Anda di halaman 1dari 8

Journal of Indonesian History 4 (1) (2015)

Journal of Indonesian History

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih

Perkembangan Tanaman Pangan di Indonesia Tahun 1945-1965

Mudiyono dan Wasino

Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga menjadi perhatian penguasa di suatu
Diterima Agustus 2015 negara. Kekurangan bahan makanan tidak hanya menimbulkan masalah ekonomi, tetapi masalah
Disetujui September 2015 sosial politik pada suatu negara. Kebudayaan menanam padi pada masyarakat Nusantara sudah
Dipublikasikan Oktober terdapat sejak zaman pra sejarah, proses pertanian merupakan kegiatan turun temurun yang
2015 dilakukan masyarakat terutama pulau Jawa. Pertanian padi sampai awal abad masehi masih
________________ sederhana dan belum menggunakan teknologi pertanian. Pertanian padi di Nusantara sampai awal
Keywords: abad masehi masih sederhana dan relatif belum menggunakan teknologi. Perubahan terjadi pada
Indonesia, food, economy, sistem pertanian di Nusantara dalam meningkatkan hasil produksi padi untuk memenuhi kebutuhan
agriculture, production, hidup sehari-hari. Pada masa Kolonial Belanda pusat pemerintahan terpusat di Jawa, makanan
consumption. pokok masyarakat mayoritas beras pemerintah Kolonial memperhatikan produksi bahan makanan
________ ___________ selain tanaman ekspor. Sistem politik etis membuat pertanian pangan mendapat perhatian
pemerintah dengan meningkatkan hasil produksi pangan seperti pembanguan bangunan pertanian
dan sauran irigasi. Pasca Proklamasi kemerdekaan terjadi perubahan sosial dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Perkebunan dan instalasi-instalasi industri mengalami kerusakan yang berat,
serta meningkatnya jumlah penduduk secara drastis. Akibat dari perang dan revolusi membuat
produksi bahan makanan mengalami penurunan. Persoalan untuk menaikan produksi bahan
makanan terus dilakukan pemerintah, persoalan beras asih menjadi permasalahan besar yang
dihadapi masyarkat Indonesia.

Abstract
___________________________________________________________________
Food is a basic human need, that the attention of the authorities in a country. Food shortages pose a problem not
only economic, but social and political problems in a country. Culture grows rice on the archipelago communities
already exist since prehistoric times, the process of farming is an activity undertaken hereditary community,
especially the island of Java. Rice until the early centuries AD and yet still simple to use agricultural technology.
The rice Agriculture in the archipelago until the early centuries AD still relatively simple and not using
technology. Changes occur in the agricultural system in the archipelago in increasing rice production to meet the
needs of everyday life. During the Dutch Colonial government center concentrated in Java, the majority of staple
food rice Colonial government attention to food production other than export crops. Ethical policy system making
food agriculture the attention of the government to improve food production such as the Development of farm
buildings and irrigation. Post Proclamation of independence of social change in the lives of the people of
Indonesia. Plantation and industrial installations suffered severe damage, as well as drastically increasing
population. As a result of wars and revolutions make food production has decreased. The issue to raise food
production continue to be the government, the issue of rice compassion becomes a big problem facing the people
of Indonesia.
© 2015 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-6633
Gedung C5, Lantai 1 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: sejarahunnes@gmail.com

38
Mudiyono dan Wasino / Journal of Indonesian History 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN sejarah perkembangan tanaman pangan di


