Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saya ingin menjadi guru yang dapat menciptakan komunikasi dua arah antara guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk itu saya harus dapat menggunakan model dan
metode pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik peserta didik dalam menyusun
rancangan kegiatan pembelajaran yang sistematis. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran
dapat memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang bagi peserta
didik untuk meningkatkan kreativitasnya sesuai minatnya. Sehingga peserta didik saya dapat
menunjukkan sifat responsif, memiliki rasa ingin tahu, semangat belajar, dan rasa percaya
diri.

Selain itu, saya juga ingin menjadi guru yang dapat menarik perhatian peserta didik
disaat mengajar, terutama dalam proses pemaparan konsep pada materi pembelajaran yang
dibutuhkan peserta didik. Hal ini penting bagi saya untuk dapat menjaga antusiasme peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga peserta didik saya memiliki minat
yang tinggi untuk belajar dan dapat memahami pelajaran serta menerima informasi yang
diberikan dengan baik.

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, saya menemui beberapa kendala


dalam pelaksanaan pembelajaran. Saya telah mencoba untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tahap pendekatan pembelajaran pada RPP, yakni pendekatan
saintifik. Hal ini guna untuk mendukung partisipasi aktif peserta didik. Namun, pada proses
penerapannya, yakni pada tahap mengamati, saya mengalami kesulitan untuk menyediakan
bahan pengamatan terkait materi matematika yang dipelajari yang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari. Sehingga menyebabkan peserta didik tidak memahami manfaat pembelajaran
pada materi tersebut dan tidak tertarik untuk mencari penyelesaian masalah.

Pada tahap menanya, saya kesulitan untuk mendorong peserta didik agar berani dan
percaya diri untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat. Sehingga hanya sebagian peserta
didik yang aktif menanya. Begitu pula pada tahap mencoba, saya masih belum dapat
memotivasi seluruh peserta didik saya untuk terus mencoba mencari penyelesaian masalah.
Akibatnya beberapa peserta didik menyerah untuk memecahkan masalah dan bergantung
kepada jawaban teman di dalam kelompoknya. Hal ini mempengaruhi proses pembelajaran
pada tahap selanjutnya yaitu mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Akibatnya tujuan
pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal yang terlihat dari hasil belajar peserta didik
pada aspek pengetahuan dan keterampilan.

Terdapat beberapa alternatif solusi yang berpotensi untuk mengatasi masalah tersebut.
Salah satunya adalah dengan melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning). Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang menggunakan
masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended)
untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar
mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Model pembelajaran ini
mencakup aspek-aspek pendekatan saintifik dalam sintaksnya. Dengan penyajian masalah
nyata, bahan pengamatan yang diamati peserta didik menjadi lebih menarik. Diharapkan hal
ini dapat mendorong peserta didik untuk menjadi lebih aktif bertanya dan memberi tanggapan.
Hal ini didukung oleh pendapat Strobel dan Barneveld (2009, hlm. 55) bahwa

“Problem Based Learning is more effective than traditional lecture-based instruction in


relationship to long-term retention and skill development”.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas, maka saya mengangkat judul penelitian
tindakan kelas yakni “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Pemecahan
Masalah Peserta Didik Pada Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Di Kelas ... SMA N 2 Kota Padang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan


masalah peserta didik di kelas ... SMA N 2 Kota Padang pada penerapan model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) ?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah
peserta didik di kelas ... SMA N 2 Kota Padang pada penerapan model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) ?
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk :

1. Mengetahui proses peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan


masalah peserta didik di kelas ... SMA N 2 Kota Padang pada penerapan model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
2. Mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan pemecahan masalah
peserta didik di kelas ... SMA N 2 Kota Padang pada penerapan model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Bagi guru, sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
dan pemecahan masalah peserta didik di kelas ... SMA N 2 Kota Padang pada
penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
2. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan
pemecahan masalah pada pembelajaran matematika.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong peserta didik untuk menjadi
lebih aktif bertanya dan memberi tanggapan. Hal ini didukung oleh pendapat Strobel dan
Barneveld (2009, hlm. 55) bahwa

“Problem Based Learning is more effective than traditional lecture-based instruction in


relationship to long-term retention and skill development”.

Tahap-tahap pembelajaran dengan Problem Based Learning adalah sebagai berikut :


a. Orientasi masalah kepada peserta didik
1) Membuka skemata peserta didik dengan sebuah gambar mengenai fenomena yang
menjadi masalah.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan
masalah yang dipilih.
4) Guru mengajukan dan mengorientasikan peserta didik kepada masalah autentik,
masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.
5) Peserta didik memprediksi tentang permasalahan yang diajukan guru.
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
1) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
2) Peserta didik dibagikan suatu masalah yang akan dipecahkan dalam kelompok
3) Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
4) Peserta didik merumuskan permasalahan dengan kata-kata sendiri.
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1) Membantu peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai
2) Peserta didik melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah
3) Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
4) Peserta didik bebas mengungkapkan pendapat dan seluruh ide pemikirannya dalam
kelompok.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1) Membimbing peserta didik menyiapkan karya atau laporan
2) Peserta melaporkan hasil diskusi permasalahan yang telah didiskusikan secara
bersama
3) Membantu peserta didik untuk berbagi tugas dengan temannya.
4) Saling melaporkan hasil diskusi kelompok
5) Peserta didik menanggapi hasil diskusi kelompok untuk saling berbagi informasi.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1) Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap permasalahan yang telahmereka selidiki
2) Menuntun peserta didik mengambil kesimpulan dari seluruh proses pembelajaran
3) Peserta didik mengambil kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan
4) Guru memberikan tindak lanjut

2.2 Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata, yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman

berasal dari kata dasar paham dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berartimengerti

benar. Seseorang dikatakan paham terhadap suatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar

dan mampu menjelaskan suatu hal yang dipahaminya. Sedangkan konsep adalah ide abstrak

yang memungkinkan seseorang untuk dapat mengelompokkan objek atau kejadian dan

menerangkan apakah objek atau kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide

tersebut.Konsep terkait dengan mengelompokan sesuatu menjadi kategori dimana pertanyaan

dasar dari konsep adalah “apa”. Berdasarkan uraian tersebut, seseorang dikatakan memahami

konsep apabila orang tersebut mengerti benar dan mampu mengelompokan dan menerangkan

suatu objek apakah termasuk contoh atau bukan contoh dari suatu ide, sesuai dengan pendapat

Sanjaya (2009), pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan

sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah

konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapan kembali dalam bentuk lain yang mudah
dimengerti, memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai

dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

Salah satu aspek penting dari hasil belajar adalah aspek pengetahuan (kognitif) dimana

yang terdamasuk ke dalam aspek tersebut adalah pemahaman. Pemahaman berada pada

tingatan berpikir awal yang masih rendah sesuai dengan Permendikbud no 22 Tahun 2016

Memahami merupakan C2 (lower order thinking) serta menurut Anderson & Krathwohl

(2001) menungkapkan bahwa kompetensi berpikir dapat dikelompokkan menurut Taksonomi

Bloom, seperti pada Tabel

Tabel 2.1 Kompetensi berpikir menurut Taksonomi Bloom


Taksonomi Bloom Tingkatan Berpikir Tinjauan
Knowledge (C1) Lower-order Mengingat
Comprehension (C2) Lower-order Memahami
Application (C3) Lower-order Menerapkan
Analysis (C4) Higher-order Menganalisis
Synthesis (C5) Higher-order Menciptakan
Evaluation (C6) Higher-order Mengevaluasi

Setelah terjadi pembelajaran, diaharapkan adanya perubahan dalam hal pemahaman

siswa. Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan

memudahkan peserta didik dalam mempelajari matematika, sesuai dengan menurut NCTM

(1989:223) “ konsep merupakan bagian penting dalam matematika. Siswa dapat membuat

pengertian dari matematika jika mereka mengerti dengan konsep dan mampu

menginterpretasikan konsep”.

Selain itu pemahaman konsep mempunyai dampak bagi kajian pemahaman konsep

selanjutnya, yang dalam hal ini pemahaman konsep dapat diukur dengan tes kognitif pada

siswa. Maka dari itu, dampak pemahaman yang didapatkan siswa pada konsep yang

besangkutan tentu saja akan berimbas pada ketercapaian tujuan pembelajaran yang

dilaksanakan.

Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar

peserta didik memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemampuan dasar yang lain

seperti penalaran, komunikasi, koneksi dan pemecahan masalah.Penguasan konsep


merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga dapat mendefinisikan atau menjelaskan

sebagian atau mendefinisikan bahan pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri. Dengan

kemampuan siswa menjelaskan atau mendefinisikan, maka siswa tersebut telah memahami

konsep atau prinsip dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai

susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya sama.

Seseorang dikatakan menguasai konsep apabila orang tersebut memenuhi kriteria atau

indikator pemahaman konsep. Menurut Peraturan DIKDASMEN Nomor 506/C/Kep/PP/2004

tanggal 11 november 2001 tentang rapor terhadap 6 indikator pemahaman konsep

Tabel 2.2 Indikator Pemahaman Konsep

Sumber: Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2014 tanggal 11 November 2001

2.3 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam
pembelajaran matematika. Van de Walle (2012:4) menyatakan bahwa semua peserta didik
harus membangun pengetahuan matematika baru melalui pemecahan masalah. Pernyataan ini
dengan jelas mengindikasikan bahwa pemecahan masalah harus dipandang sebagai
saranapeserta didik untuk mengembangkan ide-ide matematika. Melalui masalah peserta didik
hendaknya mampu mengembangkan gagasan-gagasan dasar yang dimilikinya dalam
pemerolehan pengetahuan baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejalan dengan hal tersebut, NCTM (2000 :49) menyatakan pemecahan masalah
matematika adalah salah satu standar kemampuan yang harus dimiliki para peserta didik
setelah menyelesaikan suatu pembelajaran karena merupakan target pembelajaran matematika
yang sangat berguna bagi peserta didik dalam kehidupannya. Pemecahan masalah dapat
dilihat indikator keberhasilannya dari kemampuan peserta didik melakukan tahapan
pemecahan masalah yang dikemukakan Polya. Dimana Polya (1973:15) menjelaskan bahwa
empat tahap proses pemecahan masalah yaitu : a) understanding the problem (memahami
masalah), b) defenising a plan (merencanakan penyelesaian), c) carring out the plan
(melaksanakan rencana), d) looking back (refleksi).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang merupakan penelitian yang dilakukan oleh pendidik di dalam kelasnya
sendiri secara kolaboratif dan partisipatif untuk memperbaiki atau mengkehendaki perubahan
kualitas pembelajaran menjadi lebih baik dan mencapai hasil yang maksimal. Penelitian
tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus diawali dengan perencanaan tindakan,
penerapan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, dan
melakukan refleksi, dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
dapat tercapai.

