Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH LEAFLET TERHADAP TINDAKAN CUCI

TANGAN PAKAI SABUN SEBAGAI INDIKATOR PERILAKU


HIDUP BERSIH SEHAT DISD NEGERI 200512 KOTA
PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2018

SKRIPSI

Disusun Oleh :
Rizki Muliani Lubis
NIM. 16030071P

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES AUFA ROYHAN PADANGSIDIMPUAN
2018
PENGARUH LEAFLET TERHADAP TINDAKAN CUCI
TANGAN PAKAI SABUN SEBAGAI INDIKATOR PERILAKU
HIDUP BERSIH SEHAT DI SD NEGERI 200512 KOTA
PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2018

Skripsi ini diajukan Untuk Memenuhi Pernyataan Memperoleh


Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :
Rizki Muliani Lubis
NIM. 16030071P

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES AUFA ROYHAN PADANGSIDIMPUAN
2018
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH LEAFLET TERHADAP TINDAKAN CUCI TANGAN


PAKAI SABUN SEBAGAI INDIKATOR PERILAKU HIDUP
BERSIH SEHAT DI SD NEGERI 200512
KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2018

Skripsi ini telah diseminarkan dan dipertahankan dihadapan


Tim penguji Stikes Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aufa Royhan
Padangsidimpuan

Pembimbing I Pembimbing II

Nurul Hidayah Nasution, SKM, M.K.M Soleman Jufri, SKM, M.Sc

Padangsidimpuan, Agustus 2018


Ketua Stikes Aufa Royhan Padangsidimpuan

Ns. Sukri Herianto Ritonga, M.Kep


IDENTITAS PENULIS

Nama :Rizki Muliani Lubis


NIM :16030071P
Tempat/Tgl Lahir :Salambue, 10 Juli 1993
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat :Jl HT. Rizal Nurdin km 7
Riwayat Pendidkan :
1. SD Negeri 200512 : Lulus Tahun 2005
2. Syanawiyah Ma’had Darul Istiamah : Lulus Tahun 2008
3. Aliyah Ma’had Darul Istiamah : Lulus Tahun 2011
4. D3 Kebidanan Darmais : Lulus Tahun 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-NYA peneliti dapat menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Leaflet

Terhadap Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun Sebagai Indikator Perilaku Hidup

Bersih Sehat di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan Tahun 2018”. Sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat di Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat STIKes Aufa Royhan Padangsidimpuan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

yang terhormat:

1. Ns. Sukhri Herianto Ritonga, M.Kep, selaku ketua STIKes Aufa Royhan

Padangsidimpuan.

2. Arinil Hidayah Nasution SKM, M.K.M selaku ketua prodi ilmu kesehatan

masyarakat STIKes Aufa Royhan Padangsidimpuan.

3. Nurul Hidayah Nasution SKM, M.K.M, Selaku Pembimbing Utama yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Soleman Jufri SKM, M.Sc Selaku Pembimbing Pendamping yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Yanna Wari Harahap, SKM, M.P.H Selaku Ketua Penguji yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Nurelila Sari Siregar, SST. M.Keb Selaku Pendamping Penguji yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam menyelesaikan proposal ini.

7. Para klien yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
8. Teristimewa kepada suami tercinta serta ayahanda dan ibunda yang telah banyak

mendoakan peneliti dan memberikan dukungan mental dan spiritual kepada

peneliti.

9. Kepada teman-teman seangkatan terima kasih peneliti ucapkan atas

kebersamaan yang telah kita lalui.

Kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti harapkan guna

perbaikan dimasa mendatang. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Amin.

Padangsidimpuan, Agustus 2018

Penulis

RIZKI MULIANI LUBIS


ABSTRAK

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekan oleh
setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatanya dan berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Penerapan PBHS disekolah merupakan
kebutuhan seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia (6-12
tahun) seperti kecacingan diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang
ternyata umurnya berkaitan dengan PHBS. Cuci tangan pakai sabun secara teratur dapat
menurunkan insiden diare hingga 42% sanpai 47% dan dapat menurunkan transmisi ISPA
hingga lebih dari 30%. Cuci tangan pakai sabun dapat diajarkan sedini mungkin dimulai
pada masa usia sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh leaflet terhadap
tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai indikator perilaku hidup bersih dan sehat di SD
Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan. Jenis penelitian ini menggunakan Pre
Eksperimen, dengan rancangan one group pretest dan posttest. Penelitian dilakukan di SD
Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan. Populasi & Sampel dalam penelitian ini sebanyak
30 orang dengan teknik total sampling. Hasil penelitian sebelum pemberian leaflet
terhadap tindakan cuci tangan mayoritas kurang sebesar (53,3%), sedangkan sesudah
pemberian leaflet terhadap tindakan cuci tangan mayoritas cukup sebesar (46,7%). Hasil
uji wilcoxone menunjukkan adanya pengaruh leaflet terhadap tindakan cuci tangan pakai
sabun sebagai indicator perilaku hidup bersih sehat di SD Negeri 200512 Kota
Padangsidimpuan dengan p value =0,003 (p<0,05). Diharapkan kepada sekolah
memfasilitasi setiap ruangan atau kelas menyediakan tempat cuci tangan.

Kata Kunci :Leaflet, CuciTangan, PHBS


DaftarPustaka : 2007– 2017 (48)
ABSTRACT

Clean and Healthy Behavior (PHBS) is a behavior that is practiced by each


individual with his own awareness to improve his health and play an active role in
realizing a healthy environment. The application of PBHS in schools is a
necessity along with the emergence of various diseases that often attack children
aged 6-12 years, such as diarrhea, toothache, skin aches, malnutrition and so
forth which are generally related to PHBS. Hand washing with soap regularly
can reduce the incidence of diarrhea by up to 42% to 47% and can reduce ARI
transmission by more than 30%. Hand washing with soap can be taught as early
as possible, namely during school age. The purpose of this study was to determine
the effect of leaflets with the action of washing hands with soap as an indicator of
clean and healthy living behavior in 200512 Public Elementary School of
Padangsidimpuan City. The design of this study uses Pre Experiment, with the
design of one group pretest and posttest. This research was conducted in 200512
Public Elementary School of Padangsidimpuan City. The population and the
sample in this study were 30 people with total sampling technique. The results of
the before giving leaflets to the action of washing hands were less than (53.3%),
while the after giving the leaflets to the act of washing hands the majority were
(46.7%). From results of Wilcoxone test showed the influence of leaflets by
washing hands with soap as an indicator of healthy hygiene behavior in 200512
Public Elementary School in Padangsidimpuan City with p value = 0.003 (p
<0.05). It is expected that schools will facilitate each room or class to provide a
place to wash their hands.

