Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai ASN memiliki peranan
penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berfungsi sebagai
: (1) Pelaksana Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan
Pemersatu Bangsa. Oleh karena itu penting agar PNS memiliki
profesionalisme dan kompetensi yang memadai untuk bisa
menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh tanggung jawab. 1

Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3) dan


ayat (4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi
Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu
tahun masa percobaan. Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan untuk membangun moral, kejujuran,
semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal
dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat tugas sehingga
memungkinkan peserta mampu mengaktualisasikan dan membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya. Karakter
PNS profesional dibentuk dari sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-
nilai dasar profesi PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI serta mengusai tugasnya sehingga mampu

1
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
publik. 1,2
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah
nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber
daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut “potensial danger to
mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak). Oleh
karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak
yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Data World Health
Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia
dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan
akut, bahkan jarak keduanya saling berinteraksi. Anemia dalam
kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara
berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata
kehamilan yang disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan
sebesar 72,6%.Tingginya pravalensinya anemia pada ibu hamil
merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia. 3,4
Data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada
tahun 2010 menyebutkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia sebesar 220 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
masih jauh dari target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN) tahun 2014 sebesar 2 118 per 100.000 kelahiran hidup dan
target Milenium Develpomen Goals (MDG’s) sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup tahun 2015.5
Dinas kesehatan Kabupaten Demak, bagian kesehatan keluarga
ibu dan anak dan gizi, menuturkan bahwa tahun 2017 terdapat angka
kematian ibu sebanyak 14 kasus, sedangkan total kematian bayi per
bulan februari 2018 sebanyak 11 kasus. Pada laporan kinerja
Puskesmas Gajah II Bulan Mei 2019 didapatkan, 10 dari 139 ibu hamil
mengalami anemia, prosentase 7,1%. Target pemerintah daerah
<3.5%.

2
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan fasilitas kesehtan tingkat pertama dimana
sebagai baris terdepan dalam kesehatan masyarakat. Dibutuhkan
peranan aktif dari puskesmas untuk meningkat derajat status
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dengan berdasarkan pada
prinsip nilai-nilai yang terkandung pada pasal 3 Undang-undang nomor
5 tahun 2014 dan berdasarkan serta erat relevansinya dengan nila-nilai
dasar ANEKA, yaitu : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. 6,7

B. Identifikasi Isu, Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan, dan


Rumusan Masalah
1. Identifikasi Isu, Dampak jika Isu Tidak Diselesaikan
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di
Puskesmas Gajah II Kabupaten Demak sesuai dengan nilai-nilai
dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan
sesuai dengan peran dan kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi
dibuat berdasarakan identifikasi isu dengan mempertimbangkan
keaktualan, problematik, kekhalayakan dan kelayakan isu tersebut
(Metode APKL). Kemudian prioritas isu ditentukan dengan
mengukur tingkat urgensi (urgency), keseriusan masalah
(seriously), dan perkembangan masalah tersebut jikan tidak
dipecahkan (growth) yang dikenal dengan metode USG. Prioritas
isu yang telah ditentukan kemudian diidentifikasi berdasarkan
sumber isu, aktor yang terlibat, peran masing-masing aktor yang

3
terlibat dan keterkaitan dengan mata pelatihan, dan kegiatan-
kegiatan yang digagas untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada di Puskesmas Gajah II Kabupaten Demak. 8

Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja penulis


yang dikatkan dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS
(Manajemen ASN,Whole of Government (WOG), dan Pelayanan
Publik) dapat ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 1.1. Identifikasi Isu dikaitkan dengan Agenda Ketiga


Pelatihan Dasar CPNS (Manajemen ASN, Whole of
Government (WOG), dan Pelayanan Publik)

No. Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan

1. Tingginya Manajemen  Rendahnya  Meningkatnya pengetahuan


prosentase ibu ASN kepatuhan ibu ibu hamil mengenai pola
makan dan sadar akan
hamil dengan hamil dalam
kepatuhan dalam minum
anemia di wilayah minum obat fe obat yang mampu
kerja Puskesmas serta asam folat menurunkan angka anemia
pada ibu hamil
Gajah II yang dapat
mengakibatkan
anemia hingga  Menurunnya komplikasi
pada komplikasi persalinan yang diakibatkan
karena anemia
saat persalinan

 Rendahnya
pengetahuan
ibu terhadap
pola makan
pada ibu hamil

2. Belum optimalnya Manajemen Munculnya celah Menurunkan terjadinya potensi


kepatuhan ASN untuk terjadinya penularan penyakit dari pasien
petugas dalam potensi penularan ke petugas atau petugas ke
menggunakan penyakit dari pasien
alat pelindung diri pasien ke petugas
(APD) di Ruang atau petugas ke
IGD Puskesmas pasien

4
Gajah II

3. Belum Pelayanan  Belum Tercapainya jumlah sasaran


tercapainya target publik tercapainya kunjungan lansia yang
pemeriksaan sasaran mendapatkan pelayanan
pada usia lanjut pelayanan kesehatan dengan optimal
di wilayah kerja kesehatan pada meliputi promotif, preventif,
Puskesmas lansia kuratif dan rehabilitatif.
Gajah II
 Rendahnya
. angka
pencapaian
pemeriksaan
lansia yaitu
33.8% dimana
targetnya
adalah 41.6 % .

(Data kinerja
puskesmas
bulan Mei 2019)

4. Persediaan obat Whole of Keterbatasan Terpenuhinya jumlah stok obat


di farmasi yang Government jumlah stok obat yang sesuai dengan
tidak sesuai yang tidak sesuai kebutuhan dalam pelayanan
dengan dengan
kebutuhan kebutuhan

5. Belum adanya Manajemen Munculnya celah Menurunkan terjadinya potensi


ruang pelayanan ASN untuk terjadinya penularan penyakit dari pasien
untuk penyakit potensi penularan ke petugas atau petugas ke
menular pada TB penyakit dari pasien
pasien ke petugas
atau petugas ke
pasien

5
Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis
isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan
prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu
dilakukan dengan menggunakan alat bantu APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan) dan USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth). 8

Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan


memenuhi kriteria, kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut
dengan menggunakan analisis USG. Analisis USG merupakan alat
analisis yang dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui
tingkat kegawatan, keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu
atau masalah. 8

Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus


dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya
seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Analisis
USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang antara 1
sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2
berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5
berarti sangat besar . Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu
prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-
kegiatan yang diusulkan. Hasil analisis USG terkait isu-isu di
Puskesmas Gajah II Kabupaten Demak disajikan dalam tabel
berikut ini 8,9 :

Tabel.1.2. Analisis Isu Strategis


Kriteria A Kriteria B Peringkat
Prinsip
Identifikasi Isu A P K L Ket U S G ∑
ASN

6
Kriteria A Kriteria B Peringkat
Prinsip
Identifikasi Isu A P K L Ket U S G ∑
ASN

Manajemen Tingginya prosentase ibu + + + + Memenuhi 5 5 4 14 1


ASN hamil dengan anemia di syarat
wilayah kerja Puskesmas
Gajah II
Manajemen Belum optimalnya + + - + Tidak
ASN kepatuhan petugas dalam Memenuhi
menggunakan Alat syarat
Pelindung Diri (APD) di
Ruang Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Puskesmas
Gajah II

Pelayanan Belum tercapainya target + + + + Memenuhi 3 3 4 10 3


Publik pemeriksaan pada usia syarat
lanjut di wilayah kerja
Puskesmas Gajah II
Whole of Persediaan obat di farmasi + - + + Tidak
Government yang tidak sesuai dengan Memenuhi
kebutuhan syarat
Manajemen Belum adanya ruang + + + + Memenuhi 4 4 4 12 2
ASN pelayanan untuk penyakit Syarat
menular pada TB

Dari Tabel. Analisis Isu Strategis, menunjukkan validasi isu dengan


menggunakan analisa USG. Dari analisa didapatkan core issue yakni Tingginya
prosentase ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Gajah II.
2. Dampak Jika Isu Tidak Terselesaikan
Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode USG jika
tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel.1.3. Dampak Isu Tidak Terselesaikan
No Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
1 Manajemen ASN Tingginya prosentase Meningkatnya anemia pada ibu
ibu hamil dengan hamil dan tidak tertangani dengan
anemia di wilayah baik dapat mengakibatkan
kerja Puskesmas komplikasi pada ibu dan janin yang
Gajah II dikandung,baik selama kehamilan,
persalinan hingga status kesehatan

7
bayi saat lahir hidup. Komplikasi
terberat yaitu meningkatnya angka
kematian bayi dan angka kematian
ibu yang dapat menurunkan status
kesehatan Kabupaten Demak

C. Rumusan Masalah
Dari isu tersebut maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui
habituasi adalah:
1. Bagaimana upaya optimalisasi pelayanan kesehatan ibu hamil dengan
anemia di wilayah kerja PuskesmasGajah II ?
2. Bagaimana keterkaitan Nilai Dasar ASN (ANEKA) dengan kegiatan
yang dilakukan selama aktualisasi dan habituasi ?
3. Bagaimana keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi terhadap
hasil kegiatan dari isu yang diangkat ?
D. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah ditemukan,
tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengoptimalkan pelayanan pada ibu hamil dengan anemia di
Wilayah Kerja Puskesmas Gajah II
2. Untuk mengetahui keterkaitan nilai dasar ASN (ANEKA) dengan
kegiatan yang dilakukan selama aktualisasi dan habituasi.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi
erhadap hasil kegiatan dari isu yang diangkat.
E. Manfaat
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
a. Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
b. Menjadi dokter yang dapat menjalankan fungsi sebagai pelaksana
kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang

8
memiliki integritas dan profesionalisme di lingkungan Puskesmas
Gajah II Kabupaten Demak
2. Bagi Satuan Kerja Puskesmas Gajah II
Mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil dengan anemia
di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah II sehingga meningktkan
efektivitas, efisiensi, dan inovasi serta mutu pelayanan di Puskesmas
Gajah II Kabupaten Demak.

3. Bagi Masyarakat
Manfat yang didapatkan masyarakat selku stakeholder adalah
mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan
dan harapannya dalam bidang kesehatan.

9
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam
Pembukaan UUD 1945) melalui 9:
a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami
banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke,
dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang
berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat dalam konsep wawasan
nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu
dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan beragama

10
dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai agama masing-
masing, saling menghormati dengan sesama dan menjaga
keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan
mentaati peraturan perundang-undangan.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa
dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab bersama.
Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara
Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat
dapat diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa
dan bernegara. Bagi PNS yang perlu di cermati secara seksama adalah
semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS
dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu
memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu
masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya
masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka
bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di
intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang
harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ
PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara. 9
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah
air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme
dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh
tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara
dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk
cinta terhadap tanah air kita.9

11
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara
kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita
tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang
ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis,
dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan
setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini
yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi

12
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun
supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para
atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam
mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari
Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui
bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga
kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah
bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus
bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok
karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru
dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar
Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri,
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang
berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.9

2. Analisis Isu Kontemporer


Saat ini konsep negara,bangsa dan nasionalisme dalam konteks
Indonesia sedang berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan
etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan lingkungan
strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran pengertian tentang
nasionalisme yang berorientasi kepada pasar atau ekonomi global.
Dengan menggunakanan logika sederhana, “pada tahun
2020,diperkirakan jumlah penduduk dunia akan mencapai 10 milyar
dan akan terus bertambah, sementara sumber daya alam dan tempat
tinggal tetap, maka manusia di dunia akan semakin keras berebut
untuk hidup, agar mereka dapat terus melanjutkan hidup”. Pada

13
perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya
sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari
konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan bangsa.
Berdasarkanpenjelasan di atas, perlu disadari bahwa PNS sebagai
aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari
eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka
Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.
Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan
memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer
diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money
laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti
cybercrime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.9

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Untuk melatih kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS ada beberapa
hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu
terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang dihadapi bangsa
negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak mudah percaya dengan
barita gosip yang belum jelas asal usulnya, tidak terpengaruh dengan
penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan permasalahan bangsa lainnya,
dan yang lebih penting lagi ada mempersiapkan jasmani dan mental untuk
turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada
semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara. Dalam
hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga masyarakat tentu memiliki
hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.9
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu
sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari

14
hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal
ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap
dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer atau
kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan jiwa
kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga kelestarian hayati),
menjaga aset bangsa, menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada
beberapa kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka menunjang
kesiapsiagaan dan meningkatkan kebugaran sifik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS
akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.

