia, meskipun hidupnya ga selalu mudah, sering melewati masalah, yah dia ga akan
kenapa-napa, karena sumber kekuatan dalam hidupnya adalah firman Tuhan.

Ayat 4 : sekam : bagian dari bulir padi-padian berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat
dimakan, yang melindungi bagian dalam, namun pada akhirnya ini akan dibuang/dibakar karena tidak
berisi dan tidak berguna.

Orang fasik bagaikan sekam, yang kosong, tidak punya pegangan dan tidak punya pendirian yang kuat.
Sebagai manapun tingginya mereka menghargai diri mereka sendiri, itu tidak berarti dihadapan Allah.
Mereka ringan dan sia-sia. Mereka tidak berisi, tidak padat. Mereka mudah diombang-ambingkan oleh
setiap angin dan godaan. Mereka tidak teguh. Murka Allah akan menghalau mereka dalam kefasikan
mereka, seperti angin meniup sekam, yang tidak pernah mengumpulkan atau memperhatikan mereka.
Sekam, untuk sementara waktu, bisa saja berada di antara gandum, tetapi akan datang Dia yang
memegang alat penampi ditangan-Nya dan yang akan membersihkan tempat pengirikan-Nya. Orang-
orang yang karena dosa dan kebodohan mereka sendiri menjadikan diri mereka seperti sekam akan
didapati demikian di hadapan angin dan api murka ilahi ( 35:5), sehingga mereka tidak tahan berdiri di
hadapannya atau untuk menghindar darinya (Yes. 17:13).

Ayat 5 :

1. Mereka tidak akan tahan dalam penghakiman, maksudnya, mereka akan didapati bersalah,
menunduk-nunduk dengan rasa malu dan bingung, dan semua pembelaan serta dalih mereka akan
ditolak sebagai tidak berdasar. Akan datang penghakiman, ketika sifat dan perbuatan setiap orang pada
saat ini, sekalipun disembunyikan dan disamarkan dengan begitu lihai, akan benar-benar diungkapkan
dengan sempurna, dan tampak dalam warna aslinya, dan sesuai dengan itu pula nasib setiap orang,
dengan keputusan yang tidak dapat diganggu gugat, akan ditentukan sampai pada kekekalan.

2. Mereka tidak akan tahan berdiri dalam perkumpulan orang benar. Orang fasik dan cemar akan
dipisahkan dari dari orang benar. Akan datang harinya ketika Kristus memisahkan antara domba dan
kambing, lalang dan gandum (Mat. 13:41, 49). Hari agung itu akan menjadi hari penyingkapan, hari
pembedaan, dan hari pemisahan akhir. Maka kita akan melihat kembali perbedaan antara orang benar
dan orang fasik, yang kadang-kadang sulit dibedakan di dunia sini (Mal. 3:18).

Ayat 6 :

1. Allah harus mendapat segala kemuliaan atas kesejahteraan dan kebahagiaan orang benar.
Mereka berbahagia sebab TUHAN mengenal jalan mereka. Ia memilih mereka untuk berjalan
di dalam jalan kebahagiaan itu, mencondongkan hati mereka untuk memilihnya, menuntun dan
membimbing mereka di dalamnya, dan mengatur segala langkah mereka. (Tuhan yang tau
/mengenal jalan mencapai tujuan kita.)
2. Orang-orang berdosa harus menanggung segala kesalahan atas kehancuran mereka sendiri.
Diluar Tuhan yang ada adalah kesia-siaan dan kehancuan. Oleh sebab itulah orang fasik binasa,
karena jalan yang telah mereka pilih dan yang di dalamnya mereka bertekad untuk berjalan,
langsung mengantar pada kehancuran.

Pertanyaan Interpretasi :

1. Siapakah orang yang berbahagia? (ayat 1-2)


2. Bagaimanakan gambaran orang yang berbahagia, adakah perbuatannya yang tidak berhasil?
(ayat 3). Jelaskan apa makna yang kamu dapat dari gambaran tersebut!
3. Bagaimanakah gambaran orang fasik? (ayat 4-5)
4. Apa perbedaan jalan orang benar dan jalan orang fasik yang digambarkan dalam perikop ini?
(ayat 6)

Penerapan Pribadi/Aplikasi

1. Perikop ini bercerita tentang 2 jenis orang yang berbeda, yaitu orang saleh dan orang fasik.
Dimanakah posisi kamu saat ini? Orang seperti apakah yang rindu ingin kamu hidupi?
2. Setelah membaca renungan dan firman diatas, bagaimana seharusnya sikap kita dalam
mencari dan menemukan tujuan hidup kita ada didunia?
3. Apa langkah konkrit yang kamu mau ambil untuk menemukan tujuan hidup itu di dalam
Tuhan?

Ayat hafalan

Kolose 1 : 16

Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu , yang ada di sorga dan yang ada di bumi,
yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah,
maupun penguasa, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Anda mungkin juga menyukai