Anda di halaman 1dari 14

ISSN 1978 - 2365

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,


Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 21- 34

ANALISIS KANDUNGAN ENERGI FLUIDA PANAS BUMI ENTALPI RENDAH

Didi Sukaryadi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan
dan Konservasi energi
Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Telp. (021) 7203530, Cipulir Keb. Lama, Jakarta Selatan
didis@p3tkebt.esdm.go.id

ABSTRAK

Potensi sumber daya panas bumi entalpi rendah (<150oC), yang cocok untuk membangkitkan
listrik lebih besar dari pada sumber daya panas bumi entalpi tinggi (>150oC) dikarenakan reservoir
panas bumi dengan sistim ini tersebar luas dan dijumpai di kedalaman yang dangkal. Dengan
perkembangan teknologi siklus binari menjadikan sistim entalpi rendah lebih komersial untuk
pembangkitkan daya listrik. Di Indonesia, sumber daya panas bumi entalpi rendah belum
dikembangkan secara ekstensif untuk membangkitkan listrik. Saat ini sistim entalpi rendah ini
hanya digunakan untuk aplikasi pemanfaatan langsung seperti proses pengeringan, terapi, spa dan
lain sebagainya. Dalam tulisan ini energi yang terkandung dalam fluida panas bumi entalpi rendah
dihitung dan akan dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin kapasitas skala kecil. Dari hasil
perhitungan diperoleh bahwa efisiensi siklus adalah 8,42%

Kata Kunci: entalpi rendah, siklus binari, pembangkitan daya listrik

ABSTRACT

The potential of low-enthalpy geothermal resources (<150oC), which are suitable for
electricity generation, is much higher than that of high-enthalpy resources (>150oC) because these
reservoirs are widespread and can be found at shallow depths. The advancement of binary cycle
technologies makes low-enthalpy geothermal system become more commercial for electric power
generation. Low-enthalpy geothermal resources in Indonesia have not yet been exploited
extensively for electricity generation. Currently, low-enthalpy geothermal resources are only
utilized for direct applications such as for drying processes, therapy, spas and so on. In this paper,
energy stored in the low-enthalpy geothermal fluid is calculated and will be utilized to drive a
small scale capacity turbine.

Key Words: low enthalpy, binary cycle, electric power generation

PENDAHULUAN Teknologi pembangkit dengan sistim binari ini


mengunakan fluida kerja yang memiliki
Di masa lalu energi panas bumi entalpi
temperatur didih (boiling point) rendah untuk
rendah dianggap tidak komersial untuk
menggerakan turbin.
dikembangkan, tetapi dengan perkembangan
teknologi ekploitasi panas bumi bahkan fluida Akibat letaknya di sepanjang jalur
panas bumi dengan temperatur 74oC dapat vulkanik, Indonesia dianugrahi potensi enegi
digunakan untuk membangkitkan listrik1). panas bumi (sistim entalpi rendah dan tinggi)

Naskah diterima: 24 Februari 2011, dinyatakan layak muat : 20 April 2011 21


22 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 21 - 34

yang berlimpah kurang lebih 28.170 MW PETA LOKASI


LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO
KABUPATEN NGADA FLORES
NUSA TENGGARA TIMUR
(status November 2009) atau kurang lebih 40%
U

dari potensi energi panas bumi dunia tetapi B T

sayangnya baru dimanfaatkan sebagai


Keterangan :

pembangkit listrik sebesar 1.189 MW atau baru


= Lapangan Panas Bumi

sekitar 4% dari total potensi yang ada.


