Muhammad Wahyudi Fortuna 15016012 Yusuf Fahlevi 15016050 Muhammad Dafa Sultan Pasha 15016068
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2019 I. Kerusakan Pada Jalan Secara umum jalan dibangun sebagai parasarana untuk memudahkan mobilitas dan aksesibilitas kegiatan sosial ekonomi dalam masyarakat. Keberadaan jalan raya sangatlah diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi, perdagangan serta sektor lainnya. Prasarana yang terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan sebagaimana indikatornya dapat diketahui dari kondisi permukaan jalan, baik kondisi struktural maupun fungsionalnya yang mengalami kerusakan. Jalan yang rusak pastinya akan menghambat kegiatan ekonomi dan bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Terdapat berbagai macam metode dalam menilai kerusakan perkerasan jalan seperti PCI atau Pavement Condition Index dan RCI Road Condition Index. Kedua index tersebut bertindak sebagai pedoman untuk menilai kerusakan jalan, index tersebut memberikan hal-hal yang menjadi penilaian dan selanjutnya penilaian dilakukan secara subjektif atau berdasarkan observasi. Selain kedua metode tersebut, terdapat juga metode yang lebih empirik yaitu menggunakan alat untuk mengetes kekuatan dari perkerasan jalan secara in situ. Dalam tugas kali ini, dikarenakan sulitnya menggunakan metode empirik dan index kondisi jalan maka akan dilakukan pengamatan secara subjektif untuk melihat jenis-jenis kerusakan yang biasa terjadi di jalanan. Beberapa jenis kerusakan pada perkerasan jalan sebagai berikut: 1. Retak lelah dan deformasi pada semua lapisan perkerasan aspal Retak lelah dan deformasi diakibatkan karena banyaknya kendaraan berat yang lalu lalang, biasa ditemukan di jalan provinsi. 2. Retak Berbagai jenis retak seperti retak kulit buaya, retak pinggir, retak sambungan bahu, retak refleksi, retak susut, dan retak slip. Faktor penyebab retak ini adalah buruknya sistem drainase jalan. 3. Distorsi Distorsi atau perubahan bentuk pada perkerasan jalan aspal bisa terjadi dikarenakan tanah dasar yang lemah dan pemadatan yang kurang optimal di lapisan pondasi. Distorsi yang terjadi pada jalan aspal bisa berupa amblas, jembul, keriting, dan alur. 4. Kegemukan Kerusakan kegemukan berupa permukaan jalan aspal yang menjadi licin. Kerusakan ini terjadi saat temperatur naik sehingga aspal menjadi lunak dan jejak roda kendaraan akan membekas pada permukaan lapisan jalan. 5. Lubang-lubang Kerusakan jalan aspal berupa lubang-lubang dapat terjadi ketika retakan- retakan dibiarkan tanpa perbaikan sehingga akhirnya air meresap dan membuat rapuh lapisan-lapisan jalan. 6. Pengausan Kerusakan pengausan ditandai dengan permukaan jalan aspal yang menjadi licin. 7. Stripping Kerusakan stripping atau pengelupasan lapisan permukaan dapat terjadi dikarenakan kurangnya ikatan antara lapisan bawah jalan dan lapisan permukaan, atau lapisan permukaan yang terlampau tipis.
II. Kerusakan pada Jalan Ganesa
Dapat dilihat dari lampiran foto kondisi Jalan Ganesa dibawah bahwa kerusakan yang terjadi sebagian besar pada bagian tepi jalan. Kerusakan yang terjadi pada tepi jalan adalah Stripping yang ditandai dengan adanya pengelupasan lapisan permukaan pada area tepi Jalan Ganesa, hal ini dapat disebabkan oleh ikatan antara lapisan bawah jalan dan lapisan permukaan, atau lapisan permukaan yang terlampau tipis. Untuk kondisi jalan secara menyeluruh dapat dikatakan masih dalam kondisi relative baik, hal ini karena kerusakan yang terjadi hanya disebagian kecil jalan (dibagian tepi). Kondisi Jalan Ganesa dapat dilihat pada lampiran foto dibawah ini.