Anda di halaman 1dari 2

MAR

“GO GREEN” GOES TO CAMPUSS

Seiring berjalannya waktu, provinsi Banten kini sudah menjadi kawasan padat industri.
Pabrik-pabrik hampir dapat ditemukan di berbagai sudut wilayah dan keberadaan gedung-
gedung yang semakin menutup lahan agraris membuat wilayah Banten semakin terasa panas.
Eksploitasi terhadap alam dengan alih-alih pembangunan daerah terus saja terjadi tanpa
memperhatikan tata kelola lingkungan. Hal ini terbukti dengan terjadinya bencana banjir
beberapa waktu lalu, tepatnya pada bulan Januari 2013 di sepanjang aliran Sungai Ciujung,
hingga memutuskan akses jalan Tol Tangerang-Merak.
Eksploitasi alam secara besar-besaran terjadi di wilayah Banten seluas 63.692,83 hektar
(ha). Lahan di hulu dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung mengalami kritis karena adanya
pembukaan lahan untuk pertambangan dan penebangan hutan rakyat (www.sindonews.com).
Masalah pembangunan dan pengembangan lingkungan hidup merupakan masalah
yang kompleks. Oleh karena itu sulit ditanggulangi dan harus ditangani pemerintah dan
masayarakat.
Mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang diharapkan mampu berperan dalam
menjaga kelestarian alam. Harapan yang besar terhadap peran mahasiswa didasari oleh
kenyataan bahwa mahasiswa adalah insan-insan terdidik. Apakah mahasiswa yang telah
memperoleh pendidikan benar-benar menjadi kaum intelektual dan merupakan insan yang
terdidik? Lalu seberapa besarkah kepedulian mahasiwa terhadap lingkungan?.
Disinilah peran mahasiswa sebagai pemegang status agent of change untuk membuat
lingkungan menjadi lebih hijau dengan melakukan gerakan hijau atau yang lebih dikenal
dengan sebutan go green. Tidak perlu gerakan besar dengan susunan agenda sedemikian
rupa, namun lebih kepada aksi nyata.
Mahasiswa hendaknya berperan serta menjaga kelestarian alam, misalnya menjaga
kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, hemat energi ,
memaksimalkan penggunaan kertas, menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan,
dan sebagainya. Aksi nyata yang kecil namun berarti dan terpuji ini perlu kiranya
disosialisasikan oleh pihak kampus dan mulai diterapkan dalam kehidupan perkuliahan
sehari-hari. Kampus perlu terus menerus mengkampanyekan kepada civitas akademikanya
agar turut serta dalam “gerakan hijau”.
Usaha lain juga dapat dilakukan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup wilayah
kampus, yaitu sebagai berikut:
1. Wadah mahasiswa, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa dapat
mengadakan program green community atau green action.
2. Menggalakkan program penghijauan di lingkungan kampus lengkap dengan penjadwalannya,
dengan mengikutsertakan seluruh mahasiswa dan civitas akademika kampus.
3. Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan usaha penghijauan kampus, misalnya dengan
melakukan penanganan sampah organik.
4. Memperkecil dampak pencemaran lingkungan, misalnya dengan menghimbau mahasiswa
yang bertempat tinggal di daerah sekitar kampus untuk tidak membawa kendaraan ke
kampus.
Bentuk nyata dari usaha memulihkan hubungan manusia dengan lingkungan harus
diwujudkan untuk menghindari dan mencegah masalah-masalah kerusakan lingkungan
yang lebih meluas lagi. Manusia dalam memanfaatkan lingkungan perlu pendekatan
ekologi agar lingkungan tetap lestari. Untuk itu perlu adanya kesadaran pelaksanaan
program dan pemahanan tentang apa yang ingin dicapai dan harus mendorong
masyarakat untuk membangun pengembangan lingkungan.
Memang banyak sekali cara untuk mengatasi permasalahan lingkungan saat ini, namun
hal paling utama adalah dengan menata terlebih dahulu pelakunya, yaitu diri sendiri sebagai
pelaksana. Proses penataan pribadi dapat berupa pendisiplinan diri, kesadaran akan
kelestarian lingkungan dan kepedulian akan lingkungan itu sendiri. Sehingga dengan
demikian setiap individu itu memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitarnya.
Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup
adalah pekerjaan yang boleh dibilang sulit dan berat, namun bukan berarti tidak patut untuk
diusahakan dan terus dicoba. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan
memberikan pengarahan dan pembelajaran akan pentingnya kelestarian hidup sejak dini yang
dilakukan kontinyu hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Peduli terhadap lingkungan hidup berarti peduli akan kelestarian serta
keseimbangannya. Sebagai seorang mahasiswa, sudah sepatutnya untuk turut serta dalam
upaya perbaikan lingkungan dalam upaya meminimalisir efek pemanasan global. Lebih dari
itu sebagai upaya pelestarian lingkungan Banten agar tercipta keseimbangan dan tata kelola
kota yang baik dengan tetap memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan.
Rasa kepedulian ini bukanlah suatu hal yang mahal atau sulit dilakukan, hal tersebut
dapat dilakukan setiap hari di dalam kehidupan kita. Membiasakan diri menata dan
memelihara lingkungan sungguh akan sangat membantu dalam upaya pelestarian lingkungan,
khususnya di wilayah Banten yang semakin terus berkembang. Hal penting yang perlu
diingat dalam upaya menciptakan lingkungan hijau adalah dengan melakukan 3D (Dimulai
dari yang kecil, Dimulai dari diri sendiri, Dimulai dari sekarang).

Riska Lestari
Pendidikan Biologi
Kepala Departemen RISEDU (Riset dan Edukasi)
Angkatan Buya Hamka

Anda mungkin juga menyukai