3.2 Setting Penelitian


3.2.1 Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah tempat peneliti melaksanakan praktek


lapangan mengajar yaitu di SMA N 2 Kota Padang yang terletak di jalan Manggis, Padang
Barat, Sumatera Barat.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas ... SMA N 2 Kota Padang tahun
ajaran 2018/2019 dengan jumlah peserta didik ... orang yang terdiri dari ... peserta didik laki-
laki dan ... peserta didik perempuan. Adapun yang terlibat dalam penelitian ini adalah :

a. Penulis sebagai praktisi yang akan melaksanakan penelitian pada kelas ... SMA N 2 Kota
Padang.
b. Dua orang teman sejawat sebagai observer.
3.3 Waktu atau Lama Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama peneliti melaksanakan praktek lapangan mengajar


sejalan dengan proses pembelajaran semester gasal tahun pelajaran 2018/2019, yaitu bulan
Juli – Oktober.
3.4 Prosedur Penelitian

Alur kegiatan dilakukan sesuai dengan Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis
& Mc Taggart sebagai berikut :

Studi pendahuluan berdasarkan observasi dan hasil refleksi pembelajaran matematika.

Rencana I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

Siklus I
Pelaksanaan model Problem Based Learning
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tindakan dan
Diskusi
pengamatan 1. Orientasi masalah kepada peserta didik
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk
Refleksi Belum Berhasil belajar
3. Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Siklus II Rencana II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

Pelaksanaan model Problem Based Learning


dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tindakan dan
Diskusi pengamatan 1. Orientasi masalah kepada peserta didik
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk
Berhasil belajar
Refleksi
3. Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Belum Berhasil Laporan
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah

Siklus ke-n

Gambar 1. Alur Penelitian Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan


Kemampuan Pemecahan Masalah pada Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) di kelas ... SMA N 2 Kota
Padang.

Modifikasi dari Kemmis & Taggart (2008)


3.4.1 Perencanaan

Sesuai dengan rumusan masalah hasil observasi dan refleksi pembelajaran


matematika, peneliti membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu berupa
pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBL). Kegiatan itu dimulai
dengan merumuskan rancangan tindakan pembelajaran, yaitu dengan kegiatan sebagai
berikut :

1) Menyusun rancangan tindakan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, halini


meliputi : Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Materi Pembelajaran, Metode,
Kegiatan Pembelajaran, Media, Sumber Belajar/Referensi, Evaluasi/Penelitian.
2) Menyusun alat perekam data berupa pedoman observasi, catatan lapangan dan
dokumentasi.
3) Menetapkan observer untuk mengamati aktivitas peserta didik dan guru, dan membuat
catatan lapangan dilakukan peneliti sendiri.
4) Membuat soal-soal berupa masalah mengacu pada masalah dalam mode PBL dan
indikator soal pemahaman konsep dan pemecahan masalah matematika.
5) Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
6) Membuat soal tes hasil belajar untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep dan
pemecahan masalah matematika peserta didik.
3.4.2 Pelaksanaan

Tahap ini direncanakan akan dimulai dari pelaksanaan pembelajaran matematika


dengan PBL sesuai dengan rencana yang telah disusun. Setiap siklus dilaksanakan sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh peneliti sebagai
praktisi dan teman sejawat sebagai observer. Praktisi melaksanakan kegiatan pembelajaran
berupa kegiatan interaksi antara guru dan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta
didik. Kegiatan yang dilakukan seperti :

1) Peneliti selaku praktisi melaksanakan pembelajaran matematika dengan menerapkan


PBL sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
2) Teman sejawat selaku observer melakukan pengamatan dengan menggunakan format
observasi dan alat perekam.
3) Peneliti dan observer melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan, kemudian
melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan
selanjutnya.
3.4.3 Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran matematika di kelas ... akan dilakukan


bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif dan
sistematis. Pengamatan dilaukan oleh observer pada waktu peneliti melaksanakan tindakan
pembelajaran matematika.

Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) dan teman sejawat (observer) berusaha
mengenal, merekam, dan mendokumentasikan semua indikator dan proses hasil perubahan
yang terjadi baik disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam
pembelajaran matematika dengan model PBL. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam
bentuk observasi.

Pengamatan akan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus 1 sampai dengan
siklus akhir. Pengamatan yang dilakukan pada siklus dapat mempengaruhi penyusunan
tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru
dan diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.

3.4.4 Refleksi

Refleksi akan diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini peneliti
(praktisi) dan teman sejawat (observer) mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru
dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah : (1) Menganalisis tindakan yang bau dilakukan.
(2) Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan. (3) Melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang diperoleh.

Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan pada tindakan selanjutnya.
Apabila proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan model pembelajaran yang
digunakan, tetapi hasil yang dicapai belum seperti yang diharapkan (dalam hal ini pemahaman
konsep dan pemecahan masalah matematika peserta didik), maka penelitian ini akan
dilanjutkan pada siklus selanjutnya dengan memperaiki tindakan namun tidak merubah model
pembelajaran. Kelemahan-kelemahan dan kendala yang ditemukan pada siklus I diperbaiki
pada siklus II dan kekuatan yang ada direkomendasikan pada siklus II. Berdasarkan pada
kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus I disusun kembali perencanaan untuk
pelaksanaan siklus II. Dan selanjutnya sampai siklus ke-n hingga penelitian ini berhasil.
3.5 Data dan Sumber Data
3.5.1 Data penelitian

Data penelitian ini berupa hasil pengamatan dan dokumentasi dari setiap tindakan
perbaikan pada pembelajaran matematika dengan model PBL pada peserta didik di kelas ... .
data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
pembelajaran yang berupa informasi sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku guru dan peserta didik
yang meliputi interaksi belajar mengajar antara peserta didik dan guru, peserta didik
peserta didik dengan model PBL pada pembelajaran Matematika kelas ... dengan
menitikberatkan pada kemampuan pemahaman masalah dan pemecahan masalah.
b. Evaluasi pembelajaran, baik yang berupa evaluasi proses maupun hasil belajar.
c. Hasil tes peserta didik baik sebelum maupun sesuadah pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan model RME.
1. Sumber data

Sumber data penelitian diperoleh dari peserta didik dan guru kelas ... dan proses
kegiatan pembelajaran matematika dengan menerapkan model PBL di kelas ... yang meliputi
perencaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, kegiatan evaluasi pembelajaran, perilaku
guru dan peserta didik pada proses pembelajaran. Pengambilan video aktivitas guru dan
peserta didik pada proses pembelajaran yang hasilnya nanti akan dideskripsikan juga menjadi
sumber data dalam penelitian.

3.5.2 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian danalisis dengan menggunakan model analisis
data kualitatif dan kuantitatif. Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada


penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan.
2. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Tahap kesimpulan/verifikasi, tindakan ini merupakan penyimpulan akhirpenelitian.
Langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan
melakukan verifikasi data. Kegiatan verifikasi dilakukan dengan cara peninjauan
kembali catatan lapangan, dan bertukar pikiran dengan ahli, teman sejawat dan guru.

Data yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu :

1. Analisis data kemampuan pemahaman konsep


Adapun rubrik penilaian pedoman penskoran kemampuan pemahaman konsep

berdasarkan indikator adalah:

Tabel 3.2 Rubrik Pedoman Penskoran Pemahaman Konsep

Indikator Pemahaman
No. Respon terhadap masalah Skor
Konsep
1. Tidak ada menyatakan konsep 0
2. Menyatakan konsep ada tetapi tidak
dinyatakan dengan benar dan tidak 1
lengkap
3. Menyatakan konsep kurang lengkap
Menyatak ulang sebuah
1. dan sebagian yang dinyatakan 2
Konsep
dengan benar
4. Menyatakan konsep lengkap tetapi
3
ada sedikit kesalahan
5. Menyatakan konsep benar dan
4
lengkap
1. Tidak ada mengklasifikasikan objek 0
2. Mengklasifikasikan objek ada tetapi
tidak dinyatakan dengan benar dan 1
tidak lengkap
Mengklasifikasikan 3. Mengklasifikasikan objek kurang
2. Objek menurut sifat- lengkap dan sebagian yang 2
sifatnya sesuai konsep dinyatakan dengan benar
4. Mengklasifikasikan objek lengkap
3
tetapi ada sedikit kesalahan
5. Mengklasifikasikan objek benar dan
4
lengkap
1. Tidak ada menberi contoh dan bukan
0
contoh
2. Memberikan contoh dan bukan
contoh ada tetapi tidak dinyatakan 1
dengan benar dan tidak lengkap
3. Memberikan contoh dan bukan
Memberi contoh dan non
3. contoh kurang lengkap dan sebagian 2
contoh dari konsep
yang dinyatakan dengan benar
4. Memberikan contoh dan bukan
contoh lengkap tetapi ada sedikit 3
kesalahan
5. Memberikan contoh dan bukan
4
contoh benar dan lengkap
4. Menyajikan konsep 1. Tidak ada gambar dan penyajian 0
Indikator Pemahaman
No. Respon terhadap masalah Skor
Konsep
dalam berbagai bentuk konsep
representasi matematis 2. Gambar dan penyajian konsep ada
tetapi tidak dinyatakan dengan benar 1
dan tidak lengkap
3. Gambar dan penyajian konsep
kurang lengkap dan sebagian yang 2
dinyatakan dengan benar
4. Gambar dan penyajian konsep
3
lengkap tetapi ada sedikit kesalahan
5. Gambar dan penyajian konsep benar
4
dan lengkap
5. Mengembangkan syarat 1. Tidak ada mengkaji mana syarat 0
perlu atau syarat cukup perlu dan mana syarat cukup suatu
dari suatau konsep konsep
2. Mengkaji mana syarat perlu dan 1
mana syarat cukup suatu konsep ada
tetapi tidak dinyatakan dengan benar
dan tidak lengkap
3. Mengkaji mana syarat perlu dan 2
mana syarat cukup suatu konsep
kurang lengkap dan sebagian yang
dinyatakan dengan benar
4. Mengkaji mana syarat perlu dan 3
mana syarat cukup suatu konsep
lengkap tetapi ada sedikit kesalahan
5. Mengkaji mana syarat perlu dan 4
mana syarat cukup suatu konsep
benar dan lengkap
6. Mengaplikasikan konsep 1. Tidak ada menggunakan konsep dan 0
atau algoritma prosedur dalam menyelesaiakan
pemecahan masalah masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
2. Menggunakan konsep dan prosedur 1
dalam menyelesaiakan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari ada tetapi tidak dinyatakan
dengan benar dan tidak lengkap
3. Menggunakan konsep dan prosedur 2
dalam menyelesaiakan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari kurang lengkap dan sebagian
yang dinyatakan dengan benar
4. Menggunakan konsep dan prosedur 3
dalam menyelesaiakan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari lengkap tetapi ada sedikit
kesalahan
5. Menggunakan konsep dan prosedur 4
dalam menyelesaiakan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-
Indikator Pemahaman
No. Respon terhadap masalah Skor
Konsep
hari benar dan lengkap

Untuk memperoleh rata-rata kemampuan pemahaman konsep peserta didik, digunakan

rumus sebagai berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑥 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

2. Analisis data kemampuan pemecahan masalah

Kemampuan pemecahan masalah pada penelitian ini adalah kemamuan peserta didik
dalam menyelesaikan masalah matematika dengan berpedoman pada proses penemuan
jawaban yang menghadirkan teknik-teknik heuristics dari Polya, yakni :

a. Memahami masalah
b. Merencanakan penyelesaian masalah, yang menyangkut pemilihan strategi.
c. Menjalankan rencana penyelesaian.
d. Memeriksa kembali kebenaran jawaban dan mengkaji hasil yang diperoleh.

Tabel 1. Pemberian skor soal pemecahan masalah matematis

Skor Memahami masalah Merencanakan Melaksanakan Memeriksa


penyelesaian penyelesaian kembali
0 Tidak mengerjakan Tidak ada Tidak ada penyelesaian Tidak ada
soal rencana keterangan
penyelesaian
1 Tidak mengindahkan Membuat Melaksanakan prosedur Pemeriksaan
kondisi soal/ rencana strategi yang mengarah pada hanya pada
interpretasi kurang yang tidak jawaban yang benar, tapi hasil
tepat. relevan salah perhitungan
perhitungan/penyelesaian
soal tidak lengkap
2 Memahami soal Membuat Melaksanakan prosedur Pemeriksaan
selengkapnya. rencana strategi yang benar, mendapat kebenaran
penyelesaian hasil yang benar. proses
yang kurang (keseluruhan)
relevan
sehingga tidak
dapat
dilaksanakan
3 Membuat
rencana strategi
penyelesaian
yang benar tapi
tidak lengkap
4 Membuat
rencana strategi
penyelesaian
yang benar dan
mengarah pada
jawaban yang
benar
Skor maks 2 Skor maks 4 Skor maks 2 Skor maks 2

Persentase ketuntasan setiap indikator dihitung dengan menggunakan rumus sebaga


berikut :

SP
KI = SM x 100 %

Dengan KI adalah ketuntasan indikator, SP skor perolehan dan SM skor maksimum.


Ketuntasan indikator berdasarkan kriteria taraf keberhasilan menurut PAP (Rusdiana, 2007 :6)
:

80% - 100% = Sangat baik

70% - 79% = Baik

60% - 69% = Cukup

≤59% = Kurang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA N


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X (Sepuluh)/ I (Satu)
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Alokasi Waktu : 40 Menit
Tahun Pelajaran : 2018/2019

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran yang agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong


royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.3 Menyusun sistem persamaan linear tiga 3.3.5 Menentukan himpunan


variabel dari masalah kontekstual. penyelesaian sistem persamaan
4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang linear tiga variabel dengan
berkaitan dengan sistem persamaan linear metode eliminasi-substitusi.
tiga variabel.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan
menggunakan metode tanya jawab dan diskusi kelompok peserta didik dapat menentukan
himpunan penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode eliminasi-
substitusi dengan teliti.

D. Materi Pembelajaran

Penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode eliminasi - substitusi.

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan saintifik (Scientific Approach)


Model pembelajaran : Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning).
Metode Pembelajaran : Metode tanya jawab dan diskusi kelompok.

F. Media

1. Software : Microsoft Office PowerPoint


2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

G. Sumber Belajar

1. Buku wajib : Sinaga, Bornok, dkk. 2017. Buku siswa kelas. Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Buku referensi : Kanginan, Marthen. 2017. Matematika SMA Kelas X. Jakarta :
Erlangga.
3. Website : Lumenlearning.com
(https://courses.lumenlearning.com/wmopen-collegealgebra/chapter/introduction-
systems-of-linear-equations-three-variables/ )

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu


I. Pendahuluan 8 Menit
1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran dengan memberi salam dan
mengajak peserta didik untuk berdoa, menanyakan kabar dan
memeriksa kehadiran peserta didik.
2. Guru memberikan motivasi peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi sistem persamaan linear dalam
kehidupan sehari-hari dengan menyajikan gambar arus lalu lintas.
Guru menjelaskan bahwa dengan sistem persamaan linear, arus lalu
lintas dapat diatur untuk menghindari kemacetan. Pada perhitungan
arus lalu lintas, juga berlaku hukum Kirchoff 1, yaitu jumlah arus
listrik yang masuk sama dengan jumlah arus listrik yang keluar.
Sehingga jumlah kendaraan yang melewati jalur tertentu dapat
diurai pada persimpangan sehingga tidak terjadi kepadatan saat
kendaraan-kendaraan tersebut melewati daerah tersebut, karena
jumlah kendaraan yang keluar akan sama dengan jumlah kendaraan
yang masuk ke daerah tersebut.

Guru menjelaskan pula bahwa untuk setiap persimpangan terdapat


beberapa variabel yang digunakan dalam pemodelan sistem
persamaan linear. Bagaimana dengan persimpangan yang ada pada
video ini ?

3. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan dan


mengingatkan kembali mengenai langkah menentukan himpunan
penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode
eliminasi dan metode substitusi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Misalnya :
1. Bagaimanakah pendapat Ananda mengenai langkah-langkah
menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear
tiga variabel dengan metode eliminasi ?
2. Bagaimanakah pendapat Ananda mengenai langkah-langkah
menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear
tiga variabel dengan metode substitusi ?
(Kelebihan dan kekurangan)
3. Guru memberikan contoh soal dan meminta peserta didik
menentukan penyelesaian dengan metode eliminasi atau
subtitusi.
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pertemuan keempat pada
slide presentasi di depan kelas.
5. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus yaitu peserta didik akan bekerja di dalam kelompok.

II. Inti
Orientasi Peserta Didik pada Masalah 25 Menit
1. Untuk menguasai materi ini, guru membagi peserta didik ke dalam
kelompok dengan anggota 4-5 orang dan setiap anggota kelompok
diberikan LKPD 3.3 pertemuan 4.
2. Peserta didik membaca ilustrasi cerita berupa contoh masalah yang
ada penyelesaiannya pada buku wajib halaman 46-52.
3. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang
tidak dipahami.
4. Jika tidak ada peserta didik yang menanya, guru memberi
pertanyaan terkait masalah tersebut untuk menggali informasi yang
didapat peserta didik dari hasil membaca.
5. Guru memberi kesempatan peserta didik membaca ilustrasi cerita
pada LKPD. (Mengamati)
Tiga tukang cat, Joni, Deni dan Ari yang biasa bekerja secara
bersama-sama. Mereka dapat mengecat eksterior (bagian luar)
sebuah rumah dalam waktu 10 jam kerja. Pengalaman Deni dan
Ari pernah bersama-sama dalam waktu 15 jam kerja. Suatu hari,
ketiga tukang cat ini bekerja mengecat rumah serupa selama 4 jam
kerja. Setelah itu, Ari pergi karena ada suatu keperluan mendadak.
Joni dan Deni memerlukan tambahan waktu 8 jam kerja lagi untuk
menyelesaikan pengecatan rumah. Tentukan waktu yang
dibutuhkan masing-masing tukang cat, jika masing-masing bekerja
sendirian !
6. Peserta didik melakukan identifikasi pada masalah tentang sistem
persamaan linier tiga variabel yang disajikan dengan mengisi kolom
informasi pada LKPD.
Mengorganisasi Siswa untuk Belajar
1. Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang masalah sistem
persamaan linier tiga variabel yang disajikan. (Menanya)
2. Melalui metode tanya jawab, guru memberikan pertanyaan yang
memancing siswa untuk bertanya tentang masalah sistem
persamaan linier tiga variabel yang disajikan.
3. Melalui metode tanya jawab, guru dan peserta didik menemukan
tiga fakta yang ada pada masalah.
4. Peserta didik berdiskusi di dalam kelompok untuk menentukan
besaran-besaran yang dimisalkan sebagai variabel x, y dan z pada
kotak pemisalan.

5. Peserta didik menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah


dengan memodelkan tiap fakta ke dalam bentuk umum persamaan
linear tiga variabel yang di tuliskan pada kotak persamaan pada
LKPD.
Membimbing Pengalaman Individual / Kelompok
1. Peserta didik melakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi
terkait dengan penyelesaian masalah yang telah disajikan
menggunakan metode campuran (eliminasi-substitusi) dari buku
wajib dan buku referensi.
2. Peserta didik berdiskusi di dalam kelompok mengolah hasil
pengumpulan informasi untuk mencoba menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga variabel yang
disajikan menggunakan metode campuran (eliminasi-substitusi)
dengan menuliskan jawaban di dalam kotak penyelesaian pada
LKPD. (Mencoba)
3. Guru membimbing peserta didik dalam menentukan penyelesaian
masalah dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk
bertanya mengenai kesulitan yang mereka temui.
4. Peserta didik mengisi kolom pendapatku pada LKPD dengan
membandingkan pengetahuan mereka sebelumnya.
Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
1. Peserta didik di dalam kelompok menarik kesimpulan dengan
membuat rangkuman prosedur menentukan penyelesaian masalah
sistem persamaan linear tiga variabel menggunakan metode
campuran (eliminasi-substitusi), yaitu :
Langkah 1 : Membaca masalah pada soal untuk mengetahui apa
yang diketahui dan yang ditanya.
Langkah 2 : Menentukan 3 fakta yang ada dalam masalah,
mengenali besaran-besaran yang bisa dimisalkan
sebagai variabel x, y, dan z, dan memodelkan tiap
fakta ke persamaan linear tiga variabel.
Langkah 3 : Menuliskan model SPLTV yang diperoleh dari tiap
fakta pada langkah 2, kemudian menyelesaikan
masalah SPLTV ini dengan metode eliminasi-
susbtitusi.
2. Peserta didik menyelesaikan soal-soal latihan berupa masalah
kontekstual mengenai sistem persamaan linier tiga variabel yang
terdapat di dalam LKPD menggunakan metode campuran
(eliminasi-substitusi) sesuai langkah penyelesaian yang telah
dilakukan dalam menentukan penyelesaian masalah sebelumnya.
(Menalar)
Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
1. Guru secara acak memberi kesempatan kepada salah satu kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
(Mengkomunikasikan)
2. Melalui metode tanya jawab, guru memberi kesempatan kepada
kelompok lainnya untuk memberi tanggapan terkait hasil kerja
mereka yang dibandingkan dengan kelompok penyaji.
3. Guru bersama peserta didik dengan tanya jawab menganalisis,
mengevaluasi dan refleksi terhadap pemecahan masalah yang
diperoleh.

III. Penutup
1. Guru bersama peserta didik baik melalui tanya jawab melakukan
7 Menit
refleksi mengenai proses dan hasil belajar pada pertemuan ke 4.
2. Guru dan peserta didik menyatakan manfaat hasil belajar terkait
sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode campuran
(eliminasi-substitusi) dalam kehidupan sehari-hari.
3. Guru memberikan apresiasi terhadap partisipasi diskusi oleh semua
peserta didik dengan mengucapkan kalimat terima kasih dan
kalimat motivasi.
4. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian
tugas yang dikerjakan secara individual di rumah yaitu mengerjakan
latihan soal yang terdapat pada laman website lumenlearning.com
minimal 3 soal dan menuliskannya pada buku tugas secara individu.

5. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk


pertemuan ke 5 yaitu menyelesaikan masalah sehari-hari terkait
sistem persamaan linear tiga variabel.
I. Teknik Penilaian
a. Pengetahuan
No Teknik Bentuk instrumen Contoh Waktu Keterangan
butir pelaksanaan
instrumen

1. Portofolio Tugas tertulis Lihat Saat Penilaian untuk


berbentuk isian pada lampiran pembelajaran pembelajaran
LKPD. berlangsung (assessment for
learning) dan
sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning).
2. Penugasan Tugas tertulis Lihat Setelah Penilaian
berbentuk isian Lampiran pembelajaran pencapaian
laman website berlangsung pembelajaran
Lumenlearning.com. (assessment of
learning)

b. Keterampilan
No Teknik Bentuk Contoh butir Waktu Keterangan
instrumen instrumen pelaksanaan

1. Portofolio Tugas tertulis Lihat Saat Penilaian untuk


“Latihan” lampiran pembelajaran pembelajaran
berbentuk berlangsung (assessment for
isian pada learning) dan sebagai
LKPD. pembelajaran
(assessment as
learning).

Padang, Senin, 4 Juni 2018


Mengetahui,
Kepala SMP ... Pendidik Mata Pelajaran

( ) (Rahmawati Nasution, S.Pd)


NIP NIP
Lampiran

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama satuan pendidikan : SMA


Mata pelajaran : Matematika
Kelas/semester : X/Semester 1
Tahun pelajaran :

No Waktu Nama Kejadian/ Butir/Sikap Pos/ Tindak


Prilaku Neg lanjut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Nama satuan pendidikan : SMA


Mata pelajaran : Matematika
Kelas/semester : X/Semester 1
Tahun pelajaran :

No Nama Peserta Didik Skor yang Nilai Keterangan


diperoleh
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI

Nama satuan pendidikan : SMA


Mata pelajaran : Matematika
Kelas/semester : X/Semester 1
Tahun pelajaran :

Kelengkapan Penulisan Kemampuan


N Total Nilai
Nama Siswa Materi Materi Presentasi
o Skor Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡


𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧 = × 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐮𝐦
Pedoman Penskoran

No Aspek Kriteria yang Dinilai Sko


r
Presentasi terdiri atas, Judul, Isi Materi dan

Daftar Pustaka

Presentasi sistematis sesuai materi

Menuliskan rumusan masalah 4

Dilengkapi gambar /
1 Kelengkapan materi
hal yang menarik yang

sesuai dengan materi


Hanya 3 kriteria yang terpenuh
3
Hanya 2 kriteria yang terpenuh
2
Hanya 1 kriteria yang terpenuh
1
Materi dibuat dalam bentuk charta / Power Point

Tulisan terbaca dengan jelas


4
Isi materi ringkas dan berbobot

2 Penulisan materi Bahasa yang digunakan sesuai dengan materi


Hanya 3 kriteria yang terpenuh
3
Hanya 2 kriteria yang terpenuh
2
Hanya 1 kriteria yang terpenuh
1
Percaya diri, antusias dan bahasa yang lugas

Seluruh anggota berperan serta aktif

Dapat mengemukanan ide dan berargumentasi 4

dengan baik
3 Kemampuan presentasi
Manajemen waktu yang baik
Hanya 3 kriteria yang terpenuh
3
Hanya 2 kriteria yang terpenuh
2
Hanya 1 kriteria yang terpenuh
1
Skor Maksimal
Lembar Kerja Peserta Didik

SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL

Pertemuan 4

Kelas : Anggota : 1.

Kelompok : 2.

Nama : 3.

4.

Amatilah ilustrasi cerita berikut :

Deni
Joni

Ari

Nah, dari cerita di atas bagaimana Ananda menentukan kecepatan Joni, Deni dan Ari
bekerja menyelesaikan pengecatan rumah tersebut ? Ananda sebaiknya menuliskan terlebih
dahulu informasi yang Ananda dapatkan pada kolom berikut :

Diketahui :

Ditanya :
Setelah itu, buatlah pemisalan untuk waktu yang dibutuhkan (satuan hari) masing-
masing tukang cat.
Misalkan :

Dari pemisalan yang telah Ananda buat, dapatkah Ananda menentukan hubungan tiap-
tiap kecepatan untuk menyelesaikan pengecatan rumah dalam bentuk persamaan ?
Petunjuk : Persamaan :
Agar persamaan yang
Ananda buat menjadi
lebih sederhana, lakukan
pemisalan kembali untuk
waktu yang diperlukan
masing-masing tukang
cat dalam menyelesaikan
satu set pesanan.

Selamat ! Ananda telah dapat menuliskan tiga persamaan pada kolom di atas, itu artinya
Ananda telah berhasil menemukan sistem persamaan linear tiga variabel dari ilustrasi cerita
tersebut. Nah, sekarang tentukanlah waktu yang dibutuhkan masing-masing tukang cat jika
bekerja sendiri ! Selamat mencoba !

Penyelesaian : Instruksi :

Tentukanlah
penyelesaian
dengan
menggunakan
kedua metode
yang telah
Ananda
pelajari, yaitu
substitusi dan
eliminasi.
Ananda dapat
berdiskusi di
dalam
kelompok
untuk
menggunakan
metode
substitusi atau
eliminasi
terlebih
dahulu.
Nah, setelah mendapatkan penyelesaian masalah di atas. Berikanlah pendapatmu
tentang penggunaan metode eliminasi-substitusi. Bandingkan dengan penyelesaian masalah
yang telah kalian lakukan pada pertemuan sebelumnya dengan menggunakan metode substitusi
saja atau eliminasi saja.
PENDAPATKU

A Y O B E R L A T I H !

Agar Ananda semakin menguasai penggunaan metode eliminasi-substitusi, tentukanlah


penyelesaian masalah berikut secara individu !

Masalah 1

Untuk suatu alasan, tiga pelajar Anna, Bob, dan Chris mengukur berat badan secara
berpasangan. Berat badan Anna dan Bob 226 kg., Bob dan Chris 210 kg, serta Anna dan Chris
200 kg. Hitung berat badan setiap pelajar tersebut.

Penyelesaian :
Masalah 2

Sebuah bilangan terdiri atas tiga angka yang jumlahnya 9. Angka satuannya tiga lebih
daripada angka puluhan. Jika angka ratusan dan angka puluhan ditukar letaknya, maka
diperoleh bilangan yang sama. Tentukan bilangan tersebut.
Penyelesaian :

Masalah 3

Cakra bersama ayah dan pamannya sedang memanen tomat di ladang mereka.
Pekerjaan memanen tomat itu dapat diselesaikan mereka dalam waktu 4 jam. Jika Cakra
bersama pamannya bekerja bersama-sama, hanya dapat menyelesaikan pekerjaan itu dalam
waktu 6 jam. Jika ayahnya dan pamannya menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka akan
selesai dalam waktu 8 jam. Berapa waktu yang diperlukan Cakra, ayahnya dan pamannya
untuk menyelesaikan panenan tersebut, jika mereka bekerja masing-masing?
Penyelesaian :

Anda mungkin juga menyukai