B. Nilai Dasar PNS


1. Akuntabilitas
a. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang

15
berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu,
akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas
stakeholder .10

b. Aspek Akuntabilitas
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance)
c. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
akuntabilitas vertikal (vertical accountability), dan akuntabilitas
horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang
lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban
kepada masyarakat luas. 10
d. Tingkatan Akuntabilitas
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
e. Nilai-nilai Akuntabilitas

16
1) Kepemimpinan: Pimpinan memberi contoh pada orang lain,
adanya
2) komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
3) Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong
tercapainya akuntabilitas
4) Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
5) Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga,
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas
keputusan yangtelah dibuat.
6) Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yng harus dipelihara
dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan
7) kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan
kinerja tidak optimal.
8) Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan
9) Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian yang yang dimiliki.
2. Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan
terhadap bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada
Pancasila.11
b. Nilai-nilai Nasionalisme
Adapun nilai-nilai nasionalisme jumlahnya ada 5 yang
sesuai dengan sila Pancasila, diantaranya:
1) Sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan yang Maha Esa,
b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya

17
masing-masing, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab,
c) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan yang Maha Esa,
d) Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa,
e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan yang Maha Esa,
f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing,
g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan yang Maha Esa kepada orang lain.
2) Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa,
b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial,warna kulit dan sebagainya,
c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia,
d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira,
e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain,
f) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan,
h) Berani membela kebenaran dan keadilan,
i) Bangsa Indonesia merasa dirinyaa sebagai bagian dari seluruh
umat manusia,

18
j) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.
3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia
a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan,
b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan,
c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa,
d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia,
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial,
f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika,
g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4) Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
a) Sebagai wara negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama,
b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,
c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama,
d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan,
e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah,
f) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah,
g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan,

19
h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur,
i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama,
j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan permusyawaratan.
5) Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a) Mengembangkan perbuatan yang luhur,yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan,
b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama,
c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban,
d) Menghormati hak orang lain,
e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri,
f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain,
g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah,
h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
Tidak menggunakan hak milikmerugikan kepentingan umum,
i) Suka bekerja keras,
j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama,
k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.11
3. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang
lain di dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi
atas baik atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau

20
bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015).
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk
memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan
antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik .12
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN,
2015). Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;

21
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik
yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan
relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi,
dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik . Ketiga dimensi
tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang
beretika.12

4. Komitmen Mutu
Karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur
tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga
dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan. 13
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2015)
menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan
(bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat
revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi
untuk memenangkan persaingan.13

22
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun
mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur
dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya.
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk

23
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian
Zamit, 2010), yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.13
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar
biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak
hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. 14
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran
mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.

24
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta
tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,
sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat
curang.

b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia
malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak
yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab

25
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak
akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup
dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak
akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.

26
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan
menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai
manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan
waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat
menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual
yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk
memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk
melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik
agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.14
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem
Merit. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen
PPPK. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan
jaminan hari tua, dan perlindungan.8
Pegawai ASN wajib :

27
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran,. Kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
diluar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaborasi pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lbh luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. WoG dikenal sebagai pendekatan interagency
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan.
Untuk mengatasai wicked problem tidak hanya dibutuhkan
koordinasi tetapi juga kolaborasi. Koordinasi dengan kolaborasi
memiliki perbedaan, dimana koordinasi merupakan kerja sama intra
atau inter instansi tetapi masing-masing memiliki tujuan dan
kepentingannya sendiri. Sedangkan kolaborasi, masing-masing pihak
yang bekerjasama memiliki tujuan dan kepentingan bersama.

28
3. Pelayanan Publik
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk
untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka
pelayanan publik yang merupakan amanat UUD RI 1945. Pengertian
pelayanan publik menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik disebutkan bahwa pelayanan
publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayan publik. Pelayanan publik dapat disimpulkan
sebagai pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau
masyarakat dan atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada
penerima layanan.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik yaitu
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (orang, masyarakat, organisasi lain);
c. Kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan.
D. Anemia Pada Ibu Hamil
Pengertian Anemia Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11 gr % pada trimester I dan III atau kadar lebih kecil
10,5 gr % pada trimester II. Anemia pada kehamilan adalah anemia
karena kekurangan zat besi, menurut WHO kejadian anemia hamil
berkisar antara 20 % sampai dengan 89 % dengan menetapkan Hb 11 gr
% sebagai dasarnya. Hb 9 – 10 gr % disebut anemia ringan. Hb 7 – 8 gr
% disebut anemia sedang. Hb < 7 gr % disebut anemia berat (Manuaba,
2010).
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami
hemodelusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40
% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah

29
peningkatan sel darah 18 % sampai 30 % dan hemoglobin sekitar 19 %..
Komplikasi anemia pada kehamilan dapat mengakibatkan komplikasi
pada ibu dan bayi hingga pada mortalitas. Kesehatan ibu hamil sangat
berperan penting dalam status kesehatan suatu kabupaten atau daerah.
E. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan
oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam
suatu sistem. Puskesmas berwenang untuk : 6
a. Mlaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan; h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan i.
memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

30
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

BAB III
PROFIL UNIT KERJA

A. Gambaran Umum Puskesmas Gajah II


1. Letak Geografis
Puskesmas Gajah II Kecamatan Gajah Kabupaten Demak, merupakan
salah satu Instansi di kecamatan Gajah yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 10 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 3 Tahun
2001 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-
Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak. 15

Gambar.3.1. Tampilan Depan Puskesmas Gajah II

31
Puskesmas Gajah II terletak di desa Tambirejo, Kecamatan Gajah,
Kabupaten Demak. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Gajah II
adalah:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Cangkring Kecamatan


Karanganyar

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Undaan

Kabupaten Kudus

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Dempet

4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Sari Kecamatan Gajah

Puskesmas Gajah II Kecamatan Gajah Kabupaten Demak

memiliki 8 desa wilayah kerja yaitu :

1. Desa Tambirejo

2. Desa Tanjung Anyar

3. Desa Wilalung

4. Desa Mlatiharjo

5. Desa Medini

6. Desa Sambung

7. Desa Mlekang

8. Desa Mojosimo

32
Gambar.3.2. Batas Wilayah Puskesmas Gajah II

2. Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Gajah Puskesmas Gajah II berdasarkan data
dari Statistik Kecamatan pada tahun 2018 berjumlah 17.759 0rang, yang terdiri
dari 9,134 orang laki-laki dan 8.625 orang perempuan. Secara berurutan
Jumlah Penduduk terbanyak terdapat di Desa Tanjuganyar sejumlah 2.631
orang. Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Desa Mojosimo
sejumlah 1.348 orang dan, Desa Tambirejo sejumlah 1.932 orang.15

