Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Saya ingin menjadi guru yang dapat menciptakan komunikasi dua arah antara guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk itu saya harus dapat menggunakan model dan
metode pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik peserta didik dalam menyusun
rancangan kegiatan pembelajaran yang sistematis. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran
dapat memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang bagi peserta
didik untuk meningkatkan kreativitasnya sesuai minatnya. Sehingga peserta didik saya dapat
menunjukkan sifat responsif, memiliki rasa ingin tahu, semangat belajar, dan rasa percaya
diri.
Selain itu, saya juga ingin menjadi guru yang dapat menarik perhatian peserta didik
disaat mengajar, terutama dalam proses pemaparan konsep pada materi pembelajaran yang
dibutuhkan peserta didik. Hal ini penting bagi saya untuk dapat menjaga antusiasme peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga peserta didik saya memiliki minat
yang tinggi untuk belajar dan dapat memahami pelajaran serta menerima informasi yang
diberikan dengan baik.
Pada tahap menanya, saya kesulitan untuk mendorong peserta didik agar berani dan
percaya diri untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat. Sehingga hanya sebagian peserta
didik yang aktif menanya. Begitu pula pada tahap mencoba, saya masih belum dapat
memotivasi seluruh peserta didik saya untuk terus mencoba mencari penyelesaian masalah.
Akibatnya beberapa peserta didik menyerah untuk memecahkan masalah dan bergantung
kepada jawaban teman di dalam kelompoknya. Hal ini mempengaruhi proses pembelajaran
pada tahap selanjutnya yaitu mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Akibatnya tujuan
pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal yang terlihat dari hasil belajar peserta didik
pada aspek pengetahuan dan keterampilan.
Terdapat beberapa alternatif solusi yang berpotensi untuk mengatasi masalah tersebut.
Salah satunya adalah dengan melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning). Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang menggunakan
masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended)
untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar
mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Model pembelajaran ini
mencakup aspek-aspek pendekatan saintifik dalam sintaksnya. Dengan penyajian masalah
nyata, bahan pengamatan yang diamati peserta didik menjadi lebih menarik. Diharapkan hal
ini dapat mendorong peserta didik untuk menjadi lebih aktif bertanya dan memberi tanggapan.
Hal ini didukung oleh pendapat Strobel dan Barneveld (2009, hlm. 55) bahwa
Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas, maka saya mengangkat judul penelitian
tindakan kelas yakni “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Pemecahan
Masalah Peserta Didik Pada Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Di Kelas ... SMA N 2 Kota Padang”.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk :
1. Bagi guru, sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
dan pemecahan masalah peserta didik di kelas ... SMA N 2 Kota Padang pada
penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
2. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan
pemecahan masalah pada pembelajaran matematika.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong peserta didik untuk menjadi
lebih aktif bertanya dan memberi tanggapan. Hal ini didukung oleh pendapat Strobel dan
Barneveld (2009, hlm. 55) bahwa
Pemahaman konsep terdiri dari dua kata, yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman
berasal dari kata dasar paham dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berartimengerti
benar. Seseorang dikatakan paham terhadap suatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar
dan mampu menjelaskan suatu hal yang dipahaminya. Sedangkan konsep adalah ide abstrak
yang memungkinkan seseorang untuk dapat mengelompokkan objek atau kejadian dan
menerangkan apakah objek atau kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide
dasar dari konsep adalah “apa”. Berdasarkan uraian tersebut, seseorang dikatakan memahami
konsep apabila orang tersebut mengerti benar dan mampu mengelompokan dan menerangkan
suatu objek apakah termasuk contoh atau bukan contoh dari suatu ide, sesuai dengan pendapat
Sanjaya (2009), pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan
sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah
konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapan kembali dalam bentuk lain yang mudah
dimengerti, memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai
Salah satu aspek penting dari hasil belajar adalah aspek pengetahuan (kognitif) dimana
yang terdamasuk ke dalam aspek tersebut adalah pemahaman. Pemahaman berada pada
tingatan berpikir awal yang masih rendah sesuai dengan Permendikbud no 22 Tahun 2016
Memahami merupakan C2 (lower order thinking) serta menurut Anderson & Krathwohl
siswa. Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan
memudahkan peserta didik dalam mempelajari matematika, sesuai dengan menurut NCTM
(1989:223) “ konsep merupakan bagian penting dalam matematika. Siswa dapat membuat
pengertian dari matematika jika mereka mengerti dengan konsep dan mampu
menginterpretasikan konsep”.
