Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
SKRIPSI
Disusun Oleh :
IRFAN
NIM. 16010083P
43
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKPATUHAN
DIET PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MUARASIPONGI KABUPATEN
MANDAILING NATAL
TAHUN 2017
SKRIPSI
Disusun Oleh :
IRFAN
NIM. 16010083P
Nama : IRFAN
NIM : 16010083P
Riwayat Pendidikan :
Pembimbing I Pembimbing II
(Ns. Hotma Royani Siregar, M.Kep) (Wiwi Wardani Tanjung, SST, M.K.M)
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, Karena atas berkat dan
Rahmat- Nya peneliti dapat menyusun Skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor
Mandailing Natal Tahun 2017” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar S-I
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini
1. Ns. Sukhri Herianto Ritonga, M.Kep selaku Ketua STIKes Aufa Royhan
Padangsidimpuan
Keperawatan.
skripsi ini.
skripsi ini.
5. Bapak Sutan Martua Lubis, SKM selaku kepala Puskesmas Muarasipongi
mengadakan penelitian.
Padangsidimpuan.
saya yang telah banyak berkorban moril maupun materil dan melantunkan
doanya untuk kesuksesan saya. Serta kasih sayang yang mereka berikan
terimakasih.
Padangsidimpuan,Mei 2018
Peneliti
IRFAN
NIM.16010083P
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES AUFA ROYHAN PADANGSIDEMPUAN
Abstrak
Oral Hygiene is the act of cleansing and refreshing the mouth, teeth and Influence
of Oral Hygiene Precautions on the Prevention of Mouth Infections In Patient
Reduced Awareness In ICU Room Dr. Ferdinan Lumbantobing Sibolga Year 2017
Abstract
Oral Hygiene is an act of cleansing and refreshing the mouth, teeth and
gums. For patients who are unable to maintain oral hygiene independently should
be monitored fully by the nurse. This study aims to determine the relationship
between the implementation of oral hygiene in patients decreased awareness with
the incidence of infection in the oral cavity in RSUD Dr. Ferdinan Lumbantobing
Sibolga. The design used in this study was quasi Cross Sectional experiments on
30 respondents of patients with decreased awareness in RSUD Dr. Fedinan
Lumbantobing Sibolga. The independent variables of this study were oral
infections and the dependent variables of this study were pre and post oral
hygiene. Data is collected through observation and using instrument in the form
of checklist. The results showed that there was a significant influence between
oral infections before and after oral hygiene with a significance limit of α <0.05.
Obtained p = 0,000, so 0.00<0.05. It is suggested that nurses improve the
implementation of oral hygiene by following SOP in the room.
Halaman
JUDUL ……………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………... ii
IDENTITAS PENULIS ……………………………………………. iii
ABSTRAK INDONESIA ………………………………………….. iv
ABSTRAK INGGRIS ……………………………………………… v
KATA PENGANTAR ……………………………………………… vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………... vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………... viii
DAFTAR SKEMA ………………………………………………….. ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.3.1 Tujuan Umum 5
1.3.2 Tujuan Khusus 5
1.4 Manfaat Penelitian 6
1.4.1 Bagi Penderita dan Masyarakat 6
1.4.2 Bagi Puskesmas 6
1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Diabetes Melitus 7
2.1.1 Defenisi Diabetes Melitus 7
2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus 8
2.1.3 Patofisiolgi Diabetes Melitus 10
2.1.4 Gejala Diabetes Melitus 11
2.1.5 Komplikasi Diabetes Melitus 12
2.1.6 Faktor Resiko Diabetes Melitus 16
2.1.7 Pencegahan Diabetes Melitus 17
2.2 Konsep Kepatuhan dan Diet Diabetes Melitus 18
2.2.1 Kepatuhan Diabetes Melitus 18
2.2.2 Diet Diabetes Melitus 18
2.2.3 Prinsip Pengelolaan Diet Diabetes Melitus 23
2.2.4 Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan
Ketidakpatuhan Diet Diabetes Melitus Pada
Lansia 25
2.3 Konsep Lansia 28
2.3.1 Pengertian Lansia 28
2.3.2 Batasan Umur Lanjut Usia 28
2.3.3 Klasifikasi Lansia 29
2.3.4 Karakteristi Lansia 30
2.3.4 Tipe Lansia 30
2.3.5 Proses Penuaan 31
2.3.6 Tugas Perkembangan Lansia 33
2.4 Kerangka Konsep 34
2.5 Hipotesis Penelitian 34
Halaman
dalam darah lebih tinggi dari biasa atau normal (Potter & Perry, 2009).
Tingginya kadar gula darah pada penderita DM karena gula tidak dapat
insulin (Smeltzer & Bare, 2008). Penyakit ini biasa berkomplikasi dengan
penyakit lain, seperti jantung koroner, stroke, ulkus, ginjal, gangguan mata
(katarak dan retinopati), dan disfungsi ereksi, dan sebagainya (Shahab, 2009).
yaitu untuk orang normal (non diabetes) waktu puasa antara 60-120 mg/dL
dan dua jam sesudah makan dibawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan pada
buang air kecil (poliuri), badan lemas serta penurunan berat badan yang tidak
bagi pasien DM adalah terapi diet atau pengelolaan pola makan (Shahab,
DM yang menjalani terapi diet secara rutin dan kadar gula darahnya
terkendali, dapat mengurangi resiko komplikasi jangka pendek maupun
maka pasien DM dapat memiliki harapan hidup yang lebih baik dibandingkan
2011).
diabetes yang baik adalah dengan memilih bahan makanan yang memiliki
indeks glikemik yang rendah (Arisman, 2011). Indeks glikemik yang rendah
karbohidrat yang tersedia dari suatu pangan atau secara sederhana dapat
sama dengan anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu
makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau dikenal dengan gizi
seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
suatu hal yang penting untuk mengembangkan rutinitas yang dapat membantu
penderita dalam mengikuti jadwal diet penderita. Menurut Kariadi & Sri
Hastuti (2009) hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan yang
disiplin dalam jadwal makanan, jenis makanan, dan jumlah makanan atau
adalah sebesar 4%. Kematian akibat DM terjadi pada negara yang pendapatan
rendah dan menegah dengan proporsi sebesar 80%. Pada tahun 2030
2014).
menempati urutan ke-7 dengan penderita DM sejumlah 8,5 juta setelah Cina,
diabetes melitus di kota-kota besar mencapai 0,26% pada usia 6-20 tahun,
1,43% pada usia di atas 20 tahun, 4,16 pada usia 40 tahun keatas.
Terpadu Penyakit (STP) tahun 2013 untuk provinsi Sumatera Utara sendiri
atau sekitar 1,8 juta penduduk dan 2,3% prevalensi berdasarkan diagnosis
bertambahnya umur dan hampir sama angka kejadiannya antara laki-laki dan
Pada waktu kegiatan senam Pronalis yang diadakan setiap hari jumat
lansia akan periksa KGD, tetapi masih banyak ditemukan hasil KGD diatas
normal. Sehingga dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
Muarasipongi”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa saja faktor-faktor yang
Puskemas Muarasipongi?
1.3.2Tujuan Khusus
melitus.
dapat mengetahui cara kepatuhan diet dan pengelolaan DM, sehingga tidak
pengelolaan diet.
kinerja peneliti dalam mengelola diet DM, sehingga dapat diterapkan pada
TINJAUAN PUSTAKA
(DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi yang terjadi karena sekresi
gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL. Kadar gula
darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah
70-110 mg/dL darah dan 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau
2010).
2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus
melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, dan diabetes melitus gestasional (ADA,
2010).
Diabetes Melitus tipe I tidak dapat dicegah. Diet dan olahraga tidak bisa
glukosa darah melalui monitor pengujian darah. Tanpa insulin, ketosis dan
kematian.
(Maulana, 2009)
Menurut The National Diabetes Data Group dan The world Health
sentral, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, kurang aktifitas dan faktor
2010).
glukosa yang timbul selama masa kehamilan dan biasanya berlangsung hanya
sel dengan baik. Proses pembentukan energi terutama yang bersumber dari
(Suiraoka, 2012).
insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal). Faktor yang
insulin dan reseptor pada dinding sel sehingga insulin tidak efektik untuk
insulin dan peningkatan kadar glukosa dalam darah, sel beta pankreas akan
dipertahankan dalam keadaan normal (Maulana, 2009). Namun lambat laun sel
2008).