3. Sumber Daya Manusia


Puskesmas Gajah II memiliki tenaga yang bertugas di Puskesmas
Induk, Puskesmas Pembantu (Pustu), PKD/Polindes dan di Desa.
Karyawan Puskesmas Gajah II terdiri dari 3 dokter umum ( 1 Dokter
kepala Puskesmas, 2 dokter fungsional),1 orang Kasubbag Tata Usaha
(S.Kep,Ners),1 orang Bidan Puskesmas (D-IV), 1 orang Bidan
Koordinator (SKM),2 orang Bidan PNS (D-III), 5 orang Bidan PNS ( D-IV),
8 orang Wiyata Bidan Desa (D-III), 2 orang perawat PNS (D-IV),3 orang
Perawat PNS (S.Kep,Ners ), 1 orang perawat PNS (SKM),6 orang Wiyata
Perawat (D-III), 1 orang Asisten Apoteker PNS (D-III), 1 orang Analis
PNS,1 orang Wiyata Analis, 1 orang HS/Sanitasi PNS,1 orang Promoter
(SKM), 2 HONDA ( 1 orang penjaga malam :SMP , 1 orang Kebersihan
SMA),1 orang Wiyata Perawat Gigi (D-III), 2 orang tenaga non Medis (
juru masak :SMA, staf :SE). 15

33
4. Struktur Organisasi 15

Gambar.3.3. Struktur Organisasi Puskesmas Gajah II

34
5. Visi, Misi, Serta Nilai Organisasi 15
 VISI

MENJADI PUSAT PELAYANAN KESEHATAN YANG


PROFESIONAL,BERKUALITAS MENUJU MASYARAKAT YANG
SEHAT DAN MANDIRI

 MISI
a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Dan Terjangkau oleh
Masyarakat.
b. Meningkatkan Kualitas SDM Yang Profesional Dan Berkomitmen Tinggi
c. Meningkatkan Tata Kelola Puskesmas yang baik melalui perbaikan
manajemen yang professional,akuntabel efektif dan efisien.
d. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
 MOTTO
“ Kesembuhan Anda Adalah Kebahagiaan Kami”

 TATA NILAI
a. Senyum
Memberikan pelayanan dengan senyuman

b. Ikhlas
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan sepenuh hati
dan tanpa pamrih

c. Akuntabel
Memberi pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan sepenuh hati dan
tanpa pamrih

d. Professional
Memberi pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan, yang dapat diukur dan dipertanggung jawabkan

35
6. Tugas dan Fungsi Puskesmas

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional,

mempunyai tugas pokok sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat, yang

juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara

menyeluruh (kuratif, preventif, promotif, dan rehabilitative)dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.Adapun Fungsi

Puskesmas adalah: 6,15

1. Sebagai Pusat Pengembangan Kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina Peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat wilayah kerjanya.

Kegiatan pokok Puskesmas sesuai dengan paradigma baru menjadi Puskesmas

reformasi dengan 7 program/Kegiatan Pokok dan Program Pengembangan. Adapun 7

Kegiatan Pokok tersebut meliputi:

1. Pelayanan Medik Dasar

2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

3. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

4. Kesehatan Lingkungan (HS)

5. Peningkatan Gizi Keluarga

6. Imunisasi

7. Promosi Kesehatan

B. Tugas Jabatan Dokter Umum


Job deskripsi :
Unsur utama :
1. Pelayanan pasien (penyembuhan penyakit kompetensi dokter umum)
2. Pelayanan pasien ( melakukan tindakan kompetensi dokter umum )
3. Pemulihan kesehatan akibat penyakit ( mental )

36
4. Pemulihan kesehatan akibat penyakit ( fisik )
5. Pembuatan catatan medik pasien rawat inap
6. Pembuatan catatan medik pasien rawat jalan
7. Pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
8. Pembuatan karya ilmiah
Unsur Penunjang :
Mengikuti seminar sebagai peserta
C. Role Model

Gambar.3.4. Profil dr.Nani Eko Setyoningsih

Nama lengkap : dr. Nani Eko Setyoningsih


NIP :19700413 201001 2 001
Jabatan :Kepala Puskesmas
Tempat tanggal lahir : Pati, 13 April 1970
Pendidikan : S1Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
Alamat : Desa Sekarpetak RT 3 RW 04, Kebonagung,
Demak
Nilai yang patut diteladani : Disiplin, Integritas, Tanggung Jawab, Ramah,
Inovatif, Pantang Menyerah.

37
BAB IV

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai


Aneka
Unit Kerja : Puskesmas Gajah II
Identifikasi isu : 1. Tingginya prosentase ibu hamil dengan anemia di wilayah
kerja Puskesmas Gajah II
2. Belum optimalnya kepatuhan petugas dalam menggunakan
alat pelindung diri (APD) di Ruang IGD Puskesmas Gajah II
3. Belum tercapainya target pemeriksaan pada usia lanjut di
wilayah kerja Puskesmas Gajah II
4. Persediaan obat di farmasi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan
5. Belum adanya ruang pelayanan untuk penyakit menular
pada TB
Isu yang diambil : Tingginya prosentase ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja
Puskesmas Gajah II

Gagasan 1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas, kordinasi


Pemecahan isu kepada pemegang program serta membuat komitmen
terkait dalam kegiatan Gerakan Ajudan Ibu Hamil Anemi
(GARUDA BUMI)
2. Melakukan Kegiatan Jaga Gizi Ibu Hamil (JIMI)
3. Melakukan Kegiatan Jaga Ibu Hamil (JAMINI)
4. Melakukan Kegiatan Senam Ibu Hamil
5. Kegiatan Poli Siaga Ibu Hamil Anemia (KEPO SINEM)

38
Tabel 4.1. Kegiatan dengan Keterkaitan ANEKA

Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan 1. Menghadap Kepala 1.Diperoleh persetujuan Akuntabilitas : Melalui penerapan Menguatkan nilai
konsultasi Puskesmas dengan Kepala Puskesmas nilai-nilai dasar puskesmas :
 Nilai Kejelasan
dengan Kepala memperlihatkan rencana terhadap rencana kegiatan
Berkomunikas, ASN (ANEKA)  Senyum
Puskesmas, kegiatan yang akan yang akan dilakukan
menyampaikan materi dalam kegiatan ini  Memberikan
kordinasi dilakukan 2. Mendapatkan komitmen
kegiatan dengan maksud diharapkan dapat materi dengan
kepada 2. Berkoordinasi dengan dari petugas terkait
dan tujuan dengan jelas mendukung senyuman
pemegang Bidan Kordinator , Bidan 3. Mendapatkan jadwal
terpenuhinya Visi dan santun.
program serta Desa, Petugas Gizi serta Kelas Ibu Hamil tiap desa Nasionalisme :
membuat Kader binaan  Nilai musyawarah pada sila
Pemerintah  Profesional
komitmen terkait 3. Membuat komitmen ke 4 Daerah dalam
dalam kegiatan bersama dalam Memperoleh mufakat, Kabupaten pelaksanaan
GARUDA BUMI pelaksanaan kegiatan menggunakan bahasa Demak yaitu kegiatan
(Gerakan GARUDA BUMI (Gerakan Indonesia yang baik dn “Terwujudnya
Ajudan Ibu Ajudan Ibu Hamil Anemi) benar Masyarakat
Hamil Anemi) 4. Pembuatan Jadwal Kelas  Sila ke 5 Demak Yang
Ibu Hamil tiap Desa yaitu,menghormati hak
Agamis lebih
Sumber Wilayah Kerja setiap warga negra untuk
sejahtera, mandiri,
kegiatan : Puskesmas Gajah II berpendapat dalam
maju, kompetitif,
inovasi musyawarah

39
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kondusif,
Etika Publik : berkepribadian
 Sopan dan santun dalam dan demokratis”
berbicara dan berperilaku
dalam musyawarah
Dan Misi
Komitmen Mutu :
Pemerintah
Melakukan kegiatan dengan
Daerah
sepenuh hati
Anti Korupsi : Kabupaten
Demak yang ke-5
 Nilai Keadilan
& 8 yaitu :
Adil dalam penyusunan “Meningkatkan
jadwal desa binaan, pelayanan,
semua Wilayah kerja pendidikan,
Puskesmas Gajah II kesehatan dan
mendapatkan jadwal
perlindungan

 Nilai Kepedulian sosial sesuai


standar”
Memiliki sikap dasar
Serta
kepedulian terhadap

40
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kasus ibu hamil dengan “Mewujudkan
anemia karena kualitas
kemungkinan komplikasi pelayanan
penyakit yang dapat
investasi dan
muncul
meningkatkan
kualitas
pelayanan
publik”

2 Melakukan 1. Kordinasi dengan 1. Mendapatkan data Akuntabilitas : Melalui penerapan Menguatkan nilai
Kegiatan Jaga Petugas Gizi, Kader dan ibu hamil pada desa nilai-nilai dasar puskesmas :
 Nilai Kejelasan
Gizi Ibu Hamil Bidan Desa wilayah kerja ASN (ANEKA)  Nilai Senyum
(JIMI) 2. Persiapan sarana Puskesmas Gajah II Kejelasan informasi yang dalam kegiatan ini dan Ikhlas
prasarana : 2. Mendapatkan hasil diberikan saat
diharapkan dapat Memberikan
 Leaflet penyuluhan pemeriksaan status penyuluhan gizi pada ibu
mendukung pelayanan
Gizi Pada Ibu Hamil kesehatan terutama hamil.
terpenuhinya Visi dengan
yang dibuat mandiri status gizi pada ibu
 Tranparansi Pemerintah senyuman,
dan sederhana hamil keterkaitnnya
3. Pendataan peserta ibu dengan salah satu Daerah ikhlas .
Pencatatan hasil
hamil dalam desa faktor anemia adalah Kabupaten

41
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
wilayah kerja sesuai kurang gizi kegiataan Demak yaitu  Nilai
dengan jadwal 3. Mendapatkan data “Terwujudnya Profesional
Nasionalisme :
4. Penyuluhan Kebutuhan ibu hamil dengan Masyarakat Pemeriksaan
Gizi pada ibu hamil penyakit penyerta Sila ke 4 , Kordinasi sebelum
Demak Yang dilakukan
keterkaitannya dengan seperti kurang gizi kegiatan dimulai dilakukan
Agamis lebih sesuai dengan
salah satu faktor anemi 4. Ibu hamil dengan cara musyawarah
sejahtera, mandiri, pedoman
adalah kurang gizi mendapatkan
Sila ke 5, Menghormati hak maju, kompetitif, profesi
5. Pemeriksaan ibu hamil pengetahuan
peserta untuk bertanya pada kondusif,
6. Penentuan status mengenai gizi
saat sesi enyuluhan
kesehatan terutama seimbang selama berkepribadian
status gizi ibu hamil masa kehamilan Etika Publik : dan demokratis”
7. Edukasi tatalaksana ibu
Berbicara dan berperilaku
hamil dengan kurang gizi Dan Misi
sopan santun saat kordinasi
dengan tim dan peserta Pemerintah
Daerah
Komitmen Mutu :
Kabupaten
 Adaptasi dengan Demak yang ke-5
lingkungan dan budaya & 8 yaitu :
bahasa sekitar
“Meningkatkan

42
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
 Sepenuh hati pelayanan,
menjalankan kegiatan pendidikan,
JIMI . kesehatan dan

Antikorupsi : perlindungan
sosial sesuai
Kedisiplinan waktu kegiatan
standar”
dilakukan sesuai dengan
Serta
jadwal yang sudah disusun
“Mewujudkan
kualitas
pelayanan
investasi dan
meningkatkan
kualitas
pelayanan
publik”

43
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Melakukan 1. Kordinasi dengan tim 1. Didapatkan hasil Akuntabilitas : Melalui penerapan Menguatkan nilai
Kegiatan Jaga yang terdiri dari kader pemeriksan pada nilai-nilai dasar puskesmas yaitu
Kejelasan dalam pemerian
Ibu Hamil dari dan bidan desa ibu hamil ASN (ANEKA) Akuntabel ,
materi penyuluhan
Anemia 2. Persiapan sarana 2. Diperoleh data ibu
dalam kegiatan ini Profesional:
(JAMINI) prasarana meliputi: hamil dengan Transparansi , dalam
diharapkan dapat
 Leaflet Anemia anemia pencatatan hasil kegiatan Sebagai Dokter
mendukung
Pada Ibu Hamil, 3. Ibu hamil tidak hanya
Nasionalisme : terpenuhinya Visi
 Lembar Obat mendapatkan memberikan
pengetahuan Kordinasi sebelum kegiatan Pemerintah
(LEBAT) . Lembar layanan kuratif
Jadwal Obat yang Anemia yang dimulai dilakukan dengan Daerah
dan rehabilitative
dibuat mandiri dan terjadi pada ibu cara musyawarah Kabupaten
saja, tetapi juga
sederhana, hamil Demak yaitu
Etika Publik : wajib memberikan
 Buku Pencatatan “Terwujudnya
 Berbicara dan pelayanan
Data Peserta 4. Ibu hamil Masyarakat
mendapatkan berperilaku sopan santun promotif dan
3. Penyuluhan Anemia Demak Yang
Pada Ibu Hamil Lembar Obat saat kordinasi dengan preventif dengan
Agamis lebih
4. Pemeriksaan Ibu (LEBAT) untuk tim dan peserta penuh tanggung
sejahtera, mandiri,
Hamil jadwal minum obat jawab dan secara
 Pemeriksaan dilakukan maju, kompetitif,
5. Pendataan Ibu Hamil guna penganganan profesional
dengan rasa empati
anemia serta kondusif,
dengan Anemia

44
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Edukasi tatalaksana pencegahan berkepribadian
ibu hamil anemia pada ibu dan demokratis”
Komitmen Mutu :
hamil
Melakukan kegiatan
Dan Misi
kegiatan dengan sepenuh
Pemerintah
hati dalam penyuluhan dan
Daerah
pemeriksaan yang mampu
Kabupaten
menimbulkan rasa
kepercayaan ibu hamil
Demak yang ke-5

kepada panitia & 8 yaitu :


“Meningkatkan
Antikorupsi :
pelayanan,
Kedisiplinan waktu dilakukan pendidikan,
sesuai dengan jadwal yang kesehatan dan
disusun dan kepedulian akan
perlindungan
kesulitan ibu hamil dalam
sosial sesuai
jadwal minum obat ,sehinga
standar”
diberikan alat bantu berupa
lembar obat.
Serta
“Mewujudkan

45
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kualitas
pelayanan
investasi dan
meningkatkan
kualitas
pelayanan
publik”

4 Melakukan 1. Kordinasi dengan kader 1. Meningkatkan Akuntabilitas : Melalui penerapan Menguatkan nilai
Kegiatan dan bidan desa pengetahuan ibu hamil nilai-nilai dasar puskesmas :
Kejelasan dalam pemberian
Senam Ibu 2. Persiapan sarana tentang senam hamil ASN (ANEKA) Memberikan
materi penyuluhan
Hamil prasarana serta manfaatnya
dalam kegiatan ini pelayanan dengan
3. Penyuluhan manfaat 2. Ibu hamil dapat Nasionalisme :
diharapkan dapat senyuman,
senam ibu hamil dengan merasakan manfaat
Kordinasi sebelum kegiatan mendukung ikhlas ,
leaflet senam ibu hamil yang didapatkan
dimulai dilakukan dengan terpenuhinya Visi profesional
4. Melakukan gerakan setelah senam hamil
cara musyawarah
senam ibu hamil secara Pemerintah
bersama-sama dengan Etika Publik : Daerah
kompak Kabupaten
 Berbicara dan
berperilaku sopan santun
Demak yaitu

46
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
saat kordinasi dengan “Terwujudnya
tim dan peserta Masyarakat
Demak Yang
 Kegiatan dilakukan
secara bersama-sama Agamis lebih
yang mampu sejahtera, mandiri,
meningkatkan rasa maju, kompetitif,
kebersamaan sesama kondusif,
peserta dengan petugas berkepribadian
dan demokratis”
Komitmen Mutu :

Melakukan kegiatan
Dan Misi
kegiatan dengan sepenuh
Pemerintah
hati dalam penyuluhan dan
Daerah
pemeriksaan yang mampu
menimbulkan rasa
Kabupaten

kepercayaan ibu hamil Demak yang ke-5


kepada panitia & 8 yaitu :
“Meningkatkan
Antikorupsi :
pelayanan,
Kedisiplinan waktu dilakukan

47
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
sesuai dengan jadwal yang pendidikan,
disusun saat musyawarah kesehatan dan
perlindungan
sosial sesuai
standar”
Serta
“Mewujudkan
kualitas
pelayanan
investasi dan
meningkatkan
kualitas
pelayanan
publik”

48
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Kegiatan Poli 1. Kordinasi dengan 1. Mendapat data ibu Akuntabilitas : Melalui penerapan Menguatkan nilai
Siaga Ibu petugas pendaftaran, hamil normal dan nilai-nilai dasar puskesmas yaitu
Kejelasan dalam pemberian
Hamil Anemia bidan jaga poli, bidan ibu hamil anemia ASN (ANEKA) Akuntabilitas :
materi penyuluhan
(KEPO SINEM) desa, serta analisis 2. Mendapatkan
dalam kegiatan ini
laborat status kesehatan Nasionalisme : Sebagai Dokter
diharapkan dapat
2. Pendataan ibu hamil teutama status gizi tidak hanya
Kordinasi sebelum kegiatan mendukung
yang periksa ke poli ibu hamil memberikan
dimulai dilakukan dengan terpenuhinya Visi
rawat jalan 3. Ibu hamil layanan kuratif
cara musyawarah
3. Melakukan anamnesis mendapatkan Pemerintah
dan rehabilitative
dan pemeriksaan pengetahun Etika Publik : Daerah
saja, tetapi juga
4. Screning anemia pada mengenai status Kabupaten
Antikorupsi : wajib memberikan
ibu hamil melalui kesehatannya serta Demak yaitu
Jujur dalam menyampaikan pelayanan
pemeriksaan laborat tatalaksana yang “Terwujudnya
informasi mengenai status promotif dan
yang dibutuhkan sesuai diperlukan Masyarakat
dengan kondisi saat kesehatan ibu hamil preventif dengan
Demak Yang
pemeriksaan penuh tanggung
Peduli terhadap kondisi yang Agamis lebih
5. Edukasi tatalaksana jawab dan secara
dialami ibu hamil terkait
sejahtera, mandiri,
berdasarkan status status kesehatannya, profesional
maju, kompetitif,
kesehatan terutama pada ibu hamil
6. Pemberian Lembar Obat kondusif,

49
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(LEBAT) pada ibu hamil dengan anemia berkepribadian
yang belum mempunyai dan demokratis”
LEBAT

Dan Misi
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Demak yang ke-5
& 8 yaitu :
“Meningkatkan
pelayanan,
pendidikan,
kesehatan dan
perlindungan
sosial sesuai
standar”
Serta
“Mewujudkan

50
Kontribusi Penguatan

Keterkaitan Substansi terhadap Visi Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
dengan ANEKA dan Misi Organisasi

Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kualitas
pelayanan
investasi dan
meningkatkan
kualitas
pelayanan
publik”

51
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah II. Adapun kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di
jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel.4.2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel.4.2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
TANGGAL 8 JULI S.D. 17 AGUSTUS 2019
KEGIATAN

10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
29
30
31

10
12
13
14
15
16
17
Bukti
8
9

1
2
3
5
6
7
8
9
Melakukan konsultasi
dengan kepala
Puskesmas dan
kordinasi serta
membuat komitmen Foto , Notulen
kepada pemegang
program yang terkait
dengan GARUDA
BUMI

Menyiapkan materi ,
lembar obat serta Foto
leaflet sebagai bahan desain
musyawarah

Melakukan Kegiatan Foto/video,


Jaga Gizi Ibu Hamil Leaflet, Dokumen
(JIMI) tertulis
Melakukan Kegiatan
Foto/video,
Jaga Ibu Hamil
Leaflet, Dokumen
(JAMINI) tertulis

Melakukan Kegiatan Foto/video,


Senam Ibu Hamil Leaflet, Dokumen
tertulis
Kegiatan Poli Siaga
Foto/video,
Ibu Hamil Anemia Leaflet, Dokumen
(KEPO SINEM) tertulis

52
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi ANEKA,
terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami kendala
sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara
optimal atau tidak tercapai aktualisasinya.Oleh karena itu perlu
disampaikan kendala-kendala yang mungkin terjadi, langkah-langkah
antisipasi menghadapi kendala tersebut, dan perlu dicari secara cermat
strategi untuk menghadapi kendala tersebut.Kendala, resiko dan solusi
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1. Antisipasi Menghadapi Kendala-Kendala Aktualisasi

Strategi Menghadapi
No. Kegiatan Kendala
Kendala
1. Melakukan konsultasi Pemegang program Kordinasi dengan bidan
dengan kepala tidak dapat hadir kordinator agar hasil
Puskesmas dan kordinasi dikarenakan kegiatan pertemuan dapat
serta membuat komitmen
luar, terutama bidn disampaikan.
kepada pemegang
desa krena banyak
program yang terkait Memberikan info melalui
kegaiatan
dengan GARUDA BUMI telfon

2. Melakukan Kegiatan  Ketidak hadiran  Kordinasi dengan bidan


Jaga Gizi Ibu Hamil peserta ibu hamil desa untuk perlu
(JIMI)  Kurangnya tidaknya home visit ibu
pemahanam pada hamil yang tidak datang
petugas mengenai  Persamaan persepsi
cara pemeriksaan dengan cara pelatihan
status gizi pemeriksaan status gizi
beberapa waktu
sebelum dimulai
kegiatan

3. Melakukan Kegiatan  Ketidak hadiran Kordinasi dengan bidan


Jaga Ibu Hamil peserta ibu hamil desa untuk perlu tidaknya
(JAMINI) home visit ibu hamil yang
tidak datang

4. Melakukan Kegiatan Kesulitan dalam Mengajarkan melakukan


Senam Ibu Hamil melakukan gerkan gerakan pelan,rileks agar
senam mereka dapat melakukan

53
Strategi Menghadapi
No. Kegiatan Kendala
Kendala
secara mandiri dirumah
5. Kegiatan Poli Siaga Ibu Peserta tidak Edukasi pentingny a
Hamil Anemia (KEPO berkenan dilakukan pemeriksaan laborat dalam
SINEM) pemeriksaan laborat kehamilan dan kordinasi
karena takut akan dengan analis agar pelan
tusukan jarum dalam melaksanakan
pengambilan sampel darah.

Sedangkan dampak yang mungkin terjadi jika kegiatan dilakukan


tanpa menggunakan nilai-nilai ANEKA antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.2.Dampak jika Kegiatan Dilaksanakan Tanpa


Menggunakan Nilai-Nilai ANEKA

No. Kegiatan Dampak

1. Melakukan konsultasi dengan kepala Musyawarah tidak berjalan


Puskesmas dan kordinasi serta membuat
lancar karena bermacam-macam
komitmen kepada pemegang program yang
pendapat yang tidak ditanggapi
terkait dengan GARUDA BUMI
dengan bahasa dan perilaku
sopan santun
2. Melakukan Kegiatan Jaga Gizi Ibu Hamil Ibu hamil tidak akan mengerti
(JIMI) akan pentingnya gizi pada ibu
hamil serta komplikasi karena
tidak seimbangnya gizi
3. Melakukan Kegiatan Jaga Ibu Hamil dari Ketidaksesuain data yang
Anemia (JAMINI) didapat dengan kenyataan
karena kegiatan dilakukan tidak
dengan tanggung jawab dn
profesional
4. Melakukan Kegiatan Senam Ibu Hamil Senam tidak dilakukan dengan
baik akan mempengaruhi
psikologi yang sangat diperlukan
saat kehamilan

5. Kegiatan Poli Siaga Ibu Hamil Anemia Tidak terlaksana kegiatan KEPO
(KEPO SINEM) SINEM dengan baik hingga

54
No. Kegiatan Dampak

missed diagnosis pada kondisi


pasien.

55
BAB V
PENUTUP

Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, penulis mampu mengidentifikasi isu dan
menemukan penyebab-penyababnya serta menganalisis dan dampak isu
tersebut jika tidak terselesaikan sehingga penulis menemukan gagasan
dalam penyeselesaian dengan menyusun rancangan aktualisasi yang
mengambil judul isu “Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil
Dengan Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah II Kabupaten
Demak”. Terdapat beberapa gagasan kreatif yang dituangkan dalam bentuk
kegiatan dan usulan yaitu :
1. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas dan kordinasi serta
membuat komitmen kepada pemegang program yang terkait dengan
Gerakan Ajudan Ibu Hamil Anemi (GARUDA BUMI)
2. Melakukan Kegiatan Jaga Gizi Ibu Hamil (JIMI)
3. Melakukan Kegiatan Jaga Ibu Hamil (JAMINI)
4. Melakukan Kegiatan Senam Ibu Hamil
5. Kegiatan Poli Siaga Ibu Hamil Anemia (KEPO SINEM)
Dari kegiatan-kegiatan tersebut diatas yang telah dituangkan dalam
beberapa tahapan kegiatan diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas
Gajah II yang dalam gagasan penyelesaian isu berkaitan dengan nilai-nilai
dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitemen mutu, dan anti
korupsi.