Keywords : Leaflets, Hand Washing, PHBS


References : 2007–177 (48)
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
IDENTITAS PENULIS
KATA PENGANTAR
ABSTRAK ……… ............................................................................................... i
ABSTRACK ……… ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
DAFTAR SKEMA .................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7


2.1 Konsep Perilaku Hidup Bersih Sehat ...................................... 7
2.2 Konsep Mencuci Tangan ........................................................ 10
2.3 Konsep Pengetahuan ............................................................... 14
2.4 Konsep Anak Sekolah ............................................................. 16
2.5 Konsep Kerangka Teori .......................................................... 19
2.6 Kerangka Konsep .................................................................... 21
2.7 Uji Hipotesa ............................................................................ 21

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 22


3.1 Desain dan Metodologi Penelitian .......................................... 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 22
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 23
3.4 Alat Pengumpulan Data .......................................................... 24
3.5 Prosedur Pengumpulan Data ................................................... 26
3.6 Defenisi Operasional ............................................................... 27
3.7 Pengolahan dan Analisa Data ................................................. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................... 30


4.1 Gambar dan Lokasi Penelitian ................................................ 30
4.2 Data Geografi dan Data Demografi ........................................ 30
4.3 Analisa Univariat .................................................................... 31
4.4 Analisa Bivariat ...................................................................... 32

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 33


5.1 Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun Sebelum dan
Sesudah Pemberian Leaflet ..................................................... 33
5.2 Pengaruh Cuci Tangan Pakai Sabun Sebelum
Pemberian Leaflet dan Sesudah Pemberian Leaflet .................. 35

BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 38


6.1 Kesimpulan ............................................................................. 38
6.2 Saran ....................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
halaman

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian .................................................. 23


Tabel 3.2 Defenisi Operasional ............................................................................... 27
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Murid
di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan Tahun 2018 ...................... 31
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tindakan Cuci tangan Pakai Sabun Sebelum
Dan Sesudah Pemberian Leaflet di SD Negeri 200512 Kota
Padangsidimpuan Tahun 2018.................................................................. 31
Tabel 4.3 Pengaruh Leaflet Terhadap Tindakan Cuci tangan Pakai Sabun
Sebagai Indikator Perilaku Hidup Barsih Sehat ....................................... 32
DAFTAR SKEMA
halaman

Skema : Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 21


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan menjadi responden


Lampiran 2 : Persetujuan menjadi responden (Informed consent)
Lampiran 3 : Surat izin survey pendahuluan dari STIKes Aufa Royhan
Padangsidimpuan
Lampiran 4 : Surat balasan izin survey pendahuluan dari SD Negeri 200512
Salambue
Lampiran 5 : Kuesioner penelitian
Lampiran 6 : Lembar konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan

pembangunan kesehatan (WHO, 2014).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang

dipraktekan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan

kesehatanya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/Menkes/PER/XI/2011 Tentang

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menyatakan

bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan

seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri

(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakat (Kemenkes, 2011).

Data WHO (2014) menyebut bahwa setiap tahun 100.000 anak Indonesia

meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-60%,

1
anemia pada anak sekolah 23,2% dan masalah karies 74,4%. Target nasional

institusi pendidikan yang melaksanakan PHBS adalah 70% di tahun 2014.

World Health Organization (WHO) tahun 2015, mengemukakan

kebiasaan mencuci tangan dengan sabun ternyata dapat mengurangi insiden diare

sampai 50% atau sama dengan menyelamatkan 1 juta anak di dunia dari penyakit

tersebut setiap tahunnya. Kebiasaan cuci tangan tidak timbul begitu saja, tetapi

harus dibiasakan sejak kecil. Anak-anak merupakan agen perubahan untuk

memberikan edukasi baik untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus

mengajarkan pola hidup bersih dan sehat.

Di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun

sekolah agama dari berbagai tindakan. Jika tiap sekolah memiliki 10 kader

kesehatan saja maka ada 3 juta kader kesehatan dapat membantu terlaksananya

dua strategi utama Departeman Kesehatan yaitu menggerakkan dan

memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat serta Surveilans, monitoring dan

informasi kesehatan (Kemenkes, 2013).

Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 menyebutkan bahwa Sumatera

Utara hanya mencapai angka 45,4% yang menerapkan dan berperilaku PHBS

dengan jumlah rumah tangga 1.152.378. Data Riskesdas tahun 2013

menempatkan Sumatera Utara pada posisi empat terendah proporsi rumah tangga

dengan PHBS baik, yang disusul oleh Nusa Tenggara Timur, Aceh dan Papua

(16,4%).

Berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Padangsidimpuan tahun 2016

sekolah yang telah melaksanakan PHBS hanya 22,5% dengan target 65%.
Rendahnya cakupan ini berdampak juga terhadap tingginya angka kesakitan yang

berhubungan dengan penyakit yang berorientasi lingkungan dan perilaku, dimana

kasus penyakit menular selama tahun 2016 masih cukup tinggi.

Penelitian Luthviatin ,dkk (2011), yang dilaksanakan pada siswa sekolah

dasar Rambipuji, dimana terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan

siswa Sekolah Dasar tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Dari hasil uji

statistic diperoleh nilai p value <0,001. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara sikap siswa dengan perilaku hidup bersih dan

sehat pada pelajar SD Inpres.

Penelitian Resti (2015), pada siswa Kelas IV dan V SD Negeri Kraton

Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV dan V di SD Negeri Kraton

Yogyakarta sebanyak 66,7% atau 28 siswa masuk kategori baik, 31,0% atau 13

siswa masuk kategori cukup dan 2,4% masuk kategori kurang atau 1 siswa.

Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) terhadap kebersihan pribadi anak SD Negeri

Kraton Yokyakarta.

Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan seiring munculnya

berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia (6-12 tahun) seperti

kecacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk, dan lain sebagainya yang

ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan

sekumpulan prilaku yang dipraktekan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat

lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga


secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya. Serta

berperan aktif dalam mewujudkan linkungan sehat (Gunther, 2010).

Cuci tangan pakai sabun secara teratur dapat menurunkan insiden diare

hingga 42% sampai 47% dan dapat menurunkan transmisi ISPA hingga lebih dari

30%. Cuci tangan pakai sabun dapat diajarkan sedini mungkin yaitu pada masa

usia sekolah. Masa sekolah adalah masa yang sangat penting dimana periode

tersebut sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya dan

merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS). Perilaku sehat terutama kebiasaan menjaga kebersihan pribadi

sangat tepat ditanamkan sedini mungkin karena kebiasaan-kebiasaan tersebut akan

terbawa sampai dewasa nanti (Notoatmodjo, 2012).

Sekolah merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai peranan

besar dalam kelangsungan negara ini, maka perlu diperhatikan dan ditingkatkan

kemampuan hidup sehat peserta didik melalui salah satunya menciptakan

lingkungan sekolah yang sehat sehingga peserta didik dapat belajar tumbuh dan

berkembang secara harmonis dan optimal yang nantinya akan menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas (Azis, 2012).

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-

kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana.

Leaflet atau sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi

tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu.

Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 – 400 kata. (Soekidjo.

2010).
Sehubungan dengan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh

leaflet terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai indikator perilaku hidup

bersih sehat di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah Apakah ada pengaruh terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai

indikator Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di SD Negeri 200512 Kota

Padangsidimpuan tahun 2018.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun

sebagai indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat di SD Negeri 200512 Kota

Padangsidimpuan

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun

sebelum diberikan leaflet sebagai indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat.

2. Untuk mengetahui pengaruh terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun

sesudah diberikan leaflet sebagai indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat.

3. Untuk mengetahui pengaruh terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun

sebelum dan sesudah diberikan leaflet sebagai indikator Perilaku Hidup

Bersih Sehat.

4. Menganalisa pengaruh terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai

indikator Perilaku Hidup Besih Sehat di SD Negeri 200512.


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dasar yang berada di SD Negeri

200512 untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat menyediakan sarana

CTPS untuk menunjang Perilaku Hidup Bersih Sehat agar terhindar dari

penyakit yang berhubungan dengan rendahnya Perilaku Hidup Bersih Dan

Sehat.

