Didi Sukaryadi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan
dan Konservasi energi
Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Telp. (021) 7203530, Cipulir Keb. Lama, Jakarta Selatan
didis@p3tkebt.esdm.go.id
ABSTRAK
Potensi sumber daya panas bumi entalpi rendah (<150oC), yang cocok untuk membangkitkan
listrik lebih besar dari pada sumber daya panas bumi entalpi tinggi (>150oC) dikarenakan reservoir
panas bumi dengan sistim ini tersebar luas dan dijumpai di kedalaman yang dangkal. Dengan
perkembangan teknologi siklus binari menjadikan sistim entalpi rendah lebih komersial untuk
pembangkitkan daya listrik. Di Indonesia, sumber daya panas bumi entalpi rendah belum
dikembangkan secara ekstensif untuk membangkitkan listrik. Saat ini sistim entalpi rendah ini
hanya digunakan untuk aplikasi pemanfaatan langsung seperti proses pengeringan, terapi, spa dan
lain sebagainya. Dalam tulisan ini energi yang terkandung dalam fluida panas bumi entalpi rendah
dihitung dan akan dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin kapasitas skala kecil. Dari hasil
perhitungan diperoleh bahwa efisiensi siklus adalah 8,42%
ABSTRACT
The potential of low-enthalpy geothermal resources (<150oC), which are suitable for
electricity generation, is much higher than that of high-enthalpy resources (>150oC) because these
reservoirs are widespread and can be found at shallow depths. The advancement of binary cycle
technologies makes low-enthalpy geothermal system become more commercial for electric power
generation. Low-enthalpy geothermal resources in Indonesia have not yet been exploited
extensively for electricity generation. Currently, low-enthalpy geothermal resources are only
utilized for direct applications such as for drying processes, therapy, spas and so on. In this paper,
energy stored in the low-enthalpy geothermal fluid is calculated and will be utilized to drive a
small scale capacity turbine.
Fluida panas bumi dua fasa dari sumur (SR), mengembang (eskpansi) di turbin
MT-4 dialirkan dengan pipa ukuran 4” pada (T/G), dan mengalami kondensasi di
tekanan kepala sumur bervariasi dari 7 s.d 10 kondenser (C) yang pada akhirnya dipompa
bar ke separator untuk dipisahkan fasa air dari oleh pompa (CP) kembali ke heat
fasa uapnya. Kemudian fasa uapnya dialirkan exchanger (PH). Jadi siklus fluida kerja
ke rock muffler dengan pipa berukuran 4” merupakan siklus tertutup.
sepanjang kurang lebih 10 m, dengan
memasang alat ukur orifice plate berdiameter
lubang (d) 2 inci dan diameter luar (D) 4 inci. 1
Sedangkan fasa airnya dialirkan dengan pipa 4
inci ke bak penampungan yang dilengkapi
dengan alat V-nocth.
5 2
Pengukuran laju alir massa uap dilakukan
dengan mencatat tekanan up stream, Pu
(sebelum melewati orifice plate) dan tekanan
down stream, Pd (setelah melewati orifice 4 3
plate) sedangkan laju massa fasa air dihitung
dengan mengukur ketinggian level air di bak.
Penelitian difokuskan untuk menganalisis
potensi energi air separasi untuk mengubah Gambar -3. Skema Sederhana PLTP Sistim
fasa fluida kerja, analisis terhadap performa Binari1)
heat exchanger, kondenser, separator, cooling
tower dan turbin.
24 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 21 - 34
Uap superheated fluida kerja (titik-1 pada gambar-6. Temperatur fluida kerja setelah
dimana proses berjalan secara steady dan didinginkan kembali dengan melepaskan panas
adiabatik, maka dengan mengabaikan energi ke media pendingin (air atau udara) seperti
potensial, energi kinetik maka tenaga yang dapat dilihat pada gambar-6.