indonesia; (b) menambah pengetahuan bagi
Pangan merupakan kebutuhan dasar masyarakat mengenai tingakat konsumsi, hasil
manusia. Sebagai kebutuhan dasar, pangan produksi, serta distribusi hasil tanaman pangan di
menjadi perhatian bagi semua pemerintah di Indonesia merdeka.
dunia untuk menjaga ketersediaan pangan. Dalam penelitian ini penulis
Kekurangan pangan tidak hanya menimbulkan menggunakan beberapa buku dan hasil penelitian
masalah ekonomi, tetapi dapat menimbulkan yang berkaitan dengan tema di atas. Buku
masalah sosial politik di suatu negara. Tahun- pertama yang digunakan sebagai tinjauan
tahun pertama setelah merdeka, keadaan pustaka adalah buku yang berjudul “Ironi Negeri
ekonomi Indonesia sangat buruk, semua ini Beras” yang ditulis oleh Khudori (2008). Buku ini
disebabkan oleh berbagai macam faktor, yang banyak membahas tentang tentang sejarah beras,
penting di antaranya adalah pendudukan Jepang, ekonomi beras, beras dan kebudayaan, politik
Perang Dunia II, perang revolusi, dan beras, beras dan perdagangan internasional, serta
manajemen ekonomi makro yang sangat buruk. anatomi petani padi. Beras adalah komuditas
Masyarakat Jawa sebagian besar merupakan yang sangat unik, hampir sebagian penduduk asia
masyarkat agraris yang memandang tanah mengkonsumsi beras. Beras yang berasal dari
sebagai aset penting dalam kehidupan. Hal ini tanaman padi menjadi tanaman yang penting di
dikarenakan tanah merupakan sumber daya alam dunia, fungsi beras pada dasarnya sebagai
yang diolah untuk keperluan hidup. Tanah bagi pangan pokok (staple food) bagi sekitar 3 milyar
masyarakat agraris berfungsi sebagai aset orang hampir separuh penduduk dunia. Buku
produksi untuk dapat menghasilkan komoditas selanjutnya yang digunakan adalah “Budidaya
hasil pertanian. Pertambahan penduduk yang Padi di Jawa” yang ditulis oleh Sajogyo dan
meningkat secara cepat tanpa mampu dikontrol William L. Collier (1986). Buku ini berisi tentang
oleh pemerintah membuat komsumsi beras artikel-artikel penting peninggalan bangsa
semakin tinggi. Penduduk yang banyak membuat kolonial terhadap produksi beras di wilayah
lahan-lahan pertanian menjadi lebih sedikit, Jawa. Dalam buku ini juga kita dapat mengetahui
lahan yang dulu untuk pertanian berubah bagaimana kehidupan masyarakat Jawa sebelum
menajdi pemukiman penduduk. Pertambahan kemerdekaan, serta hasil produksi beras yang
penduduk tahun 1950 mencapai 77,2 juta jiwa, dihasilkan oleh petani Jawa. Pada buku ini
tahun 1955 berjumlah 85,4 juta jiwa, dan menggambarkan bagaimana orang-orang Jawa
menurut sensus tahun 1961 adalah 97,02 juta bercocok taman dari persemian sampai
jiwa. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1). memasuki masa panen padi. edisi ekonomi Jawa
mengetahui kebudayaan pangan di Indonesia; (2) pada masa kolonial sampai masa awal
mengetahui perkembangan tanaman pangan kemerdekaan, pangan pada masa itu menjadi isu
pada masa Kolonial; (3). mengetahui penting. pertambahan penuduk Jawa yang
perkembangan tanaman pangan setelah meningkat dengan cepat serta banyaknya
Indonesia Merdeka tahun 1945-1965. penduduk asing yang tinggal di Jawa membuat
Manfaat teoretis penelitian ini adalah (a) kebutuhan akan pangan terjadi peningkatan,
memberi wawasan dan pengetahuan kepada akan tetapi tidak sejalan dengan hasil produksi.
mahasiswa dan masyarakat umum tentang
sejarah perkembangan tanaman pangan METODE
indonesia merdeka tahun 1945-1965; (b) dapat
digunakan sebagai referensi bagi peneliti-peneliti Penelitian ini menggunakan metode
lain yang meneliti tentang tanaman pangan pada Sejarah, dan jenis penelitian yang dilakukan
awal kemerdekaan indonesia tahun 1945-1965. penulis adalah penelitian sejarah ekonomi.
Kemudian manfaat praktis penelitian ini adalah Sumber data yang dijadikan acuan penelitian
(a) menambah pengetahuan bagi masyarakat berasal dari sumber primer berupa arsip serta

