Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mempelajari dan mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh manusia

kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia

yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang fisiologi tubuh manusia

merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan kebidanan. Dengan mengetahui

struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang bidan professional dapat makin jelas manafsirkan

perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut.

Fisiologi tubuh manusia saling berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya. Sistem

fisiologi musculoskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan ngurus pergerakan.

Komponen utama dari sistem musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari

tulang,sendi,otot rangka,tendon,ligament,bursa,dan jaringan-jaringan khusus yang

menghubungkan struktur-struktur ini.

B. Rumusan Masalah

1. Sebut dan jelaskan apa yang di maksud dengan sistem fisiologi muscoluskeletal ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem fisiologi muscoluskeletal

1
BAB II
PEMBAHASAN

FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL

A. Fisiologi Musculoskeletal

Sistem musculoskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan ngurus pergerakan.


Komponen utama dari sistem musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
tulang,sendi,otot rangka,tendon,ligament,bursa,dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini.

1. Tulang

 Fungsi umum tulang:

Secara umum, fungsi tulang adalah sebagai berikut:

1. Formasi kerangka

Tulang-tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan ukuran tulang dan


menyokong struktur tubuh yang lain.

2. Formasi sedi – sendi

Tulang-tulang membentuk persendian yang bergerak dan tidak bergerak tergantung dari
kebutuhan fungsional.Sendi yang bergerak menghasilkan bermacam-macam pergerakan.

3. Perlekatan otot

Tulang-tulang menyediakan permukaan untuk tempat melekatnya otot,tendo,dan


ligamentum. Untuk melaksanakan pekerjaan yang layak dibutuhkan suatu tempat melekat yang
kuat dan untuk itu disediakan oleh tulang.

4. Sebagai pengungkit

Untuk bermacam-macam aktivitas selama pergerakkan.

5. Penyokong berat badan

Memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan dan gaya tekanan yang
terjadi pada tulang sehingga dapat menjadi kaku dan lentur.

2
6. Proteksi

Tulang membentuk rongga yang mengandung dan melindungi struktur-struktur yang


halus seperti otak,medulla spinalis,jantung,paru-paru,alat-alat dalam perut,dan panggul.

7. Haemopoiesis

Sum-sum tulang merupakan tempat pembentukan sel-sel darah, tetapi terjadinya


pembentukan sel-sel darah sebagian besar terjadi disumsum tulang merah.

8. Fungsi immunologi

Limfosit B dan makrofag-makrofag dibentuk dalam system retikuloendotelial sum-sum


tulang.Limfoist B diubah menjadi sel-sel plasma yang membentuk antibody guna keperluan
kekebalan kimiawi, sedangkan makrofag merupakan fagositotik.

9. Penyimpanan kalsium

Tulang mengandung 97% kalsium tubuh, baik dalam bentuk anorganik maupun dalam
bentuk garam-garam, terutama kalsium fosfat. Sebagian besar fosfor disimpan dalam tulang dan
kalsium dilepas dalam darah bila dibutuhkan.

 Fungsi khusus tulang

Secara khusus mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Sinus-sinus paranasalis dapat menimbulkan nada khusus pada suara.

2. Email gigi dikhususkan un tuk memotong, menggigit, dan menggilas makanan. Email
merupakan struktur yang terkuat dari tubuh manusia.

3. Tulang-tulang kecil telinga berfungsi sebagai pendengaran dalam mengonduksi gelombang


suara.

4. Panggul wanita dikhususkan untuk memudahkan proses kelahiran bayi.

 Perkembangan dan osifikasi tulang

Perkembangan tulang berasal dari jenis perkembangan membranosa dan perkembangan


kartilago. Proses peletakan jaringan tulang(histogenesis) disebut ossifikasi(penulangan). Jika
proses ini terjadi dalam suatu model selaput dinamakan penulangan intramembranosa dan tulang
yang dibentuk dinamakan tulang membrane atau tulang dermal karena tulang ini berasal dari
suatu membrane.

Tulang-tulang endokondral(tulang kartilago) merupakan tulang yang berkembang dari


penulangan suatu model tulang rawan. Penulangan ini disebut pebulangan
intrakartilaginosa(penulangan tidak langsung). Jenis-jenis penulangan intramembranosa
merupakan suatu proses yang mendesak sedangkan jenis penulangan intrakartilaginosa
merupakan proses yang berjalan perlahan-lahan dan berencana:

1) Pusat osifikasi

3
Awal pembentukan tulang terjadi pada bagian tengah dari suatu tulang yang disebut pusat
penulangan primer,selanjutnya terjadi penulangan sekunder. Pusat primer timbul sangat dini
pada kehidupan janin terjadi akibat perangsangan genetic. Pusat penulangan sekunder tampak
pada ujung tulang panjang dan tulang besar selalu tampak stetlah kelahiran.Perangsangan pusat
sekunder dilaksanakan oleh tekanan atau tarikan ujung-ujung tulang.Bila anak sudah mulai
bergerak maka tekanan pada sendi terjadi pada ujung sendi sehingga menimbulkan tarikan tendo
pada tempat terjadinya tarikan.Hal ini paling banyak terjadi pada masa pubertas dan hanya
sedikit setelah umur 20 tahun. Pada bagian yang paling ujung dari epifise tersisa selapis tulang
rawan hialin yang tidak menjadi tulang keras,tetapi selalu tampak sebagai rawan persendian.
Rawan ini tidak dibungkus oleh selaput dan merupakan suatu permukaan yang licin untuk
pembentukan sendi-sendi synovial.

2) Ujung pertumbuhan tulang

Epifise bersatu dengan diafise,biasanya terjadi pada umur 18-20 tahun. Pusat-pusat
epifise(dalam pusat penulangan sekunder) akan menyatu dengan diafise hingga terjadi pada
tulang-tulang yang lain. Pertumbuhannya berjalan terus selama beberapa tahun setelah
pertumbuhan ujung tulang yang lain berhenti. Korpus dari semua tulang-tulang panjang dan
besar memperlihatkan akhir dari suatu alur yang berfungsi sebagai suatu lubang pada tulang
yang disebut yang disebut foramen nutrisia.Pada orang hidup foramen nutrisia digunakan pada
arteri nutrisia untuk memasuki korpus. Tulang-tulang anggota badan atas berjalan menuju
siku,sedangkan tulang-tulang anggota bawah berjalan menuju lutut sehingga ujung pertumbuhan
tulang berlawanan dengan arah jalannnya arteri nutrisia.

3) Suplai peredaran darah tulan

Suplai peredaran darah untuk tulang-tulang panjang adalah sebgai berikut:

a. Arteri nutrisia

Arteri tunggal yang berbelok-belok dan masuk foramen nutrisia oblik katas atau
kebawah menuju kearah yang berlawanan untuk pertumbuhan tulang.Satu arteri disertai
dengan 1-2 buah vena. Selama dalam korteks,arteri memberikan cabang-cabang menuju
kanalis havers.

b. Arteri priosteale

Arteri kecil yang menyuplai priosteum dan berjalan sepanjang perlengketan otot.

c. Arteri metapisiale

Rangkaian yang membentuk anatomosa diskeliling sendi yang disebut sirkulus


vaskulosus. Cabangnya masuk melalui foramena vaskularis,tempat keluarnya vena-vena
epifise.

4) . Aliran getah bening

Pada sum-sum tulang tidak terdapat aliran getah bening, tetapi periosteum dan sistem
havers mempunyai pembuluh getah bening yang berjalan sepanjang pembuluh darah dan
menyalurkan isinya menuju kelenjar getah bening regional (daerah tertentu).

5). Suplai persarafan

Tulang-tulang disuplai oleh serabut-serabut saraf vasomotor. Periosteum sangat sensitive


terhadap rangsangan umum dan sangat banyak disuplai oleh serabut saraf somatosensoris,
terutam ujung sendi tulang panjang.