Sedangkan pemanfaatan energi panas bumi
entalpi rendah masih sangat terbatas untuk
pemanfaatan secara langsung (direct uses) Gambar-2 Lokasi Lapangan Panas Bumi
seperti pemandian, kesehatan, pengeringan Mataloko
hasil pertanian tetapi belum bersifat komersial. Berdasarkan pada hasil kegiatan
Gambar-1 menunjukkan sebaran potensi energi pemboran ekplorasi dan eksploitasi yang
panas bumi di Indonesia. dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi
dari tahun 2003 hingga 2005, tiga (3) buah
sumur telah berhasil memproduksi uap panas
bumi untuk memasok uap ke turbin kapasitas
terpasang 2,5 Mwe, yaitu MT-1, MT-3 dan
MT-5. Sedangkan sumur MT-4 belum
dimanfaatkan karena memproduksi fluida 2
phasa (air dan uap) secara bergantian dan
bersifat cukup korosif.
Hasil pengukuran dan analisis uji
produksi dengan metoda lempeng orifice dan
Gambar-1 Sebaran Lokasi Panas Bumi
alat ukur V-noch yang dilakukan oleh Pusat
Indonesia2)
Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Latar Belakang Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan
(P3TKEBT) menunjukkan bahwa hasil
Penelitian dan pengembangan yang pemisahan air dan uap dari fluida sumur MT-4
dilakukkan oleh Puslitbangtek Ketengalistrikan menunjukkan air separasi (air yang terpisah
dan Energi Baru Terbarukan pada sumur MT-4 dari uapnya) masih memiliki temperatur ±
lapangan panas bumi Mataloko yang lokasinya 140oC dengan laju alir massa sebesar 1,23
ditunjukan pada gambar-1 adalah berupaya kg/detik pada Tekanan Kepala Sumur (TKS) 7
untuk menganalisis dan mengetahui potensi bar.
fluida sumur ini untuk pembangkit listrik atau
Dengan perkembangan teknologi siklus
non listrik.
binari, kondisi air separasi ini dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik1).
Analisis Kandungan Energi Fluida Panas Bumi Entalpi Rendah 23

Pada tulisan ini akan dianalisis potensi listrik LANDASAN TEORI


yang dapat dihasilkan dari air separasi sumur Gambar-3 menunjukkan skema
MT-4 dan jenis fluida kerja apa yang cocok diagram alir sistim pembangkit binari
untuk digunakan sebagai penggerak turbin.
sedangkan proses termodinamika yang
Tujuan terjadi pada fluida kerja diilustrasikan pada
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah gambar -4.
untuk mengoptimalkan energi panas bumi Prinsip pembangkit listrik siklus
sumur MT-4 yang memproduksi fluida 2 phasa binari adalah fluida kerja dipompa ke heat
secara intermitten, terkadang fasa airnya besar exchanger (E), di sini fluida kerja
di lain waktu fasa uapnya besar untuk mengalami perubahan fasa menjadi uap
menghasilkan listrik.
bertekanan karena menyerap panas dari air
METODOLOGI separasi/fluida panas bumi entalpi rendah

Fluida panas bumi dua fasa dari sumur (SR), mengembang (eskpansi) di turbin
MT-4 dialirkan dengan pipa ukuran 4” pada (T/G), dan mengalami kondensasi di
tekanan kepala sumur bervariasi dari 7 s.d 10 kondenser (C) yang pada akhirnya dipompa
bar ke separator untuk dipisahkan fasa air dari oleh pompa (CP) kembali ke heat
fasa uapnya. Kemudian fasa uapnya dialirkan exchanger (PH). Jadi siklus fluida kerja
ke rock muffler dengan pipa berukuran 4” merupakan siklus tertutup.
sepanjang kurang lebih 10 m, dengan
memasang alat ukur orifice plate berdiameter
lubang (d) 2 inci dan diameter luar (D) 4 inci. 1
Sedangkan fasa airnya dialirkan dengan pipa 4
inci ke bak penampungan yang dilengkapi
dengan alat V-nocth.
5 2
Pengukuran laju alir massa uap dilakukan
dengan mencatat tekanan up stream, Pu
(sebelum melewati orifice plate) dan tekanan
down stream, Pd (setelah melewati orifice 4 3
plate) sedangkan laju massa fasa air dihitung
dengan mengukur ketinggian level air di bak.
Penelitian difokuskan untuk menganalisis
potensi energi air separasi untuk mengubah Gambar -3. Skema Sederhana PLTP Sistim
fasa fluida kerja, analisis terhadap performa Binari1)
heat exchanger, kondenser, separator, cooling
tower dan turbin.
24 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 21 - 34

Gambar-4. Diagram P – h (Tekanan – Entalpi)


PLTP Sistim Binari4)
Gambar-5. Skema Turbin – Generator Untuk
Analisis Turbin Siklus Binari4)
Untuk mempermudah analisis turbin
Analisis Kondenser
pada sistim binari digunakan diagram sistim
alir seperti gambar – 5. Proses pada kondenser ditunjukkan pada

Uap superheated fluida kerja (titik-1 pada gambar-6. Temperatur fluida kerja setelah

gambar-4) bekerja menggerakan turbin kerja digunakan untuk menggerakan turbin,

dimana proses berjalan secara steady dan didinginkan kembali dengan melepaskan panas

adiabatik, maka dengan mengabaikan energi ke media pendingin (air atau udara) seperti

potensial, energi kinetik maka tenaga yang dapat dilihat pada gambar-6.

dihasilkan turbin dapat dihitung dengan


persamaan berikut:

