Panti Jompo
Panti Jompo
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah dimana individu yang berusia 60 tahun ke atas yang pada
umumya memiliki tanda – tanda terjadinya penurunan fungsi – fungsi biologis,
psikolologis, social, dan kognitif. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak
pada berbagai aspek perkembangan, terutama kesehatan, karena dengan semakin
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena factor
alamiah maupun karena penyakit.
Fenomena yang terjadi di kota Makassar ini, membuat sebagian masyarakat
tidak mau mengurus kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Akhirnya, mereka
menitipkan kedua orang tuanya ke panti jompo sekitar. Alasan yang sering
ditemukan karena mereka terlalu sibuk di pekerjaan sehingga tidak mempunyai
waktu untuk mengasuh orang tuanya. Tak heran di kota – kota besar seperti
Makassar ini berdiri panti – panti khusus mengurusi lansia.
Berdasarkan paparan di atas, maka kami tertarik untuk melakukan observasi
dan wawancara ke Panti Jompo Werdha Theodora untuk mengetahui kondisi lansia
yang berada di panti jompo tersebut dan mengetahui permasalahan – permasalahan
yang terjadi di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi lansia yang berada di Panti Jompo Werdha Theodora ?
2. Bagaimana permasalahan – permasalahan yang ada di di dalam Panti Jompo
Werdha Theodora ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi lansia yang berada di Panti Jompo Werdha Theodora
?
2. Untuk mengetahui permasalahan – permasalahan yang ada di di dalam Panti
Jompo Werdha Theodora
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Lansia
Pengertian lanjut usia (lansia) menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (1999)
dalam Wijayanti, 2008 ialah manusia yang berumur di atas usia 60 tahun dan masih
hidup. Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke
atas. Usia tua atau sering disebut senescence merupakan suatu periode dari rentang
kehidupan yang ditandai dengan perubahan atau penurunan fungsi tubuh, biasanya
mulai pada usia yang berbeda untuk individu yang berbeda (Papalia, 2001).
Di Indonesia telah disetujui bahwa penduduk lanjut usia adalah mereka yang
berumur 60 tahun keatas. Sesuai Undang-undang nomor 13 tahun 1998 pasal 1 ada
di muatkan mengenai pengertian lanjut usia yaitu seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun keatas (Menkokesra,2010).
Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk memahami usia tua, antara lain
(Papalia dkk,2001) :
a. Primary aging, bahwa aging merupakan suatu proses penurunan atau
kerusakan fisik yang terjadi secara bertahap dan bersifat inevitable (tidak
dapat dihindarkan).
b. Secondary Aging, proses aging merupakan hasil dari penyakit, abuse, dan
disuse pada tubuh yang seringkali lebih dapat dihindari dan dikontrol oleh
individu dibandingkan dengan primary aging, misalnya dengan pola makan
yang baik, menjaga kebugaran fisik.
Kapasitas : 22 orang
2. Subjek Kedua
a. Identitas Subjek
Nama : Vincensia Dina
TTL : Rantepao, Toraja. 07 April 1945
Usia : 74 Tahun
Lama di Panti : 11 Tahun
Status : Tidak Menikah
b. Hasil Observasi
c. Kondisi Lansia
Fisik dan Kesehatan
Berdasarkan hasil observasi, subjek masih bisa berjalan dan
bergerak dengan gesit. Kulit subjek masih terlihat kencang
walaupun sudah mulai muncul keriput. Rambut subjek sudah mulai
beruban, ini terlihat warna subjek belum sepenuhnya bewarna putih.
Penglihatan subjek sudah berkurang. Subjek memakai kacamata
jika ingin membaca buku atau koran. Subjek masih bisa mendengar
dengan jelas. Gigi subjek sudah mulai hilang, khususnya di bagian
depan atas.
Subjek masih merasa sehat. Tidak memiliki penyakit yang
berbahaya. Subjek cuman memiliki penyakit darah tinggi. Hal ini
diakibatkan karena subjek masih sering berolahraga ringan di pagi
hari. Subjek juga tidak meminum obat – obatan dan rutin diperiksa
dengan dokter yang disiapkan di panti.
Kognitif
Subjek masih memiliki ingatan yang baik. Subjek masih
mengigat ketika dia bekerja di Freeport, tanggal berapa ke
Makassar, dan masih mengingat perasaan ketika pertama kali subjek
ketika berada di panti. Subjek masih bisa berbicara dengan jelas
walaupun volume suaranya kecil, dan pelafalannya masih terdengar
jelas.
Sosial dan Emosi
Subjek mengatakan jika dia sudah tidak mengikuti perkumpulan
organisasi mana pun. Subjek masih mengikuti kegiatan beribadah
dan masih berkumpul dengan jamaahnya dan cepat akrab jika
berasal dari satu daerah. Subjek masih ikut berkumpul dengan
teman – temannya yang berada di Makassar.
Sama dengan subjek yang pertama, subjek ramah saat menjawab
pertanyaan dari kami. Subjek merasa senang tinggal di panti karena
bisa berteman dengan lansia – lansia yang lainnya.