39
Mudiyono dan Wasino / Journal of Indonesian History 4 (1) (2015)

koran yang sejaman dan beberapa sumber kepercayaan yang dibentuk melalui dialog terus
sekunder dari hasil penelitian terdahulu tentang menerus dengan alam dan lingkungan
tanaman pangan, seperti karya Anne Booth, disekitarnya. Banyak legenda atau cerita rakyat
Peter Creutzberg, dan penelitian yang dilakukan mengenai arti dan asal usul padi, kelapa, serta
oleh tim peneliti sejarah ekomoni. Penelitian ini tanaman palawija dalam kebudayaan Jawa yang
melalui empat tahapan, yakni heuristik dengan terutama adalah peran dewi padi. Tradisi
mengumpulkan data-data, kritik meliputi kritik pertanian di Nusantara adalah cerita tentang
eksternal dan internal. Setelah itu peneliti Dewi Padi. Kebudayaan masyarakat tentang
memasuki tahap interpretasi, yakni melakukan dewi padi ini menampakan diri kepada petani,
proses analisis dan sintesis. Tahap akhir dari memperkenalkan dirinya sebagai Dewi
penelitian sejarah adalah historiografi, yakni Kesuburan, Dewi Pangan, dan Dewi
penyusunan fakta-fata dalam satu kesatuan Kesejahteraan. Sebagai dewi molek yang tidak
narasi. pernah usai memberikan kebahagian, dan
kemurahan, Dewi Sri ini juga yang kemudian
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadikan Jawa menjadi pulau padi ternama.
Cerita-cerita menganai asal usul tentang padi
Budidaya Padi dan Situasi Pangan banyak derdapat diberbagai daerah di Nusantara
Budidaya Padi (Kompas, 2006).
Masyarakat desa di Jawa yang telah lama Masyarakat Sunda mengenal Dewi Sri
hidup dalam tradisi pertanian dan tanaman dengan nama Nyi Pohaci. Para dewa di Suralaya
pangan memiliki tradisi tersendiri yang dilakukan melakukan musyawarah untuk mendirikan bakal
dalam pertanian. Pengolahan tanah pertanian Panca Warna. Dewa Anta ditugaskan untuk
masyarakat Jawa mengikuti tradisi Pranata membuat batu tiang, tetapi Dewa Anti tidak
Mongso, pelaksanaan budidaya padi dengan dapat melaksanakan tugasnya karena badannya
menggunakan perhitungan yang dilakukan berbentuk ular. Dewa Anta menangis sedih dan
secara turun temurun (Sollewijn Gelpke, 1986). meneteskan air mata tiga butir. Air mata itu
Pertanian padi di Nusantara sampai awal abad kemudian berubah menjadi tiga butir telur yang
masehi masih sederhana dan relatif belum dibawa dengan mulut. Perjalanan dalam
menggunakan teknologi, yaitu masih membawa telur terjadi salah paham dengan
menggunakan sistem peladangan. Kedatangan seekor burung elang, dua butir telur jatuh
bangsa India membawa banyak pengaruh pada kemudian menetas menjadi Kalabuat dan Budug
teknologi penanaman padi seperti metode Basu. Sapi Gumarang sebagai raja segala
pengairan serta peningkatan hasil produksi. binatang jelmaan Kencing Idajil (setan)
Perubahan yang terjadi pada sistem pertanian di memelihara Kalabuat dan Budug Basu sebagai
Nusantara meningkatkan hasil produksi padi anak angkat. Telur yang tinggal satu atas perintah
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Batara Guru dierami oleh Dewa Anta. Ketika
Metode pengariaran yang dibawa oleh bangsa telur menetas lahirlah seorang putri cantik yang
India memberi pengaruh besar bagi pertanian di diberi nama Dewi Pohaci.
Nusantara (Khudori, 2008). Catatan etnogafis Bagi masyarakat Jawa Tengah dan Jawa
dalam kebudayaan budidaya padi sawah di Jawa Timur, dewi padi dikenal dengan nama Dewi Sri.
pada abad ke 18 hingga awal abad 20 dilakukan Masyarakat Madura memiliki dua dewi padi
oleh Sollewon Gelpke, menjelaskan kekayaan yang diceritakan dalam satu mitologi yaitu Retna
dalam budidaya padi sawah di Jawa mulai dari Dumilah dan Dewi Sri. Retna Dumilah
kalender musim tanam, mencetak sawah, merupakan putri dari Batara Guru, karena
mengelola persemian, mengatasi hama dan kecantikannya justru membuat ayahnya sendiri
penyakit, hingga memanen padi di sawah. jatuh cinta kepadanya. Retna Dumilah menerima
Masyarakat Jawa dalam mengerjakan dengan syarat diberikan makanan yang tidak
pertanian memiliki tata cara, tradisi, dan