Selain itu pemahaman konsep mempunyai dampak bagi kajian pemahaman konsep
selanjutnya, yang dalam hal ini pemahaman konsep dapat diukur dengan tes kognitif pada
siswa. Maka dari itu, dampak pemahaman yang didapatkan siswa pada konsep yang
besangkutan tentu saja akan berimbas pada ketercapaian tujuan pembelajaran yang
dilaksanakan.
Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar
peserta didik memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemampuan dasar yang lain
sebagian atau mendefinisikan bahan pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri. Dengan
kemampuan siswa menjelaskan atau mendefinisikan, maka siswa tersebut telah memahami
konsep atau prinsip dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai
susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya sama.
Seseorang dikatakan menguasai konsep apabila orang tersebut memenuhi kriteria atau
Pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam
pembelajaran matematika. Van de Walle (2012:4) menyatakan bahwa semua peserta didik
harus membangun pengetahuan matematika baru melalui pemecahan masalah. Pernyataan ini
dengan jelas mengindikasikan bahwa pemecahan masalah harus dipandang sebagai
saranapeserta didik untuk mengembangkan ide-ide matematika. Melalui masalah peserta didik
hendaknya mampu mengembangkan gagasan-gagasan dasar yang dimilikinya dalam
pemerolehan pengetahuan baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sejalan dengan hal tersebut, NCTM (2000 :49) menyatakan pemecahan masalah
matematika adalah salah satu standar kemampuan yang harus dimiliki para peserta didik
setelah menyelesaikan suatu pembelajaran karena merupakan target pembelajaran matematika
yang sangat berguna bagi peserta didik dalam kehidupannya. Pemecahan masalah dapat
dilihat indikator keberhasilannya dari kemampuan peserta didik melakukan tahapan
pemecahan masalah yang dikemukakan Polya. Dimana Polya (1973:15) menjelaskan bahwa
empat tahap proses pemecahan masalah yaitu : a) understanding the problem (memahami
masalah), b) defenising a plan (merencanakan penyelesaian), c) carring out the plan
(melaksanakan rencana), d) looking back (refleksi).
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang merupakan penelitian yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelasnya
sendiri secara kolaboratif dan partisipatif untuk memperbaiki atau mengkehendaki perubahan
kualitas pembelajaran menjadi lebih baik dan mencapai hasil yang maksimal. Penelitian
tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus diawali dengan perencanaan tindakan,
penerapan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, dan
melakukan refleksi, dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
dapat tercapai.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas ... SMA N 2 Kota Padang tahun
ajaran 2018/2019 dengan jumlah peserta didik ... orang yang terdiri dari ... peserta didik laki-
laki dan ... peserta didik perempuan. Adapun yang terlibat dalam penelitian ini adalah :
a. Penulis sebagai praktisi yang akan melaksanakan penelitian pada kelas ... SMA N 2 Kota
Padang.
b. Dua orang teman sejawat sebagai observer.
3.3 Waktu atau Lama Penelitian
Alur kegiatan dilakukan sesuai dengan Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis
& Mc Taggart sebagai berikut :
Siklus I
Pelaksanaan model Problem Based Learning
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tindakan dan
Diskusi
pengamatan 1. Orientasi masalah kepada peserta didik
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk
Refleksi Belum Berhasil belajar
3. Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Siklus II Rencana II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
Siklus ke-n
Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) dan teman sejawat (observer) berusaha
mengenal, merekam, dan mendokumentasikan semua indikator dan proses hasil perubahan
yang terjadi baik disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam
pembelajaran matematika dengan model PBL. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam
bentuk observasi.
Pengamatan akan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus 1 sampai dengan
siklus akhir. Pengamatan yang dilakukan pada siklus dapat mempengaruhi penyusunan
tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru
dan diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
3.4.4 Refleksi
Refleksi akan diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini peneliti
(praktisi) dan teman sejawat (observer) mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru
dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah : (1) Menganalisis tindakan yang bau dilakukan.
(2) Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan. (3) Melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang diperoleh.
Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan pada tindakan selanjutnya.
Apabila proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan model pembelajaran yang
digunakan, tetapi hasil yang dicapai belum seperti yang diharapkan (dalam hal ini pemahaman
konsep dan pemecahan masalah matematika peserta didik), maka penelitian ini akan
dilanjutkan pada siklus selanjutnya dengan memperaiki tindakan namun tidak merubah model
pembelajaran. Kelemahan-kelemahan dan kendala yang ditemukan pada siklus I diperbaiki
pada siklus II dan kekuatan yang ada direkomendasikan pada siklus II. Berdasarkan pada
kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus I disusun kembali perencanaan untuk
pelaksanaan siklus II. Dan selanjutnya sampai siklus ke-n hingga penelitian ini berhasil.