Pada keadaan normal, glukosa diatur sedemikian rupa oleh insulin yang
diproduksi oleh sel beta pankreas sehingga kadarnya dalam darah selalu dalam
batas normal, baik dalam keadaan sebelum maupun sesudah makan. Insulin
memegang peranan yang sangat penting dalam pengaturan kadar glukosa darah
dan koordinasi penggunaan energi oleh jaringan. Bila insulin tidak ada atau
tidak dikenali oleh reseptor pada permukaan sel, maka glukosa tidak dapat
a) Pengeluaran Urin
Poliuria adalah suatu keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam
melitus karena kadar gula dalam tubuh relatif tinggi (>180 mg/dL) sehingga
dalam urin sehingga urin yang dikeluarkan menjadi banyak dan buang air
kecil akan lebih sering. Gejala pengeluaran urin ini lebih terjadi pada malam
Pasien diabetes melitus akan merasa cepat lapar, hal ini karena
d) Berkeringat banyak
Glukosa yang tidak dapat terurai akan dikeluarkan oleh tubuh melalui
keringat, sehingga pada pasien diabetes melitus akan mudah berkeringat lebih
e) Lesu
Pasien diabetes melitus akan mudah merasakan lesu. Hal ini disebabkan
karena pada glukosa dalam tubuh sudah banyak dibuang oleh tubuh melalui
keringat atau urin, sehingga tubuh merasa lesu dan mudah lelah (Mansjoer,
2007).
terutama yang menuju ke kulit dan saraf (Shahab, 2009). Menurut Suyono S
(2007) kadar gula darah yang tidak terkontrol juga menyebakan kadar zat
Sirkulasi yang buruk melalui pembuluh darah besar dan kecil dapat
meluksi jantung otak, tungkai, mata, ginjal, saraf, kulit dan memperlambat
kronik.
a) Komplikasi Akut
2009).
1. Hipoglikemia
dengan dosis tinggi, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena
4-6 ons sari buah, 6-10 butir permen manis, 2-3 sendok sirup atau madu
(Suyono S, 2007).
2. Diabetes Ketoasidosis
insulin, pola makan yang terlalu bebas, atau stres (Maulana, 2009). Ada
kehilangan hingga 6,5 liter air dan 400-500 mEq natrium, kalium dan
pernafasan yang cepat dan dalam. Keadaan ini diakibatkan oleh adanya
b) Komplikasi Kronik
1. Kerusakan Saraf
diturunkan menjadi normal dalam jangka waktu yang lama maka dapat
2014).
tusuk pada kaki dan tangan. Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai,
(Maulana, 2009).
(Pandelaki, 2009).
4. Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >400 gram
5. Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg.
a) Pencegahan Primer
yang memiliki faktor resiko, yakni orang-orang yang belum terkena akan
glukosa .
(Suiraoka, 2012)
b) Pencegahan Sekunder
c) Pencegahan Tersier
pencegahan tersier sangat dibutuhkan kolaborasi yang baik antar para ahli
dari berbagai disiplin ilmu jantung, ginjal, mata, bedah ortopedi, bedah
yang disarankan oleh dokter atau oleh orang lain. Sedangkan menurut
(Arisman, 2011). Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini
untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik (Potter & Perry,
dengan orang yang tidak menderita diabetes melitus. Total energi yang
diperoleh dari karbohidrat, protein, dan lemak. Satu gram karbohidrat dan
karbohidrat, 12-20% dari protein dan lemak kurang dari 30% (Supariasa,
2007).
metabolisme basal sebear 25-35 kkal per kg berat badan normal, ditambah
1. Jenis Kelamin
Untuk diabetes usia 40-59 tahun kebutuhan kalori dikurang 5%, untuk
diabetes usia 60-69 kebutuhan kalori dikurang 10% dan diabetes untuk
3. Aktifitas Fisik
istirahat, 20% pada pasien dengan aktifitas ringan, 30% dengan aktifitas
sedang, dan pada pasien dengan aktifitas berat dapat ditambahkan 50%.
4. Berat Badan
5. Kondisi Khusus
pengaturan jadwal makan pada penderita Diabetes Melitus adalah tiga kali
makan utama dan tiga kali makan selingan yang diberikan dalam interval
1. Karbohidrat
boleh melebihi 45-60% dari total asupan energi. Jenis karbohidrat yang
Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan adalah indeks glikemik
terhadap kadar gula darah. Makanan dengan indeks glikemik tinggi akan
2. Protein
per kg berat badan atau setara dengan 12-20% dari total energi. Apabila
3. Lemak
Lemak total yang dianjurkan adalah tidak lebh dari 30% total energi
dengan komposisi 10% dari lemak tak jenuh ganda, 10% dari lemak tak
jenuh tunggal dan 10 dari lemak jenuh. Sumber asam lemak dari tak jenuh
adalah minyak zaitun, biji bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak
4. Serat
Serat larut air dapat mempengaruhi kadar glukosa dan insulin dengan
20 gram serat larut air per hari ketika dikonsumsi bersamaan dengan
mengontrol berat badan, kadar glukosa darah, kadar lemak darah, dan
Pengaturan gizi ini meliputi modifikasi diet untuk asupan gizi yang normal
untuk mengontrol kadar glukosa darah dan lemak darah (Supariasa, 2007).
a) Karbohidrat
tinggi
b) Lemak
4. Lemak tidak jenuh ganda <10%, selebihnya dari lemak tidak jenuh
tunggal
c) Protein
2. Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, cumi, udang, dll),
daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
menjadi 0,8 g/kgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan
e) Natrium
anjuran untuk mayarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau
3 Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan
Diabetes Melitus Pada Lansia Menurut Tera & Noer (2011) sebagai
berikut:
a) Faktor Pengetahuan
c) Faktor Pendapatan
Faktor Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha
dokter, perawat, bidan, dan ketenagaan medis lainnya. Dalam hal ini,
e) Faktor Motivasi
dipengaruhi oleh motivasi dari individu untuk berperilaku yang sehat dan
mempertahankan gula darah mereka agar tetap terkontrol (Wade & Travis,
2008).
f) Kepatuhan Diet DM
intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
rutin serta pengaturan pola makan sesuai jumlah, jenis, dan jadwal yang
ditentukan.
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik yang
Sedangkan menurut Nugroho (2011) usia lanjut adalah sesuatu yang harus
diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis yang akan diakhiri
45-59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua
(old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90
tahun.
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu :
(geriatric age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric
age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young
old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old ( > 80 tahun).
Maryam dkk (2009) yang terdiri dari : pralansia (prasenilis) yaitu seseorang
yang berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70 tahun
atau lebih, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
2008).
b) Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
banyak menuntut.
d) Tipe pasrah
e) Tipe bingung
menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.Tipe lain dari lansia adalah tipe
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang
dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai
jumlah sel-sel yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan
yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah
adanya infeksi.
saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batasan yang tegas, pada usia berapa kondisi kesehatan
seseorang mulai menurun. Setiap orang memiliki fungsi fisiologis alat tubuh
yang sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak fungsi tersebut
mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi
alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian
2009).
Pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah, baik
Oleh karena itu, perlu perlu membantu individu lansia untuk menjaga harkat
dan otonomi maksimal meskipun dalam keadaan kehilangan fisik, sosial dan
psikologis.
seiring penuaan. Waktu dan durasi perubahan ini bervariasi pada tiap
fungsi tubuh akan terjadi. Perubahan ini tidak dihubungkan dengan penyakit
2009).
2.4 Kerangka Konsep
ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan
Dukungan
Faktor-faktor yang berhubungan Keluarga
dengan ketidakpatuhan diet DM pada
Pendapatan
lansia
Peran tenaga
kesehatan
Motivasi
Kepatuhan diet
2017.
Ha: Ada hubungan faktor peran tenaga kesehatan dengan ketidakpatuhan diet DM
2017.
Ha:Ada hubungan faktor pendapatan dengan ketidakpatuhan diet DM pada lansia
2017.
H0: Tidak ada hubungan faktor dukungan keluarga dengan ketidakpatuhan diet
tahun 2017.
H0: Tidak ada hubungan faktor pendapatan dengan ketidakpatuhan diet DM pada
H0: Tidak ada hubungan faktor motivasi dengan ketidakpatuhan diet DM pada
data pada suatu waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui “Faktor-Faktor
Tahun 2017.
Waktu penelitian dimulai dari bulan Juli 2017 sampai dengan selesai.
BULAN
NO KEGIATAN JULI AGU SEPT NOV FEB MEI
1. Pengajuan Judul
2. Pembuatan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Pelaksanaan Penelitian
5. Seminar Hasil
3.2.2 Tempat Penelitian
3.3.1 Populasi
melitus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang menderita
3.3.2 Sampel
penelitian ini adalah lansia penderita Diabetes Melitus yang melakukan rawat
hak asasi dalam kegiatan penelitian. Etika dalam penelitian dapat meliputi:
A. Informed Consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti dan
memenuhi kriteria inklusi disertai judul dan manfaat penelitian, bila subjek
C. Confidentiality (Kerahasiaan)
oleh peneliti.
Muarasipongi.
untuk melengkapi.
8. Setelah data terkumpul dari semua responden, maka dilakukan analisa data
untuk diobservasi atau pengukuran secara cermat terhadap situasi obyek atau
fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2007).
(Arikunto, 2010: 168). Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji
product moment person dan dinyatakan valid, jika korelasi tiap butir nilai
item soal lebih besar dari r tabel yang didapatkan dari r product moment
sebagai berikut:
2. Jika nilai r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid..
dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tidak signifikan 5%. Suatu
instrumen (kuesioner) dikatakan reliabel apabila r hasil (nilai cronbach’s
ini menggunakan uji statistik odds ratio, yang artinya apabila p<0,05 maka
terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan.. Wilayah yang paling luas adalah
Kelurahan Pasar Muara Sipongi (17,2 𝑘𝑚2 ), dan luas wilayah terkecil adalah
desa Afgas atau Relokasi dengan luas (4 𝑘𝑚2 ). Jumlah penduduk pada tahun
2016 adalah 5.526 jiwa, terdiri dari 1.117 rumah tangga (RT). Wilayah
penduduknya, rata-rata per km2 terdapat 109 jiwa. Rata-rata per rumah tangga
terdiri dari 5 jiwa. Yang paling banyak penduduknya adalah Kelurahan Pasar
Muara Sipongi (1.354 jiwa), dan yang paling sedikit penduduknya adalah desa
Pembantu.
pekerjaan.
1
2
Dari tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa dari 31 responden yang diteliti
berdasarkan usia yaitu mayoritas lansia berusia 60-74 tahun sebanyak 15 orang
(48,4%) dan minoritas lansia memiliki faktor pengetahuan baik sebanyak 7orang
(22,6%).
(51,6%) dan minoritas responden memiliki faktor motivasi diri yang tinggi
4. Pendapatan - - - -
Berdasarkan tabel 4.3.1 tidak diperoleh hasil nilai p-value maupun OR,
ketidakpatuhan diet DM pada lansia dengan perolehan nilai p-value= 0,002 dan
nilai OR =13,500.
ketidakpatuhan diet DM pada lansia dengan perolehan nilai p-value= 0,004 dan
nilai OR =7,857
Berdasarkan tabel 4.3.1 tidak diperoleh hasil nilai p-value maupun OR,
ketidakpatuhan diet DM pada lansia dengan perolehan nilai p-value= 0,001 dan
nilai OR =10,667.
6
BAB V
PEMBAHASAN
Diet DM
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku baru dari
sesorang dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu
terhadap stimulus yang berupa materi objek yang menimbulkan respon batin
dalam bentuk sikap kemudian objek yang telah diketahui dan disadari
sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa
langkah awal dari sesorang untuk menentukan sikap dan perilakunya (Juniarti
et al, 2014). Analisis hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan uji
regresi linear yang menunjukkan bahwa tidak ada faktor antara pengetahuan
(0.159>0,05).
2012).
Menjalankan Diet DM
dilakukan menggunakan uji regresi linear yang menunjukkan bahwa tidak ada
responden yang mendapat dukungan negatif dari keluarga 5,5 kali lebih
Menjalankan Diet DM
kepatuhan, orang – orang yang merasa menerima perhatian dari seseorang atas
kurang mendapat dukungan sosial (Kamalludin dan Eva, 2009). Analisis hasil
menunjukkan bahwa tidak ada faktor antara peran tenaga kesehatan dengan
antara peran dari petugas kesehatan dengan tingkat ketidakpatuhan diet. Hal ini
Menjalankan Diet DM
diperoleh dari kerja atau usaha yang telah dilakukan, pendapatan akan
status ekonomi atau pendapatan lebih inggi akan mempraktikkan gaya hidup
yang mewah misalnya lebih konsumtif karena mampu membeli semua yang
regresi linear menunjukkan bahwa tidak ada faktor antara pendapatan dengan
Diet DM
(48,4%).
kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang, dan
motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri
regresi linear menunjukkan bahwa ada faktor antara motivasi diri dengan
dengan nilai p = 0,035 (0,035< 0,05). Hasil Penelitian ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tri Suci Lestari (2012) yang
diri yang kurang dari pada responden yang memiliki motivasi diri yang tinggi.
dan food model dalam pencatatan ukuran makanan yang dikonsumsi yang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
2. Bagi Responden
sehingga ini akan berbeda hasil jika variabel-variabel lainnya diteliti dan
DAFTAR PUSTAKA
Kepada Yth,
Responden Penelitian
Di Puskesmas Muarasipongi
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa STIKes Aufa
Nama : IRFAN
NIM : 16010083P
ini adalah untuk mendapatkan proses gambaran yang dilakukan melalui kuesioner.
Data yang diperoleh hanya digunakan untuk keperluan peneliti. Kerahasiaan data
untuk menanda tangani lembaran persetujuan yang disediakan ini. Atas kesediaan
Peneliti
( IRFAN )
19
KUESIONER
Petunjuk Pengisian:
1. Saudara/i diharapkan mengisi seluruh pertanyaan yang tertera di bawah ini
2. Tulis tanda cheklist () pada kotak untuk mengisi data identita/umum
3. Pilihlah salah satu jawaban pada pernyataan dengan benar dan beri tanda
cheklist () pada setiap jawaban
4. Jika ada hal yang kurang jelas, silahkan bertanya pada peneliti
60-74 tahun
>75 tahun
Perempuan
3. Pendidikan : SD SMP
Wiraswasta PNS
20
Pilihan Jawaban:
1. Jika pernyataan tersebut “Benar” diberi nilai 1.
2. Jika pernyataan tersebut “Salah” diberi nilai 0.
𝑆𝐾𝑂𝑅
Jumlah Skor=........................𝐽𝐿𝐻.𝑃𝐸𝑅𝑇𝐴𝑁𝑌𝐴𝐴𝑁ₓ100%
Kesimpulan:
Baik (75-100%)
Cukup (50-74 %)
Kurang (<50%)
Pilihan Jawaban:
1. Jika pernyataan tersebut dijawab “Selalu” diberi nilai 4.
2. Jika pernyataan tersebut dijawab “Sering” diberi nilai 3.
3. Jika pernyataan tersebut dijawab “Jarang” diberi nilai 2.
4. Jika pernyataan tersebut dijawab “Tidak pernah” diberi nilai 1.
NO PERNYATAAN SELALU SERING JARANG TIDAK
PERNAH
1. Keluarga selalu memberikan
dukungan kepada anda untuk
tetap menjaga kesehatan
2. Keluarga menganjurkan
kepada anda untuk makan
dan minum selalu tepat waktu
3. Jika anda susah untuk makan
sesuai anjuran, maka keluarga
anda menasehatinya
4. Keluarga tidak mau
memenuhi kebutuhan anda
dengan penuh kesabaran
5. Keluarga membiarkan anda
makan dan minum apa saja
yang anda sukai walaupun itu
melanggar aturan diet
6. Keluarga memberi pujian
kepada anda ketika ada
kemajuan dalam kondisi
kesehatan
23
saya jalani
19. Keluarga melayani dan
membantu ketika saya
membutuhkan sesuatu
20. Keluarga tidak keberatan
untuk membiayai pengobatan
saya
21. Keluarga mampu
menyelesaikan berbagai
ketakutan dan kecemasan
yang saya alami
22. Keluarga mengingatkan saya
untuk melakukan kontrol
sesuai jadwal yang telah
disediakan
23. Keluarga membujuk saya jika
saya tidak rutin dalam
menjalani diet
24. Keluarga mau menunggu
saya dalam melakukan
kontrol ke pelayanan
kesehatan
25. Keluarga saya memberikan
semangat kepada saya untuk
cepat sembuh
26. Keluarga anda menganjurkan
anda untuk banyak
beristirahat dan memberikan
anda makanan yang bergizi
27. Keluarga anda sangat peduli
untuk menanyakan apakah
anda sudah menjalani diet
atau belum
28. Keluarga anda mengawasi
jadwal makanan yang anda
jalani tiap hari
29. Keluarga saya tepat waktu
menyediakan makanan sesuai
aturan diet
30. Keluarga saya mengingatkan
saya untuk tidak
mengkonsumsi makanan
yang tinggi kolesterol
25
𝐹
P=. x 100%
𝑁
Keterangan:
P= Persentase
F= Hasil pencapaian atau total skor respoden
N= Hasil pencapaian maksimal atau skor maksimal
Kesimpulan:
1. Mendukung: 50-100%
2. Tidak mendukung: <50%
Pilihan Jawaban:
1. Jika pertanyaan tersebut dijawab “Ya” diberi nilai 1.
2. Jika pertanyaan tersebut dijawab “Tidak” diberi nilai 0.
NO PERNTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah dokter/perawat menganjurkan anda untuk
rutin memeriksa penyakit anda?
2. Apakah anda sering mengabaikan nasehat yang
diberikan oleh tenaga kesehatan?
3. Apakah anda pernah melakukan diet secara teratur
sesuai dengan anjuran dokter/perawat?
4. Apakah dokter/perawat selalu mengingatkan anda
untuk menghindari makanan-makanan yang
terlarang?
5. Apakah anda sepenuhnya mengerti tentang
program diet yang telah dianjurkan oleh
dokter/perawat?
6. Pentingkah buat anda penyuluhan kesehatan
dalam menangani penyakit anda?
7. Apakah dokter sudah memberikan jadwal aturan
makan yang harus anda lakukan?
8. Apakah dokter/perawat pernah menganjurkan
anda untuk mencatat menu makanan setiap hari?
9. Apakah anjuran dokter/perawat dapat mengurangi
resiko penyakit anda saat ini?
10. Apakah anda dapat mengurangi kebiasaan diet
yang berlebihan dan mampu mentaati anjuran
dokter/perawat dalam menangani pengaturan diet?
26
𝑆𝐾𝑂𝑅
Jumlah Skor=........................𝐽𝐿𝐻.𝑃𝐸𝑅𝑇𝐴𝑁𝑌𝐴𝐴𝑁ₓ100%
Kesimpulan:
1. Kategori “Berperan” skor 50-100%
2. Kategori “Tidak Berperan” skor <50%
E. Kuesioner Motivasi
Pilihan Jawaban:
1. Jika pertanyaan tersebut dijawab “Ya” diberi nilai 1.
2. Jika pertanyaan tersebut dijawab “Tidak” diberi nilai 0.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Saya mampu memeriksa kaki saya ketika
ada luka
2. Saya mampu menjaga berat badan saya
tetap terkontrol
3. Saya mampu memperbaiki gula darah
saya ketika tingkat gula darah terlalu
rendah
4. Saya mampu memperbaiki gula darah
saya saat gula darah saya terlalu tinggi
5. Saya mampu memerika gula darah saya
sendiri jika perlu
6. Keluarga/orang terdekat saya sering
mengantar saya ke fasilitas kesehatan
untuk periksa kontrol
7. Keluarga saya sering mengingatkan saya
tentang makanan dan minuman yang
harus dihindari sesuai anjuran
8. Keluarga saya pernah mengingatkan saya
tentang aktifitas yang dianjurkan untuk
mengontrol sakit gula yang saya alami
9. Keluarga saya sering menanyakan
perkembangan kondisi kesehatan yang
saya alami
10. Keluarga saya sering menanyakan
kebiasaan saya dalam mengontrol gula
darah
28
Keimpulan:
1. Kategori “Tinggi” skor 60-100%
2. Kategori “Rendah” skor <60%
F. KuesionerPendapatan
Berapa jumlah pendapatan Bapak/Ibu dalam sebulan?
a. Rp.2.500.000-3.500.000/bulan
b. Rp.1.500.000-2.500.000/bulan
c. <Rp.1.500.000/bulan
Kesimpulan:
1) Golongan atas: Rp.2.500.000-3.500.000/bulan
2) Golongan menengah: Rp.1.500.000-2.500.000/bulan
3) Golongan bawah: <Rp.1.500.000
G. Kepatuhan Diet
Keterangan:
a. Selalu (dilakukan setiap hari)
b. Sering (dilakukan setidaknya 4-6 kali dalam seminggu)
c. Jarang (dilakukan setidaknya 1-3 kali dalam seminggu)
d. Tidak pernah (tidak pernah sama sekali)
Pilihan Jawaban:
1. Jika pernyataan tersebut dijawab “Selalu” diberi nilai 4.
2. Jika pernyataan tersebut dijawab “Sering” diberi nilai 3.
3. Jika pernyataan tersebut dijawab “Jarang” diberi nilai 2.
4. Jika pernyataan tersebut dijawab “Tidak pernah” diberi nilai 1.
daging
11. Setiap bulan saya
secara rutin
menimbang berat
badan
12. Saya suka makan
makanan yang asin-
asin
13. Saya selalu makan
makanan kecil/ngemil
14. Jadwal aturan
makan/diet yang
dianjurkan terasa berat
bagi saya
15. Saya tidak mencatat
menu makanan setiap
hari
16. Saya secara rutin
mengontrol kadar gula
darah ke
puskesmas/pelayanan
kesehatan yang lain
untuk menentukan
kebutuhan diet saya
17. Saya selalu melakukan
variasi makanan pada
jadwal diet makan
saya agar tidak terjadi
kebosanan
18. Saya mengabaikan
nasehat yang
diberikan oleh dokter
19. Saya selalu makan
puding/agar-agar
kesukaan saya secara
berlebihan
20. Saya dapat
mengendalikan
diabetes hanya dengan
minum obat
21. Saya akan mematuhi
anjuran pengobatan
seperti: diet, minum
obat teratur, dan
olahraga
22. Saya akan
32
𝑆𝐾𝑂𝑅
Jumlah Skor=........................𝐽𝐿𝐻.𝑃𝐸𝑅𝑇𝐴𝑁𝑌𝐴𝐴𝑁x100%
33
Nama :
Muarasipongi, 2017
Peneliti Responden
( Irfan) ( )
NIM.16010083P
34
CROSSTABS
/TABLES=PT DK TK MT PP BY KD
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT EXPECTED
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
35
Syntax CROSSTABS
/TABLES=PT DK TK MT PP BY KD
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT EXPECTED
Dimensions Requested 2
Cases
Dukungan Keluarga *
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Kepatuhan Diet
Cases
Dukungan Keluarga *
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Kepatuhan Diet
Crosstab
Kepatuhan Diet
Cukup Count 9 1 10
Kurang Count 0 18 18
37
Total Count 12 19 31
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 31
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,16.
38
Crosstab
Kepatuhan Diet
Total Count 12 19 31
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 31
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,65.
Crosstab
Kepatuhan Diet
Total Count 12 19 31
Chi-Square Tests
40
N of Valid Casesb 31
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,03.
Crosstab
Kepatuhan Diet
Rendah Count 0 19 19
Total Count 12 19 31
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 31
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,65.
Crosstab
Kepatuhan Diet
Rp.1.500.000-2.500.000 Count 8 1 9
<Rp.1.500.000 Count 0 18 18
Total Count 12 19 31
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 31
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,55.
43
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Input
Weight <none>
N of Rows in Working
31
Data File
User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
missing.
Missing Value Statistics for each table
Handling are based on all the cases
Cases Used with valid data in the
specified range(s) for all
variables in each table.
44
CROSSTABS
/TABLES=PT DK PTK
PP MT BY KTD
/FORMAT=AVALUE
TABLES
Syntax
/STATISTICS=CHISQ
RISK
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND
CELL.
Cases
Pengetahuan *
31 100,0% 0 0,0% 31 100,0%
Ketidakpatuhan Diet
45
Dukungan Keluarga *
31 100,0% 0 0,0% 31 100,0%
Ketidakpatuhan Diet
Pendapatan *
31 100,0% 0 0,0% 31 100,0%
Ketidakpatuhan Diet
Motivasi *
31 100,0% 0 0,0% 31 100,0%
Ketidakpatuhan Diet
Crosstab
Count
Baik 6 1 7
Pengetahuan Cukup 3 6 9
Kurang 2 13 15
Total 11 20 31
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
9,917 1 ,002
Association
46
N of Valid Cases 31
Risk Estimate
Value
Crosstab
Count
Mendukung 9 5 14
Dukungan Keluarga
Tidak mendukung 2 15 17
Total 11 20 31
47
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
8,952 1 ,003
Association
N of Valid Cases 31
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,97.
Risk Estimate
Lower Upper
For cohort
Ketidakpatuhan Diet = 5,464 1,404 21,271
Patuh
For cohort
Ketidakpatuhan Diet = ,405 ,196 ,835
Tidak patuh
N of Valid Cases 31
Crosstab
Count
Berperan 11 10 21
Peran Tenaga Kesehatan
Tidak berperan 0 10 10
Total 11 20 31
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
7,857 1 ,005
Association
N of Valid Cases 31
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,55.
Risk Estimate
Lower Upper
For cohort
Ketidakpatuhan Diet = ,476 ,304 ,746
Tidak patuh
N of Valid Cases 31
Crosstab
Count
Pendapatan Rp.2.500.00-3.500.000 7 4 11
50
Rp.1.500.000-2.500.000 4 3 7
<Rp.1.500.000 0 13 13
Total 11 20 31
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
10,526 1 ,001
Association
N of Valid Cases 31
Risk Estimate
Value
Crosstab
Count
Tinggi 10 5 15
Motivasi
Rendah 1 15 16
Total 11 20 31
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
11,946 1 ,001
Association
N of Valid Cases 31
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,32.
Risk Estimate
Lower Upper
For cohort
Ketidakpatuhan Diet = 10,667 1,546 73,574
Patuh
For cohort
Ketidakpatuhan Diet = ,356 ,172 ,735
Tidak patuh
N of Valid Cases 31
Frequencies
53
Notes
Comments
Filter <none>
Input
Weight <none>
N of Rows in Working
31
Data File
User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
Missing Value missing.
Handling
Statistics are based on all
Cases Used
cases with valid data.
FREQUENCIES
VARIABLES=PT DK
Syntax PTK PP MT KTD
/ORDER=ANALYSIS.
Statistics
54
Valid 31 31 31 31 31
N
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
Ketidakpatuhan Diet
Valid 31
N
Missing 0
Frequency Table
Pengetahuan
Dukungan Keluarga
Pendapatan
Motivasi
Ketidakpatuhan Diet