· · ·
W t = m wf ( h1 - h2 ) = m wf h t ( h1 - h2 s )
(1)

dimana:
·
W t = tenaga yang dihasilkan turbin
· Gambar-6.Skema Kondenser dengan Air
m t = laju alir massa fluida kerja
Pendingin4)
h t = efisiensi turbin isentropik
h1 = entalpi fluida kerja pada titik -1
Panas yang di lepas fluida kerja ke
h2 = entalpi fluida kerja pada titik -2 ·
media pendingin (air atau udara), Q c dihitung

dengan persamaan berikut;


Selanjutnya setelah keluar dari turbin,
· ·
fluida kerja dialirkan ke kondenser untuk Q c = m wf ( h2 - h3 ) (2)
didinginkan kembali (titik 3 pada gambar-4).
Analisis Kandungan Energi Fluida Panas Bumi Entalpi Rendah 25

Hubungan antara laju alir fluida kerja


·
( m cw ) dan air pendingin dinyatakan dengan
persamaan berikut:
· ·
m cw ( h y - h x ) = m wf (h 2 - h3 )
(3)
· - ·
mcw C (Ty - Tx ) = m wf (h2 - h3 ) Gambar -7 Skema Pompa Umpan Untuk
(4) Kondensat4)

dimana: Analisis Heat Exchanger

h y , hx = entalpi fluda pada interval Analisis pemindah panas (heat exchanger)

temperatur y dan x dimana fluida panas bumi memindahkan energi


panasnya ke fluida kerja (working fluid)
Karena air pendingin mempunyai panas merupakan aplikasi secara langsung prinsip
-
termodinamik dan konservasi energi, seperti
spesifik ( C ) konstan untuk interval temperatur
dapat dilihat pada gambar-8
rendah, maka untuk menghilangkan panas
buang, diperlukan menara pendingin dengan
interval spesifik (Ty – Tx) dan besarnya laju
massa air pendingin dihitung dengan
persamaan-4.

Analisis Pompa Umpan


·
Fluida kerja dengan laju massa, m wf
Gambar-8 Skema Preheater dan Evaporator4)
keluar dari kondenser sudah berubah fasa
Dengan menganggap pemindah panas
menjadi cair dan kemudian dipompakan ke
diisolasi dengan baik sehingga panas dapat
pemindah panas/heat exchanger (titik 4) dan
dipindahkan ke fluida kerja seluruhnya dan
daya yang diberikan pompa umpan ke fluida
alirannya steady, maka perbedaan energi
kerja dihitung dengan persamaan berikut:
potensial yang masuk dan keluar serta energi
·
· · m wf (h4 s - h3 ) kinetik dapat diabaikan. Persamaan
W p = m wf (h4 - h3 ) = (5)
hp termodinamiknya pada sistem yang
Gambar-7 menunjukkan skema aliran ditunjukkan pada gambar-8 adalah sebagai
fluida kerja dari pompa umpan (CP) ke heat berikut;
exchanger.
26 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 21 - 34

· · dinyatakan dengan perbedaan temperatur pinch


mb (ha - hc ) = mwf (h1 - h4 ) (6)
point (ΔTpp)

Jika kandungan gas dan padatan terlarut Kondisi titik 4, 5 dan 1 diketahui dari

dalam fluida panas bumi rendah, sisi kiri spesifikasi siklus: kondisi 4 adalah cairan

persamaan (6) dapat digantikan dengan panas bertekanan (compressed liquid) keluaran dari
_ feedpump. Kondisi 5 merupakan cairan jenuh
spesifik rata-rata fluida panas bumi cb (saturated liquid) pada tekanan boiler; dan

dikalikan dengan penurunan temperatur, maka kondisi 1 adalah uap jenuh, sebagaimana

persamaan (6) menjadi sebagai berikut; kondisi pada titik umpan ((inlet) turbin. Oleh
karena itu, ke dua pemindah panas dapat
· _ ·

mc b b
(Ta - Tb ) = m wf (h1 - h4 ) dianalisa secara terpisah sebagai berikut;

(7)
Pre heater :
Untuk menghitung laju alir fluida panas bumi · _ ·
(brine) yang diperlukan untuk menentukan mb C b (Tb - Tc ) = m wf (h5 - h4 )
parameter desain siklus digunakan persamaan (9)
berikut;
Evaporator:
· · h1 - h4
mb = m wf · _ ·
_
mb C b (Tb - Tc ) = m wf (h5 - h4 )
C b (Ta - Tc )
(10)
(8)

Gambar-9 merupakan diagram temperatur-


perpindahan panas (T-q diagram) yang
diperlukan untuk mendesain pemindah panas
tunggal. Sumbu horizontal (absis) mewakili
jumlah panas total yang dihantarkan dari brine
ke fluida kerja yang dinyatakan dalam satuan
kJ/kg. Untuk menaikkan temperatur ke titik
didihnya (ttik 5, gambar -9), fluida kerja perlu
dipanaskan terlebih dahulu di pemanas awal
Gambar-9. Diagram Temperatur – Heat
(preheater, PH). Penguapan fluida kerja murni
Transfer Untuk Preheater Dan Evaporator3)
terjadi dari titik 5 ke titik 1 secara isothermal.
Temperatur brine di titik inlet selalu
Tempat di pemindah panas (heat exchanger)
diketahui dan perbedaan temperatur pinch-
dimana brine dan fluida kerja mempunyai
point umumnya diketahui dari spesifikasi
perbedaan temperatur yang minimal disebut
pabrikan, sehingga Tb dapat dicari dari harga T5
dengan pinch point, dan nilai perbedaannya
. Walaupun secara teori mungkin pinch-point
Analisis Kandungan Energi Fluida Panas Bumi Entalpi Rendah 27

terjadi pada cold end dari preheater (untuk dari percobaan dengan fluida yang sesuai untuk
setiap garis miring pendinginan brine) tetapi digunakan pada pembangkit.
kenyataannya tidak pernah terjadi.
Analisis Siklus Keseluruhan
Luas permukaan perpindahan panas
evaporator antara dua fluida, AE, dapat
Setelah setiap komponen dasar siklus
ditentukan dari persamaan dasar perpindahan
binari dianalisis, kinerja siklus binari
panas:
keseluruhan dapat dianalisis dengan hukum
· _
Q E = U AE LMTD| E (11) pertama termodinamika efisiensi termal, yaitu
sebagai berikut;
dimana: ·
W net
·
Q E = jumlah panas yg dipindahkan karena
h th = ·
(17)
Q PH / E
penguapan (evaporasi)
_ dimana:
U = efisiensi keseluruhan
hth = efisiensi termal
Untuk evaporator LMTD (Long Mean ·

Temperature Difference) dihitung dari W net = tenaga/daya bersih yang dihasilkan

persamaan berikut; turbin


·
(T - T ) - (Tb - T5 ) Q PH / E = jumlah panas yang dipindahkan
LMTD E = a 1 (12)
T -T
ln[ a 1 ] karena
Tb - T5
reheater/evaporasi/penguapan
Perpindahan panas karena penguapan/evaporasi
dihitung dengan;
Daya bersih (net power) siklus
· · _ ·
Q E = mb C b (Ta - Tb ) = mwf (h1 - h5 ) (13) merupakan perbedaan antara energi panas input

Persamaan-persamaan yang berkaitan dengan dan energi panas buangan, persamaannya

preheater (PH) adalah sebagai berikut; dinyatakan sebagai berikut;

· _ ·
Q PH = U APH LMTD PH (14) Qc h2 - h3
hth = 1 - ·
= 1- (18)
Q PH / E h1 - h4
(Tb - T5 ) - (Tc - T4 )
LMTD PH = (15)
T -T
ln[ b 5 ]
Tc - T 4 dimana:
· · _ · ·

Q PH = mb C b (Tb - Tc ) = m wf (h5 - h4 ) (16) Q c = panas yang dilepas akibat pendinginan


Perbandingan panas buangan dihitung
Koefisien perpindahan panas keseluruhan dengan persamaan berikut;
(overall heat transfer coefficient), ditentukan
28 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 21 - 34

· lain; R-11, R-13B1, R-744 (CO2), R-290 dan


Qc 1
·
= -1 (19) R-113.
W net hth
Selain sifat-sifat termodinamik, faktor
lain yang sering digunakan untuk pemilihan
Jika daya siklus net digunakan untuk
fluida kerja adalah stabilitas fluida, kemudahan
memasok pembangkit diperlukan tambahan
untuk terbakar (flammability), sifat racun
daya seperti pompa sumur, fan cooling tower,
(toxicity), kompatibilitas bahan (korosi),
lampu penerangan dll., dimana semua beban
dampak terhadap lingkungan dan biaya. Untuk
parasitik ini akan mengurangi daya siklus net
pertimbangan fluida, hanya sifat mudah
untuk mendapatkan daya pembangkit net.
terbakar yang sangat berbeda dalam
Karena siklus binari cenderung memiliki
perbandingan hidrokarbon aliphatic seperti;
interval efisiensi panas antara 10 – 13%, maka
propana dan isobutana terhadap hidrokarbon
seberapapun pengurangan daya net akan
aliphatic halogenated dan gas seperti
berpengaruh terhadap kinerja pembangkit. Cara
karbondiokasida (CO2). Amoniak tidak mudah
lain mengetahui kinerja siklus dan pembangkit
terurai menjadi hidrogen dan nitrogen. Di
dihitung dengan menggunakan hukum
bawah 300oC, laju peruraian relatif lambat dan
termodinamika II dalam bentuk efisiensi
tidak terlalu membatasi rancangan. Pemilihan
utilisasi (ŋu) yaitu perbandingan daya
jenis fluida kerja sangat menentukan kinerja
pembangkit net aktual dengan daya teoritikal
dari siklus binari.
maksimum yang diperoleh dari fluida panas
· HASIL DAN PEMBAHASAN
bumi pada kondisi reservoir ( E res ), yaitu;

· ·
Hasil pengukuran temperatur air separasi
W net W net di dalam pipa (T line) berkisar 140 oC dan laju
hu º ·
= ·
E res m b [(hres - h0 ) - T0 ( S res - S 0 )] alir massa air pada TKS 7 bar yang diukur

(20) dengan alat V-nocth adalah 1,2 kg/detik atau

Pemilihan Fluida Kerja atau 4,32 ton/jam yang akan dimanfaatkan


untuk PLTP sistem binari. Pada tekanan kepala
Ada 7 (tujuh) fluida kerja yang umum sumur 8 barg atau 9,013 bara kondisi uap di
digunakan sebagai penggerak turbin pada kepala sumur bersifat kering sehingga perlu
sistim siklus binari, yaitu; refrigerant R-22, R- dilakukan flash hingga diperoleh sifat fluida
717(NH3), R-114, R-115, R600a (isobutane), sumur yang basah. Sifat fluida panas bumi
RC-318, dan R-32. Sifat-sifat termodinamik ke sumur MT-4 yang kering tidak cocok untuk
tujuh refrigerant yang tersedia di dalam sistem pembangkit listrik binari.
literatur adalah interval tekanan dan
Analisis Proses Flashing
temperatur kritis serta berat molekul. Beberapa
refrigerant lain yang berpotensi dapat Perhitungan flash bertujuan untuk
digunakan untuk aplikasi panas bumi antara menghitung laju aliran massa uap dan air dari
Analisis Kandungan Energi Fluida Panas Bumi Entalpi Rendah 29

kepala sumur setelah dilakukan proses flashing. umpan ke boiler, dari boiler ke turbin dan dari
Untuk perhitungan ini, harus diketahui data turbin ke kondenser.
tekanan kepala sumur, kualitas fluida (uap dan Besarnya tekanan pada fluida kerja
air), laju aliran fluida (uap dan air) dan tekanan sangat berpengaruh terhadap karakteristiknya,
akhir flashing. maka besarnya kehilangan tekanan disepanjang
Berdasarkan pada kualitas uap dan laju sistim pemipaan perlu dihitung. Data teknis
aliran setelah flashing, dapat dihitung laju spesifikasi sistim pemipaan dan hasil
aliran uap dan laju aliran air setelah flashing. perhitungan hilang tekanan dapat dilihat pada
Suhu air setelah flashing adalah suhu saturasi Tabel-2 dan Tabel-3 berikut;
pada tekanan akhir flashing. Laju aliran air cair Tabel-2
dan suhunya setelah flashing digunakan sebagai Data Teknis Pemipaan Fluida Kerja dan
dasar perhitungan sistem pemanasan siklus Fluida Pemanas
biner. Hasil perhitungan proses flashing fluida
sumur panas bumi MT-4 Mataloko seperti pada
Tabel-1 berikut;
Tabel-1
Hasil Analisis Proses Flashing
Data Masukan Besaran
Tekanan uap pada kepala sumur (barg) 2.000000
Tekanan uap pada kepala sumur (bara) 3.013000
Laju aliran uap (ton/jam) 1.700000
Laju aliran uap (kg/s) 0.472222
Laju aliran air cair (ton/jam) 4.320000
Laju aliran air cair (kg/s) 1.200000
Kualitas uap pada kepala sumur (%)
Tekanan akhir flash (bara)
28.239203
3.013000
Tabel-3
Laju aliran total (kg/s) 6.020000
Laju aliran total (ton/jam) 1.672222 Pressure Drop Fluida Kerja dan Fluida
Parameter mula-mula akhir flash Pemanas
Tekanan (bara) 3.013000 3.013000
Entalpi air cair jenuh (kJ/kg) 556.263038 556.263038
Entalpi uap air jenuh (kJ/kg) 2723.115253 2723.115253
Suhu saturasi (K) 410.157120 410.157120
Suhu saturasi (derajat C) 137.007120 137.007120
Densitas air cair (kg/m3) 920.947682 920.947682
Densitas uap air (kg/m3) 1.666902 1.666902
Entalpi total (kJ/kg) 1168.164826 1168.164826
Kualitas uap (%) 28.239203 28.239203
Laju alir uap (kg/s) 0.472222 0.472222
Laju alir air cair (kg/s) 1.200000 1.200000