2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Pembantu yang berada di SD Negeri

200512 untuk melakukan dokter kecil di sekolah dan menciptakan Kader

Kesehatan sebagai perwakilan disekolahnya.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Sebagai tahap penerapan keilmuwan peneliti dalam melakukan penelitian

pada bidang kesehatan masyarakat yang diperoleh selama mengikuti pendidikan

dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan

Perilaku Hidup Bersih Sehat.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian PHBS

2.1.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi

perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan,

sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan melakukan

gerakan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat dalam rangka menjaga, memelihara, melindungi, dan meningkatkan

kesehatannya.

Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah adalah sekumpulan perilaku

yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah

atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan sehat.

2.1.2 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS

di sekolah yaitu :

1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

4) Olahraga yang teratur dan terukur.

7
5) Memberantas jentik nyamuk.

6) Tidak merokok di sekolah.

7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.

8) Membuang sampah pada tempatnya (Arifianto, 2012)

2.1.3 Manfaat Pembinaan PHBS di Sekolah


Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman

penyakit. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada

prestasi belajar siswa. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin

meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua, meningkatkan citra

pemerintah daerah di bidang pendidikan menjadi percontohan sekolah sehat bagi

daerah lain (Arifianto, 2012)

2.1.4 Langkah-langkah Pembinaan PHBS di sekolah


1. Analisis Situasi

Penentu kebijakan/pimpinan disekolah melakukan pengkajian ulang

tentang ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di sekolah serta bagaimana sikap

dan perilaku khalayak sasaran (siswa, warga sekolah dan masyarakat lingkungan

sekolah) terhadap kebijakan PHBS disekolah. Kajian ini untuk memperoleh data

sebagai dasar membuat kebijakan.

2. Pembentukan kelompok kerja

Pihak Pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite sekolah

dan tim pelaksana atau Pembina UKS tentang :

1) Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS disekolah: Membahas

rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di sekolah.


2) Meminta masukan tentang penerapan PHBS di sekolah, antisipasi

kendala sekaligus alternative solusi.

3) Menetapkan penanggung jawab PHBS disekolah dan mekanisme

pengawasannya.

4) Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah dan

masyarakat sekolah.

5) Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja penyusunan kebijakan

PHBS di sekolah.

3. Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolah.

Kelompok kerja membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara

melaksanakannya.

4. Penyiapan Infrastruktur

Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS

di sekolah Instrument pengawasan Materi sosialisasi penerapan PHBS di sekolah

Pembuatan dan penempatan pesan di tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan

bagi pengelola PHBS di sekolah.

5. Sosialisasi Penerapan PHBS di sekolah internal antara lain:

1) Penggunaan jamban sehat dan air bersih.

2) Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN).

3) Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok di sekolah.

4) Membuang sampah ditempatnya.(Arifianto, 2012)


6. Penerapan PHBS di Sekolah

1) Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan

kurikulum yang berlaku (kurikuler).

2) Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan

diluar jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler).

3) Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas, aktivitas kader kesehatan sekolah

/dokter kecil.

4) Pemeriksaan kualitas air secara sederhana.

5) Pemeliharaan jamban sekolah.

6) Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah.

7) Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar.

8) Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur.

9) Pemeriksaan rutin kebersihan : kuku, rambut, telinga, gigi dan sebagainya.

7. Pemantauan dan evaluasi


1) Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang

2) kebijakan yang telah dilaksanakan.

3) Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajiaan

4) terhadap masalah yang ditemukan.

5) Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan.(Arifianto, 2012)

2.2 Pengertian Mencuci Tangan

Menurut Departemen Kesehatan (2015), mencuci tangan adalah proses

yang secara mekanisme melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan

menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan merupakan tindakan sanitasi
tangan dan jari jemari dengan menggunakan sabun ataupun cairan lain dibawah

air yang mengalir.

Menurut Menteri Keseshatan RI (2015), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

merupakan perilaku sehat yang terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran

penyakit menular seperti : Diare, ISPA, Flu burung serta penyakit kulit lainnya.

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya

mahal. Karena itu membiasakan CTPS sama dengan mengajarkan anak-anak dan

seluruh keluarga hidup sehat sejak dini.

Perilaku mencuci tangan dengan sabun terbukti efektif menurunkan resiko

penyakit diare sebesar 45% dan menurunkan hingga 25% jalur penularan infeksi

saluran radang paru-paru. Bahkan penelitian terbaru di Pakistan menemukan

bahwa cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan kejadian infeksi paru-paru

(pneumonia) lebih dari 50 % pada balita. Diare dan infeksi paru-paru merupakan

penyebab kematian terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. UNICEF

menyebutkan setiap tahunnya lebih dari 3,5 juta anak tidak sampai merayakan

ulang tahunnya yang kelima akibat diare dan infeksi paru-paru. (Planner’s Guide

Global Hand washing Day, 2010).

Penelitian Environmental Services Program (ESP) pada tahun 2016

menemukan bahwa jumlah masyarakat yang mencuci tangan pakai sabun sebelum

makan hanya 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%, setelah menceboki bayi

8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum menyiapkan makanan hanya

6%. Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering kita gunakan dan juga

menjadi penyebar utama bakteri/ virus penyebab diare serta penyakit lain seperti
flu burung, hepatitis A, disentri, kecacingan, tifus, influenza, infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA), dan penyakit infeksi lainnya. Mencuci tangan merupakan

tindakan yang mudah, murah, dan efektif mencegah penyakit-penyakit tersebut.

Bahkan menurut lembaga pusat pengendalian penyakit. Mencuci tangan adalah

satu-satunya cara yang paling penting dalam pencegahan penularan penyakit.

2.2.1 Tujuan Mencuci Tangan

Tujuan mencuci tangan menurut Depkes RI (2007) adalah salah satu

unsur pencegahan penularan infeksi. Menurut Ananto (2006) mencegah

kontaminasi silang (orang ke orang atau benda terkontaminasi ke orang) suatu

penyakit atau perpindahan kuman

2.2.2 Indikasi Waktu Mencuci Tangan

Indikasi waktu untuk mencuci tangan menurut Kemenkes RI (2013)

adalah :

1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, binatang,

berkebun, dll)

2) Setelah BAB (buang air besar)

3) Sebelum memegang makanan

4) Setelah bersin, batuk, membuang ingus

5) Setelah pulang dari berpergian

6) Setelah bermain

Kegiatan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dilakukan

40-60 detik. Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar menurut WHO

(2013) yaitu sebagai berikut :


1) Pertama , basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun

dengan kedua telapak tangan

2) Kedua, gosokkan punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan

tangan kanan, begitu pula sebaliknya

3) Ketiga, gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan

4) Keempat, jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci

5) Kelima, gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan

lakukan sealiknya

6) Keenam, gosokkan dengan memutar jari-jari tangan kanan di telapak

tangan kiri dan sebaliknya

7) Ketujuh, bilas kedua tangan dengan air yang mengalir dan keringkan.

Kategori teknik mencuci tangan, (Wibowo, 2013).

1) Baik : bila melakukan 6-7 langkah cuci tangan denggan baik dan

berurutan tiap langkahnya.

2) Cukup : bila melakukan 4-5 langkah cuci tangan denggan baik dan

berurutan tiap langkahnya.