3. Subjek Ketiga
a. Identitas Subjek
Nama : Tjhai Tyhai
Usia : 73 Tahun
Lama di Panti : 7 tahun
Status : Tidak Menikah
b. Hasil Observasi
Subjek memakai daster berwarna ungu bermotif batik, sandal
jepit bewarna ungu, dan memegang kertas sebagai alat kipas. Rambut
subjek sudah mulai beruban tetapi belum terlalu banyak. Badan subjek
terlihat kurus dan agak bungkuk. Gigi subjek sudah mulai terlihat
ompong. Kulit subjek keriput.
c. Kondisi Lansia
Fisik dan Kesehatan
Rambut subjek sudah mulai beruban, dan kulitnya sudah mulai
keriput. Gigi subjek sudah terlihat ompong. Hal ini membuktikan
terjadinya perubahan fungsi sel – sel yang mulai menurun. Badan
subjek mulai bungkuk, hal ini karena tulang punggung subjek
sedikit bengkok dikarenakan sering mengangkat barang – barang
ketika muda.
Kesehatan subjek mulai menurun, subjek sering merasa sakit
punggung, karena tulang puggungnya yang bengkok. Subjek juga
merasa sudah tidak kuat untuk berdiri lama, hal ini sesuai dengan
ciri – ciri lansia yang berada di buku Santrock, 1995 jika tulang
lansia sudah mulai rapuh (Osteoporosis) dan mulai membungkuk.
Subjek sering minum obat dikarenakan hal tersebut. Pendengaran
subjek juga berkurang.
Kognitif
Ingatan subjek pada usia 73 tahun masih bagus. Subjek masih
mengingat dan menceritakan masa kecilnya dan keadaan orang
tuanya pada saat itu.
Sosial dan Emosi
Subjek masih mengikuti ibadah setiap hari minggu bersama
dengan lansia lainnya. Subjek hanya sering bercengkrama dengan
orang – orang yang berada di panti. Subjek hanya pergi keluar
berbelanja jika ada keperluan.
Subjek merasa senang berada di panti karena subjek merasa
tidak perlu lagi mencari pekerjaan ketika berada di dalam panti.
4. Subjek Keempat
a. Identitas Subjek
Nama : Susilia
Usia : 75 Tahun
Lama di Panti : 10 tahun
Asal : Makassar
Status : Menikah
b. Hasil Observasi
Subjek memakai baju daster bewarna kuning bermotif, dan
sandal jepit bewarna biru. Rambut subjek mulai beruban dan rontok.
Subjek memiliki kulit yang keriput, dan perut agak membuncit. Subjek
kurang bisa mendengae dan melihat.
c. Kondisi Lansia
Fisik dan Kesehatan
Dari hasil observasi, terlihat subjek sudah mulai memiliki kulit
yang keriput dan rambut subjek sudah mulai beruban. Hal ini
diakibaatkan dengan menurunnya produksi melanin yang
merupakan agen pigmen (Papalia, dkk, 2008). Pendengaran dan
penglihatan subjek mulai menurun.
Dari hasil wawancara, subjek merasa masih sehat dan hanya
mempunyai darah tinggi. Akan tetapi, subjek sering minum obat
sakit tulang dan mengonsumsi vitamin.
Kognitif
Subjek masih bisa mengingat dengan baik. Dari hasil
wawancara, subjek masih bisa mengigat umur dan tahun pertaama
kali tinggal di panti. Subjek juga masih bisa mengingat dan
menceritakan pekerjaan subjek sebelum tinggal di panti.
Sosial dan Emosi
Subjek sudah tidak pernah keluar dari panti. Dari hasil
wawancara, subjek hanya menonton tv selama berada di panti.
Teman – teman subjek yang dari gerjea datang untuk menjenguk
subjek di panti karena subjek sudah jarang melakukan ibadah di
gereja.
Subjek merasa senang berada di panti karena merasa panti sama
dengan suasana rumah subjek. Subjek masuk ke panti atas
kemauannya sendiri.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan, rata – rata
lansia yang berada di Panti Werdha Theodora masih memiliki fisik yang kuat dan
hanya mengalami darah tinggi dan nyeri otot. Kulit sudah berkeriput dan kendur.
Rambut sudah mulai bewarna putih. Penglihatan dan pendengaran para lansia pun
masih baik.
Para lansia yang berada di Panti Werdha Theodora masih mengikuti kegiatan
beribadah yang disiapkan oleh pihak panti pada setiap hari minggu. Di gereja,
mereka bertemu dan berkumpul dengan teman – teman mereka. Rata – rata para
lansia ini juga masih mengikut acara perkumpulan di luar kegiatan gereja.
Para lansia juga ramah saat kami melakukan sesi wawancara. Rata – rata para
lansia juga memiliki ingatan yang baik.
B. Saran
Sebaiknya pihak panti lebih memperhatikan para lansia yang berada di dalam
panti dengan memeriksa para lansia setiap hari bukan hanya di hari tertentu saja.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA