Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NORMALITAS DAN ABNORMALITAS

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Normalitas Dan
Abnormalitas ” ini.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pengajar Psikologi yang
telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini, sehingga
penulis menjadi lebih mengerti dan memahami tentang gangguan perilaku
abnormal, tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moril
maupun materil.
Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan kehilapan
dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan
demi perbaikan makalah ini ke depan. Akhir kata penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.

Surakarta, 29 Juni 2018

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

A. Pengertian Perilaku Normal dan Abnormal ................................................. 2

B. Karakteristik Normalitas .............................................................................. 3

C. Karakteristik Abnormalitas .......................................................................... 3

D. Penyebab Perilaku Abnormal ....................................................................... 4

E. Beberapa Istilah Tentang Perilaku Abnormal .............................................. 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

B. Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara umum kesehatan dibedakan atas kesehatan individu dan kesehatan
masyarakat. Kesehatan individu tercermin dari kesehatan fisik dan kesehatan
mental seseorang. Sehat secara fisik apabila seseorang merasa dirinya sehat dan
dapat dibuktikan secara klinis ketika organ-organ didalam tubuh berfungsi
normal. Sedangkan sehat secara mental meliputi sehat pikiran, emosional, dan
spiritual. Seorang individu yang normal pada umumnya memiliki mental yang
sehat, sedangkan pribadi yang abnormal biasanya memiliki mental yang tidak
sehat. Namun demikian, pada hakekatnya konsep mengenai normalitas dan
abnormalitas ini memiliki batas yang samar. Sebab pola kebiasaan dan sikap
hidup yang dirasakan normal oleh suatu kelompok tertentu, bisa dianggap
abnormal oleh kelompok lainnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, antara lain :
1. Apakah pengertian perilaku normal dan abnormal ?
2. Bagaimanakan karakteristik normalitas ?
3. Bagaimanakah karakteristik abnormalitas ?
4. Apakah penyebab perilaku abnormal ?
5. Apa saja istilah tentang perilaku abnormal ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian perilaku normal dan abnormal
2. Untuk mengetahui tentang karakteristik normalitas
3. Untuk mengetahui tentang karakteristik abnormalitas
4. Untuk mengetahui tentang penyebab perilaku abnormal
5. Untuk mengetahui Istilah tentang perilaku abnormal

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Normal dan Abnormal


Normal adalah keadaan sehat (tidak patologis) dalam hal fungsi
keseluruhan. Sedangkan Abnormal adalah menyimpang dari yang normal (tidak
biasa terjadi). (Maramis, 1999).
Perilaku Normal adalah perilaku yang adekuat (serasi dan tepat) yang dapat
diterima oleh masyarakat pada umumnya. Sedangkan Perilaku Pribadi
Abnormal adalah sikap hidup yang sesuai dengan pola kelompok masyarakat
tempat seseorang berada sehingga tercapai suatu relasi interpersonal dan
intersosial yang memuaskan. (Kartini Kartono, 1989)
Perilaku Abnormal adalah suatu perilaku yang berbeda, tidak mengikuti
peraturan yang berlaku, tidak pantas, mengganggu dan tidak dapat dimengerti
melalui kriteria yang biasa.
Normal dan abnormal perlu dipertimbangkan dari berbagai aspek dan
pendekatan. Profesor Suprapti Sumarno (1976), ada dua pendekatan dalam
membuat pedoman tentang normalitas:
1. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan yang didasarkan atas patokan statistik dengan melihat pada
sering atau tidaknya sesuatu terjadi dan acapkali berdasarkan perhitungan
maupun pikiran awam.
Misal, perilaku makan sepuluh kali dalam sehari.
2. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan yang didasarkan observasi empirik pada tipe-tipe ideal dan
sering terikat pada faktor sosial kultural setempat.
Misal, perilaku menangis berlebihan hingga menjerit-jerit pada mereka yang
sedang mengalami kehilangan seseorang di suatu lingkungan budaya.

2
Jadi, batas antara normal dengan abnormal bukan dilihat sebagai dua kutub yang
berlawanan, melainkan lebih berada dalam satu kontinum sehingga garis yang
membedakan sangatlah tipis.

B. Karakteristik Normalitas
1. Sikap terhadap diri sendiri : memiliki penilaian yang realistik terhadap
berbagai kelebihan dan kekurangan.
2. Persepsi terhadap realitas : memiliki peandangan yang realistis terhadap
diri dan terhadap dunia, orang maupun benda di sekelilingnya.
3. Integrasi : berkepribadian utuh, bebas dari konflik-konflik batin yang
melumpuhkan, memiliki toleransi yang baik terhadap stres.
4. Kompetensi : memiliki kompetensi-kompetensi fisik, intelektual, emosional,
dan social yang memadai untuk mengatasi berbagai problem hidup.
5. Otonomi : memiliki kemandirian, tanggung jawab dan penentuan diri yang
memadai disertai kemampuan cukup untuk membebaskan diri dari aneka
pengaruh sosial.
6. Pertumbuhan aktualisasi diri : semakin berkembang kemampuan-
kemampuannya dan mencapai pemenuhan diri sebagai pribadi.

C. Karakteristik Abnormalitas
1. Kejarangan statistic
Salah satu aspek perilaku abnormal adalah perilaku tersebut jarang
ditemukan. Perkataan yang mengungkapkan bahwa seseorang dianggap
normal adalah orang tersebut tidak menyimpang jauh dari rata-rata pola trait
atau perilaku tertentu.
2. Pelanggaran norma
Perilaku tersebut melanggar norma sosial atau mengancam atau
mencemaskan mereka yang mengamatinya.
3. Distress pribadi
Karakteristik lain dari perilaku abnormal adalah perilaku menciptakan
tekanan dan siksaan besar pada orang yang megalaminya

3
4. Disabilitas atau disfungsi perilaku
Disabilitas yaitu ketidakmampuan individu dalam beberapa bidang penting
dalam hidup (seperti hubungan kerja atau pribadi), karena abnormalitas.
5. Yang tidak diharapkan (Unexpectedness)
Tidak semua distress atau diabilitas masuk dalam bidang psikologi abnormal.
Distress seringkali dianggap abnormal bila hal tersebut merupakan respons
yang tidak diharapkan terhadap stressor lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku abnormal itu adalah perilaku yang
jarang ditemukan, melanggar norma sosial, menciptakan tekanan bagi yang
mengalaminya, yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk hidup normal,
dan menjadi respons yang tidak diharapkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, suatu
perilaku yang dianggap abnormal adalah perilaku yang sesuai dengan criteria
diatas. Dimana harus terdapat semua criteria yang sesuai agar dapat digolongkan
sebagai perilaku abnormal. Sebab tidak semua perilaku abnormal yang sesuai
dengan satu criteria, juga akan sesuai untuk criteria yang lainnya.

D. Penyebab Perilaku Abnormal


Berdasarkan tahap – tahap berfungsinya, sebab – sebab perilaku abnormal dapat
dibedakan sebagai berikut :
1. Penyebab Primer ( Primary Cause )
Penyebab primer adalah kondisi yang tanpa kehadirannya suatu gangguan tidak
akan muncul. Misalnya infeksi sipilis yang menyerang system syaraf pada kasus
paresis general yaitu sejenis psikosis yang disertai paralysis atau kelumpuhan
yang bersifat progresif atau berkembang secara bertahap sampai akhirnya
penderita mengalami kelumpuhan total. Tanpa infeksi sipilis gangguan ini tidak
mungkin menyerang seseorang.
2. Penyebab yang Menyiapkan ( Predisposing Cause )
Kondisi yang mendahului dan membuka jalan bagi kemungkinan terjadinya
gangguan tertentu dalam kondisi – kondisi tertentu di masa mendatang.
Misalnya anak yang ditolak oleh orang tuanya ( rejected child) mungkin menjadi

4
lebih rentan dengan tekanan hidup sesudah dewasa dibandingkan dengan orang
– orang yang memiliki dasar rasa aman yang lebih baik.
3. Penyebab Pencetus (Preciptating Cause )
Penyebab pencetus adalah setiap kondisi yang tak tertahankan bagi individu dan
mencetuskan gangguan. Misalnya seorang wanita muda yang menjadi terganggu
sesudah mengalami kekecewaan berat ditinggalkan oleh tunangannya. Contoh
lain seorang pria setengah baya yang menjadi terganggu karena kecewa berat
sesudah bisnis pakaiannya bangkrut.
4. Penyebab Yang Menguatkan ( Reinforcing Cause )
Kondisi yang cenderung mempertahankan atau memperteguh tinkah laku
maladaptif yang sudah terjadi. Misalnya perhatian yang berlebihan pada seorang
gadis yang ”sedang sakit” justru dapat menyebabkan yang bersangkutan kurang
bertanggungjawab atas dirinya, dan menunda kesembuhannya.
5. Sirkulasi Faktor – Faktor Penyebab
Dalam kenyataan, suatu gangguan perilaku jarang disebabkan oleh satu
penyebab tunggal. Serangkaian faktor penyebab yang kompleks, bukan sebagai
hubungan sebab akibat sederhana melainkan saling mempengaruhi sebagai
lingkaran setan, sering menadi sumber penyebab sebagai abnormalitas .
Misalnya sepasang suami istri menjalani konseling untuk mengatasi problem
dalam hubungan perkawinan mereka. Sang suami menuduh istrinya senang
berfoya – foya sedangkan sang suami hanya asyik dengan dirinya dan tidak
memperhatikannya. Menurut versi sang suami dia jengkel keada istrinya karena
suka berfoya – foya bersama teman – temannya. Jadi tidak lagi jelas mana sebab
mana akibat.
Berdasarkan sumber asalnya, sebab – sebab perilaku abnormal dapat digolongkan
sedikitnya menjadi tiga yaitu:
1. Faktor Biologis
Adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat
perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan sehari – hari seperti
kelainan gen, kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh – pengaruh faktor biologis

5
lazimnya bersifa menyeluruh. Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah
laku, mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap stress.
2. Faktor – faktor psikososial
a. Trauma Di Masa Kanak – Kanak
Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan rasa aman, rasa
mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit
disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami pada masa kanak
– kanak cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dewasa.
b. Deprivasi Parental
Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari orang tua,
berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual, emosional dan
social. Ada beberapa kemungkinan sebab misalnya:
1) Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan di panti asuhan.
2) Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal bersama orang
tua di rumah.
c. Hubungan orang tua – anak yang patogenik
Hubungan patogenik adalah hubungan yang tidak serasi, dalam hal ini
hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat menimbulkan masalah
atau gangguan tertentu pada anak.
d. Struktur keluarga yang patogenik
Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi yang berlangsung
diantara para anggotanya. Struktur keluarga tertentu melahirkan pola
komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya muncul pola gangguan
perilaku pada sebagian anggotanya. Ada empat struktur keluarga yang
melahirkan gangguan pada para anggotanya:
1) Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari. Kehidupan
keluarga karena berbagai macam sebab seperti tidak memiliki cukup
sumber atau karena orang tua tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan secukupnya.
2) Keluarga yang antisosial Keluarga yang menganut nilai – nilai yang
bertentangan dengan masyarakat luas.

6
3) Keluarga yang tidak akur dan keluarga yang bermasalah.
4) Keluarga yang tidak utuh. Keluarga dimana ayah / ibu yang tidak ada di
rumah, entah karena sudah meninggal atau sebab lain seperti perceraian,
ayah memiliki dua istri dll.
e. Stress berat
Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis. Keadaan
ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti :
1) Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri.
2) Konflik nilai.
3) Tekanan kehidupan modern.
3. Faktor – Faktor Sosiokultural
Meliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang
dapat berakibat menimbulkan tekanan dalam individu dan selanjutnya
melahirkan berbagai bentuk gangguan seperti :
a. Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh kekerasan,
b. Terpaksa menjalani peran social yang berpotensi menimbulkan gangguan,
seperti menjadi tentara yang dalam peperangan harus membunuh.
c. Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan
tertentu seperti berdasarkan agama, ras, suku dll.
Selain itu, penyebab yang mendasari seseorang abnormal menurut Kartini Kartono
(1989) sebagai berikut:
Faktor keturunan (hereditas)
1. Idiopathy (penyakit yang timbul dari dalam organ tubuh)
2. Psikosis (penyakit mental yang parah)
3. Neurosis (penyakit saraf)
4. Ideocy (ketidak sempurnaan mental pada tingkat rendah)
5. Psikosis sifilitik
Faktor sebelum lahir (pranatal)
1. Kekurangan nutrisi
2. Infeksi
3. Luka

7
4. Keracunan
5. Menderita penyakit
6. Menderita psikosis
7. Trauma pada kandungan
Faktor ketika lahir (natal)
1. Kelahiran dengan tang (tangverlossing)
2. Asphixia (kekurangan O2 dalam udara pernafasan)
3. Prematurity (lahir sebelum waktunya)
4. Primogeniture (primipara = wanita yang hamil sekai dan melahirkan anak
pertama)
Faktor setelah lahir (pascanatal)
1. Pengalaman traumatik
2. Kejang atau stuip
3. Infeksi pada otak atau selaput otak
4. Kekurangan nutrisi
5. Faktor psikologis

E. Beberapa Istilah Tentang Perilaku Abnormal


1. Perilaku abnormal : Digunakan untuk menggambarkan tampilan kepribadian
dalam (inner personality) atau perilaku luar (out behavior) atau keduanya.
Yang dimaksudkan dengan istilah ini adalah perilaku spesifik seperti fobia atau
pola gangguan seperti skizofrenia. Demikian juga dengan masalah kronik atau
yang berlangsung lama, seperti introsikasi obat-obat dengan simtom yang akut
atau temporer.
2. Perilaku Maladaptif : Merupakan pemahanam abnormal yang bersifat
konseptual, yang memasukkan setiap perilaku yang memiliki konsekuensi
yang tidak diharapkan. Tidak hanya perilaku psikosis, atau neurotis, melainkan
juga perilaku bisnis yang tidak etis, prasangka rasional, alienasi (keterasingan),
dan apatis.
3. Gangguan Mental : Istilah ini digunakan untuk pola perilaku abnormal yang
meliputi rentang yang lebar, dari yang ringan sampai yang berat.

8
4. Psikopatologi : Diartikan sama atau sebagai kata lain dari perilaku abnormal,
psikologi abnormal, atau gangguan mental.
5. Penyakit Jiwa : Digunakan sebagai kata lain dari gangguan mental. Namun
penggunaannya saat ini terbatas pada gangguan yang berhubungan dengan
patologi otak atau disorganisasi kepribadian yang berat.
6. Gangguan Perilaku : Digunakan secara khusus untuk gangguan yang berasal
dari kegagalan belajar, baik gagal memperlajari kompetensi yang dibutuhkan
maupun gagal dalam memperlajari pola penanggulangan masalah yang
maladaptif.
7. Penyakit Mental : Dulu istilah ini menunjuk gangguan-gangguan yang
berkaitan dengan patologi otak. Kini jarang dipakai.
8. Ketidakwarasan (insanity) : Merupakan istilah hukum yang
mengidentifikasikan bahwa individu secara mental tidak mampu untuk
mengelola masalah-masalahnya atau melihat konsekuensi-konsekuensi dari
tindakan-tindakannya. Istilah ini menunjuk pada gangguan mental yang serius.
Terutama penggunaan istilah ini bersangkutan dengan pantas tidaknya
seseorang yang melakukan tindak pidana dihukum atau tidak.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku Normal adalah perilaku yang adekuat (serasi dan tepat)
yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. Sedangkan, Perilaku
Abnormal adalah suatu perilaku yang berbeda, tidak mengikuti peraturan
yang berlaku, tidak pantas, mengganggu dan tidak dapat dimengerti melalui
kriteria yang biasa. Pada hakekatnya konsep mengenai normalitas dan
abnormalitas ini memiliki batas yang samar. Sebab pola kebiasaan dan sikap
hidup yang dirasakan normal oleh suatu kelompok tertentu, bisa dianggap
abnormal oleh kelompok lainnya.

B. Saran
Perilaku abnormal sulit untuk didefinisikan. Namun, berdasarkan
kriteria yang tertulis didalam makalah sekurang-kurangnya dapat
membedakan perilaku normal dan abnormal. Sehingga kita dapat menyikapi
dengan bijak apabila kita menemui orang-orang yang berperilaku abnormal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Indra Ratna kusuma Wardani, Hand Out Psikologi Umum II, Fakultas Mercu Buana
Yogyakarta
Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Edisi kelima. Jakarta : Penerbit
Erlangga

11

Anda mungkin juga menyukai