3) Kurang : bila melakukan 0-3 langkah cuci tangan denggan baik dan

berurutan tiap langkahnya

2.2.3 Manfaat Cuci Tangan

Cuci tangan dapa berguna unuk pencegahan penyakit yaitu dengan cara

membunuh kuman penyakit yang ada ditangan. Dengan mencuci tangan menjadi

bersih dan bebas dari kuman. Apabila tangan dalam keadaan bersih akan
pencegahan penularan penyakit seperti diare, cacingan, penyakit kulit, infeksi

saluran pernafasan aku (ISPA) dan flu burung (Rahmawati, 2012)

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2012).

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan, Peneliti Rogers (2011) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, yakni Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). Interest (merasa

tertarik), terhadap stimulus tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul.

1) Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya hal ini berarti sikap responden sudah mulai lebih baik

lagi.

2) Trial, dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.


3) Adaptation, dimana subjek telah berperilaku sesuai dengan

pengetahuan,kesadaran dan sikap terhadap stimulus (Notoadmodjo, 2012).

2.3.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2012), tingkat pengetahuan mencakup di dalam

kognitif dibagi menjadi 6 kategori yaitu :

1) Pengetahuan (knowledge) mencakup keterampilan mengingat kembali faktor-

faktor yang pernah dipelajari.

2) Pemahaman (comprehension) meliputi pemahaman terhadap informasi yang

ada.

3) Penerapan (application) mencakup keterampilan menerapkan informasi atau

pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.

4) Analisis (analysis) meliputi pemilihan informasi menjadi bagian-bagian atau

meneliti dan mencoba memahami struktur informasi.

5) Sintesis (synthesis) mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan

yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola

yang tidak ada sebelumnya.

6) Evaluasi (evaluation) meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan

berdasarkan kriteria-kriteria yang ada biasanya pertanyaan memakai kata:

pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.

2.3.3 Pengukuran tingkat pengetahuan

Pengukuran Pengetahuan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori sebagai berikut:

(Arikunto, 2010)

1) Baik : Jika jawaban benar ≥ 76 -100%


2) Cukup : Jika jawaban benar 56 – 75 %

3) Sedang : Jika jawaban benar ≤ 55 %.

2.4 Anak Sekolah

Masa usia sekolah merupakan masa dimana anak akan belajar

keterampilan fisik, dan membangun fisik yang sehat. Perkembangan anak dalam

masa usia sekolah merupakan bagian dari perkembangan berikutnya, sehingga

setiap kelainan sekecil apapun akan mengurangi kualitas sumber daya manusia

dikemudian hari. Anak dalam usia sekolah disebut sebagai masa intelektual,

dimana anak mulai belajar berpikir secara konkrit dan rasional. Tugas

perkembangan anak dalam usia sekolah adalah belajar mengembangkan kebiasaan

untuk memelihara badan meliputi kesehatan dan kebersihan diri serta adanya

hubungan positif yang tinggi antar jasmani dan prestasi. Anak dalam usia sekolah

sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dapat mengidentifikasi

tentang kebutuhan kebersihan diri dan berperilaku hidup bersih dan sehat,

(Raharjo, 2014)

Pada usia sekolah dasar (SD) anak perlu mendapat pengawasan

kesehatan,karena pada tahap ini merupakan proses tumbuh kembang yang teratur.

Anak pada usia ini 5-6 hari dalam seminggu akan pulang dan pergi ke sekolah

dengan melewati berbagai macam kondisi lalu lintas dan lingkungan yang

mengalami polusi, sumber penyakit, bergaul dengan teman yang semuanya rawan

tertular berbagai penyakit. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang

anak usia sekolah (usia 6-10) diatas, ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku

hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, PHBS disekolah merupakan kebutuhan
mutlak dan dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan itu sendiri, (Raharjo,

2014).

Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan dimasa

depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

berfungsi sebagai tempat pembelajaran, juga dapat menjadi tempat penularan

penyakit. Selain itu, usia anak sekolah dasar juga merupakan masa rawan

terserang berbagai penyakit (Wihondo, 2011).

2.4.1 Prinsip- prinsip Perkembangan Anak Sekolah

Beberapa prinsip perkembangan anak sekolah yaitu sebagai berikut:

Aspek-aspek perkembangan anak seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan

kognitif satu sama lain saling terkait secara erat. Perkembangan anak tersebut

terjadi dalam suatu urutan yang berlangsung dengan rentang bervariasi antar anak

dan juga antar bidang perkembangan dari masing-masing fungsi. Perkembangan

berlangsung ke arah kompleksitas, organisasi, dan internalisas yang lebih

meningkat. Pengalaman pertama anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda

terhadap perkembangan anak. Perkembangan dan belajar dapat terjadi karena

dipengaruhi oleh konteks sosial dan kultural yang merupakan hasil dari interaksi

kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial tempat

anak tinggal, (Ayu, 2015).

Anak menunjukkan cara belajar yang berbeda untuk mengetahui dan

belajar tentang suatu hal yang kemudian mempresentasikan apa yang mereka tahu

dengan cara mereka sendiri. Dari berbagai uraian dapat disimpulkan bahwa

prinsip-prinsip anak sekolah adalah anak merupakan pembelajar aktif.


Perkembangan mengalami percepatan bila anak memiliki kesempatan untuk

mempraktekkan keterampilan-keterampilan, yang baru diperoleh dan ketika

mereka mengalami tantangan (Ayu, 2015).

2.4.2 Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Sekolah memainkan peran yang sangat penting sebagai dasar

pembentukan sumber daya manusia yang bermutu. Melalui sekolah, anak belajar

untuk mengetahui dan membangun keahlian serta membangun karakteristik

mereka sebagai bekal menuju kedewasaan. Bagi anak, ketika masuk ke sekolah

dasar terdapat suatu perubahan dimana peran-peran dan kewajiban baru akan

dialami. Melalui sekolah dasar, anak untuk pertama kalinya belajar untuk

berinteraksi dan menjalin hubungan yang lebih luas dengan orang lain yang baru

dikenalinya (Raharjo, 2014).

Pada masa usia sekolah dasar ini terdapat dua fase yang terjadi, yaitu :

1) Masa kelas rendah sekolah dasar (usia 6 tahun sampai usia sekitar 8 tahun).

Pada usia ini dikategorikan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 3

2) Masa kelas tinggi sekolah dasar (usia 9 tahun sampai kira-kira usia 12

tahun) Pada usia ini dikategorikan mulai dari kelas 4 sampai dengan kelas

Pada masing-masing fase tersebut memiliki karakteristiknya masing-

masing. Masa-masa kelas rendah siswa memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut :

1) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan

jasmani dengan prestasi sekolah

2) Adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan

permainan yang tradisional


3) Adanya kecenderungan memuji diri sendiri

4) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain.

5) Kalau tidak dapat menyelesaikan masalah, maka masalah itu dianggapnya

tidak penting.

6) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak memperhatikan nilai

(angka rapor).

7) Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami daripada hal yang

abstrak

8) Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah hal yang

menyenangkan. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan

bermain dengan belajar

9) Kemampuan mengingat (memori) dan berbahasa berkembang sangat cepat

(Raharjo, 2014).

2.5 Kerangka Teori

Notoatmodjo (2012), mengalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan

seseorang atau kelompok masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor

perilaku dan faktor di luar perilaku yang diuraikan sebagai berikut:

1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah dan mendasari

untuk terjadinya perilaku tertentu. Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai nilai.


2. Faktor Pemungkin/Pendukung (Enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti: ketercapaian pelayanan kesehatan

3. Faktor Penguat/Pendorong (Reinforcing factors)

Faktor penguat/pendorong adalah faktor yang memperkuat untuk

terjadinya perilaku tertentu. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku

guru, kepala sekolah, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.