Analisis Pressure Drop Dalam Sistim


Pemipaan

Kehilangan tekanan (pressure drop) Perhitungan Boiler


terjadi pada sistim pemipaan fluida kerja dan
Tipe boiler adalah shell and tube, fluida
pemipaan fluida panas bumi. Sistim pemipaan
panas bumi pada sisi tube dan fluida kerja (n-
fluida kerja terdiri atas: sistim pemipaan dari
pentana) mengalir pada sisi dengan pola aliran
kondenser ke pompa umpan, dari pompa
30 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 21 - 34

sekali lintas (counter current) dan material Tabel-5


boiler adalah stainless steel dengan diameter Hasil Perhitungan Boiler
pipa 0,5 cm, tebal dinding pipa 1 mm, jumlah
pipa adalah 20.000 buah dan sudut kemiringan
boiler 90o. Fluida kerja n-pentana dengan
tekanan 660 kPa dipompa ke boiler, karena
adanya kehilangan tekanan, tekanan inlet boiler
menjadi 643,9 kPa dan sifat-sifat fisik fluida
kerja dihitung dengan persamaan korelasi.
Berdasarkan data teknis boiler (tabel-4) dapat
dihitung pertukaran energi dan spesifikasi
boiler seperti dapat dilihat pada tabel-4 dan 5
berikut.

Tabel-4
Data Teknis Boiler

Perhitungan Kondenser

Perhitungan kondenser meliputi


perhitungan perpindahan panas dari fluida kerja
ke fluida pendingin pada kondenser. Tipe
kondenser adalah Shell and tube dengan
material terbuat dari stainless steel. Jumlah pipa
adalah 20.000 buah. Fluida pendingin yang
digunakan adalah udara yang mengalir pada
sisi tube sedangkan fluida kerja mengalir pada
sisi Shell dengan pola aliran sekali lintas
(counter current). Fluida kerja keluar dari
turbin masih bertemperatur 101,7oC dan
didinginkan dengan udara bertemperatur 30oC.
Berdasarkan data teknis kondesner seperti pada
tabel-6, hasil perhitungan perpindahan energi
panas di dalam konenser dapat dilihat pada
tabel-7 berikut;
Analisis Kandungan Energi Fluida Panas Bumi Entalpi Rendah 31

Tabel-6 Tabel-7
Data Teknis Kondenser Hasil Perhitungan Kondenser

Fluida kerja n-pentana yang masuk ke


turbin bertemperatur 135,8oC dan tekanan inlet
turbin adalah 623,24 kPa memutar turbin dan
turbin memutat generator, daya yang dihasilkan
oleh generator merupakan perkalian massa alir
fluida kerja dikalikan dengan daya
termodinamik turbin spesifik yang merupakan
selisih entalpi pada turbin inlet dan entalpi pada
outlet turbin dikalikan dengan efisiensi
mekanik turbin dan efisiensi generator maka
Perhitungan Turbin daya yang dihasilkan oleh generator adalah
sebesar 27,4 kW.
Perhitungan termodinamika yang terjadi
Daya netto siklus adalah daya yang
di turbin didasarkan pada data teknis turbin
dihasilkan generator dikurangi dengan daya
seperti pada Tabel-8 dan hasil perhitungannya
yang digunakan oleh motor pompa umpan,yaitu
dapat dilihat pada Tabel-9.
0,63 kW maka daya netto siklus adalah sebesar
26,8 kW.
32 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 21 - 34

Tabel-8 Hasil analisis dan evaluasi energi yang


Data Teknis Turbin masih dikandung dalam air separasi untuk
dimanfaatkan sebagai sumber panas untuk
PARAMETER TEKNIS %
Eisinesi Turbin 90.0 mengubah fasa cair fluida kerja tertentu
Efisiensi Mekanik Turbin 98.0
Efisiensi generator 98.0 (pentane atau isobutana atau lainnya) menjadi
Efisiensi termodinamik pompa umpan 60.0 fasa uap untuk kemudian dialirkan untuk
Efisiensi mekanik pompa umpan 98.0
Efisiensi motor pompa umpan 98.0 menggerakan turbin, prinsip pembangkit seperti
Efisiensi termodinamik pompa 60.0 ini dinamakan sistem siklus binari.
sirkulasi fluida panas
Efisiensi mekanik pompa fluida panas 98.0 Dalam perhitungan termodinámika
Efisiensi motor pompa fluida panas 98.0
siklus binari, terlebih dahulu ditentukan jenis
Efisiensi termodinamik blower udara 70.0
pendigin fluida kerja yang akan digunakan. Setelah itu
Efisiensi mekanik blower udara 98.0
pendigin ditentukan tekanan operasi siklus binari, yaitu
Efisiensi motor blower udara pendigin 98.0 tekanan operasi boiler (tekanan tinggi) dan
Tekanan outlet turbin, kPa 145.0
tekanan operasi kondenser (tekanan rendah).
Tabel-9
Ditentukan pula derajat superheat uap fluida
Hasil Perhitungan Turbin
kerja keluar boiler dan derajat subcooled fluida
kerja masuk boiler, dan juga laju aliran fluida
kerja. Selanjutnya dihitung berbagai sifat
saturasi fluida kerja yang dipandang perlu,
yaitu : suhu saturasi, entalpi uap jenuh, entalpi
cair jenuh, densitas uap jenuh, densitas cair
jenuh, kalor spesifik uap jenuh, kalor spesifik
cair jenuh, entropi uap jenuh, entropi cair
jenuh.
Analisis energi yang dikandung fluida
panas bumi entalpi rendah ini dilakukan dengan
menghitung entalpi dan entropi fluida kerja
pada berbagai posisi, yaitu : keluar dari pompa
umpan dam masuk boiler, keluar dari boiler
Sumur panas bumi MT-4 memproduksi dan masuk turbin, keluar dari turbin dan masuk
fluida 2 fasa (air dan uap) dimana berdasarkan kondenser, keluar dari kondenser dan masuk
pada analisis hasil uji alir pada tekanan kepala pompa umpan
sumur 7 bar dan tekanan separator 6.8 bar, laju Fluida kerja yang digunakan dalam perhitungan
alir massa uap dan laju massa air separasi ini adalah n-pentana (C5H12) dengan
setelah separator adalah sebesar 1,7 kg/detik pertimbangan fluida ini memiliki titik didih
dan 1, 2 kg/detik cukup rendah, tidak beracun dan stabil pada
Analisis Kandungan Energi Fluida Panas Bumi Entalpi Rendah 33

temperatur tinggi serta mudah diperoleh fluida kerja di boiler, maka besarnya adalah
dipasaran. 11,1%. Sedangkan daya yang dihasilkan sistim
Perubahan tekanan di sepanjang netto merupakan daya netto siklus dikurangi
aliran/pipa sangat berpengaruhterhadap daya atau beban parasitic (daya yang
karakteristik fluida kerja seperti entalpi, digunakan untuk menggerakan pompa umpan,
entropi, energi dalam, panas spesifik, boiler dan blower) dan besarnya adalah 20,2
ciskositas, densitas dan sebagainya yang ini kW dengan efisiensi netto sistim adalah
berpengaruh terhadap perhitungan energi sebesar 8,4%.
sistem secara keseluruhan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Perhitungan energi pada boiler diketahui bahwa
Kesimpulan
daya listrik yang diperlukan untuk memompa
1. Air hasil pemisahan di separator (air
fluida kerja sebesar 0,63 kW. Di dalam boiler
separasi) dari sumur panas bumi MT-4
fluida kerja sebesar 0,45 kg/detik bersentuhan
bersifat netral dengan (pH) antara 6 – 7
dengan 1,2 kg/detik fluida panas bumi
dan tekanan kepala sumur (TKS) 7 bar
o
bertemperatur 137 C. Hasil analisis
memproduksi uap sebesar 1,7 kg/detik dan
perpindahan panas yang terjadi di boiler adalah
air separasi sebesar 1,2 kg/detik
sebesar 240,0 kW dan dapat menaikkan
bertemperatur kurang lebih 135 - 140oC.
o
temperatur fluida kerja dari 42,8 C menjadi
2. Untuk mencegah terjadinya endapan dan
135,8 oC dengan tekanan sebesar 623,24 kPa
korosi di peralatan produksi sumur, selalu
dan merubah fasa fluida kerja menjadi uap
dijaga tetap dalam kondisi panas dengan
superheat untuk mengerakkan turbin, dan
melakukan bleeding.
untuk dapat melepas panas sebesar 240,2 kW
3. Untuk mengubah fasa fluida kerja (n-
diperlukan boiler berukuran tinggi 5,11 m dan
pentana) dengan laju alir 0,45 kg/detik
diameter 1,08 m.
diperlukan boiler dengan dimensi panjang
Di dalam kondenser terjadi pelepasan
5,1 m, diameter 1,1 m dan luas penampang
panas oleh fluida kerja, total sebesar 211,95
0,9 m2. Sedangkan untuk mengubah phasa
kW yang diserap oleh udara sehingga
uap fluida kerja menjadi phasa cair
o
temperaturnya naik menjadi 34,6 C dan
kembali diperlukan kondenser dengan
menurunkan temperatur fluida kerja menjadi
dimensi panjang 4,4 m, diameter 1,5 m
37,1 oC. Untuk mendinginkan fluida kerja ini
dan luas penampang 1,7 m2
diperlukan kondenser dengan ukuran panjang
4. Total kehilangan tekanan fluida kerja yang
4,4 m dan diameter 1,5 m dan daya listrik yang
terjadi di seluruh sistim adalah sebesar
diperlukan oleh blower sebesar 5,6 kW.
35,77 kPa dan total kehilangan tekanan
Effisiensi turbin sistim merupakan
fluida pemanas (fluida panas bumi) adalah
perbandingan antara daya netto yang dihasilkan
sebesar 131,25 kPa.
sistim terhadap jumlah panas yang diterima
34 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 21 - 34

