Anda di halaman 1dari 19

PELATIHAN IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MATERI PELATIHAN:
ANALISIS PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
Materi Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK

ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

A. Konsep

1. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik


dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu
lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat
membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga penilaian.

2. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai


pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip
reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan menurut “Arends
dalam Trianto”, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas”.

B. Deskripsi

1. Prinsi-prinsip pembelajaran meliputi: (1) peserta didik difasilitasi untuk mencari


tahu, (2) peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar, (3) proses
pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah, (4) pembelajaran berbasis
kompetensi, (5) pembelajaran terpadu, (6) pembelajaran yang menekankan
pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi, (7)
pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif, (8) peningkatan keseimbangan,
kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills, (9)
pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat, (10) pembelajaran yang menerapkan
nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun
kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani), (11) pembelajaran yang
berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, (12) pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran, (13) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang

@2016, Direktorat Pembinaan SMK 1


Materi Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK

budaya peserta didik, dan (14) suasana belajar menyenangkan dan menantang.

2. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan


digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

3. Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana


pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik
mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan
cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih,
bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice & Wells).

4. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:

a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau


pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk
akal. Maksudnya para pencipta atau pengembang membuat teori dengan
mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta tidak
secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya.

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan


pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan
yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan
bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu
masalah pembelajaran.

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat


dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku
mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar
selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat


tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif
serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek
penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran. (Trianto,
2010).

5. Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh


karakteristik Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam
pengajaran, sifat dari materi yang akan diajarkan, dan tingkat kemampuan
peserta didik. Di samping itu, setiap model pembelajaran mempunyai tahap-
@2016, Direktorat Pembinaan SMK 2
Materi Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK

tahap (sintaks) yang dapat dilakukan peserta didik dengan bimbingan guru.

6. Pelaksanaan pembelajaran dengan proses berpikir ilmiah (saintifik)


sebagaimana yang diterapkan pada kurikulum 2013, sebaiknya dipadukan
secara sinkron dengan langkah/tahapan kerja (syntax) model pembelajaran.

Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama (Permendikbud


No. 103 Tahun 2014) yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku
sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah:
model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model
Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran
Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Di samping model
pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production
Based Education/Production Based Trainning (PBE/PBT) sesuai dengan karakteristik
pendidikan menengah kejuruan

Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi


pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi
pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat
berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu. Oleh
karenanya guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah
cenderung pada pembelajaran penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning) atau
pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based
Learning).

Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:

1. Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah kepencarian atau penemuan;

2. Pernyataan KD di KI-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan


faktual, konseptual, procedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;

3. Pernyataan KD di KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar

Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning dan Project
Based Learning):
1. Pernyataan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada hasil karya berbentuk
jasa atau produk;
2. Pernyataan KD di KI-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
3. Pernyataan KD di KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan

@2016, Direktorat Pembinaan SMK 3


Materi Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK

4. Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan persyaratan


penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.

Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja


(syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran Penyingkapan (penemuan dan pencarian)

Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami


konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu
terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep dan prinsip.

Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,


penentuan dan mengambil kesimpulan. Proses tersebut disebut cognitive
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of
assimilating concepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik,
2001:219).

a. Sintak model Discovery Learning


1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pembuktian (Data processing dan Verification), dan
5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

b. Sintak model Inquiry Learning Terbimbing


Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses
penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang
singkat (Joice &Wells, 2003).

Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang


melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri temuannya.

Sintak/tahap model inkuiri meliputi:


1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
@2016, Direktorat Pembinaan SMK 4
Materi Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK

4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan


5) Analisis proses inkuiri.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir


dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata
untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual
(Tan Onn Seng, 2000). Problem Based Learning untuk pemecahan masalah
yang komplek, problem-problem nyata dengan menggunakan pendekataan
studi kasus. Peserta didik melakukan penelitian dan menetapan solusi untuk
pemecahan masalah. (Bernie Trilling & Charles Fadel, 2009: 111).

Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan


konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High
Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar
diri sendiri dan keterampilan (Norman and Schmidt).
a. Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam
Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
1) Mengidentifikasi masalah;
2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi
informasi-informasi yang relevan;
3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif,
tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
4) Melakukan tindakan strategis, dan
5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang
dilakukan.
b. Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H.
Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
1) Merumuskan uraian masalah;
2) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
4) Mengevaluasi.

3. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

Model pembelajaran PJBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan


proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi,

@2016, Direktorat Pembinaan SMK 5


Materi Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK

pertanyaan menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk


penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerja sama dalam upaya
memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).

Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team


work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level
tinggi/ taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole &
Wasburn Moses, 2010).

Penerapan model Project Based Learning dapat dilakukan pada satu pasang KD
dan atau beberapa KD dari unit kompetensi di tingkat atau jenjang yang tinggi.

Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:


a. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
b. Mendesain perencanaan proyek;
c. Menyusun jadwal (Create a Schedule);
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and
the Progress of the Project);
e. Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
f. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).

4. Di samping tiga model pembelajaran di atas, di SMK dapat digunakan model


Production Based Training/Production Based Education (PBT/PBE) untuk
mendukung pengembangan Teaching Factory pada mata pelajaran
pengembangan produk kreatif. Model Pembelajaran Production Based Training
merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses
produksi, dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang
kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan
pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga
langkah pelayanan pasca produksi. Tujuan penggunaan model pembelajaran
PBT adalah untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja
yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan kerjasama sesuai
tuntutan organisasi kerja.

Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainning meliputi:


a. Merencanakan produk;
b. Melaksanakan proses produksi;

@2016, Direktorat Pembinaan SMK 6


Materi Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK

c. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan


d. Mengembangkan rencana pemasaran.
(G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).

Proses pembelajaran yang mengacu pada proses berpikir ilmiah (saintifik), sebagai
berikut.

1. Mengamati, merupakan kemampuan awal peserta dalam mengumpulkan


informasi dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi masalah, yang
kegiatan belajarnya dapat dilakukan dengan menanya, mengamati, dan atau
menalar terhadap objek yang dipelajarinya. Mengamati dapat dilakukan melalui
indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan
peraba dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara
lain melalui observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik
data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media
masa dan internet maupun sumber lain.

2. Menanya, bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat


merumuskan masalah dan atau merumuskan hipotesis, yang kegiatan
belajarnya dapat dilakukan dari mengamati (membaca buku, shop manual),
menanya dalam kegiatan diskusi, atau menanya pada diri sendiri maupun
langsung pada orang lain (guru, nara sumber, siswa lainnya) dengan bimbingan
guru yang mendorong motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira hingga
siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Dalam kegiatan menanya, siswa
membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum
diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, atau suatu
proses tertentu.

3. Mengumpulkan data, bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat


menguji rumusan masalah dan atau hipotesis, yang kegiatan belajarnya
dapat dilakukan melalui proses menanya (wawancara, menyebarkan
kuesioner), mengamati data skunder, melakukan uji coba (eksperimen),
observasi lapangan dan lain-lain dalam kaitan mengumpulkan informasi sesuai
dengan tuntutan rumusan masalah.

4. Mengasosiasi, bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat


menyimpulkan hasil kajian rumusan masalah dan atau hipotesis, yang
kegiatan belajarnya mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik

@2016, Direktorat Pembinaan SMK 7


Materi Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK

dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data
antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi,
dan menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan
sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data
misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan
pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan
ataupun menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori
yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan
konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan
pengalaman, dan wawasan pengetahuannya.

5. Mengomunikasikan, bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat


memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian
rumusan masalah dan atau hipotesis, yang kegiatan belajarnya
mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang
ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk
diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi
sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi.

C. Contoh

Langkah sinkronisasi proses berpikir ilmiah (saintifik) dengan model pembelajaran


yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai
pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau
pensinkronan antara langkah-langkah proses berpikir ilmiah (saintifik) dan sintaks
(tahapan/langkah kerja) model pembelajaran dilakukan sebagai berikut.

1. Pilih pasangan KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai hasil analisis
keterkaitan KI-KD dengan silabus dan buku teks siswa terkait.

2. Rumuskan IPK dari KD di KI-3 dan KD di KI-4 sesuai dengan dimensi proses
atau level pengetahuan dan dimensi kategori pengetahuan serta keterampilan
yang terkandung di masing-masing KD. Setiap KD minimal memiliki 2 (dua)
indikator.

3. Petakan pemilihan model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan


rambu-rambu pemilihan model pembelajaran.

@2016, Direktorat Pembinaan SMK 8


Materi Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK

4. Pilih model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu


pemilihan model pembelajaran.

5. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkah-
langkah (sintaks) model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan
dengan proses berpikir ilmiah (saintifik) sampai mencapai IPK.

Tabel 1
PENENTUAN MODEL PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran: Simulasi Digital
Kelas: XI

No. Kompetensi Model Pembelajaran Keterangan

1. KD 3.1 Menerapkan
pengetahuan
pengelolaan
informasi digital
melalui
pemanfaatan
perangkat lunak
pengolah
informasi.
KD 4.1 Menyajikan hasil
penerapan
pengelolaan
informasi digital
melalui
pemanfaatan
perangkat lunak
pengolah
informasi.
2. KD.3.2 Menerapkan Model Pembelajaran a. KD-3.2 menitikberatkan
pengetahuan Discovery pada pemahaman
pengelolaan Learning pengetahuan konseptual
informasi digital dan prosedural.
melalui b. KD 4.2 Pernyataan KD-4
pemanfaatan pada taksonomi
komunikasi keterampilan kongkret
daring (online). pada gradasi
KD.4.2 Melakukan membiasakan gerakan
pengelolaan atau manipulasi.
informasi digital
melalui
komunikasi
daring (online).
Dst

@2016, Direktorat Pembinaan SMK 9


Tabel 2. Matriks Perancah Pemaduan Sintak Model Pembelajaran Discovery Learning dan
Proses Berpikir Ilmiah (Saintifik) pada Mapel Simulasi Digital
KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian
dalam bidang kerja yang spesifik untukmemecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)


Kompetensi Tujuan model
IPK Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Discovery Mengamati Menanya Menalar
Informasi kasikan
Learning
3.2.  Menerangkan  Setelah 1. Pemberian  Guru meminta
Menerapkan komunikasi berdiskusi dan stimulus siswa untuk
pengetahuan daring menggali terhadap melihat berbagai
pengelolaan asinkron. informasi, siswa. jenis komunikasi
informasi digital peserta didik dalam jaringan
melalui akan dapat : (daring/online)
pemanfaatan melalui bahan
a. Menyebutkan
komunikasi tayangan.
bentuk
daring (online).  Guru
komunikasi
menugaskan
daring
siswa membaca
asinkron
buku untuk meng
b. Menjelaskan identifikasi
prinsip berbagai jenis
komunikasi komunikasi dalam
daring jaringan (daring)
asinkron  Siswa melihat
c. menjelaskan bahan tayang
2 jenis yang disajikan
pengelolaan oleh Guru.
informasi  Siswa membaca
digital melalui buku berkaitan
komunikasi dengan berbagai
daring online jenis komukasi
dengan jaringan(daring)

@2015, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 10


Pemahaman Kurikulum 2013

Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)


Kompetensi Tujuan model
IPK Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Discovery Mengamati Menanya Menalar
Informasi kasikan
Learning
santun

 Menerangkan  Setelah
komunikasi berdiskusi dan
daring sinkron. menggali
informasi,
peserta didik
akan dapat:
a. menjelaskan
proses
terjadinya
komunikasi
daring
sinkron
b. menentukan
kebutuhan
pokok
fasilitas yang
diperlukan
untuk
pengelolaan
informasi
digital daring
online secara
mandiri.

 Menentukan Setelah
prosedur berdiskusi dan
komunikasi menggali
daring asinkron informasi,
dan peserta didik
komunikasi akan dapat
daring sinkron menjelaskan
cara melakukan
@2016, Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 11
Pemahaman Kurikulum 2013

Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)


Kompetensi Tujuan model
IPK Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Discovery Mengamati Menanya Menalar
Informasi kasikan
Learning
komunikasi
daring online
dengan percaya
diri.
 Menerangkan  2. Identifikasi  Siswa berdiskusi  Guru menugaskan
kewargaan masalah tentang berbagai siswa untuk
digital. jenis komunikasi mengidentifikasi
dalam jaringan masalah utama
(daring). apa dalam
 Siswa membuat
mengidentifika komunikasi daring
si ciri-ciri sinkron dan
komunikasi asinkron serta
jaringan (daring) syarat-syarat
asinkron dan seseorang
sinkron dari hasil dikatakan warga
diskusi dan buku. digital.
 Siswa  Siswa
menentukan mengidentifikasi
komunikasi masalah – masalah
jaringan (daring) melalui contoh
asinkron dan yang
sinkron. didemonstrasika n
oleh guru
mengenai e-mail,
(komunikasi
asinkron) dan
chatting
(komunikasi
sinkron).
 Siswa membaca
buku untuk
mendapatkan
informasi tentang
syarat- syarat

@2016, Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 12


Pemahaman Kurikulum 2013

Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)


Kompetensi Tujuan model
IPK Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Discovery Mengamati Menanya Menalar
Informasi kasikan
Learning
dikatakan temasuk
warga digital
seseorang
 Siswa
mendiskusikan
syarat-syarat
seseorang
dikatakan
termasuk warga
digital.
 Berdasarkan hasil
membaca buku
dan diskusi siswa
merumuskan
hal-hal apa saja
yang harus
diperhatikan dalam
menjadi warga
digital meliputi
kebaikan,
keurukan, dan
undang-undang
ITE.
4.2 Melakukan  Mengikuti  Disediakan 3. Pengumpula  Guru meminta
pengelolaan komunikasi peralatan n data siswa untuk
informasi daring asinkron komunikasi dan menentukan
digital melalui dan sinkron jaringan prosedur
komunikasi berdasarkan internet, peserta komunikasi daring
daring contoh. didik akan dapat asinkron dan
(online). melakukan sisnkron sesuai
komunikasi aturan melalui
daring asinkron buku siswa dan
dan sinkron hasil diskusi
berdasarkan  Siswa menggali
contoh dengan informasi prosedur

@2016, Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 13


Pemahaman Kurikulum 2013

Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)


Kompetensi Tujuan model
IPK Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Discovery Mengamati Menanya Menalar
Informasi kasikan
Learning
percaya diri tentang informasi
 Mendemonstra  Disediakan komunikasi daring
sikan peralatan asingkron dan
komunikasi komunikasi dan sinkron
daring asinkron jaringan  Siswa
dan sinkron internet, peserta mendiskusikan
berdasarkan didik akan dapat untuk
tugas. mendemonstrasi menentukan
kan komunikasi prosedur daring
daring asinkron asingkron dan
dan sinkron sinkron
berdasarkan  Siswa
tugas sesuai menyampaikan
prosedur pada kelompok
dengan percaya lain dan
diri menanggapinya
berkaitan
prosedur
komunikasi daring
asinkron dan
sinkron
 Guru meminta
siswa untuk
mencoba
melakukan
komunikas daring
asinkron dan
sinkron sesuai
dengan aturan–
aturan dalam
berkomunikasi
daring sebagai
pembuktian
rumusan
masalah/hipotesis

@2016, Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 14


Pemahaman Kurikulum 2013

Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)


Kompetensi Tujuan model
IPK Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Discovery Mengamati Menanya Menalar
Informasi kasikan
Learning
 Siswa mencoba
membuat akun
pada Gmail dan
Yahoo sesuai
dengan aturan
seperti contoh
sebagai
pembuktian
rumusan
masalah/hipotesis
 Siswa mencoba
mengirimkan e-
mail kepada guru
atau temannya
menggunakan
akun e-mail (G-
mail dan Yahoo)
sesuai dengan
aturan seperti
contoh Guru
sebagai
pembuktian
rumusan
masalah/hipotesis
 Siswa mencoba
melakukan
chatting sesuai
dengan aturan
sesuai contoh
guru sebagai
pembuktian
rumusan
masalah/hipotesis

@2016, Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 15


Pemahaman Kurikulum 2013

Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)


Kompetensi Tujuan model
IPK Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Discovery Mengamati Menanya Menalar
Informasi kasikan
Learning
4. Pembuktian  Guru
menugaskan
siswa untuk
menilai hasil
komunikasi
dengan daring
asinkron (e-mail)
dan sinkron
(chatting)
kepada siswa
dikomputer
menggunakan
format penilaian.
 Siswa menilai
hasil komunikasi
daring
asinkron(e-mail)
menggunakan
format penilaian
etika
berkomunikasi
daring.
 Siswa menilai
hasil komunikasi
daring
sinkron(chatting)
menggunakan
format penilaian
etika
berkomunikasi
daring.
 Guru
menugaskan
kepada siswa
untuk mengirim

@2016, Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 16


Pemahaman Kurikulum 2013

Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)


Kompetensi Tujuan model
IPK Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Discovery Mengamati Menanya Menalar
Informasi kasikan
Learning
e-mail dan
chatting kepada
guru
berdasarkan
perintah.
 Siswa mengirim
tugas via e-mail.
 Siswa
berkomunikasi
tentang
pelajaran via
chatting.
5. 6. Menarik  Guru
kesimpulan/ menugaskan
generalisasi siswa untuk
menyajikan cara-
cara serta
kesimpulan
berkomunikasi
daring asinkron
dan sinkron.
 Siswa membuat
bahan presentasi
tentang
berkomunikasi
daring asinkron
dan sinkron
dalam bentuk
PPT.
 Siswa
menyajikan
tentang
berkomunikasi
daring asinkron
dan sinkron.

@2016, Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 17


Pemahaman Kurikulum 2013

Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)


Kompetensi Tujuan model
IPK Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Discovery Mengamati Menanya Menalar
Informasi kasikan
Learning
 Siswa lain
memberikan
tanggapan
terhadap
presentasi.
 Siswa menerima
tanggapan dari
siswa lain dan
guru.
 Siswa
memperbaiki
hasil presentasi
dan membuat
simpulan.

Catatan:
Hasil pemaduan model pembelajaran dan proses berpikir ilmiah (saintifik) digunakan dalam penyusunan RPP khususnya pada perumusan kegiatan
inti pembelajaran.

D. Latihan/Tugas

Buat pemaduan proses berpikir ilmiah (saintifik) dengan model belajar yang Saudara pilih berdasarkan analisis menggunakan format matrik
seperti tabel di atas untuk mata pelajaran yang Saudara ampu.

@2016, Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 18

Anda mungkin juga menyukai