Faktor Predisposisi :
1. Umur
2. Pengetahuan
CTPS Indikator
Faktor Pendukung : Perilaku Hidup
Sarana dan Prasarana Bersih dan Sehat

Faktor Pendorong :
1.Petugas Kesehatan
2.Kepala sekolah / guru staf

Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian


2.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah duatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan

variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Adapun variabel yang diteliti adalah variabel independen (bebas) dan variabel

dependen (terikat).

Variabel Dependen Variabel Dependen

Tindakan Cuci Tangan Tindakan Cuci Tangan


Pakai Sabun sebelum Pakai Sabun setelah
pemberian leaflet. pemberian leaflet.

Pre Test Post Test

Pemberian Leaflet

Perlakuan

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.7 Hipotesis

1) Ho : Ada pengaruh leaflet dengan tindakan cuci tangan pakai sabun

terhadap indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat di SD Negeri 200512 Kota

Padangsidimpuan Tahun 2018.

2) Ha : Tidak ada pengaruh siswa dengan tindakan cuci tangan pakai sabun

terhadap indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat di SD Negeri 200512 Kota

Padangsidimpuan Tahun 2018.


BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain penelitian (Pre

Eksperimental) menggunakan rancangan One Group Pretest Posttest, sebelum

memberikan media leaflet langkah awal yang dilakukan adalah memberikan

kuesioner dengan melakukan pretest untuk mengetahui seberapa besar nilai

pengaruh leaflet siswa SD Negeri 200512 tentang tindakan cuci tangan pakai

sabun. Setelah tiga hari kemudian dilakukan posttest yaitu dengan membagikan

kuesioner, rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut,

(Notoamodjo, 2010).

Pre Test Treatment Post Test

01 X 02

Keterangan :

01 : Pre test

X : Perlakuan

02 : Post test

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SD Negeri 200512 Kota

Padangsidimpuan Tahun 2018. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian adalah:

22
Karena keterbatasan waktu dan dana, SD Negeri 200512 sudah dapat mewakili

sekolah dasar yang ada di Kota Padangsidimpuan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan April 2018 sampai dengan selesai.

Adapun rincian kegiatan dimulai dari pengajuan judul, pembuatan proposal,

seminar proposal ,pelaksanaan penelitian, pengolahan data sampai dengan ujian

akhir skripsi.

Tabel. 3.1 Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian

N Kegiatan Bulan
o Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ag
1. Pengajuan judul
2. Penyusunan Proposal

3. Seminar Proposal
4. Pelaksanaan
Penelitian
5. Ujian Akhir

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 30 orang di

SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012)


Adapun teknik pengambilan sampel yang akan di gunakan oleh penulis

adalah Total Sampling adalah pengambilan secara total dari siswa kelas V

sebanyak 30 orang.

3.4 Alat Pengambilan data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan

bahan media leaflet, dan membagikan kuesioner mengenai cuci tangan pakai

sabun kepada siswa di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan Tenggara.

3.4.2 Uji Validitas

Validitas digunakan untuk menguji kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar pertanyaan dalam mendefenisikan suatu daftar variabel. Daftar pertanyaan

ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Hidayat, 2012). Kuesioner

penelitian ini diambil dari penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Lhelyana

2015 dari Stikes Kusuma Husada Surakarta dengan judul “Pengaruh Leaflet

Terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun di SD N 2 Mojolaban Sukoharjo.”

Nilai valid yang didapatkan yaitu 0,9 karena nilai valid lebih besar dari 0,7 maka

kuesioner pengetahuan telah valid.

3.4.3 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo,2012).

Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan terhadap responden yang

memenuhi kriteria sampel penelitian kemudian jawaban dari responden diolah

menggunakan komputerisasi. Bila dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai

Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70 maka instrumen dinyatakan reliabel.

Penilaian variabel Tindakan Cuci tangan Pake Sabun (CTPS):

didasarkan pada alat ukur ordinal terdiri dari 7 pertanyaan, alternative jawaban

‘Ya‘ diberi skor 1 (satu), ”Tidak” diberi skor 0 (nol) dalam penelitian ini dibagi

menjadi 3 kategori (Baik, Cukup, Kurang) yang berdasarkan jawaban yang

diperoleh dari responden.

Adapun kategori dalam penelitian ini.

1) Baik : bila melakukan 6-7 langkah cuci tangan denggan baik dan

berurutan tiap langkahnya.

2) Cukup : bila melakukan 4-5 langkah cuci tangan denggan baik dan

berurutan tiap langkahnya.

3) Kurang: bila melakukan 0-3 langkah cuci tangan denggan baik dan

berurutan tiap langkahnya.

3.4.4 Sumber Data

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari

responden. Pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan melakukan

observasi secara langsung dengan responden dengan menggunakan alat bantu


yang telah disusun sebelumnya jenis kuesioner dengan jumlah sebanyak 7

pertanyaan. Pada waktu pengambilan data responden diberi penjelasan terlebih

dahulu mengenai tujuan penelitian dan penjelasan singkat mengenai kuesioner

serta diminta kesediannya untuk menjadi sampel penelitian. Selanjutnya

responden diminta mengisi sendiri kuesioner dan dikembalikan saat itu juga.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari jumlah siswa kelas V di SD

Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan tahun 2018.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Membuat surat permohonan izin penelitian dari Stikes Aufa Royhan

Padangsidimpuan yang ditujukan kepada kepala sekolah SD Negeri 200512

Kota Padangsidimpuan.

2. Setelah mendapat persetujuan dari kepala sekolah, peneliti meminta data ke

petugas tata usaha di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan.

3. Peneliti melakukan penelitian kepada calon responden dengan menjelaskan

tujuan, dan manfaat peneliti kepada responden.

4. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner.

5. kesempatan kepada responden untuk bertanya bila ada yang belum jelas.

6. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden, dan memberikan waktu

selama 60 menit untuk mengisi kuesioner. Setelah selesai pengisian

kuesioner di kumpulkan peneliti dan peneliti memberikan media leaflet

kepada responden selama 1 hari.


7. Setelah 1 hari peneliti datang kembali ke SD Negeri 200512 Kota

Padangsidimpuan Tenggara untuk memberikan kuesioner kembali kepada

responden selama 60 menit.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2014).

Tabel 3.2 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
1 Independent: Siswa diberikan Media
media leaflet leaflet - -
Lefleat tentang cuci
tangan pakai
sabun.
2 Variabel Siswa yang Lembar Ordinal 1.Baik : skor 6-7
Dependent: melakukan cuci Observasi
Tindakan tangan pakai 2.Cukup: skor 4-5
cuci tangan sabun dengan 7
pakai sabun langkah yang 3.Kurang : skor 0-3
dengan dilakukan secara
baik dan
berurutan tiap
langkahnya.
3.7 Pengolahan Data dan Analisa Data

3.7.1 Pengolahan Data

Menurut Notoadmodjo (2012) data yang diambil, dikumpulkan dan diolah

melalui langkah sebagai berikut :

1. Editing

Setelah data terkumpul maka dilakukan editing atau pengutingan data

untuk memeriksa setiap lembar kuesioner yang telah diisi, lalu data

dikelompokan sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

2. Koding

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban

atau data perlu disederhanakan yaitu memberi simbol-simbol tertentu

untuk setiap jawaban (pengkodean). Pengkodean dilakukan dengan

memberi nomor halaman, daftar pertanyaan, nomor pertanyaan nomor

variabel dan kode.

3. Entri

Yaitu kegiatan memasukkan data-data yang ada pada kuesioner

kedalam program komputer untuk pengambilan hasil dan kesimpulan.

4. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan

kesimpulan, data dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

memberikan skor terhadap pernyataan yang diberikan kepada responden.


3.7.2 Analisa Data

Adapun analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Univariat

Analisa Univariat dilakukan untuk mendefenisikan variabel-variabel

penelitian yaitu pengaruh siswa tentang cuci tangan pakai sabun. Data disajikan

dalam bentuk tabel dan grafik distribusi frekuensi (Hastono, Priyo, Sutanto,

2016).

b. Analisis Bivariat

Uji yang dilakukan bila data berdistribusi normal akan digunakan uji

paired-test untuk melihat peningkatan tindakan pengetahuan siswa sebelum dan

sesudah perlakuan. Bila data berdistribusi normal maka diuji menggunakan uji

wilcoxcon. Hasil uji dikatakan berpengaruh apabila p<0,05 dan tidak memiliki

pengaruh jika p<value. Analisis ini dilakukan untuk pengaruh leaflet siswa

dengan tindakan cuci tangan pakai sabun di SD Negeri 200512.


BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Leaflet dengan Tidakan Cuci

Tangan Pakai Sabun Sebagai Indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat di SD Negeri

200512 Kota Padangsidimpuan Tahun 2018, diperoleh dari lembar observasi pada

30 anak yang melaksanakan cuci tangan.

4.2 Data Georafi dan Data Demografi

4.2.1 Data Geografi

Di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan dimana batas-batas

wilayahnya sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Batang Angkola

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Perumnas Salambue

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pijorkoling

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Palopat

4.2.2 Data Demografi

SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuann Kota Padangsidimpuan Tahun

2018, jumlah murid yang mengikuti cuci tangan pakai sabun sebanyak 30 orang.

Murid terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dari Suku Batak, Batak

Mandailing dan mayoritas agama Islam.

30
4.3 Analisa Univariat

4.3.1 Karasteristik Demografi Responden

Penelitian ini berdasarkan karasteristik responden murid yang sekolah di

SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan yang mencakup umur dan jenis

kelamin

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karasteristik


Murid di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan
Tahun 2018

Karasteristik Frekuensi Persentase (%)


Responden
Umur
11 17 56,7
12 13 43,3
Total 30 100
Jenis Kelamin
Laki-Laki 14 46,7
Perempuan 16 53,3
Total 30 100

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang diteliti

berdasarkan umur dimana umur 11 tahun sebanyak 17 orang (56,7%), umur 12

tahun sebanyak 13 orang (43,3%). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin dari 30

responden yang diteliti dimana laki-laki sebanyak 14 orang (46,7%) dan jenis

kelamin perempuan sebanyak 16 orang (53,3%).

Tabel 4.2 Distribusi Frequensi Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun


Sebelum dan Sesudah Diberikan Leaflet di SD Negeri 200512
Kota Padangsidimpaun Tahun 2018
Cuci Tangan Pretest Postest
Pakai Sabun Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Baik 5 16,7 7 23,3
Cukup 9 30,0 14 46,7
Kurang 16 53,3 9 30,0
Total 30 100 30 100
Berdasarkan tabel 4.2 persentase responden yang melakukan cuci tangan

pakai sabun sebelum perlakuan baik sebanyak 16,7% dan setelah perlakuan baik

sebanyak sebanyak 23,3 %, persentase sebelum cuci tangan pakai sabun cukup

sebanyak 30,0% dan setelah perlakuan cukup sebanyak 46,7% dan persentase cuci

tangan pakai sabun sebelum perlakuan kurang sebanyak 53,3% dan setelah

perlakuan sebanyak 30,0%

4.4 Analisa Bivariat

Tabel 4.3 Pengaruh Leaflet Terhadap Tindakan Cuci Tangan Pakai


Sabun Sebagai Indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat

Standar
Pengaruh Selisih
Mean deviasi Min Max P-Value
Leaflet Mean
(SD)
Pretest 2,30 ,765 1 3 0,003
0,40
Postest 2,70 ,740 1 3

Berdasarkan Tabel 4.4 terdapat perbedaan nilai rata-rata pengaruh leaflet

responden sebelum intervensi sebesar 2,30 dengan selisih 0,4, sedangkan setelah

diberikan intervensi nilai mean pengaruh leaflet sebesar 2,70. Nilai p- value

dengan menggunakan uji non para metrik uji wilcoxone sebesar 0,003 (α<0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh leaflet terhadap cuci tangan
BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan Tahun 2018.

Pembahasan ini terdiri atas intervensi dan diskusi hasil serta berkaitan antara hasil

penelitian, tinjauan teori dari hasil penelitian sebelumnya serta juga menjelaskan

keterbatasan penelitian

5.1 Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun Sebelum dan Sesudah Pemberian
Leaflet

a. Sebelum Pemberian Leaflet Pada Cuci Tangan Pakai Sabun

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden yang

diteliti tentang cuci tangan pakai sabun sebelum (pretest) pemberian leaflet

dimana mayoritas kurang sebanyak 16 orang (53,3%), dan minoritas baik

sebanyak 5 orang (16,7%).

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tindakan siswa keseluruhan

kurang sebelum diberikan penyuluhan dan diberikan gambar cuci tangan yang

benar . Ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui cara cuci tangan yang benar.

Selama ini mereka mencuci tangan hanya sebatas tangannya basah dengan air. Hal

ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui cara mencuci tangan yang benar

dan kurangnya pengetahuan siswa tentang cara mencuci tangan yang benar.

Kurangnya informasi tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun juga

menyebabkan siswa malas untuk melakukan cuci tangan pakai sabun dengan

benar. Untuk pelaksanaan cuci tangan pakai sabun hendaknya pihak sekolah

33
membuat program wajib melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum masuk

kedalam kelas, (Maryono, 2013)

b. Sesudah Pemberian Leaflet Pada Cuci Tangan Pakai Sabun

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden yang

diteliti tentang cuci tangan pakai sabun sebelum (pretest) pemberian leaflet

dimana mayoritas cukup sebanyak 14 orang (46,7%), dan minoritas baik sebanyak

7 orang (23,3%).

Menurut Notoadmodjo (2005) media atau alat peraga dalam promosi

kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat

dilihat, didengar, diraba atau dicium untuk memperlancar komunikasi dan

penyebarluasan informasi.

Sedangkan menurun soekidjo (2010), media promosi kesehatan adalah

semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin

disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika dan media

luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat mengubah perilaku kea rah positif

terhadap kesehatan.

Dari hasil penelitian dapat terlihat bahwa penyuluhan kesehatan memiliki

pengaruh untuk peningkatan pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun

dimana terlihat perubahan pengetahuan pada kelompok yang diberikan perlakuan

baik secara demonstrasi atau penyuluhan mengunakan alat bantu misalnya leaflet,

video cuci tangan dan sebagainya. dengan cara tersebut terlihat perbedaan

pengetahuan seseorang sebelum atau sesudah dilakukan perlakuan cara cuci

tangan pakai sabun .


5.2 Pengharuh Cuci Tangan Pakai Sabun Sebelum Pemberian Leaflet
dan Cuci Tangan Pakai Sabun Sesudah Pemberian Leaflet

Dilihat dari hasil uji statistic non paramerik wilcoxon di dapatkan p=value

sebesar hasil (0,003) dengan demikian nilai signifikan p-value =(0,003) (p< 0,05)

maka Ha diterima dan Ho jadi dapat disimpulakan ada pengaruh leaflet dengan

tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai indikator perilaku hidup bersih sehat di

SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan Tahun 2018.