4
 Factor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang

1. Herediter (genetic)

Tinggi badan anak secara umum tergantung dari orangtua.Anak-anak yang dilahirkan
dari orangtua yang tinggi biasanya mempunyai badan yang tinggi juga.

2. Factor nutrisi

Suplai bahan makan yang mengandung kalsium,fosfat,protein,dan vitamin A C D adalah


hal yang penting untuk generasi pertumbuhan tulang serta untuk memelihara rangka yang sehat.

3. Factor-faktor endokrin, terdiri dari :

 Paratiroid hormone(PTH)

Satu sama lain saling berlawanan dalam memelihara kadar kalsium darah
sehingga merangsang terjadinya PTH dengan cara:

-merangsang osteoplas reabsorbsi tulang dan melepas kalsium kedalam darah

-merangsang absorbsi kalsium dan fosfat dari usus

-meresorbsi kalsium dari tubulus renalis.

 Tirokalsitonin adalah hormon yang dihasilkan sel-sel parafolikuler dari kelenjar


tiroid. Cara kerjanya menghambat resorbsi tulang.
 Hormon pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan hipofise anterior dan penting untuk
proliferase(bertambah banyak) secara normal dari rawan epifisealis untuk
memelihara tinggi badan yang normal.
 Tiroksin. Tiroksin bertanggung jawab dalam pertumbuhan tulang yang layak,
remodeling tulang dan kematangan tulang.

4. Faktor persarafan.

Gangguan suplai persarafan mengakibatkan penipisan tulang sperti yang terlihat pada
kelaianan poliomyelitis.

5. Faktor mekanis.

Kekuatan dan arah dari tuberkula tulang ditentukan oleh gaya-gaya mekanis yang bekerja
padanya.

6. Penyakit-penyakit mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap pertumbuhan tulang.

5
 Biologi tulang

Susunan tulang terdiri dari sel-sel, matrik organic, dan mineral.Mineral ini terdiri dari
kolagen dan bahan dasar yang mengandung monopolisakarida pada komponen matriks inilah
mengendapnya kristalloid yang terdiri dari kalsium dan fosfat.Sel-sel tulang terdiri dari ostiosid,
osteoblas dan osteoklast.Setiap sel ini mempunyai fungsi khusus yang letaknya pun berbeda-
beda. Kristal tulang terdiri dari beberap komponen atau bagian yaitu:

a. Kristal bagian dalam(Kristal interior), terdiri dari ion-ion.

b. Permukaan Kristal(Kristal permukaan) mengandung kation dan anion yang spesifik.

c. Lapisan yang mengandung air(hidration shell) mengandung lapisan anion yang tidak
spesifik, selalu dalam keadaan seimbang dan dinamis dengan medium sekitarnya.

Komponen lain yang penting dalam tulang adalah glikogen. Glikogen mempunyai deposisi
garam-garam anorganik dalam tulang rawan tempat sel-sel tulang rawan mengalami hipertrofi
sehingga didapati kadar glikogen yang tinggi didaerah tersebut. Bila enzim-enzim yang
memegang peranan dalam siklus glikolisis dihambat kerjanya maka proses klasifikasi juga
terhambat dalam proses pertumbuhan dan pembentukan tulang terdapat 2 macam proses.

– Osifikasi mendokondral

Setelah terbentuknya epifise yang masih dalam keadaan tulang rawan pertumbuhan
tulang ini ditandai dengan pertumbuhan tulang rawan dan degenerasi dalam epifise.

– Osifikasi membrane

Proses integrasi seluler pembentukan tulang baru diatas permukaan korteks telah
dibentuk terlebih dahulu pada saat terjadinya proses resorbsi tulang kedua, cara berlangsung
secara simultan. Proses pertama terjadi resorbsi matriksnya dan proses kedua berlangsung
pelarutan hidroksiapatik yang diikuti terbebasnya garam kalsium fosfat. Factor yang paling
berperan adalah osteoklas yang dikenal sebagai pembuang tulang(sel perusak tulang) dan
mempunyai kemampuan fagosit. Osteoklas menghasilkan zat yang dapat menyebabkan
terjadinya depolimerisasi atau dibebaskannya garam-garam dan asam fosforik pada tulang
yang berakibat larutnya atau dibebaskannya kalsium dalam tulang.

Zat lain yang mempunyai kaitan dengan metabolism tulang adalah asam sitrat. Kadar asam
sitrat didapati lebih tinggi dikawasan korteks diafise dari tulang panjang bahan organic yang
cukup penting didalam pertumbuhan tulang adalah glikogen.Glikogen merupakan bagian dari
tulang rawan dan tulang yang sedang tumbuh. Bila dalam suatu proses klasifikasi glikogen
ditiadakan atau keaktifannya dicegah maka proses klasifikasi akan terhenti.

6
2. Sendi

Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia, atau otot.
Terdapat tiga tipe sendi :

1. Sendi fibrosa (sinatrodial), merupakan sendi yang tidak dapat bergerak.


2. Sendi kartilaginosa (amfiatrodial), merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak.
3. Sendi sinofial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan bebas.

A. Sendi Fibrosa

Sendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan tulang
lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa.Salah satu contohnya adalah sutura pada
tulang-tulang tengkorak.Contoh yang kedua disebut sindesmosis dan terdiri dari suatu membran
introseus atau suatu ligamen diantara tulang.Serat-serta ini memungkinkan sedikit gerakan tetapi
bukan merupakan gerakan sejati.Perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal adalah suatu
contoh dari tipe sendi fibrosa ini.

B. Sendi Kartilaginosa

Sendi Kartilaginosa adalah sendi dimana ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang
rawan hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi
kartilaginosa :

1. Sinkondrosis adalah sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh


tulang rawan hialin. Sendi-sendi kastrokondral adalah contoh dari sinkondrosis.

2. Simfisis adalah sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu hubungan


fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi.
Simfisis fubis dan sendi-sendi pada tulang punggung adalah contoh-contohnya.

C. Sendi Sinovial

Sendi sinovial adalah sendi-sendi tubuh yang dapat digerakkan.Sendi-sendi ini memiliki
rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.

Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang
terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak, dan sinosium yang membentuk
suatu kantong yang melapisi seluruh sendi, dan membungkus tendon-tendon yang melintas
sendi.Sinofium tidak meluas melampaui permukaan sendi, tapi terlipat sehingga memungkinkan
gerak sendi secara penuh.Lapisan-lapisan bursa di seluruh persendian membentuk
sinofium.Periosteum tidak melewati kapsul sendi.

Sinofium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan


sendi.Cairan sinofial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna.Jumlah yang
ditemukan pada tiap-tiap sendi relatif kecil (1-3 ml).Hitung sel darah putih pada cairan ini
normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel mononuklea.Asam hialuronidase
adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan sinosial dan sintesis oleh sel-sel
pembungkus sinofial.Bagian cairan dari cairan sinofial diperkirakan berasal dari
transudatplasma.Cairan sinofial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.

Kartilago hialin menutup bagian tulang yang menanggung beban tubuh pada sendi
sinofial.Tulan rawan ini memegang peranan penting dalam membagi beban tubuh.Rawan sendi
tersusun dari sedikit sel dan sejumlah besar subtstansi dasar.Substansi dasar ini terdiri dari
kolagen tipe II dan proteoglikan yang ditemukan pada tulang rawan.Proteoglikan yang

7
ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut
mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang berat.

Tulang rawan sendi pada orang dewasa tidak mendapat aliran darah, limfe atau
persarafan. Oksigen dan bahan-bahan metabolisme lain dibawa oleh cairan sendi yang
membasahi tulang rawan tersebut. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan
dapat terjadi setelah cidera atau usia bertambah. Beberapa kolagen baru pada tahap ini mulai
membentuk kolagen tipe I yang lebih fibrosa.Proteoglikan dapat dihilangkan sebagian
kemampuan hidrofiliknya. Perubahan-perubahan ini berarti tulang rawan akan kehilangan
kemampuannya untuk menahan kerusakan bila diberi beban berat.

