Anda di halaman 1dari 2

Allergic Rhinitis: kandidat yang cocok untuk immunotherapy

tungau di dunia nyata


ABSTARCT

Standrad terapi obat untuk allergic rhinitis (AR) tidak memberikan hasil yang memuaskan,allergen
immunotherapy (AIT) adalah satu-satunya terapi denagan potensi memodifikasi kodrat alam. Alergi
House dust mite (HDM) lumrah ditemukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjabarkan
profil klinis dari pasien dengan alergi HDM dengan AR yang mendapatkan terapi AIT di dunia nyata,
seperti pada klinik allery. Secara global 239 pasien( 126 dewasa dan 113 anak-anak,107 peremuan
dan 132 pria; rata-rata umur 21 tahun,range umur 6-56 tahun) telah dievaluasi. AIT telah diresepkan
kepada 59 pasien(24,7%) dewasa(35%) dan anak-anak (13%).penemuan yang ditemukan dari
berbagai centre konsisten dengan investagasi yang dilakukan pada HDM-AIT, dan ditemukan
terdapat beberapa karakteristik dari kandidat yang cocok untuk terapi ini. Bahkan, beratnya ocular
gejala ocular-nasal symptoms, dan penggunaan berlebihan dari obat pereda gejala akan
memisahkan kandidat yang ideal untuk HDM-AIT dan SLIT

Alergic rhinitis (AR) adalah penyakit yang mengurangi kualitas hidup dan menyebabkan beban ekonomi yang
substansial. Terdapat bukti kasus yang menunjukan bahwa AR dapat diderita oleh 40% populasi dunia. Selain
itu prevelansi dari AR terdapat peningkatan di seluruh dunia. AR menyebabkan morbidity yang signifikan
kepada penderita dan menjadi salah satu penyebab ketidak-hadiran di dunia persekolahan dan perkantoran setiap
tahunnya. Dan juga AR ada faktor risiko dari onset asma dan semakin bertambah parah.

Standar pengobatan terhadap AR dinilai masih kurang, allergen immunotherapy(AIT) dalam hal ini subcutaneus
immunotherapy (SCIT) atau sublingual immunotherapy (SLIT) adalah satu-satunya terapi yang dapat
memberikan dampak pada alergi respiratory dengan memproduksi imunologi dan toleransi pada allergen
penyebab. alergi terhadap house dust mites (HDM) merupakan penyebab AR yang umum pada anak-
anak.terdapat bukti kasus yang menunjukan bahwa AIT efektif terhadap HDM, tetapi terdapat penemuan lain
yang menunjukan hal yang sebaliknya. Karena AIT merupakan terapi jangka panjang, biaya yang mahal dan
efektifitas yang terbatas maka diperlukan adanya pendefinian tehadap kandidat yang paling cocok untuk
menerima terapi ini sedini mungkin. Karaman dan rekan melakukan studi tentang parameter yang berguna
dalam menilai respon klinis terhadap AIT pada alergi HDM pada anak-anak dengan asma. 107 anak-anak
dengan alergi tunggal terhadap HDM: 47 diterapi dengan SCIT selama 4-5 tahun, 67 diterapi dengan hanya
medikasi sebagai kontrol. Parameter yang digunakan adalah serum total igE level

Kami percaya bahwa penentuan dari kandidat ideal terhadap AIT secara knlinis relevan dan pantas mendapatkan
konsiderasi yang memadai. Dalam hal ini kami melaporkan hasil yang didapat dari berbagai center alergi yang
dilakukan pada 17 klinik alergi. Tujuan dari study iini adalah untuk mendesripsikan profil klinis dari pasien
alergi HDM dengan AR yang diberikan terapi AIT dalam konteks dunia nyata,seperti pada klinik alergi.kriteria
inklusi adalah selang umur 6-60 tahun alergi tunggal terhadap HDM dan informed consent. Kriteria eksklusi
adalah selang umur di luar range dan alergi lain, riwayat penggunaan AIT dan disorder mental yang berat.
penelitaian ini telah disetujui ole komite etik dari setiap centre alergi.studi ini di lakukan.dimonitor dan dianalisa
oleh contract research organization (CD-Pharma group,Milan,Italy) mengguanakan bentuk elektronik report
kasus. Stallergebes Italia (Milan,Italy) mensponsori studi ini

Parameter yang digunakan adalah: durasi dari AR, period dari gejala dan beratnya gejala yang dinilai
menggunakan visual analogue scale (VAS), komorbiditas asma, pengguanaan antihistamin dan kortiko steroid.
Test X2 ( dengan koreksi fisher ) dan deduksi logistik digunakan (sistem SAS versi 9.4) untuk menganalisa data.
Dua ratus tiga puluh sembilan pasien ( 126 dewasa dan 113 anak-anak; 107 perempuan dan 132 pria; rata-rata
umur 6-56 tahun) dievaluasi.semua pasien dengan alergi tungai yang datang ke klinik dengan gejala AR.AIT
diberikan pada 59 pasien (24,7%) 44 dewasa (35%) dan 15 anak-anak(13,3%).AIT diberikan dengan
memperhatikan beratnya gejala, obat yang digunakan dan kemauan pasien
Gejala dari pasien walaupun terus menerus terdapat peningkatan musiman dimana terjadi pada musim gugur dan
dingin (october sampai maret).penemuan ini konsisten dengan penemuan-penemuan sebelumnya yang
menunjukan period dari HDM di rumah,gejala,pengguanaan oabt dan gejala inflamasi.lebih dari itu penemuan
ini mungkin patut didebatkan lebih lanjut menyangkut jadwal HDM-AIT yang baru-baru diperdebatkan

AIT hanya diberikan pada 25% pasien yang dipilih, khusus pada 13% pasien pediatri dan 1/3 dari orang dewasa
yang diteliti.hasil yang ditemukan cukup mengejutkan karena salah satu kriteria inklusi adalah alergi tunggal
terhadap HDM. Ini adalah fitur yang paling optimal untuk mengindikasikan AIT. Jelas kalau adanya banyak
faktor yang mempengaruhi pemberian dari AIT, termaksud pendirian dari allergist, persuasi yang diberikan
terhadap pasien,durasi dari AIT, biaya,miskonsepsi dll.SLIT merupakan cara pemberian dari AIT pada kasus-
kasus ini.allergen Dermpatophagoides farinae dan D.pteronyssinus ekstark digunakan pada 95% resep.

Mengenai faktor yang mempengaruhi AIT beberapa parameter telah dievalusasi . Durasi dari dari AR lebih
panjang pada group yang diterapi menggunakan AIT dibandingkan pada pasien lainnya (7.2 vs. 6 tahun).Asma
ada pada 41% pasien yang diterapi AIT dan 34% pada pasien sisanya. Menariknya batuk merupakan gejala
asma yang paling relevan yang ditemukan pada grup AIT, dan sesak paling umum ditemukan pada pasien tanpa
AIT.beratnya gejala pada conjunctival dan nasal lebih nyata pada grup AIT. VAS pada gejala ocular adalah 3,95
dan 2,87 (p=0,01);VAS pada gejala nasal adalah 7,9 dan 5,9 pada grup masing-masing (p=0,0001). secara
konsisten co-morbiditas lebeh sering pada grup dengan terapi AIT (p=0,002) juga oada polyp nasal (p=0,02)

Factor prediktif yang signifikan adalah antihistamin (OR 1.3; CI 1.03 -1.31; p=0,01) penggunaan kortiko steroid
topical (OR 1.3; CI 1.02-1.29 p=0,02) dan tempat tinggal di pedalaman (OR 4.4; CI 1.32-15.1; p=0.02).hasil ini
menunjukan pasien ideal dari HDM-AIT berbeda dengan pasien HDM lainnya. Walaupun beberapa factor
mungkin memberi pengaruh terhadap hasil ini. Contohnya factor-faktor di atas ( durasi biaya dll) dapat memberi
dampak terhadap pemberian AIT. Namun kandidat dari AIT menunjukan profil klinis yang signifikan seperti
gejala ocular dan nasal juga penggunaan obat. Maka dari itu AIT lebih ditujukkan kepada passion denga AR
sedang dan berat. Aspek ini konsisten dengan penemuan dimana AIT lebih berdampak pada pasien dengan
gejala yang berat, bahakan terdapat studi yang membuktikan bahwa pasein dengan gejala berat menunjukan
respon yang lebih dari pada pasien dengan gejala yang sedang. Rumah pada pedalaman memberi dampak karena
biasanya tempat ini mempunyai tingkat kelembapan yang berbeda. Terdapat bukti bahwa anak –anak pedesaan
terekspos factor protektiv sehingga mereka mempunyai HDM-AR yang lebih moderate.

Kesimpulannya, penemuan yang ditemukan dari penelitian ini dari berbagai centre studi konsisten dengan
penelitian-penelitian yang dilakukan pada HDM-AIT sebelumnya, dan memberikan pendefinisian dari
karakteristik dari kandidat yang ideal terhadap terapi ini. Secara fakta, bearatnya gejala ocular-nasal dan
penggunaan berlebih dari obat-obatan simtomatik menjadi factor penentu dalam pembedaan kandidat ideal
HDM-AIT dan metode SLIT menjadi metode yang digunakan

Anda mungkin juga menyukai