Antipsikotik generasi pertama merupakan antipsikotik yang bekerja dengan cara memblok reseptor dopamin D2. Antipsikotik ini memblokir sekitar 65% hingga 80% reseptor D2 di striatum dan saluran dopamin lain di otak. Jika dibandingkan dengan antipsikotik generasi kedua, antipsikotik ini memiliki tingkat afinitas, risiko efek samping ekstrapiramidal dan hiperprolaktinemia yang lebih besar. Antipsikotik generasi pertama menimbulkan berbagai efek samping, termasuk ekstrapiramidal akut, hiperprolaktinemia serta tardive dyskinesia. Efek samping tersebut disebabkan oleh blokade pada jalur nigrostriatal dopamine dalam jangka waktu lama. Antipsikotik Generasi Kedua Antipsikotik generasi kedua, seperti risperidone, olanzapine, quetiapine, ziprasidon aripriprazol, paliperidone, iloperidone, asenapine, lurasidone dan klozapin memiliki afinitas yang lebih besar terhadap reseptor serotonin daripada reseptor dopamin. Sebagian besar antipsikotik generasi kedua menyebabkan efek samping berupa kenaikan berat badan dan metabolisme lemak. Klozapin merupakan antipsikotik generasi kedua yang efektif dan tidak menimbulkan efek samping ekstrapiramidal. Oleh karenanya, klozapin digunakan sebagai agen pengobatan lini pertama pada penderita skizofrenia (Chisholm-Burns et al., 2016). Pemberian obat antipsikotik pada skizofrenia adalah untuk mengendalikan gejala aktif dan mencegah kekambuhan. Obat antipsikotik mencakup dua kelas utama: antagonis reseptor dopamin, dan antagonis serotonin-dopamin. 1. Antagonis Reseptor Dopamin Antagonis reseptor dopamin efektif dalam penanganan skizofrenia, terutama terhadap gejala positif. Obat-obatan ini memiliki dua kekurangan utama. Pertama, hanya presentase kecil pasien yang cukup terbantu untuk dapat memulihkan fungsi mental normal secara bermakna. Kedua, antagonis reseptor dopamin dikaitkan dengan efek samping yang mengganggu dan serius. Efek yang paling sering mengganggu adalah akatisia adan gejala lir- parkinsonian berupa rigiditas dan tremor. Efek potensial serius mencakup diskinesia tarda dan sindrom neuroleptik maligna. 2. Antagonis Serotonin-Dopamin SDA menimbulkan gejala ekstrapiramidal ayng minimal atau tidak ada, berinteraksi dengan subtipe reseptor dopamin yang berbeda di banding antipsikotik standar, dan mempengaruhi baik reseptor serotonin maupun glutamat. Obat ini juga menghasilkan efek samping neurologis dan endokrinologis yang lebih sedikit serta lebih efektif dalam menangani gejala negatif skizofrenia. Obat yang juga disebut sebagai obat antipsikotik atipikal ini tampaknya efektif untuk pasien skizofrenia dalam kisaran yang lebih luas dibanding agen antipsikotik antagonis reseptor dopamin yang tipikal. Golongan ini setidaknya sama efektifnya dengan haloperidol untuk gejala positif skizofrenia, secara unik efektif untuk gejala negatif, dan lebih sedikit, bila ada, menyebabkan gejala ekstrapiramidal. Beberapa SDA yang telah disetujui di antaranya adalah klozapin, risperidon, olanzapin, sertindol, kuetiapin, dan ziprasidon. Obat-obat ini tampaknya akan menggantikan antagonis reseptor dopamin, sebagai obat lini pertama untuk penanganan skizofrenia. Pada kasus sukar disembuhkan, klozapin digunakan sebagai agen antipsikotik, pada subtipe manik, kombinasi untuk menstabilkan mood ditambah penggunaan antipsikotik. Pada banyak pengobatan, kombinasi ini digunakan mengobati keadaan skizofrenia. Kategori obat: Antipsikotik – memperbaiki psikosis dan kelakuan agresif. Nama Obat Haloperidol Untuk manajemen psikosis. Juga untuk saraf motor dan suara pada anak (Haldol) dan orang dewasa. Mekanisme tidak secara jelas ditentukan, tetapi diseleksi oleh competively blocking postsynaptic dopamine (D2) reseptor dalam sistem mesolimbic dopaminergic; meningkatnya dopamine turnover untuk efek tranquilizing. Dengan terapi subkronik, depolarization dan D2 postsynaptic dapat memblokir aksi antipsikotik. Risperidone Monoaminergic selective mengikat lawan reseptor D2 dopamine (Risperdal) selama 20 menit, lebih rendah afinitasnya dibandingkan reseptor 5- HT2. Juga mengikat reseptor alpha1-adrenergic dengan afinitas lebih rendah dari H1-histaminergic dan reseptor alpha2-adrenergic. Memperbaiki gejala negatif pada psikosis dan menurunkan kejadian pada efek ekstrpiramidal. Olanzapine Antipsikotik atipikal dengan profil farmakologis yang melintasi sistem (Zyprexa) reseptor (seperti serotonin, dopamine, kolinergik, muskarinik, alpha adrenergik, histamine). Efek antipsikotik dari perlawanan dopamine dan reseptor serotonin tipe-2. Diindikasikan untuk pengobatan psikosis dan gangguan bipolar. Clozapine Reseptor D2 dan reseptor D1 memblokir aktifitas, tetapi nonadrenolitik, (Clozaril) antikolinergik, antihistamin, dan reaksi arousal menghambat efek signifikan. Tepatnya antiserotonin. Resiko terbatasnya penggunaan agranulositosis pada pasien nonresponsive atau agen neuroleptik klasik tidak bertoleransi. Quetiapine Antipsikotik terbaru untuk penyembuhan jangka panjang. Mampu (Seroquel) melawan efek dopamine dan serotonin. Perbaikan lebih awal antipsikotik termasuk efek antikolinergik dan kurangnya distonia, parkinsonism, dan tardive diskinesia. Aripiprazole Memperbaiki gejala positif dan negatif skizofrenia. Mekanisme (Abilify) kerjanya belum diketahui, tetapi hipotesisnya berbeda dari antipsikotik lainnya. Aripiprazole menimbulkan partial dopamine (D2) dan serotonin (5HT1A) agonis, dan antagonis serotonin (5HT2A).