Anda di halaman 1dari 25

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER, 2019


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

STROKE HEMORAGIK

OLEH :
Masriana Mursaling
10542056314

PEMBIMBING :
dr. A. Weri Sompa, Sp.S, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019

0
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Masriana Mursaling

Judul Lapsus : Stroke Hemoragik

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu

PenyakitSaraf Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, September 2019

PEMBIMBING

(dr. A. Weri Sompa, Sp.S M.Kes.)

1
A. PENDAHULUAN
Menurut WHO, stroke merupakan suatu perkembangan cepat tanda-tanda
klinis dari gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala yang
berlangsung selama 24 jam ataupun lebih atau dapat menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain selain vaskuler.1 Berdasarkan patologinya, Stroke dibedakan
menjadi stroke iskemik (sumbatan) dan stroke hemoragik (perdarahan).
Stroke hemoragik disebabkan oleh ekstravasasi darah ke parenkim otak
maupun mengisi ruang subarachnoid. Stroke hemoragik dibagi menjadi 2 bagian
yaitu yang pertama stroke hemoragik intraserebral di mana ekstravasasi darah
yang berlangsung spontan dan mendadak ke dalam parenkim otak yang bukan
disebabkan oleh trauma. Pedarahan intraserebral merupakan penyebab tersering
dari stroke hemoragik, di mana dinding pembuluh darah kecil yang sudah rusak
akibat hipertensi kronik robek. Hematoma yang terbentuk akan menyebabkan
peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Yang kedua, stroke hemoragik
subarakhnoid adalah ekstravasasi darah ke dalam ruang subarachnoid yang
meliputi sistem saraf pusat yang diisi dengan carian serebrospinal. Perdarahan
subarachnoid terjadi akibat pecahnya aneurisma atau malformasi arteri vena yang
perdarahannya masuk ke ruang subarachnoid, sehingga menyebabkan cairan
serebrospinal (CSS) terisi oleh darah. Darah di dalam CSS akan menyebabkan
vasospasme sehingga menimbulkan gejala sakit kepala hebat yang mendadak.2
Berdasarkan data dari WHO, 15 juta orang di seluruh dunia mengalami
stroke tiap tahun. Dari data ini, 5 juta orang meninggal dan 5 juta lainnya hidup
dengan disabilitas permanen.3 Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013,
prevalensi stroke di Indonesia 12,1 per 1.000 penduduk. Angka tersebut naik
dibandingkan Riskesdas 2007 yang sebesar 8,3%. Stroke telah menjadi penyebab
kematian utama di hampir semua Rumah Sakit di Indonesia, yakni 14,5%.4
Faktor resiko stroke dibedakan berdasarkan yang bisa diubah dan tidak bisa
diubah. Faktor resiko yang tidak bisa diubah yaitu genetik, usia, jenis kelamin, dan

2
ras. Sedangkan faktor resiko yang bisa diubah yaitu hipertensi, DM, kolesterol,
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan obesitas.5,6

B. LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS
Nama : Ny. Nr
Umur : 71 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Mawas Timur, Makassar
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Status pernikahan : Sudah menikah
Tanggal masuk : 30 Agustus 2019
Bangsal : Perawatan Interna Kelas 1
No CM : 65 68 47
Diagnosa masuk : Vertigo + Hipertensi Urgency

2. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Pusing Berputar
Anamnesis terpimpin :
Seorang pasien perempuan usia 71 tahun masuk ke UGD RS Tk II
Pelamonia dengan keluhan pusing berputar yang dialami sejak subuh. Pusing
dirasakan muncul tiba-tiba ketika pasien beristirahat. Pasien mengeluh pusing
berputar terasa semakin memberat jika menggerakkan kepala dan membuka
mata. Nyeri kepala (-). Demam (-). Penurunan pendengaran (-). Mual (+).
Muntah (+) frek ± 10x. Lemah anggota gerak (-). Pasien merasa tubuhnya
lemas dan keringat dingin (+). Riw.trauma (-).

