1102106077-2-13 Bab I Skripsi PDF
1102106077-2-13 Bab I Skripsi PDF
PENDAHULUAN
keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain
yang cukup berat, sehingga dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan
(Santoso&Ismail, 2009).
kejadian ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat setiap 20 tahun, yaitu 65,7
juta pada tahun 2030 dan 115,4 juta pada tahun 2050 (Alzheimer’s Disease
populasi lanjut usia (lansia). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat terjadi
lanjut usia (lansia) yang berumur 65 tahun ke atas adalah 5% dari populasi lansia
berumur 85 tahun ke atas. Kategori lanjut usia penduduk berumur 65 tahun ke atas
angka lansia di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 11,28 juta. Jumlah ini
1
2
diperkirakan meningkat menjadi 29 juta jiwa pada tahun 2020 atau 10 persen dari
Tahun 2010 jumlah lansia di Bali sekitar 380.114 jiwa dari total penduduk
Bali sebesar 3.890.757 jiwa (BPS, 2010). Apabila diasumsikan bahwa 5% lansia
mengalami demensia, maka pada tahun 2010 terdapat sekitar 19.006 jiwa lansia
yang menderita demensia. Populasi lansia usia 65 tahun ke atas di Bali yaitu
364.043 jiwa, dapat diestimasikan 5% dari jumlah lansia tersebut angka kejadian
lansia dengan demensia sekitar 1.329 jiwa, sedangkan jumlah lansia usia 85 tahun
ke atas di Bali yaitu 16.072 jiwa dapat diestimasikan 20% dari jumlah lansia
tersebut angka kejadian lansia dengan demensia sekitar 3.214 jiwa (BPS, 2010).
barat pulau Bali. Jumlah penduduk lansia di Kabupaten Badung mencapai 30.404
jiwa (Dinkes Provinsi Bali, 2012), sedangkan jumlah lansia lebih dari 65 tahun
yaitu 13.500 jiwa, dengan angka kejadian demensia 5% (Tempo, 2011) maka
dapat diasumsikan potensi lansia yang menderita demensia 675 jiwa (Dinkes
Provinsi Bali, 2012). Jumlah lansia di Kabupaten Badung dari 32.724 jiwa hanya
erat hubungannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk berpikir
3
akan dipengaruhi oleh keadaan otak. Gangguan kognitif antara lain delirium dan
kecerdasan, yang meliputi cara berpikir, daya ingat, pengertian, serta pelaksanaan
seseorang akan mengalami penurunan fungsi kognitif, yang sangat umum dialami
Ada beberapa dampak jika fungsi kognitif pada lansia demensia tidak
pesan, antara lain: lansia mudah lupa terhadap pesan yang baru saja diterimanya;
kurang mampu membuat koordinasi dan mengaitkan pesan dengan konteks yang
pengiriman pesan, antara lain: lansia kurang mampu membuat pesan yang bersifat
kompleks; bingung pada saat mengirim pesan; sering terjadi gangguan bicara;
penurunan fungsi kognitif pada lansia demensia yaitu dengan terapi kolaboratif
farmakologis antara lain: terapi teka teki silang; brain gym; puzzle; dan lain-lain.
Teka teki silang (TTS) merupakan salah satu cara untuk menghambat
terjadinya penurunan fungsi kognitif. Teka teki silang merupakan media rekreasi
otak karena selain mengasah kemampuan kognitif, meningkatkan daya ingat, serta
menambah wawasan (Triatmono, 2011). TTS bisa dilakukan dimana saja, kapan
saja dan oleh siapa saja, serta dapat dilakukan oleh para lansia untuk mengisi
waktu senggang. Teka-teki silang bekerja pada otak dengan proses membaca
merangsang otak untuk mencoba lagi jawaban yang mungkin (retreival), dan
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai teka teki silang (TTS)
hanya ada beberapa. Penelitian oleh Kanthamalee & Sripankaew, yang berjudul
eksperimen setelah menerima latihan otak seperti teka-teki silang, bermain catur,
5
memainkan musik, membaca dan menari secara signifikan lebih tinggi daripada
sebelum menerima program latihan otak pada tingkat p < 001. Penelitian yang
Persons Who Develop Dementia” oleh Pillai; Hall; Dickson; Buschke; Lipton;
Veghese (2010), menunjukkan ada hubungan teka teki silang dengan penundaan
Hasil studi pendahuluan pada tanggal tujuh januari 2014, yang dilakukan di
demensia sedang dan ditemukan 30% mengetahui tentang teka teki silang.
Puskesmas I Kuta Utara adalah salah satu Puskesmas di Kabupaten Badung dan
menduduki jumlah lansia dengan nomor urut ke dua dari dua belas puskesmas
yang lainnya yaitu sekitar 5.305 jiwa, tetapi dari jumlah tersebut hanya 387 jiwa
atau sekitar 7,3% lansia yang dibina (Dinkes Badung, 2013). Kelurahan
Kuta Utara dengan jumlah lansia 1.029 orang (Kelurahan Kerobokan Kaja, 2014).
Klod dengan populasi lansia 66 orang (Kelurahan Kerobokan Kaja, 2014). Banjar
Muding Klod telah terdapat posyandu lansia yang diadakan setiap minggunya
yaitu pada hari sabtu. Kegiatan yang dilakukan setiap minggunya yaitu senam
lansia, tetapi belum ada kegiatan lainnya yang bisa dilakukan di rumah masing-
6
masing pada waktu tertentu yang dapat mengasah kognitif lansia dan untuk
pengaruh terapi teka teki silang terhadap fungsi kognitif pada lansia dengan
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu
“Apakah ada pengaruh terapi teka teki silang terhadap fungsi kognitif pada lansia
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi teka
teki silang terhadap fungsi kognitif pada lansia dengan kecurigaan demensia di
(3) Menganalisis pengaruh terapi teka teki silang terhadap fungsi kognitif
(1) Bagi para tenaga kesehatan, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk
terapi TTS merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk fungsi
(2) Secara Teoritis diharapkan penelitian ini sebagai kajian bagi penelitian
selanjutnya sehingga hasilnya akan lebih luas dan mendalam. Selain itu
(1) Bagi Lansia: Membantu lansia untuk melatih otak agar fungsi kognitif
Bagi keluarga yang memiliki lansia dapat menerapkan terapi ini untuk
melatih otak lansia agar fungsi kognitif lansia dengan demensia tidak
terapi TTS.
kognitif pada lansia, maka pihak puskesmas dapat merencanakan dalam hal
8
penerapan terapi TTS ini bagi lansia di setiap posyandu yang dibawahi oleh
puskesmas tersebut.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk informasi dan