40
Mudiyono dan Wasino / Journal of Indonesian History 4 (1) (2015)

membosankan, pakaian yang tidak pernah rusak, Konsumsi Pangan


dan gamelan yang dapat berbunyi sendiri. Makanan penduduk pribumi Hindia-
Belanda yang jumlahnya lebih dari 60.000.000
Tanaman Pangan Masa Kolonial sangatlah beragam, karena perbedaan kondisi
Produksi Pangan Masa Kolonial keadaan dalam bidang pertanian, suku bangsa,
Tuntutan mengenai produksi kaum tani dan kemakmuran. Creutzberg berpendapat
melalui penguasaan atas penggunaan tanah bahwa bahan makanan dapat dikategorikan
sudah menjadi masalah sejak zaman awal menjadi lima antara lain: (1) Makanan yang
kolonial. Perbincangan tentang sifat pemilikan sederhana diperoleh secara mudah dengan cara
tanah dan tentang cara bagaimana basis agraria mengambil langsung dari alam seperti hewan,
dibebani oleh pajak, yang sudah dimulai sejak umbi-umbian dan akar-akaran. (2) Komposisi
akhir abad ke-18 dan berlanjut sampai awal abad terhadap umbi-umbian atau akar-akaran yang
ke-20 yang merupakan kepentingan kolonial. mengandung zat tepung atau sagu sebagai bahan
Tanaman padi merupakan hasil bumi yang makanan pokok dengan ditambah danging
dihasilkan oleh mayoritas penduduk Indonesia, hewan sebagai makanan tambahan. (3)
namun tidak semua penduduk menanam padi Komposisi terhadap biji-bijian sebagai bahan
tetapi tanaman-tanaman tambahan. Makanan makanan pokok ditambah dengan daging dan
pokok penduduk Jawa dan Madura adalah beras. ikan. Kelompok biji-bijian yang dimaksud jenis
Selain itu, penduduknya masih hidup dari padi-padian, khususnya beras dan jagung sebagai
menanam umbi-umbian terutama singkong yang makanan pokok ditambah dengan daging
ditanam di hutan. Padi yang merupakan bahan maupun ikan. (4) Komposisi terhadap beras dan
makanan pokok penduduk Jawa dalam proses jagung sebagi bahan makanan dimana akar-
produksi pertanian, desa merupakan unit yang akaran seperti singkong sebagai bahan makanan
penting. Pada masa awal sistem tanam paksa yang penting. Bahan makanan seperti daging
diterapkan, hasil produksi padi di Jawa sangat tidaklah penting, kecuali ikan yang umumnya
rendah. Produksi pada tahun 1837 sebesar dikeringkan dan diasinkan. (5) Makanan yang
1.196.9000 ton. Produski pada tahun 1856 beragam antara lain daging, kentang, maupu roti.
mengalami peningkaatan yang tidak menentu Makanan ini merupakan makanan yang
dengan total produksi mencapai 1.800.300 ton. dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat
Pertumbuhan produksi selama 20 tahun tidak Indonesia.
mencapai dua kali lipat, dengan hasil ini bahan Konsumsi masyarakat Jawa rendah secara
makanan mengalami kekurangan (Creutzberg, umum karena masih berada di garis kemiskinan.
1987). Dalam perhitungan masih belum sempurna,
Minimnya produksi padi selama tanam karena tidak menperhitungkan variasi
paksa banyak ditentukan dari keterbatasan masyarakat dari segi usia, baik masih anak-anak,
tenaga kerja untuk mengelola produksi pertanian dewasa, serta orang tua. Terdapat juga yang
padi. Penduduk Jawa masih harus membagi mengkonsumsi diluar bahan pangan beras.
tenaga antara menanam tanaman perkebunan Pertambahan jumlah penduduk mempengaruhi
yang diwajibkan oleh negara serta tanaman semua perkembangan yang terjadi selama
pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup penjajahan kolonial Belanda. Penduduk Jawa
sehari-hari. Produksi tanaman padi yang secara (khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur)
berkelanjutan mengalami peningkatan dari mengalami peningkatan sampai berlebihan
tahum 1890 sampai tahun 1900. Produksi padi secara serius, sedangkan di daerah-daerah lain
pada tahun 1890 mencapai 3.760.700 ton dan diluar pulau Jawa masih terdapat daerah yang
mengalami kenaikan produksi tertinggi pada masih luas yang jarang penduduknya atau tidak
tahun 1900 mencapai 4.828.000 ton. Pengikatan sama sekali.
produksi ini lebih baik dibandingkan pada masa
awal tanam paksa (Margana, 2010).

41
Mudiyono dan Wasino / Journal of Indonesian History 4 (1) (2015)

Tabel 1. Beberapa angka produksi dan konsumsi selama beberapa tahun terakhir menglami
beras tahun 1900-1930 (rata-rata lima tahun, peningkatan produksi, namum padi masih
kecuali Karesidenan Batavia dan Madura serta merupakan tanaman yang terpenting bagi
Kasultanan di Jawa Tengah) pertanian di Indonesia. Pasca kemerdekaan
pemerintah mengeluarkan kebijakan dan upaya-
upaya dalam meningkatkan produktivitas bahan
pangan untuk kelangsungan hidup panduduk
serta menjaga stabilitas politik (Khudori, 2008).
Tingkat produksi pangan di Indonesia tercatat
dengan rapi terutama di pulau Jawa, masa
setelah kemerdekaan, tingkat produksi
mengalami fluktuasi. Produksi bahan makanan
sebagai kebutuhan masyarakat menjadi perhatian
pemerintahan. Produksi pertanian yang
Sumber: Creutzberg, Sejarah Statistik Indonesia
membutuhkan banyak tenaga kerja, termasuk
wanita. Pembagian kerja untuk para wanita yang
Perhitungan dengan tabel 1
bertugas sebelum dan sesudah produksi, proses
mengambarkan sepanjang politik etis Belanda,
pembibitan, menamam padi (tandur) dilakukan
konsumsi masyarakat Jawa rendah secara umum
oleh perempuan sampai dengan memanen padi.
dan masih berada digaris kemiskinan. Dalam
Setelah panen selesai hasil panen dikeringkan
perhitungan masih belum sempurna, karena
lalu disimpan untuk menjaga kebutuhan
tidak menperhitungkan variasi masyarakat dari
makanan.
segi usia, baik masih anak-anak, dewasa, serta
Produksi dari berbagai provinsi di pulau
orang tua. Masyarakat terdapat juga yang
Jawa menunjukan peningkatan bahan makanan.
mengkonsumsi diluar bahan pangan beras.
Daerah Jakarta Raya memproduksi bahan
Bahan makanan pokok merupakan bahan
makanan yang lebih sedikit dari wilayah lainnya,
makanan yang digunakan dalam jumlah yang
Jakarta pada masa itu menjadi pusat
sangat banyak serta dapat disajikan setiap hari
pemerintahan kolonial maupun pasca
pada waktu tertentu di meja makan, bukan
kemerdekaan. Penghasil bahan pangan padi
digunakan untuk bahan pelezat makanan
terbesar adalah daerah Jawa Barat. Produksi padi
ataupun sebagai makanan kecil. Pertambahan
sawah dan padi gogo mencapai 2.990.400.000 kg,
jumlah penduduk mempengaruhi semua
sedangakan padi ladang mencapai 305.300.000
perkembangan yang terjadi selama penjajahan
kg. Produksi padi dan ketela yang mengalami
kolonial Belanda. Penduduk Jawa (khususnya
peningkatan tidak dikiuti dengan bahan pangan
Jawa Tengah dan Jawa Timur) mengalami
lain. Pada tahun 1965 produksi jagung hanya
peningkatan sampai berlebihan secara serius,
mencapai 2.364.500 ton, hasil ini menurun
sedangkan di daerah-daerah lain diluar pulau
dibandingkan produksi pada tahun 1964 yang
Jawa masih terdapat daerah yang masih luas
mencapai 3.768.600 ton. Produksi bahan
yang jarang penduduknya atau tidak sama sekali.
makanan utama lainnya juga mengalani
penurunan seperti ketela rambat dan kacang
Perkembangan Tanaman Pangan di Indonesia
tanah (BPS, 1964).
Produksi Tanaman Pangan Indoneisa
Menjadi suatu negara yang mandiri
Konsumsi Pangan Penduduk
penduduk Indonesia dihadapakan oleh banyak
Kekhawatiran akan terjadinya krisis
permasalahan. Permasalahan pangan menjadi
pangan yang melanda tidak hanya dari bagian
masalah yang besar oleh pemerintah, setelah
kegundahan dan kegelisahan tetapi telah
merdeka pemerintah banyak melakukan usaha-
menjelma menjadi kenyataan yang harus
usaha dalam meningkatkan hasil produksi
dihadapi oleh penduduk di berbagai wilayah.
tanaman pangan. Tanaman pangan selain padi

42
Mudiyono dan Wasino / Journal of Indonesian History 4 (1) (2015)

Beras merupakan konsumsi pangan utama di membuat bahan pangan ini permintaan yang
Indonesia, ketersediaan beras menjadi sangat tinggi, tetapi tidak diikuti oleh produksi
kepentingan pemerintah untuk menjaga stabilitas yang dihasilkan. Kurangnya produksi bahan
politik. Pangan merupakan kebutuhan dasar makanan terutama beras serta menipisnya stock
yang permintaannya terus meningkat seiring beras banyak membuat resah masyarakat untuk
dengan perkembangan jumlah penduduk dan mendapatkan beras. Daerah-daerah penghasil
peningkatan kualitas hidup masyarakat. padi yang diandalkan tidak mampu mencukupi
Pemenuhan terhadap kebutuhan pangan kebutuhan beras di Indonesia.
merupakan salah satu komponen dasar dalam
pembangunan sumber daya manusia. Sajogyo Distribusi Pangan
mengungkapkan garis batas kemiskinan pada Penyebaran bahan makanan masih sangat
tingkat pendapatan setara 240 kilogram beras per kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
kapita per tahun bagi rumah tangga pedesaan, di berbagai daerah Indonesia. hasil panen yang
dan 360 kilogram beras per kapita per tahun bagi besar menjadi faktor penentu suatu harga bahan
rumah tangga kota. Masyarakat Indonesia yang makanan terutama beras di Indonesia.
konsumsinya mayoritas beras sangat bergantung Pemerintah melakukan pengaturan tentang
pada produksi padi. Besaran konsumsi beras tiap distribusi dengan tujuan untuk menjamin bahan
tahun terus naik. Anne booth mengukur tingkat pangan sampai kepada konsumen. Kegiatan
konsumsi beras per kapita sejak pertengahan pengumpulan atau pembelian padi untuk
abad sembilanbelas. Angka konsumsi beras pemerintah dilaksanakan di daerah-daerah
mengalami penurunan pada tahun 1850an pengahasil beras utama seperti Jawa Timur yang
sekitar 106 kilogram per kapita mengalami merupakan lumbung pangan penting di wilayah
penurunan tahun 1930 menjadi 90 kilogram per Indonesia (Margana, 2010). Harga beras dan
kapita, pada tahun 1960an membaik menjadi 95 jagung setiap tahunnya mengalami kenaikan,
kilogram (Lutfi, 2011). tahun 1950 beras yang dijual sebesar Rp. 103 per
100 kg, pada tahun selanjutnya mengalami
kenaikan hampir 100 persen. Pada tahun 1965
harga beras sudah mencapai harga yang sangat
tinggi yaitu Rp 74.117 per 100 kg. Kebutuhan
akan konsumsi beras sangat tergantung dengan
hasil produksi petani. Sedangkan untuk bahan
pangan jagung harganya mengalami fluktuasi
pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1958,
tetapi pada awal tahun 1959 sampai tahun 1965
harganya terus mengalami kenaikan yang drastis
Gambar 1. Bagan ersediaan bahan makanan
harga tertinggi bahan pangan jagung yaitu Rp
utama di Indonesia tahun 1955,1960 dan 1965 (x
35.111 per 100 kg (BPS, 1968).
1000 ton)
Sumber: Diolah dari BPS tahun 1968/1969
Kebijakan Pemerintah terhadap Pangan
Persediaan bahan pangan utama Politik pangan menjadikan instrumen
masyarakat Indonesia yang mengalami fluktuasi yang strategis dalam pemerintahan Soekarno
menimbulkan kekacauan di daerah-daerah, beras agar dapat menunjukan peran serta
yang digunakan sebagai bahan utama makanan tanggungjawab kepada masyarakat dalam
utama masyarakat mulai sulit didapatkan maupun dunia luar. Pasca kemerdekaan di
dipasar. Bahan pangan terutama beras sulit tahun-tahun awal pemerintah Indonesia
didapatkan dipasaran, sehingga harga bahan memberikan perhatian pada permasalahan
pangan ini mengalami kenaikan yang tinggi. pangan, selain itu pemerintah juga
Kecenderungan masyarakat mengkonsumi beras memanfaatkan bahan pangan dalam diplomasi

43
Mudiyono dan Wasino / Journal of Indonesian History 4 (1) (2015)

internasional. Pada tahun 1946 India mengalami yang mengalami kerugian dalam sistem ini, pada
kegagalan panen sehingga menghadapi ancaman sistem ini Jawa mengalami kegagalan panen
bahaya kelaparan. pemerintah Indonesia pada tahun 1883 sehingga terjadi bencana
dibawah Perdana Mentri Sutan Sjahrir kelaparan.
memngambil inisiatif untuk memberi bantuan Tingkatan konsumsi masyarakat
berupa 500.000 ton beras kepada pemerintah Indonesia dapat dilihat dengan jumlah penduduk
India. Mentri Urusan Bahan Makanan Indonesia, laju pertumbuhan penduduk
merupakan usaha menuju terwujudnya Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
swasembada pangan dengan petunjuk pengingkatan yang signifikan. Pola ini
implementasi secara riil dan praktis, Kasimo mempengaruhi konsumsi yang dibutuhkan oleh
merekomendasikan agar tanah-tanah di setiap orang, hasil produksi yang mengalami
Sumatera Timur seluas 281.227 hektar ditanami penurunan mambuat penduduk Indonesia tidak
dengan bahan pangan. Sementara untuk wilayah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kalori.
Jawa, dilakukannya intensifikasi pertanian Harga beras dan jagung setiap tahunnya
dengan mengadopsi bibit padi yang berkualitas mengalami kenaikan, tahun 1950 beras yang
serta membentuk kebun-kebun bibit. dijual sebesar Rp 103 per 100kg, pada tahun
Pemeliharaan hewan ternak yang berperan selanjutnya mengalami kenaikan hampir 100
penting dalam produksi pangan sebaiknya tidak persen. Pada tahun 1965 harga beras sudah
disembelih (Sjofjan Asnawi, 1988). mencapai harga yang sangat tinggi yaitu Rp.
74.117 per 100kg.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Kebudayaan menaman padi pada
masyarakat Nusantara sejak zaman dahulu, Abdurahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian
proses pertanian merupakan kegiatan terun terun Sejarah. Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu.
yang dilakukan masyarakat terutama pulau Asnawi, Sjofjan. 1988. “Peranan dan Masalah
Jawa. Pertanian padi sampai awal abad masehi Irigasi dalam Mencapai dan Melestarikan
masih sederhana dan belum menggunakan Swasembada Beras”. Dalam Prisma,
teknologi pertanian dengan sistem peladangan. Nomor 2. Hal. 10-15
Perkembangan pertanian pangan terutama padi Badan Pusat Statistik. 1968. Buku Saku Statistik
mulai menggunakan teknologi ketika kedatangan Tahun 1964. Jakarta: BPS.
bangsa India yang datang membawa pengaruh Creutzberg, Pieter. dan J.T.M Van Laanen. 1987.
dalam pengembangan pertanian. Masyarakat Sejarah Statistik Indonesia. Jakarta: Yayasan
dalam perkembangannya mempercayai bahwa Obor Indonesia.
padi berasal dari mitologi Dewi Sri. Mitologi Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah.
Dewi Sri disetiap daerah berbeda-beda, di Jawa Terjemahan Nugroho Notosusanto.
Barat disebut Nyi Pohaci, Madura disebut Retna Jakarta: UI Press.
Dumlah, dan kalimamtan disebut Parei. Daerah Khudori. 2008. Ironi Negeri Beras. Yogyakarta:
di Nusantara menganggap Dewi Padi terus hidup Insist Press.
dan dipercayai, pengahasil padi di wilayah Jawa, Kompas. 2006. Upacara Menghormati Padi. 16
Bali, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. April hal. 16.
Pada masa Kolonial Belanda pusat Kompas. 2006. Pesta Syukur di Tanah Cigugur. 5
pemerintahan terpusat di Jawa, makanan pokok April hal. 32.
masyarakat Jawa dan Madura yang mayoritas Kompas. 2006. “Seren Taun”, Melestarikan Budaya
beras pemerintah Kolonial menperhatikan Asli Sunda. 5 April hal. 32.
produksi bahan pangan selain tanaman kopi,
nila, dan gula sebagai komuditi ekspor. Pada
masa diberlakukanya tanam paksa banyak petani

44
Mudiyono dan Wasino / Journal of Indonesian History 4 (1) (2015)

Lutfi, Ahmad Nashim. 2011. Melacak Sejarah


Pemikiran Agraria. Yogyakarta: STPN
Press.
Margana, Sri., dkk. 2010. Sejarah Pangan di
Indonesia Strategi dan Politik Pangan Dari
Masa Kolonial Sampai Reformasi. Jakarta:
Direktorat Geografi Sejarah, Direktorat
Jenderal Sejarah dan Kepurbakalaan,
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho
Notosusanto. 2010. Sejarah Nasional
Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Pranoto, Suhartono W. 2010. Teori dan Metodologi
Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sagjoyo. dan William L. Collier. 1986. Budidaya
Padi di Jawa. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia bekerjasama dengan Gramedia.
Wasino. 2006. Tanah, Desa, dan Penguasa: Sejarah
Pemilikan dan Penguasaan Tanah di Pedesaan
Jawa. Semarang: UNNES Press.

45

Anda mungkin juga menyukai