· · ·
W t = m wf ( h1 - h2 ) = m wf h t ( h1 - h2 s )
(1)
dimana:
·
W t = tenaga yang dihasilkan turbin
· Gambar-6.Skema Kondenser dengan Air
m t = laju alir massa fluida kerja
Pendingin4)
h t = efisiensi turbin isentropik
h1 = entalpi fluida kerja pada titik -1
Panas yang di lepas fluida kerja ke
h2 = entalpi fluida kerja pada titik -2 ·
media pendingin (air atau udara), Q c dihitung
Jika kandungan gas dan padatan terlarut Kondisi titik 4, 5 dan 1 diketahui dari
dalam fluida panas bumi rendah, sisi kiri spesifikasi siklus: kondisi 4 adalah cairan
persamaan (6) dapat digantikan dengan panas bertekanan (compressed liquid) keluaran dari
_ feedpump. Kondisi 5 merupakan cairan jenuh
spesifik rata-rata fluida panas bumi cb (saturated liquid) pada tekanan boiler; dan
dikalikan dengan penurunan temperatur, maka kondisi 1 adalah uap jenuh, sebagaimana
persamaan (6) menjadi sebagai berikut; kondisi pada titik umpan ((inlet) turbin. Oleh
karena itu, ke dua pemindah panas dapat
· _ ·
mc b b
(Ta - Tb ) = m wf (h1 - h4 ) dianalisa secara terpisah sebagai berikut;
(7)
Pre heater :
Untuk menghitung laju alir fluida panas bumi · _ ·
(brine) yang diperlukan untuk menentukan mb C b (Tb - Tc ) = m wf (h5 - h4 )
parameter desain siklus digunakan persamaan (9)
berikut;
Evaporator:
· · h1 - h4
mb = m wf · _ ·
_
mb C b (Tb - Tc ) = m wf (h5 - h4 )
C b (Ta - Tc )
(10)
(8)
terjadi pada cold end dari preheater (untuk dari percobaan dengan fluida yang sesuai untuk
setiap garis miring pendinginan brine) tetapi digunakan pada pembangkit.
kenyataannya tidak pernah terjadi.
Analisis Siklus Keseluruhan
Luas permukaan perpindahan panas
evaporator antara dua fluida, AE, dapat
Setelah setiap komponen dasar siklus
ditentukan dari persamaan dasar perpindahan
binari dianalisis, kinerja siklus binari
panas:
keseluruhan dapat dianalisis dengan hukum
· _
Q E = U AE LMTD| E (11) pertama termodinamika efisiensi termal, yaitu
sebagai berikut;
dimana: ·
W net
·
Q E = jumlah panas yg dipindahkan karena
h th = ·
(17)
Q PH / E
penguapan (evaporasi)
_ dimana:
U = efisiensi keseluruhan
hth = efisiensi termal
Untuk evaporator LMTD (Long Mean ·
· _ ·
Q PH = U APH LMTD PH (14) Qc h2 - h3
hth = 1 - ·
= 1- (18)
Q PH / E h1 - h4
(Tb - T5 ) - (Tc - T4 )
LMTD PH = (15)
T -T
ln[ b 5 ]
Tc - T 4 dimana:
· · _ · ·
· ·
Hasil pengukuran temperatur air separasi
W net W net di dalam pipa (T line) berkisar 140 oC dan laju
hu º ·
= ·
E res m b [(hres - h0 ) - T0 ( S res - S 0 )] alir massa air pada TKS 7 bar yang diukur
kepala sumur setelah dilakukan proses flashing. umpan ke boiler, dari boiler ke turbin dan dari
Untuk perhitungan ini, harus diketahui data turbin ke kondenser.
tekanan kepala sumur, kualitas fluida (uap dan Besarnya tekanan pada fluida kerja
air), laju aliran fluida (uap dan air) dan tekanan sangat berpengaruh terhadap karakteristiknya,
akhir flashing. maka besarnya kehilangan tekanan disepanjang
Berdasarkan pada kualitas uap dan laju sistim pemipaan perlu dihitung. Data teknis
aliran setelah flashing, dapat dihitung laju spesifikasi sistim pemipaan dan hasil
aliran uap dan laju aliran air setelah flashing. perhitungan hilang tekanan dapat dilihat pada
Suhu air setelah flashing adalah suhu saturasi Tabel-2 dan Tabel-3 berikut;
pada tekanan akhir flashing. Laju aliran air cair Tabel-2
dan suhunya setelah flashing digunakan sebagai Data Teknis Pemipaan Fluida Kerja dan
dasar perhitungan sistem pemanasan siklus Fluida Pemanas
biner. Hasil perhitungan proses flashing fluida
sumur panas bumi MT-4 Mataloko seperti pada
Tabel-1 berikut;
Tabel-1
Hasil Analisis Proses Flashing
Data Masukan Besaran
Tekanan uap pada kepala sumur (barg) 2.000000
Tekanan uap pada kepala sumur (bara) 3.013000
Laju aliran uap (ton/jam) 1.700000
Laju aliran uap (kg/s) 0.472222
Laju aliran air cair (ton/jam) 4.320000
Laju aliran air cair (kg/s) 1.200000
Kualitas uap pada kepala sumur (%)
Tekanan akhir flash (bara)
28.239203
3.013000
Tabel-3
Laju aliran total (kg/s) 6.020000
Laju aliran total (ton/jam) 1.672222 Pressure Drop Fluida Kerja dan Fluida
Parameter mula-mula akhir flash Pemanas
Tekanan (bara) 3.013000 3.013000
Entalpi air cair jenuh (kJ/kg) 556.263038 556.263038
Entalpi uap air jenuh (kJ/kg) 2723.115253 2723.115253
Suhu saturasi (K) 410.157120 410.157120
Suhu saturasi (derajat C) 137.007120 137.007120
Densitas air cair (kg/m3) 920.947682 920.947682
Densitas uap air (kg/m3) 1.666902 1.666902
Entalpi total (kJ/kg) 1168.164826 1168.164826
Kualitas uap (%) 28.239203 28.239203
Laju alir uap (kg/s) 0.472222 0.472222
Laju alir air cair (kg/s) 1.200000 1.200000
Tabel-4
Data Teknis Boiler
Perhitungan Kondenser
Tabel-6 Tabel-7
Data Teknis Kondenser Hasil Perhitungan Kondenser
temperatur tinggi serta mudah diperoleh fluida kerja di boiler, maka besarnya adalah
dipasaran. 11,1%. Sedangkan daya yang dihasilkan sistim
Perubahan tekanan di sepanjang netto merupakan daya netto siklus dikurangi
aliran/pipa sangat berpengaruhterhadap daya atau beban parasitic (daya yang
karakteristik fluida kerja seperti entalpi, digunakan untuk menggerakan pompa umpan,
entropi, energi dalam, panas spesifik, boiler dan blower) dan besarnya adalah 20,2
ciskositas, densitas dan sebagainya yang ini kW dengan efisiensi netto sistim adalah
berpengaruh terhadap perhitungan energi sebesar 8,4%.
sistem secara keseluruhan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Perhitungan energi pada boiler diketahui bahwa
Kesimpulan
daya listrik yang diperlukan untuk memompa
1. Air hasil pemisahan di separator (air
fluida kerja sebesar 0,63 kW. Di dalam boiler
separasi) dari sumur panas bumi MT-4
fluida kerja sebesar 0,45 kg/detik bersentuhan
bersifat netral dengan (pH) antara 6 – 7
dengan 1,2 kg/detik fluida panas bumi
dan tekanan kepala sumur (TKS) 7 bar
o
bertemperatur 137 C. Hasil analisis
memproduksi uap sebesar 1,7 kg/detik dan
perpindahan panas yang terjadi di boiler adalah
air separasi sebesar 1,2 kg/detik
sebesar 240,0 kW dan dapat menaikkan
bertemperatur kurang lebih 135 - 140oC.
o
temperatur fluida kerja dari 42,8 C menjadi
2. Untuk mencegah terjadinya endapan dan
135,8 oC dengan tekanan sebesar 623,24 kPa
korosi di peralatan produksi sumur, selalu
dan merubah fasa fluida kerja menjadi uap
dijaga tetap dalam kondisi panas dengan
superheat untuk mengerakkan turbin, dan
melakukan bleeding.
