Sof Copy Rizki Mulyadi
Sof Copy Rizki Mulyadi
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Rizki Muliani Lubis
NIM. 16030071P
Disusun Oleh :
Rizki Muliani Lubis
NIM. 16030071P
Pembimbing I Pembimbing II
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
Terhadap Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun Sebagai Indikator Perilaku Hidup
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat di Program Studi Ilmu
Dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
yang terhormat:
1. Ns. Sukhri Herianto Ritonga, M.Kep, selaku ketua STIKes Aufa Royhan
Padangsidimpuan.
2. Arinil Hidayah Nasution SKM, M.K.M selaku ketua prodi ilmu kesehatan
3. Nurul Hidayah Nasution SKM, M.K.M, Selaku Pembimbing Utama yang telah
5. Yanna Wari Harahap, SKM, M.P.H Selaku Ketua Penguji yang telah
6. Nurelila Sari Siregar, SST. M.Keb Selaku Pendamping Penguji yang telah
7. Para klien yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
8. Teristimewa kepada suami tercinta serta ayahanda dan ibunda yang telah banyak
peneliti.
Penulis
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekan oleh
setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatanya dan berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Penerapan PBHS disekolah merupakan
kebutuhan seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia (6-12
tahun) seperti kecacingan diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang
ternyata umurnya berkaitan dengan PHBS. Cuci tangan pakai sabun secara teratur dapat
menurunkan insiden diare hingga 42% sanpai 47% dan dapat menurunkan transmisi ISPA
hingga lebih dari 30%. Cuci tangan pakai sabun dapat diajarkan sedini mungkin dimulai
pada masa usia sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh leaflet terhadap
tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai indikator perilaku hidup bersih dan sehat di SD
Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan. Jenis penelitian ini menggunakan Pre
Eksperimen, dengan rancangan one group pretest dan posttest. Penelitian dilakukan di SD
Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan. Populasi & Sampel dalam penelitian ini sebanyak
30 orang dengan teknik total sampling. Hasil penelitian sebelum pemberian leaflet
terhadap tindakan cuci tangan mayoritas kurang sebesar (53,3%), sedangkan sesudah
pemberian leaflet terhadap tindakan cuci tangan mayoritas cukup sebesar (46,7%). Hasil
uji wilcoxone menunjukkan adanya pengaruh leaflet terhadap tindakan cuci tangan pakai
sabun sebagai indicator perilaku hidup bersih sehat di SD Negeri 200512 Kota
Padangsidimpuan dengan p value =0,003 (p<0,05). Diharapkan kepada sekolah
memfasilitasi setiap ruangan atau kelas menyediakan tempat cuci tangan.
halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
IDENTITAS PENULIS
KATA PENGANTAR
ABSTRAK ……… ............................................................................................... i
ABSTRACK ……… ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
DAFTAR SKEMA .................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
halaman
bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
Data WHO (2014) menyebut bahwa setiap tahun 100.000 anak Indonesia
1
anemia pada anak sekolah 23,2% dan masalah karies 74,4%. Target nasional
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun ternyata dapat mengurangi insiden diare
sampai 50% atau sama dengan menyelamatkan 1 juta anak di dunia dari penyakit
tersebut setiap tahunnya. Kebiasaan cuci tangan tidak timbul begitu saja, tetapi
sekolah agama dari berbagai tindakan. Jika tiap sekolah memiliki 10 kader
kesehatan saja maka ada 3 juta kader kesehatan dapat membantu terlaksananya
Utara hanya mencapai angka 45,4% yang menerapkan dan berperilaku PHBS
menempatkan Sumatera Utara pada posisi empat terendah proporsi rumah tangga
dengan PHBS baik, yang disusul oleh Nusa Tenggara Timur, Aceh dan Papua
(16,4%).
sekolah yang telah melaksanakan PHBS hanya 22,5% dengan target 65%.
Rendahnya cakupan ini berdampak juga terhadap tingginya angka kesakitan yang
siswa Sekolah Dasar tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Dari hasil uji
statistic diperoleh nilai p value <0,001. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara sikap siswa dengan perilaku hidup bersih dan
Yogyakarta sebanyak 66,7% atau 28 siswa masuk kategori baik, 31,0% atau 13
siswa masuk kategori cukup dan 2,4% masuk kategori kurang atau 1 siswa.
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) terhadap kebersihan pribadi anak SD Negeri
Kraton Yokyakarta.
berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia (6-12 tahun) seperti
kecacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk, dan lain sebagainya yang
sekumpulan prilaku yang dipraktekan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat
Cuci tangan pakai sabun secara teratur dapat menurunkan insiden diare
hingga 42% sampai 47% dan dapat menurunkan transmisi ISPA hingga lebih dari
30%. Cuci tangan pakai sabun dapat diajarkan sedini mungkin yaitu pada masa
usia sekolah. Masa sekolah adalah masa yang sangat penting dimana periode
dan Sehat (PHBS). Perilaku sehat terutama kebiasaan menjaga kebersihan pribadi
besar dalam kelangsungan negara ini, maka perlu diperhatikan dan ditingkatkan
lingkungan sekolah yang sehat sehingga peserta didik dapat belajar tumbuh dan
Leaflet atau sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi
tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu.
Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 – 400 kata. (Soekidjo.
2010).
Sehubungan dengan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh
leaflet terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai indikator perilaku hidup
adalah Apakah ada pengaruh terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai
Padangsidimpuan
Bersih Sehat.
1. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dasar yang berada di SD Negeri
200512 untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat menyediakan sarana
CTPS untuk menunjang Perilaku Hidup Bersih Sehat agar terhindar dari
Sehat.
sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan melakukan
kesehatannya.
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS
di sekolah yaitu :
7
5) Memberantas jentik nyamuk.
tentang ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di sekolah serta bagaimana sikap
dan perilaku khalayak sasaran (siswa, warga sekolah dan masyarakat lingkungan
sekolah) terhadap kebijakan PHBS disekolah. Kajian ini untuk memperoleh data
pengawasannya.
4) Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah dan
masyarakat sekolah.
PHBS di sekolah.
melaksanakannya.
4. Penyiapan Infrastruktur
3) Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas, aktivitas kader kesehatan sekolah
/dokter kecil.
7) Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar.
yang secara mekanisme melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan merupakan tindakan sanitasi
tangan dan jari jemari dengan menggunakan sabun ataupun cairan lain dibawah
merupakan perilaku sehat yang terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran
penyakit menular seperti : Diare, ISPA, Flu burung serta penyakit kulit lainnya.
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya
mahal. Karena itu membiasakan CTPS sama dengan mengajarkan anak-anak dan
penyakit diare sebesar 45% dan menurunkan hingga 25% jalur penularan infeksi
bahwa cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan kejadian infeksi paru-paru
(pneumonia) lebih dari 50 % pada balita. Diare dan infeksi paru-paru merupakan
menyebutkan setiap tahunnya lebih dari 3,5 juta anak tidak sampai merayakan
ulang tahunnya yang kelima akibat diare dan infeksi paru-paru. (Planner’s Guide
menemukan bahwa jumlah masyarakat yang mencuci tangan pakai sabun sebelum
makan hanya 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%, setelah menceboki bayi
8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum menyiapkan makanan hanya
6%. Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering kita gunakan dan juga
menjadi penyebar utama bakteri/ virus penyebab diare serta penyakit lain seperti
flu burung, hepatitis A, disentri, kecacingan, tifus, influenza, infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), dan penyakit infeksi lainnya. Mencuci tangan merupakan
adalah :
berkebun, dll)
6) Setelah bermain
Kegiatan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dilakukan
40-60 detik. Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar menurut WHO
2) Kedua, gosokkan punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan
5) Kelima, gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sealiknya
7) Ketujuh, bilas kedua tangan dengan air yang mengalir dan keringkan.
1) Baik : bila melakukan 6-7 langkah cuci tangan denggan baik dan
2) Cukup : bila melakukan 4-5 langkah cuci tangan denggan baik dan
3) Kurang : bila melakukan 0-3 langkah cuci tangan denggan baik dan
Cuci tangan dapa berguna unuk pencegahan penyakit yaitu dengan cara
membunuh kuman penyakit yang ada ditangan. Dengan mencuci tangan menjadi
bersih dan bebas dari kuman. Apabila tangan dalam keadaan bersih akan
pencegahan penularan penyakit seperti diare, cacingan, penyakit kulit, infeksi
2.3 Pengetahuan
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
mengadopsi perilaku (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). Interest (merasa
tertarik), terhadap stimulus tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul.
tersebut bagi dirinya hal ini berarti sikap responden sudah mulai lebih baik
lagi.
2) Trial, dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
ada.
(Arikunto, 2010)
keterampilan fisik, dan membangun fisik yang sehat. Perkembangan anak dalam
setiap kelainan sekecil apapun akan mengurangi kualitas sumber daya manusia
dikemudian hari. Anak dalam usia sekolah disebut sebagai masa intelektual,
dimana anak mulai belajar berpikir secara konkrit dan rasional. Tugas
untuk memelihara badan meliputi kesehatan dan kebersihan diri serta adanya
hubungan positif yang tinggi antar jasmani dan prestasi. Anak dalam usia sekolah
tentang kebutuhan kebersihan diri dan berperilaku hidup bersih dan sehat,
(Raharjo, 2014)
kesehatan,karena pada tahap ini merupakan proses tumbuh kembang yang teratur.
Anak pada usia ini 5-6 hari dalam seminggu akan pulang dan pergi ke sekolah
dengan melewati berbagai macam kondisi lalu lintas dan lingkungan yang
mengalami polusi, sumber penyakit, bergaul dengan teman yang semuanya rawan
anak usia sekolah (usia 6-10) diatas, ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, PHBS disekolah merupakan kebutuhan
mutlak dan dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan itu sendiri, (Raharjo,
2014).
depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain
penyakit. Selain itu, usia anak sekolah dasar juga merupakan masa rawan
kognitif satu sama lain saling terkait secara erat. Perkembangan anak tersebut
terjadi dalam suatu urutan yang berlangsung dengan rentang bervariasi antar anak
dipengaruhi oleh konteks sosial dan kultural yang merupakan hasil dari interaksi
kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial tempat
belajar tentang suatu hal yang kemudian mempresentasikan apa yang mereka tahu
dengan cara mereka sendiri. Dari berbagai uraian dapat disimpulkan bahwa
pembentukan sumber daya manusia yang bermutu. Melalui sekolah, anak belajar
mereka sebagai bekal menuju kedewasaan. Bagi anak, ketika masuk ke sekolah
dasar terdapat suatu perubahan dimana peran-peran dan kewajiban baru akan
dialami. Melalui sekolah dasar, anak untuk pertama kalinya belajar untuk
berinteraksi dan menjalin hubungan yang lebih luas dengan orang lain yang baru
Pada masa usia sekolah dasar ini terdapat dua fase yang terjadi, yaitu :
1) Masa kelas rendah sekolah dasar (usia 6 tahun sampai usia sekitar 8 tahun).
Pada usia ini dikategorikan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 3
2) Masa kelas tinggi sekolah dasar (usia 9 tahun sampai kira-kira usia 12
tahun) Pada usia ini dikategorikan mulai dari kelas 4 sampai dengan kelas
masing. Masa-masa kelas rendah siswa memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut :
tidak penting.
6) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak memperhatikan nilai
(angka rapor).
7) Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami daripada hal yang
abstrak
8) Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah hal yang
(Raharjo, 2014).
seseorang atau kelompok masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
terjadinya perilaku tertentu. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku
guru, kepala sekolah, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
Faktor Predisposisi :
1. Umur
2. Pengetahuan
CTPS Indikator
Faktor Pendukung : Perilaku Hidup
Sarana dan Prasarana Bersih dan Sehat
Faktor Pendorong :
1.Petugas Kesehatan
2.Kepala sekolah / guru staf
atau kaitan antara konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Adapun variabel yang diteliti adalah variabel independen (bebas) dan variabel
dependen (terikat).
Pemberian Leaflet
Perlakuan
2.7 Hipotesis
2) Ha : Tidak ada pengaruh siswa dengan tindakan cuci tangan pakai sabun
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain penelitian (Pre
pengaruh leaflet siswa SD Negeri 200512 tentang tindakan cuci tangan pakai
sabun. Setelah tiga hari kemudian dilakukan posttest yaitu dengan membagikan
(Notoamodjo, 2010).
01 X 02
Keterangan :
01 : Pre test
X : Perlakuan
02 : Post test
22
Karena keterbatasan waktu dan dana, SD Negeri 200512 sudah dapat mewakili
Waktu penelitian dimulai dari bulan April 2018 sampai dengan selesai.
akhir skripsi.
N Kegiatan Bulan
o Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ag
1. Pengajuan judul
2. Penyusunan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Pelaksanaan
Penelitian
5. Ujian Akhir
Sampel penelitian adalah objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili
adalah Total Sampling adalah pengambilan secara total dari siswa kelas V
sebanyak 30 orang.
bahan media leaflet, dan membagikan kuesioner mengenai cuci tangan pakai
suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Hidayat, 2012). Kuesioner
penelitian ini diambil dari penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Lhelyana
2015 dari Stikes Kusuma Husada Surakarta dengan judul “Pengaruh Leaflet
Nilai valid yang didapatkan yaitu 0,9 karena nilai valid lebih besar dari 0,7 maka
pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo,2012).
didasarkan pada alat ukur ordinal terdiri dari 7 pertanyaan, alternative jawaban
‘Ya‘ diberi skor 1 (satu), ”Tidak” diberi skor 0 (nol) dalam penelitian ini dibagi
1) Baik : bila melakukan 6-7 langkah cuci tangan denggan baik dan
2) Cukup : bila melakukan 4-5 langkah cuci tangan denggan baik dan
3) Kurang: bila melakukan 0-3 langkah cuci tangan denggan baik dan
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari
responden diminta mengisi sendiri kuesioner dan dikembalikan saat itu juga.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari jumlah siswa kelas V di SD
Kota Padangsidimpuan.
5. kesempatan kepada responden untuk bertanya bila ada yang belum jelas.
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2014).
1. Editing
untuk memeriksa setiap lembar kuesioner yang telah diisi, lalu data
2. Koding
3. Entri
4. Tabulating
a. Univariat
penelitian yaitu pengaruh siswa tentang cuci tangan pakai sabun. Data disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik distribusi frekuensi (Hastono, Priyo, Sutanto,
2016).
b. Analisis Bivariat
Uji yang dilakukan bila data berdistribusi normal akan digunakan uji
sesudah perlakuan. Bila data berdistribusi normal maka diuji menggunakan uji
wilcoxcon. Hasil uji dikatakan berpengaruh apabila p<0,05 dan tidak memiliki
pengaruh jika p<value. Analisis ini dilakukan untuk pengaruh leaflet siswa
HASIL PENELITIAN
Tangan Pakai Sabun Sebagai Indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat di SD Negeri
200512 Kota Padangsidimpuan Tahun 2018, diperoleh dari lembar observasi pada
2018, jumlah murid yang mengikuti cuci tangan pakai sabun sebanyak 30 orang.