56
DAFTAR PUSTAKA
1. Republik Indonesia.2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No.
5494. Sekretariat Negara.Jakarta.
2. Republik Indonesia. 2017. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen PNS. Pemerintah Republik Indonesia.
Jakarta
3. Manuaba, IGB. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
4. Kemenkes RI. 2011. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2011.
Jakarta : Kemenkes RI
5. Badan Perencanan Pembangunan Nasional. 2015. Evaluasi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
Jakarta
6. Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta.
7. Lembaga Administrasi Negara. 2016. Aktualisasi. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara
8. Lembaga Administrasi Negara. 2016. Manajemen ASN. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara
9. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Kesiapsiagaan Bela Negara.
Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
10. Lembaga Administrasi Negara. 2016. Akuntabilitas. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

57
11. Lembaga Administrasi Negara. 2016.Nasionalisme. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
12. Lembaga Administrasi Negara. 2016.Etika Publik. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara
13. Lembaga Administrasi Negara. 2016.Komitmen Mutu.Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
14. Lembaga Administrasi Negara. 2016. Anti Korupsi. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
15. Puskesmas Gajah II.2018. Profil Puskesmas Gajah II.Demak

58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : dr. Diana Ratih Puspitasari


Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 15 September 1992
Status : Menikah
NIP : 19920915 201903 2 005
Jabatan : Dokter umum ahli pertama
Unit Kerja : Puskesmas Gajah II
Alamat Rumah : Kedungori RT 03 RW 04, Kecamatan Dempet,
Kabupaten Demak
No HP : 085 726 999 868
Email : dianaratihp@gmail.com

59
Lampiran
CAPAIAN KINERJA PUSKESMAS

BULAN MEI 2019

NO UPAYA/ Indikator Kinerja Program Satuan Target Capaian Realisasi

PROGRAM

A UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

1 Cakupan Pelayana Kesehatan % 100 100 2641/2641


dasar masyarakat miskin

2 Cakupan Pelayanan kesehatan % 100 100 87/87


rujukan pasien masyarakat miskin

3 Persentase ketersediaan obat % 100 97,7 127/130


sesuai degan kebutuhan

4 Cakupan pelayanan % 100 100 36/36


kegawatdaruratan

5 Cakupan rawat jalan % <6,25 85

6 Cakupan rawat inap % 0.625 100 41/41

7 Pelayanan Kesehatan Penderita % 100 100 117/117


Hipertensi

8 Pelayanan kesehatanpenderita % 100 100 56/56


Diabetes Melitus

9 Pelayanan kesehatan orang % 100 100 40/40


dengan gangguan jiwa berat

B UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


KESEHATAN MASYARAKAT

1 PROMOSI KESEHATAN

a Persentase rumah tangga % 71 65.94 3966/6015


berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)

b Cakupan penjaringan kesehatan % 0 0 0


siswa SD dan setingkat

c Cakupan desa/Kelurahan Siaga % 100 100 8/8


Aktif

2 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

a Prevalensi Balita Gizi Kurang % <3,2 1.5 26/1729

b Prevalensi Balita dengan berat % <3,8 1.5 26/1729


badan rendah/kekurangan gizi

60
c Cakupan balita gizi buruk % 100 100 2/2
mendapat perawatan

d Persentase balita ditimbang berat % 88 89.8 1486/1746


badannya (D/S)

e Persentase Bayi 0-6 bulan % 24.1 70.3 157/180


mendapat ASI Esklusive

f Cakupan Pemberian makanan % 100 100 26/26


pendamping ASI pada anak usia
6-24 bulan keluarga miskin

g Cakupan Rumah Tangga % 36 59 1584/1737


engkonsumsi garam beryodium

h Persentase Balita usia 6-59 bulan % 100 100 1760/1760


mendapat kapsul vitamin A

i Persentase Ibu hamil mendapat % 41 23.02 32/154


90 tablet besi

j Persentase ibu hamil mengalami % <3,4 8.6 12/139


KEK

k Persentase Ibu hamil yang % <3,5 7.1 10/139


anemia

l Persentase kecamatan bebas % 1 0 0


rawan gizi

3 KESEHATAN LINGKUNGAN

a Cakupan Rumah Sehat % 87 65.94 3966/6015

b Angka Bebas jentik aedes % 95 95 95/100

c Cakupan Kualitas Air minum yang % 35.41 93.99 21017/22362


memenuhi syarat kesehatan

d Persentase tempat umum yang % 36.35 100 21/21


memenuhi syarat kesehatan

4 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

a Cakupan Desa/kelurahan % 100 100 0


Universal Child Immunization

b CakupanDesa/Kelurahan % 100 100 0


mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <

c Angka kejadian tuberkulosis % 29.1 25 15/60


(insiden Semua kasus / 100.000
penduduk / tahun)

d Angka kematian tuberkulosis (per % 0.2 0 0


100.000 penduduk)

61
e Proporsi jumlah kasus % 29.1 25 15/60
Tuberkulosis yang terdeteksi
dalam program DOTS

f Proporsi kasus Tuberkulosis yang % 100 25 15/60


berhasil diobati dalam program
DOTS (Sucses rate)

g Prevalensi HIV/AIDS (persen) % 0.01 0 0


dari total Populasi usia 15-49
tahun

h Proporsi penduduk usia 15-24 % 35.41 43,3 4812/11115


tahun yang memiliki pengetahuan
komprehensif

i Proporsi penduduk yg terinfeksi % 100 100 0


HIV lanjut yang memiliki akses
pada obat ntiretroviral

j Angka kejadian malaria Per % 0.01 0 0


100.000 penduduk

k Angka kesakitan (IR) Demam % <49 0 0


Berdarah Dengue Per 100.000
penduduk

l Persentase Kematian DBD (CFR) % <1 0 0

m Angka kejadian diare Per 1000 % 8.95 1,37 311/22747


penduduk

n Persentase kasus filariasis yang % 100 0 0


ditangani

o Penemuan Acute Flaccid kasus <1 0 0


Paralysis (AFP)

p Persentase kasus leptospirosis % 100 100 0


ditangani

q Jumlah penemuan kasus kusta kasus 2 0 0


baru

r Jumlah Kasus Keracunan kasus 0 0 0


Makanan

5 PROGRAM KEEHATAN IBU DAN ANAK

a Cakupan pelayanan kesehatan % 41.6 41,62 656/1576


anak balita

b Cakupan pertolongan persalinan % 41.6 43,3 153/353


oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi

c Cakupan kunjungan bayi % 41.6 42,14 142/337

d Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 % 41.6 41,1 152/370

62
e Cakupan pelayanan nifas % 41.6 43,3 153/353

f Cakupan neonatus dengan % 100 100 1


komplikasi yang ditangani

g Cakupan komplikasi kebidanan % 100 100 38/370


yang ditangani

h Persentase BBLR yang ditangani % 100 100 0


sesuai dengan standar oleh
tenaga kesehatan

6 PROGRAM KESEHATAN LANSIA

Cakupan Pemeriksaaan Pra Usila % 41.6 33.8 351/2095

Cakupan Pemeriksaaan Usila % 41.6 32.9 690/1037

7 UPAYA KESEHATAN SEKOLAH

Pelayanan kesehatan pada usia % 100 100 1940/1940


pendidikan dasar

63

Anda mungkin juga menyukai