ANALISIS KREDIT
OLEH
LINA RASNI (11673200281 )
SHERLY ATIKA HERNIS (11673202272)
SRI RAHAYU REJEKI ( 11673200810 )
SRI RATIH ( 11673201298)
Secara umum kedua jenis sumber modal diatas memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Bagi pemilik perusahaan terkadang pemenuhan dana
memiliki kendala yang cukup besar, terutama untuk jumlah yang relatif besar dan
segara harus dipenuhi dalam waktu singkat. Untuk hal-hal tertentu pemenuhan
dana dari pemilik tidak menjadi masalah, misalnya dalam jumlah yang tidak
terlalu besar dan memiliki waktu yang relatif lama.
Apabila kebutuhan ana besar, sementara dana yang dibutuhkan tidak tersedia,
jalan keluar untuk pemenuhan dana tersebut adalah melalui dana pinjaman
(modal asing) dari lembaga keuangan seperti bank. Pemenuhan ana melalui
pinjaman relatif lebih mudah dan cepat dibandingkan dari modal sendiri, selama
memenuhi syarat yang dipersyaratkan oleh bank. Hanya saja yang perlu
diperhitungkan adalah bahwa pinjaman dana dari pihak perbankan memiliki
ongkos (biaya) yang harus ditanggung, yaitu beban bunga. Besarnya beban bunga
ini tergantung dri perusahaan yang membiayai, jangka waktu pinjaman, jaminan
dan faktor lainnya.
Setiap pengajuan kredit yang disetujui akan dinilai melalui semua persyaratan
di atas. Bagi bank hal ini penting agar dana yang dikucurkan tidak mengalami
kerugian atau macet. Di lain sisi, bank juga tidak ingin pinjaman yang diberikan
justru menjadi beban bagi perusahaan yang pada akhirnya dapat mengancam
kelangsungan hidup perusahaan itu tersendiri.
Oleh karena itu sebelum pinjaman atau kreit dikucurkan, bank terlebih dahulu
menganalisis kelayakan usahanya yang salah satunya adalah dengan menganalisis
laporan keuangan perusahaan untuk beberapa periode tertentu. hasil analisis ini
akan dijadikan pedoman disetujui atau tidaknya usaha tersebut untuk dibiayai,
serta besar pinjaman akan diberikan, serta persyaratan lainnya.
Penyajian laporan keuangan merupakan hal yang mutlak diperkukan bagi bank
untuk menilai kelayakan kredit yang akan dibiayai. Alam hal ini perusahaan harus
benar-benar menyusun laporan keuangan yang mencerminkan kelayakan usaha
yang akandibiayai. Laporan keuangan yang harus disediakan adalah neraca dan
laporan laba rugi untuk beberapa periode yang lalu. Laporan yang diberikan
biasanya minimal tiga tahun lalu sehingga perbankan dapat menilai
perkembangan usaha perusahaan tersebut dari beberapa periode.
Pembahasan pengertian kredit dalam buku ini siartikan ke dalam dua hal,
yaitu:
Dalam bentuk uang artinya pemberian pinjaman yang memberikan dana atau
kreditor dan penerima dana bagi yang memperoleh dana atau disebut debitur.
Persamaan kredit ini adalah adanya pembayaran kembali dengan cara angsuran
atau cicilan dalam waktu tertentu.
Di masa depan kondisi penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, setiap
kredit yang dibiayai pasti memiliki resiko tidak tertagih (macet). Hal ini
disebabkan oleh berbagai sebab, baik yanh disengaja maupun yang tidak
disengaja. Sengaja artinya nasabah sengaja untuk tidak mau membayar kreditnya.
Sementara itu, tidak sengaja artinya nasabah memang tidak bermaksud untuk
tidak mengembalikan kreditnya. Hanya saja nasabah belum memiliki kemampuan
akibat misalnya kerugian yang diderita atau terkena bencana. Namun, nasabah
kemungkinan akan melunasi kredit tersebut dengan berbagai cara, misalnya
dengan melelang jaminan yang diberikan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam hal
ini pihak perbankan harus mempertimbangankan faktor resiko yang harus
ditanggung apabila terjadi sesuatu. Untuk menutupi resiko yang mungkin akan
terjadi, bank biasanya mensyaratkan suatu jaminan yang nilainya lebih tinggi dari
kredit yang akan diberikan, ataupun bank dapat juga dengan menjaminkan lewat
asuransi untuk mengalihkan resiko kerugian yang mungkin timbul.
5. Balas Jasa
Sudah pasti bank mengharapkan keuntungan atas setiap dana yang
dikuncurkannya. Keuntungan ini disebut balas jasa. Keuntungan bagi bank
konvensional disebut bunga dan bagi hasil bagi bank syariah. Bagi nasabah balas
jasa ini merupakan jasa atau imbalan yang mereka berikan atas dana yang mereka
gunakan. Bagi perusahaan dagang biasanya balas jasa yang diterima berupa harga
yang diberikan lebih tinggi dari harga normal dan terkadang pembeli tidak
memperoleh diskon seperti penjualan tunai.
Pengaruh pemberian kredit oleh bank akan terlibat di sisi aktiva lancar neraca
bank, yaitu pada pos komponen pinjaman yang diberikan. Sementara itu, bagi
perusahaan yang memperoleh kredit akan bertambah di utang bank dimana jika
jangka waktu kurang dari satu tahun akan terlihat di pos aktiva lancar, namun bila
pinjaman lebih dari satu tahun akan terlihat di pos piutang jangka panjang.
Untuk perusahaan dagang, pengaruh hasil penjualan kredit ini akan terlihat
pada komponen pos piutang di aktiva lancar bagi perusahaan yang menjual
barang. Sebaliknya bagi perusahaan yang membeli secara kredit, akan terlihat di
sisi passiva utang dagang.
C. JENIS-JENIS KREDIT
Berikut ini adalah contoh kasus untuk menilai biaya kebutuhan kredit yang
dikeluarkan jika hendak mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) di jalan Jend. Sudirman Pangkal Pinang Bangka .
E. Analisis Kredit
Sebelum suatu kredit diputuskan, terlebih dahulu perlu dianalisis kelayakan
kredit tersebut. Tujuannya adalah untuk menghindari kredit yang dibiayai
nantinya tidak layak. Kalau ini yang terjadi, kemungkinan besar Bank akan
menderita kerugian karena ketidakmampuan nasabah untuk mengembalikan
pinjamannya alias macet. Tidak hanya itu saja, karena ketidakmampuan
membayar angsuran kredit, nasabah juga akan terkena dampak dari beban yang
harus dibayar yang justru dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan
lebih lanjut.
Macetnya pembayaran kredit nasabah memang bukan hanya karena salah
perhitungan dalam analisis kredit yang sesungguhnya. Akan tetapi dapat terjadi
karena faktor lainnya, misalnya objek kredit yang dibiayai terkena bencana alam.
Namun, paling tidak apabila kredit telah dinilai secara baik, risiko kredit macet
dapat diminimalkan. Oleh karena itu, sebelum kredit dikucurkan, wajib untuk
terlebih dahulu dinalasisi kelayakannya.
Analisis kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Dalam
praktiknya terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu kredit, yaitu sebagai berikut.
1. Dengan 5 of C
a. Character adalah sifat atau watak nasabah. Analisis ini untuk mengetahui sifat
dan watak seorang nasabah pemohon kredit, apakah memiliki watak atau sifat
yang bertanggung jawab terhadap kredit yang diambilnya. Dari watak atau
sifat ini, akan terlihat kemauan nasabah untuk membayar dalam kondisi
sesulit apapun. Namun, sebaliknya jika nasabah tidak memiliki sifat yang mau
membayar, nasabah akan berusaha mengelak untuk membayar dengan
berbagai alasan tentunya. Watak atau sifat ini akan dapat dilihat dari masa lalu
nasabah melalui pengamatan, pengalaman, riwayat hidup, maupun hasil
wawancara dengan nasabah.
b. Capacity, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat kemampuan nasabah
dalam membayar kredit. Kemampuan ini dapat dilihat dari penghasilan pribadi
untuk kredit konsumtif dan usaha yang dibiayai untuk kredit perdagangan atau
produktif. Kemampuan ini penting untuk dinilai agar bank tidak mengalami
kerugian. Untuk menilai kemampuan nasabah dapat dinilai dari dokumen yang
dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan
mengeluarkan surat tertentu (misalnya penghasilan seseorang), hasil
wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan.
c. Capital adalah untuk menilai modal yang dimiliki oleh nasabah untuk
membiayai kredit. Hal ini penting karena bank tidak akan membiayai kredit
tersebut 100%. Artinya harus ada modal dari nasabah. Tujuannya adalah jika
nasabah juga ikut memiliki modal yang ditanamkan pada kegiatan tersebut,
nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk bekerja
sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil, dan mampu untuk membayar
kewajiban kreditnya.
d. Condition, yaitu kondisi umum saat ini dan yang akan datang tentunya.
Kondisi yang akan dnilai terutama kondisi ekonomi saat ini, apakah layak
untuk membiayai kredit untuk sektor tertentu. Misalnya kondisi produksi
tanaman tertentu sedang membludak pasaran (jenuh). Maka, kredit untuk
sektor tersebut sebaliknya dikurangi. Kondisi lainnya yang harus diperhatikan
adalah kondisi lingkungan sekitar, misalnya kondisi keamanan dan kondisi
sosial masyarakat.
e. Collecteral merupakan jaminan yang diberikan nasabah kepada bank dalam
rangka pembiayaan kredit yang diajukannya. Jaminan ini digunakan sebagai
alternatif terakhir bagi bank untuk berjaga-jaga kalau terjadi kemacetan
terhadap kredit yang dibiayai. Mengapa collecteral atau jaminan mennjadi
penilaian terakhir dari 5 of C. Hal ini disebabkan karena yang paling penting
adalah penilaian yang di atas. Apabila sudah layak, jaminan hanyalah
merupakan tambahan saja, untuk berjaga-jaga karena ada faktor-faktor yang
tidak dapat dihindari yang menyebabkan kredit macet, misalnya bencana alam.
Di samping itu juga, untuk menjadi motivasi nasabah dalam membayar karena
jaminannya ditahan oleh bank.
2. Dengan 7 of P
a. Personality atau kepribadian merupakan penilaian yang digunakan untuk
mengetahui kepribadian si calon nasabah. Dalam menilai kepribadian yang
dilakukan bank, hampir sama dengan character atau sifat atau watak nasabah.
Hanya saja hal-hal personality lebih ditekankan kepada orangnya, sedangkan
dalam character termasuk kepada keluarganya.
b. Purpose, yaitu tujuan mengambil kredit. Seperti diketahui sebelumnya bahwa
tujuan untuk mengambil kredit ada tiga yaitu, pertama, untuk usaha yang
produktif, kedua, untuk digunakan sendiri (konsumtif), ketiga, untuk
perdagangan. Penilaian ketiga tujuan ini sedikit berbeda. Oleh karena itu,
jangan sampai pemberian kredit yang dikucurkan oleh bank disalahgunakan
oleh nasabah.
c. Party, arinya dalam menyalurkan kredit, bank memilah- milah menjadi
beberapa golongan. Hal ini dilakukan agar bank lebih fokus menangani kredit
tersebut, misalnya kredit untuk usaha kecil, menengah, atau besar. Atau dapat
juga dipilah berdasarkan wilayah, misalnya daerah pendesaaan, perkotaan atau
sektor usaha, misalnya peternakan industri atau sektor lainnya.
d. Payment adalah cara pembayaran kredit oleh nasabah. Penilaian yang
dilakukan untuk menilai cara nasabah dalam membayar kredit, apakah dari
penghasilan (gaji) atau dari sumber objek yang dibiayai. Dari penilaian ini
akan terlihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit.
e. Prospect, yaitu untuk menilai harapan ke depan terutama terhadap objek kredit
yang dibiayai. Tentunya harapan yang diinginkan adalah memberikan harapan
yang baik atau cerah. Usaha yang tidak mengandung prospek cerah sebaiknya
ditunda karena akan menyulitkan bank dan nasabah nantinya, misalnya usaha
yang sudah memasuki titik jenuh.
f. Profitability, artinya kredit yang dibiayai oleh bank akan memberikan
keuntungan bagi kedua belah pihak, baik bank ataupun nasabah. Jika tidak,
sebaiknya jangan diberikan Keuntungan bagi bank tentunya adalah berupa
balas jasa yang diberikan nasabah dari bunga atau bagi hasil. Sebaiknya bagi
nasabah adalah berkembangnya usaha yang dibiayai yang pada akhirnya
adalah keuntungannya dan adanya tambahan modal baginya.
g. protection, artinya perlindungan terhadap objek kredit yang dibiyai.
Perlindungan tidak sebatas jaminan fisik yang diberikan, akan tetapi lebih dari
itu, yaitu jaminan si pengambil kredit, seperti asuransi kematian dan jaminan
perlindungan terhadap jaminan fisik yang diberikan dari kehilangan,
kerusakan atau lainnya.
2. Persyaratan Kredit
Kebijakan kredit juga berkaitan erat dengan persyaratan kredit yang diberikan.
Persyaratan kredit ini berguna untuk meningkatkan penjualan kredit dan
merangsang pelanggan untuk segera membayar tagihannya. Di samping itu,
jangka waktu kredit yang diberikan juga memberikan ruang gerak pelanggan
untuk membayar kredit yang diterimanya
Sebagai contoh perusahaan memberikan persyaratan kredit 2/10, net 30 yang
artinya pelanggan akan diberikan potongan pembayaran 2% dari penjualan
apabila perusahaan membayar dalam waktu sepuluh hari. Sementara itu, jangka
waktu kredit adalah tiga puluh hari yang artinya kredit harus dibayar dalam waktu
tiga puluh hari.
Bila perusahaan memberikan persyaratan kredit 2/10, net 60, artinya
pelanggan akan diberikan potongan pembayaran 2% dari penjualan apabila
perusahaan membayar dalam waktu sepuluh hari. Sementara itu, jangka waktu
kredit adalah enam puluh hari yang artinya kredit harus dibayar dalam waktu
enam puluh hari.
Selanjutnya perusahaan dapat memperpanjang jangka waktu kredit guna
meningkatkan penjualan.Akan tetapi, memperpanjang jangka waktu kredit
mengandung suatu risiko, yaitu tertanamnya dana dalam piutang semakin besar
dan semakin berpotensi membuat kredit tersebut macet.
Kemudian, untuk merangsang kecepatan pembayaran kredit, dapat pula
dengan potongan kas (cash discount). Pemberian potongan ini dapat dilakukan
dengan menaikkan potongan 2/10, net 30 menjadi 3/10, net atau sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
3. Kebijakan Penagihan
Apabila pelanggan terlambat untuk membayar tagihannya, perusahaan perlu
mengambil tindakan nyata untuk menyelamatkan kredit tersebut agar tidak macet.
Tindakan atau kebijakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Teguran yang dilakukan melalui surat atau telepon. Teguran ini dapat bersifat
mengingatkan, misalnya sebelum kredit jatuh tempo, pelanggan di telepon
dengan teguran halus.Kemudian, teguran dapat pula bersifat menyuruh
nasabah untuk segera membayar dan memastikan tanggal kapan pelanggan
akan membayar.
b. Apabila melalui teguran baik surat maupun telepon sudah tidak ditanggapi,
perusahaan dapat menyerahkannya ke badan penagih (collection agency),
semacam deby collector untuk menagih kredit tersebut hingga tertagih.
Kesimpulan
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit
adalah:
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
1. Kepercayaan;
2. Kesepakatan;
3. Jangka waktu;
4. Risiko;
5. Balas jasa.
1. Dari segi kegunaan yaitu kredit invrstasi dan kredit modal kerja;
2. Dari segi fungsi, yaitu kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit
perdagangan;
3. Dari segi jangka waktu yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang;
4. Dari segi jaminan, yaitu kredit dengan jaminan dan kredit tanpa jaminan.
1. Nilai jaminan
2. Penghasilan nasabah (gaji)
3. Bank akan menentukan berapa yang akan dibiayai oleh nasabah dan bank
4. Studi kelayakan
5. Analisis rasio, dan
6. Cara lainnya.
Dalam praktiknya terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu kredit, yaitu:
5 of C
1. Character
2. Capacity
3. Capital
4. Condition
5. Collateral
7 of P
1. Personality
2. Purpose
3. Party
4. Payment
5. Prospect
6. Profitabilitas
7. Protection
Studi Kelayakan
1. Penilaian aspek hukum
2. Penilaian aspek pasar dan pemasaran
3. Penilaian aspek keuangan
4. Penilaian aspek teknis/operasi
5. Penilaian aspek ekonomi sosial
6. Penilaian aspek organisasi dan manajemen
7. Penilaian aspek amdal