untuk dapat melepas panas sebesar 240,2 kW
3. Untuk mengubah fasa fluida kerja (n-
diperlukan boiler berukuran tinggi 5,11 m dan
pentana) dengan laju alir 0,45 kg/detik
diameter 1,08 m.
diperlukan boiler dengan dimensi panjang
Di dalam kondenser terjadi pelepasan
5,1 m, diameter 1,1 m dan luas penampang
panas oleh fluida kerja, total sebesar 211,95
0,9 m2. Sedangkan untuk mengubah phasa
kW yang diserap oleh udara sehingga
uap fluida kerja menjadi phasa cair
o
temperaturnya naik menjadi 34,6 C dan
kembali diperlukan kondenser dengan
menurunkan temperatur fluida kerja menjadi
dimensi panjang 4,4 m, diameter 1,5 m
37,1 oC. Untuk mendinginkan fluida kerja ini
dan luas penampang 1,7 m2
diperlukan kondenser dengan ukuran panjang
4. Total kehilangan tekanan fluida kerja yang
4,4 m dan diameter 1,5 m dan daya listrik yang
terjadi di seluruh sistim adalah sebesar
diperlukan oleh blower sebesar 5,6 kW.
35,77 kPa dan total kehilangan tekanan
Effisiensi turbin sistim merupakan
fluida pemanas (fluida panas bumi) adalah
perbandingan antara daya netto yang dihasilkan
sebesar 131,25 kPa.
sistim terhadap jumlah panas yang diterima
34 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 21 - 34
5. Jumlah panas total yang dapat diserap oleh energi panas bumi dalam upaya
fluida kerja di boiler adalah sebesar 240,20 pemberdayaan masyarakat.
kW dan jumlah panas yang dilepas oleh
DAFTAR PUSTAKA
fluida kerja ke udara pendingin adalah
1. D. Chandrasekharam and Jochen
sebesar 211,95 kW
Bundschuh, Low-Enthalpy Geothermal
6. Perpindahan panas yang terjadi dalam
Resources for Power Generation, CRC
boiler dari fluida panas bumi ke fluida
Press/Balkema, Netherlands, 2008, hal 15.
kerja menyebabkan temperatur fluida
2. Edwards, L.M., et al, Handbook Of
kerja naik dari 42,8 oC menjadi 135,8 oC
Geothermal Energy, Gulf Publishing
saat keluar boiler yang digunakan untuk
Company, USA. 1982, hal 58 -59 dan hal
menggerakan turbin.
431.
7. Pada proses pendinginan di dalam
3. Stanley L. Milora and Jefferson W. Tester,
kondenser, perpindahan panas dari fluida
Geothermal Energy As A Source Of
kerja ke udara pendingin menyebabkan
Electric Power, Thermodynamic and
temperatur fluida kerja turun dari 101,7 oC
Economic Design Criteria, The MIT Press,
menjadi 37,1 oC saat keluar kondenser
Cambridge, Massachusetts, and London,
yang disirkulasikan kembali ke pompa
England, Third printing, November 1977.
umpan. Sedangkan temperatur udara
4. Ronald DiPippo, Geothermal Power Plant,
pendingin naik dari 30,0oC menjadi
Principle, Application, Case Studies and
34,6oC.
Environmental Impact, Dartmouth,
8. Fluida kerja yang digunakan adalah n-
Massachusetts, May 2007.
pentana dengan laju alir massa 0,45
5. Grant, A. Malcolm, et al, Geothermal
kg/detik dan udara dengan laju alir 11
Reservoir Engineering, Academic Press.
kg/detik digunakan sebagai fluida
New York. 1982, hal 108 –146.
pendingin serta daya netto (net power)
6. Soeroso, et al, Estimating Production Well
yang dihasilkan sebesar 20 - 30 kW
Potential At Kamojang Geothermal Field
dengan effisiensi sistim sebesar 8 – 10%.
From Water Loss Test And Discharge Test,