Menurut Notoadmodjo (2005) media atau alat peraga dalam promosi

kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat

dilihat, didengar, diraba atau dicium untuk memperlancar komunikasi dan

penyebarluasan informasi. Sedangkan menurun soekidjo (2010), media promosi

kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi

yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika

dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat mengubah perilaku kea

rah positif terhadap kesehatan.

Soekidjo (2010), leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan

kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang

sederhana.

Hasil penelitian tersebut diatas sejalan dengan hasil penelitian Syamsiah

(2013) rata-rata perubahan skor pengetahuan pada kelompok perlakuan lebih

besar dari pada kelompok kontrol. Kemudian dari hasil bivariat dengan

kemaknaan 5%, diketahui bahwa media leaflet dapat mempengaruhi perubahan

pengetahuan dengan p value sebesar 0,000


Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sumarni (2013) yang

menunjukkan ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

siswa SD tentang cuci tangan yang benar dan ada pengaruh penyuluhan kesehatan

terhadap perilaku cuci tangan yang benar pada siswa SD.

Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan suatu upaya yang mudah,

sederhana, murah dan berdampak besar bagi pencegahan penyakit-penyakit

menular seperti diare dan ISPA belum menjadi kebiasaan pada anak usia sekolah,

padahal anak diusia tersebut rentan terhadap penyakit seperti diare dan ISPA.

Penyuluhan melibatkan adanya aktivitas mendengar, berbicara dan melihat

yang membuat metode ini efektif. Dari penyuluhan ini terdapat proses belajar bagi

siswa. Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan

lingkungannya (Slameto, 2013)

Perkembangan mental intelektual responden saat ini mencapai ahap

kematangan. Masa ini disebut masa intelektual karena keterbukaan dan keinginan

responden untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman. Pemberian

penyuluhan PHBS tentang mencuci tangan dengan bantuan media leaflet mampu

meningkatkan pengetahuan mencuci tangan responden secara maksimal.

Kebiasaan cuci tangan tidak timbul begitu saja, tetapi harus dibiasakan

sejak kecil. Anak-anak merupakan agen perubahan untuk memberikan edukasi

baik untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus mengajarkan pola hidup
bersih dan sehat. Anak-anak juga cukup aktif dalam memberikan contoh terhadap

orang yang lebih tua.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan judul pengaruh

leaflet terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai indikator perilaku hidup

bersih dan sehat di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan Tahun 2018.

1. Berdasarkan hasil penelitian karateristik responden dalam penelitian ini

mayoritas berumur 11 tahun sebanyak 17 orang (56,7%), mayoritas

berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang (53,3%).

2. Cuci tangan pakai sabun sebelum pemberian leaflet di SD Negeri 200512

Kota Padangsidimpuan mayoritas kurang sebanyak 16 orang (53,3%).

3. Cuci tangan pakai sabun sesudah pemberian leaflet di SD Negeri 200512

Kota Padangsidimpuan mayoritas cukup sebanyak 14 orang (46,7%).

4. Ada pengaruh leaflet terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai

indikator perilaku hidup bersih sehat di SD Negeri 200512 Kota

Padangsidimpuan dimana p- value sebesar 0,003 (p<0,05).

38
6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan penelitian dengan judul

pengaruh leaflet terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai indikator

perilaku hidup bersih dan sehat di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan

Tahun 2018.

1. Bagi Responden

Responden diharapakan dapat menjaga kebersihan tangannya dan sering

cuci tangan sebelum dan sesudah mengerjakan berbagai kegiatan atau

pekerjaan.

2. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan mengaktifkan UKS dan memberdayakan dokter kecil

untuk wadah dalam upaya meningkatkan kesehatan sekolah, begitu juga

sekolah memfasilitasi tempat cuci tangan bagi guru dan peserta didiknya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan kelompok

pembanding sehingga pengaruh intervensi akan lebih jelas dengan jumlah

sampel lebih besar dan waktu yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik : Rineka


Cipta: Jakarta

Arifiyanto, (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


htt://creasoft.wordpress.com/2008/07/29/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
phbs.

Ayu S, (2015).Penelitian Tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap


Kemampuan Mencuci Tangan Pada Anak Sekolah 6-12 tahun di
Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jumber

Aziz, (2012). Penggantar Ilmu Keperawatan Anak . Jakarta : Salemba Medika

Dinkes Sumut, (2016). Data Angka Kejadian Penyakit Ringan

Dinkes Padangsidimpuan. (2017). Data angka kejadian Penderita Diare

Depkes RI (2007). Pedoman Pelaksanaan Klinik Sanitasi, Ditjen PPM dan PL:
Jakarta

Depkes RI, (2015).Pedoman Pelaksanaan Klinik Sanitasi, Ditjen PPM dan PL:
Jakarta

Hasto dkk, (2016).Impact of Water, Sanitasion, and Hygiene Interventions on


Improving Health Outcomes Among School Children Hindawi
Publishing Comporation

Kemenkes RI, (2011). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Kementerian Kesehatan RI

Kemenkes RI, (2013).Pedoman Pelaksanaan Klinik Sanitasi, Ditjen PPM dan


PL, Jakarta

Kemenkes RI, (2015). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Kementerian Kesehatan RI

Luthviatin, (2011). Determinasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa
Sekolah Dasar Desa Rambipuji. Seminar Nasional Jampersal

Gunther, (2010). Water, Sanitation and Children Health :Evidence From 172 DHS
Surveys: World Bank Rerieved
Fro:https//openknowlede.worldank.org/handle/10986/3762
Notoadmodjo, S (2005). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta

Notoadmodjo, S (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :


Rineka Cipta

Notoadmodjo, S (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik : Jakarta


Rineka Cipta

Notoadmodjo, S (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik : Jakarta


Rineka Cipta

Rahardjo, (2014). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Ketersediaan


Fasilitas di Sekolah dalam Penerapan PHBS Membuang Sampah
Pada Tempatnya

Rahmawati, (2012). Hubungan Sanitasi Rumah Tinggi dan Hygiene Perorangan


dengan Kejadian Dermatitis di Desa Moramo Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan

Resti, (2015).Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat Siswa di SD Negeri Tlogo Imas Gugus 3 Taman
Tirto Kasihan Bantul Yogyakarta

Sumarni, (2013). Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa


SD Tentang Cuci Tangan Yang Benar

Wibowo, 2013. Ilmu Kesehatan Masyarkat dalam Konteks Kesehatan


Lingkungan. EGC

Wihondo, (2011). Hubungan Antara Pengetahuan Sikap dan Ketersediaan


Fasilitas di Sekolah dalam Penerapan PHBS Membuang Sampah
Pada Tempatnya. Unes Journaln of Public Health
:http//journal.unnes.ac.id/artikel-sju/ujph/5969.

WHO, (2013).WHO Guidelines on Hand Higience in Healt Care. Availale


At:http://apps.who.int.iris/bitsream/.pd

WHO, (2014). Water Sanitation and Hygiene Link to Health Facsand Fingures
Retrieved From http :www.who.int /watersanitation /en/
factsfigures04. Pdf

WHO, (2015). WHO Guidelines on Hand Higience in Healt Care. Availale


At:http://apps.who.int.iris/bitsream/.pd
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)

Setelah dijelaskan maksud penelitian, saya bersedia menjadi responden dalam

penelitian yang dilakukan oleh saudari Rizki Muliani Lubis, Mahasiswa STIKes Aufa

Royhan Padangsidimpuan yang sedang mengadakan penelitian skripsi dengan judul

“Pengaruh Leaflet Terhadap Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun Sebagai

Indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan

Tahun 2018. Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa ada

paksaan dari pihak manapun.