3.5 Data dan Sumber Data
3.5.1 Data penelitian
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan dan dokumentasi dari setiap tindakan
perbaikan pada pembelajaran matematika dengan model PBL pada peserta didik di kelas ... .
data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
pembelajaran yang berupa informasi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku guru dan peserta didik
yang meliputi interaksi belajar mengajar antara peserta didik dan guru, peserta didik
peserta didik dengan model PBL pada pembelajaran Matematika kelas ... dengan
menitikberatkan pada kemampuan pemahaman masalah dan pemecahan masalah.
b. Evaluasi pembelajaran, baik yang berupa evaluasi proses maupun hasil belajar.
c. Hasil tes peserta didik baik sebelum maupun sesuadah pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan model RME.
1. Sumber data
Sumber data penelitian diperoleh dari peserta didik dan guru kelas ... dan proses
kegiatan pembelajaran matematika dengan menerapkan model PBL di kelas ... yang meliputi
perencaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, kegiatan evaluasi pembelajaran, perilaku
guru dan peserta didik pada proses pembelajaran. Pengambilan video aktivitas guru dan
peserta didik pada proses pembelajaran yang hasilnya nanti akan dideskripsikan juga menjadi
sumber data dalam penelitian.
Data yang diperoleh dalam penelitian danalisis dengan menggunakan model analisis
data kualitatif dan kuantitatif. Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut :
Indikator Pemahaman
No. Respon terhadap masalah Skor
Konsep
1. Tidak ada menyatakan konsep 0
2. Menyatakan konsep ada tetapi tidak
dinyatakan dengan benar dan tidak 1
lengkap
3. Menyatakan konsep kurang lengkap
Menyatak ulang sebuah
1. dan sebagian yang dinyatakan 2
Konsep
dengan benar
4. Menyatakan konsep lengkap tetapi
3
ada sedikit kesalahan
5. Menyatakan konsep benar dan
4
lengkap
1. Tidak ada mengklasifikasikan objek 0
2. Mengklasifikasikan objek ada tetapi
tidak dinyatakan dengan benar dan 1
tidak lengkap
Mengklasifikasikan 3. Mengklasifikasikan objek kurang
2. Objek menurut sifat- lengkap dan sebagian yang 2
sifatnya sesuai konsep dinyatakan dengan benar
4. Mengklasifikasikan objek lengkap
3
tetapi ada sedikit kesalahan
5. Mengklasifikasikan objek benar dan
4
lengkap
1. Tidak ada menberi contoh dan bukan
0
contoh
2. Memberikan contoh dan bukan
contoh ada tetapi tidak dinyatakan 1
dengan benar dan tidak lengkap
3. Memberikan contoh dan bukan
Memberi contoh dan non
3. contoh kurang lengkap dan sebagian 2
contoh dari konsep
yang dinyatakan dengan benar
4. Memberikan contoh dan bukan
contoh lengkap tetapi ada sedikit 3
kesalahan
5. Memberikan contoh dan bukan
4
contoh benar dan lengkap
4. Menyajikan konsep 1. Tidak ada gambar dan penyajian 0
Indikator Pemahaman
No. Respon terhadap masalah Skor
Konsep
dalam berbagai bentuk konsep
representasi matematis 2. Gambar dan penyajian konsep ada
tetapi tidak dinyatakan dengan benar 1
dan tidak lengkap
3. Gambar dan penyajian konsep
kurang lengkap dan sebagian yang 2
dinyatakan dengan benar
4. Gambar dan penyajian konsep
3
lengkap tetapi ada sedikit kesalahan
5. Gambar dan penyajian konsep benar
4
dan lengkap
5. Mengembangkan syarat 1. Tidak ada mengkaji mana syarat 0
perlu atau syarat cukup perlu dan mana syarat cukup suatu
dari suatau konsep konsep
2. Mengkaji mana syarat perlu dan 1
mana syarat cukup suatu konsep ada
tetapi tidak dinyatakan dengan benar
dan tidak lengkap
3. Mengkaji mana syarat perlu dan 2
mana syarat cukup suatu konsep
kurang lengkap dan sebagian yang
dinyatakan dengan benar
4. Mengkaji mana syarat perlu dan 3
mana syarat cukup suatu konsep
lengkap tetapi ada sedikit kesalahan
5. Mengkaji mana syarat perlu dan 4
mana syarat cukup suatu konsep
benar dan lengkap
6. Mengaplikasikan konsep 1. Tidak ada menggunakan konsep dan 0
atau algoritma prosedur dalam menyelesaiakan
pemecahan masalah masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
2. Menggunakan konsep dan prosedur 1
dalam menyelesaiakan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari ada tetapi tidak dinyatakan
dengan benar dan tidak lengkap
3. Menggunakan konsep dan prosedur 2
dalam menyelesaiakan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari kurang lengkap dan sebagian
yang dinyatakan dengan benar
4. Menggunakan konsep dan prosedur 3
dalam menyelesaiakan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari lengkap tetapi ada sedikit
kesalahan
5. Menggunakan konsep dan prosedur 4
dalam menyelesaiakan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-
Indikator Pemahaman
No. Respon terhadap masalah Skor
Konsep
hari benar dan lengkap
Kemampuan pemecahan masalah pada penelitian ini adalah kemamuan peserta didik
dalam menyelesaikan masalah matematika dengan berpedoman pada proses penemuan
jawaban yang menghadirkan teknik-teknik heuristics dari Polya, yakni :
a. Memahami masalah
b. Merencanakan penyelesaian masalah, yang menyangkut pemilihan strategi.
c. Menjalankan rencana penyelesaian.
d. Memeriksa kembali kebenaran jawaban dan mengkaji hasil yang diperoleh.
SP
KI = SM x 100 %
≤59% = Kurang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan
menggunakan metode tanya jawab dan diskusi kelompok peserta didik dapat menentukan
himpunan penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode eliminasi-
substitusi dengan teliti.
D. Materi Pembelajaran
Penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode eliminasi - substitusi.
E. Metode Pembelajaran
F. Media
G. Sumber Belajar
1. Buku wajib : Sinaga, Bornok, dkk. 2017. Buku siswa kelas. Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Buku referensi : Kanginan, Marthen. 2017. Matematika SMA Kelas X. Jakarta :
Erlangga.
3. Website : Lumenlearning.com
(https://courses.lumenlearning.com/wmopen-collegealgebra/chapter/introduction-
systems-of-linear-equations-three-variables/ )
H. Langkah-langkah Pembelajaran
II. Inti
Orientasi Peserta Didik pada Masalah 25 Menit
1. Untuk menguasai materi ini, guru membagi peserta didik ke dalam
kelompok dengan anggota 4-5 orang dan setiap anggota kelompok
diberikan LKPD 3.3 pertemuan 4.
2. Peserta didik membaca ilustrasi cerita berupa contoh masalah yang
ada penyelesaiannya pada buku wajib halaman 46-52.
3. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang
tidak dipahami.
4. Jika tidak ada peserta didik yang menanya, guru memberi
pertanyaan terkait masalah tersebut untuk menggali informasi yang
didapat peserta didik dari hasil membaca.
5. Guru memberi kesempatan peserta didik membaca ilustrasi cerita
pada LKPD. (Mengamati)
Tiga tukang cat, Joni, Deni dan Ari yang biasa bekerja secara
bersama-sama. Mereka dapat mengecat eksterior (bagian luar)
sebuah rumah dalam waktu 10 jam kerja. Pengalaman Deni dan
Ari pernah bersama-sama dalam waktu 15 jam kerja. Suatu hari,
ketiga tukang cat ini bekerja mengecat rumah serupa selama 4 jam
kerja. Setelah itu, Ari pergi karena ada suatu keperluan mendadak.
Joni dan Deni memerlukan tambahan waktu 8 jam kerja lagi untuk
menyelesaikan pengecatan rumah. Tentukan waktu yang
dibutuhkan masing-masing tukang cat, jika masing-masing bekerja
sendirian !
6. Peserta didik melakukan identifikasi pada masalah tentang sistem
persamaan linier tiga variabel yang disajikan dengan mengisi kolom
informasi pada LKPD.
Mengorganisasi Siswa untuk Belajar
1. Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang masalah sistem
persamaan linier tiga variabel yang disajikan. (Menanya)
2. Melalui metode tanya jawab, guru memberikan pertanyaan yang
memancing siswa untuk bertanya tentang masalah sistem
persamaan linier tiga variabel yang disajikan.
3. Melalui metode tanya jawab, guru dan peserta didik menemukan
tiga fakta yang ada pada masalah.
4. Peserta didik berdiskusi di dalam kelompok untuk menentukan
besaran-besaran yang dimisalkan sebagai variabel x, y dan z pada
kotak pemisalan.
III. Penutup
1. Guru bersama peserta didik baik melalui tanya jawab melakukan
7 Menit
refleksi mengenai proses dan hasil belajar pada pertemuan ke 4.
2. Guru dan peserta didik menyatakan manfaat hasil belajar terkait
sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode campuran
(eliminasi-substitusi) dalam kehidupan sehari-hari.
3. Guru memberikan apresiasi terhadap partisipasi diskusi oleh semua
peserta didik dengan mengucapkan kalimat terima kasih dan
kalimat motivasi.
4. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian
tugas yang dikerjakan secara individual di rumah yaitu mengerjakan
latihan soal yang terdapat pada laman website lumenlearning.com
minimal 3 soal dan menuliskannya pada buku tugas secara individu.
b. Keterampilan
No Teknik Bentuk Contoh butir Waktu Keterangan
instrumen instrumen pelaksanaan
Daftar Pustaka
Dilengkapi gambar /
1 Kelengkapan materi
hal yang menarik yang
dengan baik
3 Kemampuan presentasi
Manajemen waktu yang baik
Hanya 3 kriteria yang terpenuh
3
Hanya 2 kriteria yang terpenuh
2
Hanya 1 kriteria yang terpenuh
1
Skor Maksimal
Lembar Kerja Peserta Didik
Pertemuan 4
Kelas : Anggota : 1.
Kelompok : 2.
Nama : 3.
4.
Deni
Joni
Ari
Nah, dari cerita di atas bagaimana Ananda menentukan kecepatan Joni, Deni dan Ari
bekerja menyelesaikan pengecatan rumah tersebut ? Ananda sebaiknya menuliskan terlebih
dahulu informasi yang Ananda dapatkan pada kolom berikut :
Diketahui :
Ditanya :
Setelah itu, buatlah pemisalan untuk waktu yang dibutuhkan (satuan hari) masing-
masing tukang cat.
Misalkan :
Dari pemisalan yang telah Ananda buat, dapatkah Ananda menentukan hubungan tiap-
tiap kecepatan untuk menyelesaikan pengecatan rumah dalam bentuk persamaan ?
Petunjuk : Persamaan :
Agar persamaan yang
Ananda buat menjadi
lebih sederhana, lakukan
pemisalan kembali untuk
waktu yang diperlukan
masing-masing tukang
cat dalam menyelesaikan
satu set pesanan.
Selamat ! Ananda telah dapat menuliskan tiga persamaan pada kolom di atas, itu artinya
Ananda telah berhasil menemukan sistem persamaan linear tiga variabel dari ilustrasi cerita
tersebut. Nah, sekarang tentukanlah waktu yang dibutuhkan masing-masing tukang cat jika
bekerja sendiri ! Selamat mencoba !
Penyelesaian : Instruksi :
Tentukanlah
penyelesaian
dengan
menggunakan
kedua metode
yang telah
Ananda
pelajari, yaitu
substitusi dan
eliminasi.
Ananda dapat
berdiskusi di
dalam
kelompok
untuk
menggunakan
metode
substitusi atau
eliminasi
terlebih
dahulu.
Nah, setelah mendapatkan penyelesaian masalah di atas. Berikanlah pendapatmu
tentang penggunaan metode eliminasi-substitusi. Bandingkan dengan penyelesaian masalah
yang telah kalian lakukan pada pertemuan sebelumnya dengan menggunakan metode substitusi
saja atau eliminasi saja.
PENDAPATKU
A Y O B E R L A T I H !
Masalah 1
Untuk suatu alasan, tiga pelajar Anna, Bob, dan Chris mengukur berat badan secara
berpasangan. Berat badan Anna dan Bob 226 kg., Bob dan Chris 210 kg, serta Anna dan Chris
200 kg. Hitung berat badan setiap pelajar tersebut.
Penyelesaian :
Masalah 2
Sebuah bilangan terdiri atas tiga angka yang jumlahnya 9. Angka satuannya tiga lebih
daripada angka puluhan. Jika angka ratusan dan angka puluhan ditukar letaknya, maka
diperoleh bilangan yang sama. Tentukan bilangan tersebut.
Penyelesaian :
Masalah 3
Cakra bersama ayah dan pamannya sedang memanen tomat di ladang mereka.
Pekerjaan memanen tomat itu dapat diselesaikan mereka dalam waktu 4 jam. Jika Cakra
bersama pamannya bekerja bersama-sama, hanya dapat menyelesaikan pekerjaan itu dalam
waktu 6 jam. Jika ayahnya dan pamannya menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka akan
selesai dalam waktu 8 jam. Berapa waktu yang diperlukan Cakra, ayahnya dan pamannya
untuk menyelesaikan panenan tersebut, jika mereka bekerja masing-masing?
Penyelesaian :