5. Jumlah panas total yang dapat diserap oleh energi panas bumi dalam upaya
fluida kerja di boiler adalah sebesar 240,20 pemberdayaan masyarakat.
kW dan jumlah panas yang dilepas oleh
DAFTAR PUSTAKA
fluida kerja ke udara pendingin adalah
1. D. Chandrasekharam and Jochen
sebesar 211,95 kW
Bundschuh, Low-Enthalpy Geothermal
6. Perpindahan panas yang terjadi dalam
Resources for Power Generation, CRC
boiler dari fluida panas bumi ke fluida
Press/Balkema, Netherlands, 2008, hal 15.
kerja menyebabkan temperatur fluida
2. Edwards, L.M., et al, Handbook Of
kerja naik dari 42,8 oC menjadi 135,8 oC
Geothermal Energy, Gulf Publishing
saat keluar boiler yang digunakan untuk
Company, USA. 1982, hal 58 -59 dan hal
menggerakan turbin.
431.
7. Pada proses pendinginan di dalam
3. Stanley L. Milora and Jefferson W. Tester,
kondenser, perpindahan panas dari fluida
Geothermal Energy As A Source Of
kerja ke udara pendingin menyebabkan
Electric Power, Thermodynamic and
temperatur fluida kerja turun dari 101,7 oC
Economic Design Criteria, The MIT Press,
menjadi 37,1 oC saat keluar kondenser
Cambridge, Massachusetts, and London,
yang disirkulasikan kembali ke pompa
England, Third printing, November 1977.
umpan. Sedangkan temperatur udara
4. Ronald DiPippo, Geothermal Power Plant,
pendingin naik dari 30,0oC menjadi
Principle, Application, Case Studies and
34,6oC.
Environmental Impact, Dartmouth,
8. Fluida kerja yang digunakan adalah n-
Massachusetts, May 2007.
pentana dengan laju alir massa 0,45
5. Grant, A. Malcolm, et al, Geothermal
kg/detik dan udara dengan laju alir 11
Reservoir Engineering, Academic Press.
kg/detik digunakan sebagai fluida
New York. 1982, hal 108 –146.
pendingin serta daya netto (net power)
6. Soeroso, et al, Estimating Production Well
yang dihasilkan sebesar 20 - 30 kW
Potential At Kamojang Geothermal Field
dengan effisiensi sistim sebesar 8 – 10%.
From Water Loss Test And Discharge Test,

Saran Indonesia Petroleum Association Vol.II,


Jakarta, 24 – 26 Oktober 1990.
1. Pemanfaatan fluida panas bumi sebagai
sumber energi baik untuk listrik maupun
non listrik perlu memerhatikan kondisi di
permukaan dan bawah permukaan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Peran Pemda dan masyarakat setempat
sangat diperlukan dalam pengembangan

Anda mungkin juga menyukai