ABSTRACT
Acute recurrent myocardial infarction has a high impact on mortality and morbidity.It
occurs in a period of 1 year or at least 6 months after the first attack caused by several
risk factors that cannot be controlled by the patient. This study aims to Analyze risk
factors that are most associated with the incidence of acute recurrent myocardial
infarction. The Design of this research is an observational analytic study with a cross-
sectional approach conducted on 68 respondents in the cardiac poly of general
hospital in Bangil in June 2019. Statistical tests used in this study were Chi-square,
Fisher and logistic regression. The results showed that there was a significant
relationship between smoking (p = 0,000), hypertension (p = 0,002), dyslipidemia (p
= 0,029), obesity (p = 0,000) and bad physical activity (p = 0,049) with acute
recurrent myocardial infarction, while diabetes (p = 0.532) is not associated with the
incidence of acute recurrent myocardial infarction. The most dominant factor
associated with acute recurrent myocardial infarction was hypertension (OR = 9.2). It
can be concluded that there is a significant relationship between risk factors with
recurrent acute myocardial infarction of CHD patients in the cardiac poly of general
hospital in Bangil
buruk memiliki risiko 3,3 kali lebih Obesitas Tidak 4 14,3 0 00,0 0,000
(BMI) normal
besar untuk terjadi IMA berulang /
normal 24 85,7 40 100
recurrent dibandingkan dengan pasien
Total 28 100 40 100
yang melakukan aktivitas fisik baik.
Hasil penelitian lain yang mendukung Hasil penelitian yang telah
hasil ini juga menyatakan bahwa peneliti lakukan, dari 40 responden
pasien yang melakukan aktivitas fisik dengan IMA nonrecurrent, ke 40
setelah serangan IMA pertama orang (100,0%) tersebut memiliki BMI
memiliki risiko 50% lebih rendah normal dan tidak mengalami IMA
terhadap mortalitas dibandingkan yang recurrent. Hasil dari penelitian ini
tidak melakukan aktivitas fisik (Gerber dapatkan bahwa terdapat hubungan
et al., 2011). yang bermakna antara obesitas dengan
Hal ini tejadi karena pada IMA recurrent (p=0,000). Hasil ini
yaitu peningkatan curah jantung dan pasien obesitas memiliki risiko 1,14
redistribusi aliran darah dari organ kali lebih besar terjadi IMA berulang.
yang kurang aktif ke organ yang aktif. Hasil penelitian ini sejalan
Aktivitas fisik meningkatkan fungsi dengan teori menurut studi
endotel, yang meningkatkan fungsi Framingham (1996) dalam Aronow
vasodilatasi dan vasomotor dalam (2004), obesitas merupakan faktor
pembuluh darah (Ellestad, 1986 dalam risiko independen terjadinya infark
Supriono, 2008). miokard akut. Obesitas menjadi faktor
risiko PJK seperti hipertensi,
hipertrofi ventrikel kiri, resistensi dislipidemia dengan IMA recurrent
insulin, peningkatan trigliserida, dan (p=0,029) dengan nilai odds ratio
juga penurunan HDL. Teori lainnya (OR=3,0) yang berarti bahwa pasien
juga menyatakan bahwa obesitas akan dengan dislipidemia memiliki risiko
menambah beban kerja jantung dan 3,0 kali lebih besar untuk terjadi IMA
terutama adanya penumpukan lemak berulang / recurrent dibandingkan
dibagian sentral tubuh yang akan dengan pasien yang tidak memiliki
meningkatkan kerusakan pada dyslipidemia. Penelitian ini didukung
pembuluh darah koroner (Soegih, 2009 juga oleh penelitian lainnya yang
dalam Mira Rosmiatin, 2012). menyatakan bahwa peningkatan
trigliserida berpengaruh pada kejadian
IMA (p=0,003) (Dewi, 2014).
Menganalisis Hubungan Faktor
Dislipidemia dengan IMA Recurrent Pada studi Framengham,
Peningkatan LDL dan penurunan HDL
Tabel 6. Analisis bivariat dislipidemia
menjadi faktor risiko pada kejadian
dengan IMA recurrent
Variabel Kategori Recurrent Non Nilai IMA berulang. HDL melindungi
k recurrent
n % N % p O
endotelium dari LDL yang
R menyebabkan kerusakan pada fungsi
Dislipide Tidak 15 53,6 11 27, 0,029 3,0
mia (LDL) normal 5 endotel dengan cara reaksi inflamasi
Normal 13 46,4 29 72,
5
dan merusak fungsi vasoregulasi dari
Total 28 100 40 100 endothelium (Aronow, 2004 dalam
Hasil penelitian yang telah Qodir dkk.,2014).
peneliti lakukan, dari 28 responden
dengan IMA recurrent, terdapat 15 Menganalisis Hubungan Faktor
orang (53,6%) memiliki LDL tidak Diabetes dengan IMA Recurrent
normal atau dislipidemia dan
Tabel 7. Analisis bivariat diabetes
mengalami IMA recurrent. Hasil dari
dengan IMA recurrent
penelitian ini dapatkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara
Variabel Kategori Recurrent Non Nilai
terjadi pada pembuluh darah yang kecil
k recurrent
n % N % p OR yang membawa oksigen ke jaringan
Diabetes Tidak 6 21,4 6 15,0 0,53 1,5 tubuh. Arteri kecil atau disebut juga
normal 2
Artherioles akan menjadi penuh plak.
Normal 22 78,6 34 85,0
Saran 87.
1. STIKES Widyagama Husada
Bachrudin, M., & Najib, M. (2016).
Keperawatan Medikal Bedah I.
Black, M., & Hawks, J. (2009). Dewi, M. (2014). Faktor-faktor
Medical surgical nursing : dominan sindrom metabolik
clinical management for yang berhubungan dengan
continuity of care, 8th ed. kejadian akut Miokard Infark di
Philadephia: W.B. Saunders Ruang ICVCU RSUD
Company. Dr.Moewardi Surakarta.