Responden

(....................................)
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kpd Yth,
Responden Penelitian
Di SD Negeri 200512
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Stikes Aufa Royhan
Padangsidimpuanprgram studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Nama : RIZKI MULIANI LUBIS
NIM : 16030071P
Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan
judual “ Pengaruh Leaflet Terhadap Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun Sebagai
Indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan
Tahun 2018”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat proses gambaran yang
dilakukan melalui kuesioner. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk keperluan
peneliti. Kerahasiaan data dan identitas saudara tidak akan disebarluaskan.
Saya sangat menhargai kesedeiaan saudara/I untuk meluangkan waktu
menandatangani lembaran persetujuan yang disediakan ini. Atas kesediaan dan kerja
samanya saya ucapkan terima kasih .

Responden

(....................................)
KUESIONER

PENGARUH LEAFLET TERHADAP TINDAKAN CUCI TANGAN


PAKAI SABUN SEBAGAI INDIKATOR PERILAKU HIDUP
BERSIH SEHAT DI SD NEGERI 200512
KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2018

No. Responden :
IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama / Inisial :
2. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Pendidikan : 1. Kelas V

Kuesioner Tindakan Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun

Tanyakan dan berikan tanda (√) sesuai jawaban yang diberikan.

No Jawaban
Pernyataan Ya Tidak

1 Adik cuci tangan pake sabun dengan 7 langkah

a. Adik menggosok telapak tangan saat mencuci


tangan.
b. Adik menggosok punggung tangan saat mencuci
tangan.
c. Adik menggosok sela-sela jari saat mencuci tangan

d. Adik menggosok ruas-ruas jari saat mencuci tangan

e. Adik menggosok ibu jari saat mencuci tangan

f. Adik menggosok kuku jari saat mencuci tangan

g. Adik menggosok pergelangan tangan saat mencuci


tangan
Frequencies

Statistics
Umur Jeniskelamin SebelumCTPS SesudahCTPS

Valid 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0
Mean 1,43 1,53 2,37 2,07
Std. Error of Mean ,092 ,093 ,140 ,135
a a a
Median 1,43 1,53 2,44 2,09a
Mode 1 2 3 2
Std. Deviation ,504 ,507 ,765 ,740
Variance ,254 ,257 ,585 ,547
Skewness ,283 -,141 -,755 -,108
Std. Error of Skewness ,427 ,427 ,427 ,427
Kurtosis -2,062 -2,127 -,836 -1,085
Std. Error of Kurtosis ,833 ,833 ,833 ,833
Range 1 1 2 2
Minimum 1 1 1 1
Maximum 2 2 3 3
Sum 43 46 71 62
25 .b,c 1,03c 1,71c 1,38c

Percentiles 50 1,43 1,53 2,44 2,09

75 1,93 . . 2,74

a. Calculated from grouped data.


b. The lower bound of the first interval or the upper bound of the last interval is not known. Some percentiles are
undefined.
c. Percentiles are calculated from grouped data.

Frequency Table

Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

11. Tahun 17 56,7 56,7 56,7

Valid 12 Tahun 13 43,3 43,3 100,0

Total 30 100,0 100,0


Jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 14 46,7 46,7 46,7

Valid Perempuan 16 53,3 53,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

SebelumCTPS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Baik 5 16,7 16,7 16,7

Cukup 9 30,0 30,0 46,7


Valid
Kurang 16 53,3 53,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

SesudahCTPS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Baik 7 23,3 23,3 23,3

Cukup 14 46,7 46,7 70,0


Valid
Kurang 9 30,0 30,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Descriptives

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SebelumCTPS 30 1 3 2,37 ,765


SesudahCTPS 30 1 3 2,07 ,740
Valid N (listwise) 30
Explore

Case Processing Summary


Sesudah Cases
CTPS Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Baik 7 100,0% 0 0,0% 7 100,0%

SebelumCTPS Cukup 14 100,0% 0 0,0% 14 100,0%

Kurang 9 100,0% 0 0,0% 9 100,0%

Descriptivesa
Sesudah CTPS Statistic Std. Error

Mean 1,29 ,184

95% Confidence Interval for Lower Bound ,83


Mean Upper Bound 1,74

5% Trimmed Mean 1,26

Median 1,00

Variance ,238

Baik Std. Deviation ,488

Minimum 1

Maximum 2

Range 1

Interquartile Range 1
Sebelum
Skewness 1,230 ,794
CTPS
Kurtosis -,840 1,587

Mean 2,50 ,139

95% Confidence Interval for Lower Bound 2,20


Mean Upper Bound 2,80

5% Trimmed Mean 2,50

Median 2,50
Cukup
Variance ,269

Std. Deviation ,519

Minimum 2

Maximum 3

Range 1
Interquartile Range 1

Skewness ,000 ,597

Kurtosis -2,364 1,154

a. SebelumCTPS is constant when SesudahCTPS = Kurang. It has been omitted.

Tests of Normalityb
Sesudah Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
CTPS Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Sebelum Baik ,435 7 ,000 ,600 7 ,000


CTPS Cukup ,332 14 ,000 ,646 14 ,000

a. Lilliefors Significance Correction


b. SebelumCTPS is constant when SesudahCTPS = Kurang. It has been omitted.

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sebelum CTPS * 30 100,0% 0 0,0% 30 100,0%


Sesudah CTPS

SebelumCTPS * SesudahCTPS Crosstabulation


SesudahCTPS Total

Baik Cukup Kurang

Count 5 0 0 5

Expected Count 1,2 2,3 1,5 5,0


Baik
% within SesudahCTPS 71,4% 0,0% 0,0% 16,7%

% of Total 16,7% 0,0% 0,0% 16,7%

Count 2 7 0 9
Sebelum
Expected Count 2,1 4,2 2,7 9,0
CTPS Cukup
% within SesudahCTPS 28,6% 50,0% 0,0% 30,0%

% of Total 6,7% 23,3% 0,0% 30,0%

Count 0 7 9 16

Kurang Expected Count 3,7 7,5 4,8 16,0


% within SesudahCTPS 0,0% 50,0% 100,0% 53,3%
% of Total 0,0% 23,3% 30,0% 53,3%
Count 7 14 9 30

Expected Count 7,0 14,0 9,0 30,0


Total
% within SesudahCTPS 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 23,3% 46,7% 30,0% 100,0%

Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Tb Approx. Sig.
Errora

Interval by Interval Pearson's R ,809 ,051 7,272 ,000c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,794 ,061 6,914 ,000c
N of Valid Cases 30

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

NPar Tests

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

SebelumCTPS 30 2,37 ,765 1 3


SesudahCTPS 30 2,07 ,740 1 3
Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 9a 5,00 45,00

Sesudah CTPS – Sebelum Positive Ranks 0b ,00 ,00


CTPS Ties 21c

Total 30

a. SesudahCTPS < SebelumCTPS


b. SesudahCTPS > SebelumCTPS
c. SesudahCTPS = SebelumCTPS

Test Statisticsa
SesudahCTPS -
SebelumCTPS

Z -3,000b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,003

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Anda mungkin juga menyukai