Murid terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dari Suku Batak, Batak
30
4.3 Analisa Univariat
kelamin
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang diteliti
responden yang diteliti dimana laki-laki sebanyak 14 orang (46,7%) dan jenis
pakai sabun sebelum perlakuan baik sebanyak 16,7% dan setelah perlakuan baik
sebanyak sebanyak 23,3 %, persentase sebelum cuci tangan pakai sabun cukup
sebanyak 30,0% dan setelah perlakuan cukup sebanyak 46,7% dan persentase cuci
tangan pakai sabun sebelum perlakuan kurang sebanyak 53,3% dan setelah
Standar
Pengaruh Selisih
Mean deviasi Min Max P-Value
Leaflet Mean
(SD)
Pretest 2,30 ,765 1 3 0,003
0,40
Postest 2,70 ,740 1 3
responden sebelum intervensi sebesar 2,30 dengan selisih 0,4, sedangkan setelah
diberikan intervensi nilai mean pengaruh leaflet sebesar 2,70. Nilai p- value
dengan menggunakan uji non para metrik uji wilcoxone sebesar 0,003 (α<0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh leaflet terhadap cuci tangan
BAB 5
PEMBAHASAN
Pembahasan ini terdiri atas intervensi dan diskusi hasil serta berkaitan antara hasil
penelitian, tinjauan teori dari hasil penelitian sebelumnya serta juga menjelaskan
keterbatasan penelitian
5.1 Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun Sebelum dan Sesudah Pemberian
Leaflet
diteliti tentang cuci tangan pakai sabun sebelum (pretest) pemberian leaflet
kurang sebelum diberikan penyuluhan dan diberikan gambar cuci tangan yang
benar . Ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui cara cuci tangan yang benar.
Selama ini mereka mencuci tangan hanya sebatas tangannya basah dengan air. Hal
ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui cara mencuci tangan yang benar
dan kurangnya pengetahuan siswa tentang cara mencuci tangan yang benar.
menyebabkan siswa malas untuk melakukan cuci tangan pakai sabun dengan
benar. Untuk pelaksanaan cuci tangan pakai sabun hendaknya pihak sekolah
33
membuat program wajib melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum masuk
diteliti tentang cuci tangan pakai sabun sebelum (pretest) pemberian leaflet
dimana mayoritas cukup sebanyak 14 orang (46,7%), dan minoritas baik sebanyak
7 orang (23,3%).
kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat
penyebarluasan informasi.
semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin
disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika dan media
luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat mengubah perilaku kea rah positif
terhadap kesehatan.
baik secara demonstrasi atau penyuluhan mengunakan alat bantu misalnya leaflet,
video cuci tangan dan sebagainya. dengan cara tersebut terlihat perbedaan
Dilihat dari hasil uji statistic non paramerik wilcoxon di dapatkan p=value
sebesar hasil (0,003) dengan demikian nilai signifikan p-value =(0,003) (p< 0,05)
maka Ha diterima dan Ho jadi dapat disimpulakan ada pengaruh leaflet dengan
tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai indikator perilaku hidup bersih sehat di
kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat
kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi
yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika
dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat mengubah perilaku kea
sederhana.
besar dari pada kelompok kontrol. Kemudian dari hasil bivariat dengan
siswa SD tentang cuci tangan yang benar dan ada pengaruh penyuluhan kesehatan
Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan suatu upaya yang mudah,
menular seperti diare dan ISPA belum menjadi kebiasaan pada anak usia sekolah,
padahal anak diusia tersebut rentan terhadap penyakit seperti diare dan ISPA.
yang membuat metode ini efektif. Dari penyuluhan ini terdapat proses belajar bagi
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
kematangan. Masa ini disebut masa intelektual karena keterbukaan dan keinginan
penyuluhan PHBS tentang mencuci tangan dengan bantuan media leaflet mampu
Kebiasaan cuci tangan tidak timbul begitu saja, tetapi harus dibiasakan
baik untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus mengajarkan pola hidup
bersih dan sehat. Anak-anak juga cukup aktif dalam memberikan contoh terhadap
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan judul pengaruh
leaflet terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai indikator perilaku hidup
4. Ada pengaruh leaflet terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai
38
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan penelitian dengan judul
pengaruh leaflet terhadap tindakan cuci tangan pakai sabun sebagai indikator
Tahun 2018.
1. Bagi Responden
pekerjaan.
2. Bagi Sekolah
sekolah memfasilitasi tempat cuci tangan bagi guru dan peserta didiknya.
Depkes RI (2007). Pedoman Pelaksanaan Klinik Sanitasi, Ditjen PPM dan PL:
Jakarta
Depkes RI, (2015).Pedoman Pelaksanaan Klinik Sanitasi, Ditjen PPM dan PL:
Jakarta
Luthviatin, (2011). Determinasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa
Sekolah Dasar Desa Rambipuji. Seminar Nasional Jampersal
Gunther, (2010). Water, Sanitation and Children Health :Evidence From 172 DHS
Surveys: World Bank Rerieved
Fro:https//openknowlede.worldank.org/handle/10986/3762
Notoadmodjo, S (2005). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta
WHO, (2014). Water Sanitation and Hygiene Link to Health Facsand Fingures
Retrieved From http :www.who.int /watersanitation /en/
factsfigures04. Pdf
penelitian yang dilakukan oleh saudari Rizki Muliani Lubis, Mahasiswa STIKes Aufa
Tahun 2018. Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa ada
Responden
(....................................)
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kpd Yth,
Responden Penelitian
Di SD Negeri 200512
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Stikes Aufa Royhan
Padangsidimpuanprgram studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Nama : RIZKI MULIANI LUBIS
NIM : 16030071P
Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan
judual “ Pengaruh Leaflet Terhadap Tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun Sebagai
Indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat di SD Negeri 200512 Kota Padangsidimpuan
Tahun 2018”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat proses gambaran yang
dilakukan melalui kuesioner. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk keperluan
peneliti. Kerahasiaan data dan identitas saudara tidak akan disebarluaskan.
Saya sangat menhargai kesedeiaan saudara/I untuk meluangkan waktu
menandatangani lembaran persetujuan yang disediakan ini. Atas kesediaan dan kerja
samanya saya ucapkan terima kasih .
Responden
(....................................)
KUESIONER
No. Responden :
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama / Inisial :
2. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Pendidikan : 1. Kelas V
No Jawaban
Pernyataan Ya Tidak
Statistics
Umur Jeniskelamin SebelumCTPS SesudahCTPS
Valid 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0
Mean 1,43 1,53 2,37 2,07
Std. Error of Mean ,092 ,093 ,140 ,135
a a a
Median 1,43 1,53 2,44 2,09a
Mode 1 2 3 2
Std. Deviation ,504 ,507 ,765 ,740
Variance ,254 ,257 ,585 ,547
Skewness ,283 -,141 -,755 -,108
Std. Error of Skewness ,427 ,427 ,427 ,427
Kurtosis -2,062 -2,127 -,836 -1,085
Std. Error of Kurtosis ,833 ,833 ,833 ,833
Range 1 1 2 2
Minimum 1 1 1 1
Maximum 2 2 3 3
Sum 43 46 71 62
25 .b,c 1,03c 1,71c 1,38c
75 1,93 . . 2,74
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
SebelumCTPS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
SesudahCTPS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Descriptivesa
Sesudah CTPS Statistic Std. Error
Median 1,00
Variance ,238
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Sebelum
Skewness 1,230 ,794
CTPS
Kurtosis -,840 1,587
Median 2,50
Cukup
Variance ,269
Minimum 2
Maximum 3
Range 1
Interquartile Range 1
Tests of Normalityb
Sesudah Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
CTPS Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Crosstabs
Count 5 0 0 5
Count 2 7 0 9
Sebelum
Expected Count 2,1 4,2 2,7 9,0
CTPS Cukup
% within SesudahCTPS 28,6% 50,0% 0,0% 30,0%
Count 0 7 9 16
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Tb Approx. Sig.
Errora
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Total 30
Test Statisticsa
SesudahCTPS -
SebelumCTPS
Z -3,000b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,003