3
Riwayat Penyakit : Riw. Hipertensi (+) tidak terkontrol
Riw. DM(-)
Riw. Kolesterol (+)
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak diketahui

3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran kualitatif : GCS E4M6V5
Tanda vital : Tekanan darah = 220 / 100 mmHg
Nadi = 100 x/mnt
Pernafasan = 24 x/mnt
Temperatur = 36.5 o C
Status Psikiatri :
- Perasaan hati : Dalam batas normal
- Perasaan berfikir : Dalam batas normal
- Kecerdasan : Dalam batas normal
- Memori : Baik
- Psikomotor : Tenang
Status Neurologis :
a. GCS : E4M6V5
b. Kepala :
- Bentuk : Normocephal
- Penonjolan : (-)
- Pulsasi : (-)
c. Leher :
- Pergerakan : Dalam batas normal
- Kaku kuduk : (-)

4
d. Nervus Kranialis
1) Nervus I (Nervus Olfaktorius) : Dalam batas normal
2) Nervus II (Nervus Optikus) :
- Ketajaman Penglihatan : dbn / dbn
- Lapangan Penglihatan : dbn / dbn
- Melihat Warna : dbn / dbn
- Funduskopi : tidak dilakukan
3) Nervus III, IV, VI (Nervus Okulomotorius, Trokhlearis,
Abdusens) :
 Celah kelopak mata : Kanan Kiri
Ptosis : (-) (-)
Exoftalmus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-)
 Pupil :
Bentuk/ukuran : Bulat/Bulat
Isokor/anisokor : Isokor
RCL/RCTL : (+) (+)
 Gerakan Bola mata
Paresis : (–) (–)
4) Nervus V (Nervus Trigeminus) :
 Sensibilitas wajah : Dalam batas normal
 Menggigit : Dalam batas normal
 Mengunyah : Dalam batas normal
5) Nervus VII (Nervus Fasialis) :
 Mengerutkan dahi : Dalam batas normal
 Menutup mata : Dalam batas normal
 Gerakan mimik : Dalam batas normal
 Bersiul : Dalam batas normal

5
6) Nervus VIII (Nervus Vertibulokokhlearis) :
 Suara berbisik : Dalam batas normal
 Tes Rinne : Tidak dilakukan
 Tes Weber : Tidak dilakukan
7) Nervus XII (Nervus Glossofaringeus) :
 Pengecap 1/3 lidah belakang : Dalam batas normal
 Sensibilitas faring : Dalam batas normal
8) Nervus X (Nervus Vagus) :
 Berbicara : Dalam batas normal
 Menelan : Dalam batas normal
9) Nervus XI (Nervus Aksesorius) :
 Memalingkan kepala : Dalam batas normal
 Mengangkat dagu : Dalam batas normal
10) Nervus XII (Nervus Hipoglossus) :
 Pergerakan lidah : Dalam batas normal
 Tremor lidah : (-)
 Atrofi lidah : (-)
 Artikulasi : Dalam batas normal
e. Motorik
T P K Rf Rp
N N N N 5 5 +2 +2 - -
N N N N 5 5 +2 +2 - -
f. Sensorik : Dalam batas normal
g. Otonom : BAK lancer, BAB seperti biasa

6
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium :
o As. Urat : 8,7 mg/ dl (2,4-5,7)
o Kolesterol Total : 254 mg/dl (<200)
o Kolesterol LDL : 181 mg/dl (<100)
o WBC : 12,57 103/uL (4,4-11,3)
o LED : 50 mm (0-20)
b. CT-Scan Kepala

Kesan : Perdarahan intracerebri region cerebellum


5. RESUME ANAMNESIS
Seorang pasien perempuan usia 71 tahun masuk ke UGD RS Tk II Pelamonia dengan
keluhan pusing berputar yang dialami sejak subuh SMRS. Pusing dirasakan muncul
tiba-tiba ketika pasien beristirahat. Pasien mengeluh pusing berputar terasa semakin
memberat jika menggerakkan kepala dan membuka mata. Keluhan tambahan pasien
merasa mual dan muntah dengan frek ± 10x. Pasien juga merasa tubuhnya lemas dan
keringat dingin (+). Pasien memiliki riwayat hipertensi namun tidak rutin kontrol dan
minum obat. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 220/100 mmHg,

7
pernapasan 24 x/m, nadi 100x/m, dan suhu 36.50C. Pada pemeriksaan fisis didapatkan
GCS E4M6V5. Nervus cranialis dalam batas normal. Pergerakan, kekuatan, tonus otot,
refleks fisiologis, dan reflex patologis dalam batas normal. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan didapatkan peningkatan pada As. Urat sebesar 8,7 mg/ dl (2,4-
5,7), kolesterol Total sebesar 254 mg/dl (<200), kolesterol LDL sebesar 181 mg/dl
(<100), WBC sebesar 12,57 103/uL (4,4-11,3) dan LED sebesar 50 mm (0-20). Serta
pada pemeriksaan CT Scan kepala yang dilakukan didapatkan perdarahan intracerebri
region cerebellum

6. DIAGNOSA KERJA
Diagnosa klinis : Vertigo Vestibular Perifer,
hipertensi emergency
Diagnosa topis : Cerebellum
Diagnosa etiologi : Stroke Hemoragik

7. PENATALAKSANAAN
Terapi :
 IVFD RL 20 tpm
 Vastigo 3x1
 Dymenhidrinat 2x1
 Ranitidine 1 amp/12j / iv
 Ondansetron extra
 Amlodipin 10 mg 1-0-0
 Candesartan 8 mg 1x1
 Manitol 100cc/4j/drips
 Allopurinol 100 mg 2x1
 Simvastatin 10 mg 1x1
 PTD 2x1
 Citicoline 250 mg/12j/iv

8
 Vit K 100 mg/24j/iv selama 3 hari

8. FOLLOW UP
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
30/08/19 S/ Seorang pasien perempuan usia 71  IVFD RL 20 tetes per
tahun masuk ke UGD RS Tk II menit
Pelamonia dengan keluhan pusing  Vastigo 3x1
berputar yang dialami sejak subuh.  Dymenhidrinat 2x1
Pusing dirasakan muncul tiba-tiba ketika  Ranitidine 1
pasien beristirahat. Pasien mengeluh amp/12j/iv
pusing berputar terasa semakin memberat  Ondansetron ekstra
jika menggerakkan kepala dan membuka (jika muntah)
mata. Nyeri kepala (-). Demam (-).  Amlodipine 10 mg 1-
Penurunan pendengaran (-). Mual (+). 0-0
Muntah (+) frek ± 10x. Lemah anggota  Candesartan 16 mg
gerak (-). Pasien merasa tubuhnya lemas 1x1
dan keringat dingin (+). Riw.trauma (-).  Manitol 200 cc/drips
Riw. Hipertensi (+) tidak terkontrol Riw. selanjutnya 100
DM(-) Riw. Kolesterol (+) cc/4j/drips
O:
TD = 220/100 mmHg
RR = 20 x/menit
N = 80x/menit
S = 36.5oC
GCS=E4V5M6
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm ODS,
RCL/RCTL : +/+
N.Cr Lain : dbn

9
Motorik:
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N

Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -

Sensorik: Normal
Otonom: Belum BAB
A: -Vertigo vertibuler perifer ec BPPV
-HT emergency

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


31/09/19 S: Pasien mengeluh pusing berputar  IVFD RL 20 tetes per menit
(+), mual (+), muntah (-).  Vastigo 3x1
O:  Dymenhidrinat 2x1
TD = 180/100 mmHg  Ranitidine 1 amp/12j/iv
RR = 20 x/menit  Amlodipine 10 mg 1-0-0
N = 86 x/menit  Ondansetron extra k/p
S = 36.5oC  Manitol 100cc/4j/drips
GCS=E4V5M6  Simvastatin 10 mg 1x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Allopurinol 100 mg 2x1
ODS, RCL/RCTL : +/+,
Nistagmus : -/-
N.Cr Lain : dbn

10
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : Belum BAB
Lab: As.urat 8.7mg/dl
Kolestrol total 254 mg/dl
Kolesterol LDL 181 mg/dl
A : vertigo vestibuler perifer ec BPPV
HT emergency

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


01/09/19 S: Pusing berputar (+), nyeri kepala  IVFD RL 20 tetes per menit
(+), nyeri pada tengkuk (+), mual (-),  Vastigo 2x1
O:  Ranitidine 1 amp/12j/iv
TD = 180/100 mmHg  Amlodipine 10 mg 1-0-0
RR = 20 x/menit  Manitol 100cc/4j/drips
N = 80x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
S = 36.2oC  Allopurinol 100 mg 2x1
GCS=E4V5M6  PTD 2x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm
ODS, RCL/RCTL : +/+, Instruksi : CT Scan kepala
Nistagmus : -/-

11
N.Cr Lain : dbn
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : Belum bab
A: Vertigo vestibuler perifer
HT emergency

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


02/09/19 S: Pusing berputar (+) berkurang,  IVFD RL 20 tetes per menit
susah bangun karena masih merasa  Vastigo 3x1
pusing. Nyeri kepala (+), nyeri pada  Ranitidine 1 amp/12j/iv
tengkuk (+), mual (+)  Amlodipine 10 mg 1-0-0
O:  Manitol 100cc/5j/drips
TD = 150/100 mmHg  Simvastatin 10 mg 1x1
RR = 19 x/menit  Allopurinol 100 mg 2x1
N = 77x/menit  PTD 2x1
S = 36oC  Dimenhidrinat1x1 (malam)
GCS=E4V5M6
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm
ODS, RCL/RCTL : +/+,
Nistagmus : -/-

12
N.Cr Lain : dbn
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : Belum BAB
A: Vertigo vestibuler perifer
HT emergency

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


03/09/19 S: Pusing berputar (+) berkurang,  IVFD RL 20 tetes per
pasien merasa pusing dan mual jika menit
banyak bergerak. Nyeri pada tengkuk  Vastigo 2x1
(+)  Ranitidine 1 amp/12j/iv
O:  Amlodipine 10 mg 1-0-0
TD = 140/90 mmHg  Manitol 100cc/6j/drips
RR = 20 x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
N = 80x/menit  Allopurinol 100 mg 2x1
S = 36oC  PTD 2x1
GCS=E4V5M6  Dimenhidrinat1x1 (malam)
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Citicolin 250 mg/12j/iv
ODS, RCL/RCTL : +/+,
Nistagmus : -/-
N.Cr Lain : dbn

13
Motorik:
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
N N - -
N N - -
Sensorik: Normal
Otonom: belum BAB
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: -Vertigo vestibular perifer
-HT emergency
-Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


04/09/19 S: Pusing (+) jika banyak bergerak,  IVFD RL 20 tetes per menit
mual (+).  Vastigo 2x1
O:  Ranitidine 1 amp/12j/iv
TD = 150/90 mmHg  Amlodipine 10 mg 1-0-0
RR = 20 x/menit  Manitol 100cc/8j/drips
N = 80x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
S = 36oC  Allopurinol 100 mg 2x1
GCS=E4V5M6  PTD 1x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Dimenhidrinat 1x1
ODS, RCL/RCTL : +/+, (malam)
Nistagmus : -/-  Citicolin 250 mg/12j/iv
N.Cr Lain : dbn

14
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : belum BAB
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular perifer
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


05/09/19 S: Pusing (+) jika banyak bergerak,  IVFD RL 20 tetes per menit
mual (+) berkurang.  Vastigo 2x1
O:  Ranitidine 1 amp/12j/iv
TD = 150/90 mmHg  Amlodipine 10 mg 1-0-0
RR = 20 x/menit  Manitol 100cc/12j/drips
N = 80x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
S = 36.7oC  Allopurinol 100 mg 2x1
GCS=E4V5M6  PTD 2x1
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Dimenhidrinat 1x1
ODS, RCL/RCTL : +/+, (malam)
Nistagmus : -/-  Vit K 100 mg/24j/iv (h-1)

15
N.Cr Lain : dbn  Citicolin 250 mg/12j/iv
Motorik :  Yall solution supp/24jam
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : belum BAB
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular perifer
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


06/09/19 S: Pusing (+) jika banyak bergerak  IVFD RL 20 tetes per menit
dan menggerakkan kepala, mual (+)  Vastigo 2x1
kadang-kadang  Ranitidine 1 amp/12j/iv
O:  Amlodipine 10 mg 1-0-0
TD = 160/80 mmHg  Manitol 100cc/24j/drips
RR = 19 x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
N =75 x/menit  Allopurinol 100 mg 2x1
S = 36.5oC  PTD 2x1
GCS=E4V5M6  Dimenhidrinat 1x1
(malam)
 Vit K 100 mg/24j/iv (h-2)

16
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Candesartan 8 mg/24j/oral
ODS, RCL/RCTL : +/+,  Citicolin 250 mg/12j/iv
Nistagmus : -/-
N.Cr Lain : dbn
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular perifer
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


07/09/19 S: Pusing (+) jikia banyak  IVFD RL 20 tetes per menit
menggerakkan kepala, mual (-),  Vastigo 2x1
O:  Ranitidine 1 amp/12j/iv
TD = 160/80 mmHg  Amlodipine 10 mg 1-0-0
RR = 20 x/menit  Simvastatin 20 mg 1x1
N = 80x/menit  Allopurinol 100 mg 2x1
S = 36.3oC  PTD 2x1
GCS=E4V5M6

17
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Dimenhidrinat 1x1
ODS, RCL/RCTL : +/+, (malam)
Nistagmus : -/-  Candesartan 8 mg/24j/oral
N.Cr Lain : dbn  Citicolin 250 mg/12j/iv
Motorik :  Vit K 100 mg/24j/iv (h-3)
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular perifer
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


08/09/19 S: Pusin (+) berkurang, pusing jika  IVFD RL 20 tetes per menit
banyak bergerak, mual (-)  Vastigo 3x1
O:  Ranitidine 1 amp/12j/iv
TD = 150/80 mmHg  Amlodipine 10 mg 1-0-0
RR = 20 x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
N = 80x/menit  Allopurinol 100 mg 2x1
S = 36.5oC  PTD 1x1
GCS=E4V5M6

18
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Dimenhidrinat 1x1
ODS, RCL/RCTL : +/+, (malam)
Nistagmus : -/-  Citicoline 250 mg/12j/iv
N.Cr Lain : dbn  Candesartan 8 mg/24j/oral
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular perifer
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


09/09/19 S: Pusing (+) berkurang, mual (-)  IVFD RL 20 tetes per menit
O:  Vastigo 3x1
TD = 150/80 mmHg  Amlodipine 10 mg 1-0-0
RR = 20 x/menit  Simvastatin 10 mg 1x1
N = 80x/menit  Allopurinol 100 mg 2x1
S = 36.5oC  PTD 2x1
GCS=E4V5M6  Dimenhidrinat 1x1
(malam)

19
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm  Citicolin 1 amp/12j/iv
ODS, RCL/RCTL : +/+,
Nistagmus : -/-
N.Cr Lain : dbn
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular perifer
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi


10/09/19 S: Pusing (+) berkurang, mual (-),  Aff infus , rawat jalan
Riw HT (+)  Vastigo 2x1
O:  Amlodipine 10 mg 1-0-0
TD = 140/80 mmHg  Simvastatin 20 mg 1x1
RR = 20 x/menit  Allopurinol 100 mg 1x1
N = 80x/menit  Dimenhidrinat 1x1
S = 36.5oC (malam)
GCS=E4V5M6  Candesartan 8 mg 1x1

20
N.Cr : Pupil Bulat Isokor, 2,5 mm
ODS, RCL/RCTL : +/+,
Nistagmus : -/-
N.Cr Lain : dbn
Motorik :
P K T
N N 5 5 N N
N N 5 5 N N
Rf Rp
+2 +2 - -
+2 +2 - -
Sensorik : normal
Otonom : normal
CT Scan: Perdarahan Intracerebri
region cerebellum
A: - Vertigo vestibular perifer
- HT emergency
- Stroke Hemoragik

C. DISKUSI
Dari data anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami pusing berputar sejak
beberapa jam SMRS. Pusing dirasakan muncul tiba-tiba ketika pasien beristirahat.
Pasien mengeluh pusing berputar terasa semakin memberat jika menggerakkan kepala
dan membuka mata. Keluhan tambahan pasien merasa mual dan muntah dengan frek ±
10x. Pasien juga merasa tubuhnya lemas dan keringat dingin (+). Hal ini merupakan
ciri khas vertigo yang disebabkan gangguan vestibularis. Gangguan vertigo vestibularis
ini terbagi menjadi dua yaitu gangguan yang berasal dari sentral atau perifer. Perbedaan
khas yang dapat ditemukan pada kelainan perifer yaitu pusing berhubungan dengan

21
perubahan posisi kepala dengan onset mendadak. Pada pasien ini pusing yang
dirasakan makin memberat jika menggerakkan kepala atau melakukan gerakan lain.
Selain itu pada pasien ini juga ditemukan keluhan lain berupa mual dan muntah. Mual
dan muntah dapat terjadi baik itu vertigo sentral maupun vertigo perifer. Hanya mual
dan muntah yang disebabkan vertigo perifer biasanya bersifat lebih hebat dibandingkan
vertigo sentral. Berdasarkan anamnesis yang didapatkan dari pasien tersebut
mengarahkan kepada vertigo perifer.7
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah yang sangat tinggi, dan saat
anamnesis diketahui pasien memiliki riwayat hipertensi namun tidak rutin kontrol dan
minum obat. Tekanan darah saat masuk 220/100 disertai keluhan pusing berputar,
sehingga diagnosis juga mengarah ke Hipertensi Emergency.
Setelah beberapa hari diperawatan, keluhan pasien masih pusing berputar yang
dirasakan hampir terus menerus terutama jika bergerak. Sehingga dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa CT Scan kepala dan didapatkan hasil berupa:
Perdarahan intracerebri region cerebellum. Sehingga disimpulkan bahwa vertigo yang
dirasakan pasien adalah manivestasi dari perdarahan intracerebri/stroke hemoragik.
Diagnosis utama yang ditegakkan berupa stroke hemoragik. Usia pasien 71 tahun
dan disertai dengan adanya riwayat hipertensi yang tidak terkontrol, merupakan faktor
predisposisi untuk terjadinya perdarahan intracerebri. Hal lain yang menunjang berupa
pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan pada As. Urat sebesar 8,7 mg/ dl
(2,4-5,7), kolesterol Total sebesar 254 mg/dl (<200), kolesterol LDL sebesar 181 mg/dl
(<100). Dimana ini merupakan faktor risiko terjadinya stroke hemoragik. Adanya
hipertensi yang tidak terkontrol, menyebabkan tekanan darah meningkat cukup tinggi
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Terjadi proses hialinisasi pada dinding
pembuluh darah sehingga elastisitasnya berkurang atau menghilang. Pada kasus ini saat
tekanan darah pasien meningkat sangat tinggi, pembuluh darah cerebral tidak dapat
lagi menyesuaikan diri dengan fluktuasi tekanan darah sistemik, sehingga
menyebabkan pecahnya pembuluh darah di cerebellum. Darah yang keluar membentuk
hematom dan memberi efek desak ruang sehingga TIK meningkat. Pada pasien TIK

22
yang meningkat memberikan manifestasi seperti Nyeri kepala, pusing, mual dan
muntah.8
Untuk tatalaksana medikamentosa, pasien diberikan antihistamin (Dimenhidrinat
dan Betahistin), ondansentron dan ranitidine untuk pusing berputar, muntah dan mual
yang sering dirasakan. Pasien diberikan racikan obat berupa paracetamol 350mg,
tramadol ½ tab, diazepam 1mg untuk keluhan nyeri kepala bagian belakang. Untuk
tekanan darah pasien yang tinggi diberikan obat golongan CCB (amlodipine) dan
dikombinasikan dengan golongan ARB (candesartan). Pemberian manitol dilakukan
untuk menurunkan TIK. Allopurinol diberikan karena pada pemeriksaan asam urat
didapatkan lebih dari nilai normal. Untuk dyslipidemianya pasien diberikan obat
golongan statin (simvastatin) untuk menurunkan kolesterolnya. Pada pasien juga
diberikan injeksi IV Vit.K selama 3 hari untuk mempercepat factor pembekuan darah
akibat perdarahan intraserebral yang terjadi. Serta pasien mendapatkan citicoline yang
merupakan obat neuroproteksi, citicolin memiliki efek sebagai perlindungan dan
perbaikan otak pasca stroke.

23
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Stroke. 2014
2. Arifputera, Andy dkk. Kapita Selekta Kedokteran Essential of medicine:
Stroke. 2014. Jakarta: Media Aesculapius
3. Liebeskind, David. Medscape: Hemorrhagic Stroke. 2015
4. Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2013
5. Price, Sylvia A. PatofisiologiKonsepKlinis Proses-proses Penyakit Ed. 6.
Jakarta: EGC. 2006
6. Kumar, dkk. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC. 2007.
7. Aninditha T, Wiratman W. Buku Ajar neurologi Jilid 1. Edisi ke-1. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI. 2017
8. Aninditha T, Wiratman W. Buku Ajar neurologi Jilid 2. Edisi ke-1. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI. 2017

24

Anda mungkin juga menyukai