Sendi dilumasi oleh cairan sinofial dan oleh perubahan-perubahan hidrostatik yang terjadi
pada interstisial tulang rawan. Tekanan yang terjadi pada tulang rawan akan mengakibatkan
pergeseran cairan ke bagian yang kurang mendapatkan tekanan. Sejalan dengan pergeseran sendi
ke depan, cairan yang bergerak ini juga bergeser ke depan mendahului beban. Cairan kemudian
akan bergerak ke belakang kembali ke bagian tulang rawan ketika tekanan berkurang. Tulang
rawan sendi dan tulang-tulang yang membentuk sendi biasanya terpisah selama gerakan selaput
cairan ini.Selama terdapat cukup selaput atau cairan, tulang rawan tidak dapat aus meskipun
dipakai terlalu banyak.

Aliran darah ke sendi banyak yang menuju ke sinosium.Pembuluh darah masuk melalui
tulang subkondral pada tingkat tepi kapsul.Jaringan kapiler sangat tebal di bagian sinosium yang
menempel langsung pada ruang sendi.Hal ini memungkinkan bahan-bahan di dalam plasma
berdifusi dengan mudah ke dalam ruang sendi. Proses peradangan dapat sangat menonjol di
sinosium, karena di daerah tersebut banyak mendapat aliran darah, dan disamping itu juga
banyak sel mast dan sel lain dan zat kimia yang secara dinamis berinteraksi untuk merangsang
dan memperkuat respon peradangan.

Saraf-saraf anatom dan sensorik tersebar luas pada ligamen, kapsul sendi, dan
sinosium.Saraf-saraf ini berfungsi untuk memberikan sensitifitas pada struktur-struktur ini
terhadap posisi dan pergerakan.Ujung-ujung saraf pada kapsul, ligamen, dan adventisia
pembuluh darah sangat sensitif terhadap peregangan dan putaran.Nyeri yang timbul dari kapsul
sendi atau sinosium cenderung difus dan tidak terlokalisasi.Sendi dipersarafi oleh saraf-saraf
perifer yang menyeberangi sendi.Ini berarti nyeri dari satu sendi mungkin dapat dirasakan pada
sendi lainnya.Misalnya, nyeri pada sendi panggul dirasakan sebagai nyeri lutut.

3. Jaringan Penyambung

Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-daerah yang berdekatan terutama adalah
jaringan penyambung yang tersusun dari sel-sel dan substansi dasar.Dua macam sel yang
ditemukan pada jaringan penyambung adalah sel-sel yang tidak dibuat dan tidak berada pada
jaringan penyambung, seperti sel mast, sel plasma, limfosit, monosit dan leukosit
polimorfonuklea.Sel-sel ini memegang peranan penting pada reaksi-reaksi imunitas dan
peradangan yang terlihat pada penyakit-penyakit rematik.Jenis yang kedua dalam jaringan
penyambung adalah sel-sel yang tetap berada di dalam jaringan seperti fibroblast, kondrosit dan
osteoblast.Sel-sel ini mensintesis berbagai macam serat dan proteoglikan dari substansi dasar dan
membuat tiap jenis jaringan penyambung memiliki susunan sel yang tersendiri.

8
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari permasalahan di atas dapat di simpulkan bahwa fisioloigi sistem
muscoluskeletal memiliki komponen utama yaitu jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
tulang,sendi,otot rangka,tendon,ligament,bursa,dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini. Dari pembahasan di atas kita dapat mempelajari
fungsi dari tulang, sendi dan jaringan penyambung.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?safe=strict&q=fisiologi+sistem+muskuloskeletal
+pdf&sa=X&ved=0ahUKEwjvo-
SB1efcAhXUXisKHfzGCY0Q1QIIbigB&biw=1366&bih=634

Ganong, W. 1995. Penuntun Belajar Fisiologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai