Anda di halaman 1dari 7

I.

Model Konsep Teori Caring (theory of human caring) Jean Watson

Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses,
fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya, meliputi
seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-
hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari individu, pada orang lain,
pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).

Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring
sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-
klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.

Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring
merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada klien.

“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science and
human care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative
factor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai
serta seni yang kuat. Filosofi humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh bagi
ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka
serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir
kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan,
bukan pengobatan penyakit.
Teori Model Konsep Caring Jean Watson terbagi 3 :

1. Carrative Factor
1. Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik. The formation of a humanistic- altruistic
system of values.

Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan


(humastik) dan perilaku mementingkan kepentingan oranglain diatas kepentingan pribadi
(altruistik)

2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope). The installation of faith-hope.

Menekankan pentingnya obat-obatan untuk carative, perawat juga perlu memberi tahu individu
alternatif pengobatan lain yang tersedia (mis: meditasi, relaksasi atau kekuatan penyembuhan
oleh diri sendiri atau secara spiritual)

3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan oranglain. The cultivation of


sensitivity to one’s self and to others.

Perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi dan oranglain
serta bersikap lebih otentik.

4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust). The development of
a helping-trust relationship

Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis (hubungan yang harus dilakukan secara jujur
dan terbuka), empati (perawat harus menunjukkan sikap dengan berusaha merasakan apa
yang dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima oranglain secara positif).

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positf dan negatif.

The promotion and acceptance of the expression of positive and negative feelings.

Perawat harus menerima persaan oranglain serta memahami perilaku mereka.


6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan
keputusan. The systematic use of the scientific problem-solving method for decision making

Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta memungkinkan
koreksi diri sendiri.

7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal. The promotion of interpersonal


teaching-learning.

Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi yang menegangkan
agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.

8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki


mental, sosiokultural dan spiritual. The provision for a supportive, protective and /or
corrective mental, physical, socio-cultural and spiritual environment.

Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu mengembangkan persepsi


yang lebih akurat serta memberi informasi sehingga klien dapat menanggulangi masalahnya.
Perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman, aman, dan keleluasaan pribadi kepada
klien.

9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Assistance with the


gratification of human needs.

Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional, kebutuhan


integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk mencari bantuan (seeking) ketika
individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan Dasar

a. Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan
dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
b. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksual.
c. Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi.
d. Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.

10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis. The allowance for


existential-phenomenological forces.

Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian serta
membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi
kehidupan dan kematian.

2. Transpersonal Caring Relationship


Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan hubungan
khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen melindungi dan
meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.
Hubungan Perawatan transpersonal berkembang ketika seorang perawat dan pasien
terhubung pada tingkat yang lebih dalam melalui perhatian terhadap kesejahteraan pasien.
Menurut Watson, Perawat transpersonal memiliki kemampuan untuk memusatkan
perhatian/kesadaran pada kepedulian, penyembuhan, dan keutuhan pada pasien, bukan pada
penyakitnya. Hubungan transpersonal bergantung pada :
- Komitmen moral oleh perawat untuk merawat dan meningkatkan martabat manusia
agar hubungan ini dapat berkembang.
- Membangun hubungan saling menolong adalah langkah pertama. Ini didirikan
melalui komunikasi. Berbicara dengan pasien kami dan mengambil yang pertama
untuk mendengarkan menunjukkan bahwa kami empatik dan peduli dengan perasaan
mereka.

3. Caring Occation Moment


Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat dan
waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan
dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama
datang dalam moment interaksi human to human. Watson (1999) menekankan bahwa
perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya
dalam moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat
maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan
keduanya, dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring
occation bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya
(perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan
kemampuan–kemampuan untuk berkembang.

II. Paradigma Keperawatan


1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal
caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat,
sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal
melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.

2. Manusia/ Klien
Watson mengadopsi pandangan manusia sebagai: "orang yang berharga dalam dirinya
tentang dirinya untuk dirawat, dihormati, dipelihara, dipahami dan dibantu.

Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa
dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi
sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan
dan selfdetermination.

3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri
dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
Watson percaya bahwa ada faktor lain yang perlu dimasukkan dalam definisi kesehatan
WHO. Dia menambahkan tiga elemen berikut:
- Tingkat keseluruhan fungsi fisik, mental dan sosial yang tinggi
- Tingkat pemeliharaan adaptif umum dari fungsi sehari-hari
- Tidak adanya penyakit (atau adanya upaya yang menyebabkan tidak adanya penyakit)

4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.
Menurut Watson, kepedulian dan keperawatan telah ada di setiap masyarakat. Sikap peduli
tidak ditransmisikan dari generasi ke generasi. Ini ditularkan oleh budaya profesi sebagai
cara unik untuk mengatasi lingkungannya

III. Penerapan teori dalam pelayanan keperawatan komunitas


Penerimaan di Keperawatan Komunitas

1. Berlatih
Watson adalah seorang optimis abadi, dan dia menulis dari tempat yang dalam
tentang pribadi maupun yang suci. Filosofi ini mengajak untuk menjelajahi
keingintahuan seseorang tentang asal-usul seruannya untuk peduli. Tulisannya
mendorong eksplorasi pertanyaan seperti:

o Apa yang memanggil saya untuk peduli?


o Apa akar dari respons peduli saya?
o Bagaimana saya merespons?
o Mengapa saya gagal merespons?
o Kapan sulit untuk dirawat?
o Bagaimana saya akan mempertahankan dan memelihara kesadaran kepedulian
saya?
o Siapa yang akan peduli padaku?

2. Pendidikan
Watson mendefinisikan niatnya untuk menggambarkan inti dalam keperawatan
adalah interaksi perawat-pasien yang menghasilkan komunikasi terapeutik daripada
prosedur, tugas dan hasil dalam keperawatan . Dengan fokus, kerangka kerja tidak
terbatas pada spesialisasi keperawatan apa pun. Meskipun dia menekankan bahwa
kondisi – kondisi tersebut diperlukan, dia percaya bahwa prosedur, tugas dan hasil
tidak bisa menjadi pusat model profesional asuhan keperawatan.

3. Penelitian
Hasil dari pasien dengan caring berpotensi sebagai pembelajaran. Penelitian dan
praktik harus fokus pada hasil subjektif dan obyektif pasien untuk menentukan
apakah perawatan memang inti sejati dalam keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai