Anda di halaman 1dari 3

1.

Kata kepribadian berasal dari kata Personality dalam bahasa Inggris, Persona dalam bahasa
Latin yang berarti kedok atau topeng. Yaitu penutup muka yang sering dipakai oleh pemain-
pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi
seseorang

Kepribadian merupakan organisasi yang dinamis yang ada pada individu/seseorang, dimana
terdapat beberapa sistem psikofisik yang menentukan perilaku dan berpikir individu (G. W.
Allport)

Organisasi dinamis artinya keyakinan terdiri dari perilaku dan pikiran yang diterima individu
sebagai pola yang berkaitan untuk mencapai tujuan. Dinamis berarti kepribadian itu selalu
terbuka untuk berubah sebagai akibat pengalaman-pengalaman baru dan tujuan-tujuan baru.

Psiko-fisik artinya kepribadian merupakan kerja tubuh (fisik) dan jiwa. Keduanya tidak dapat
dipisahkan dan saling mempengaruhi.

Menentukan (determine) artinya kepribadian memainkan peranan aktif dalam tingkah laku
individu.

Karakteristik dalam berperilaku dan berpikir artinya setiap individu memiliki pola
berperilaku dan berpikir yang khas sebagai karakteristiknya dalam menghadapi lingkungan,
sehingga kepribadian juga memiliki fungsi adaptasi.

Kepribadian dapat berubah, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang memang
mempengaruhi pembentukkan kepribadian juga:

 Faktor internal yaitu faktor herediter, pembawaan yang diperoleh dari orang tua.

 Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berasal dari luar diri seseorang. Misalnya saja, fisik
(gangguan otak, kurang gizi, mengkonsumsi obat-obat terlarang dan gangguan organik yaitu
kecelakaan atau sakit), pengalaman usia dini, keluarga (pola asuh, pendidikan, situasi emosional
dalam keluarga dan sebagainya), lingkungan sosial budaya (situasi politik, ekonomi, keamanan
individu dan kelompok yang menyebabkan rasa cemas, stress dan masalah sosial)

 Faktor diri sendiri: tekanan emosional (frustasi berkepanjangan) proses identifikasi atau imitasi
(meniru)

Dengan adanya faktor-faktor tersebut, maka kepribadian seseorang itu dapat berubah meskipun
dalam tiap perubahan-perubahannya, seseorang memiliki pola yang sifatnya khas (tetap).
Kepribadian itu mampu menyesuaikan dengan lingkungan. Misalnya saja, anak yang pada
mulanya malas untuk belajar, dapat dirubah menjadi rajin. Berubah menjadi rajin karena adanya
pemenuhan tujuan baru misalnya naik kelas.

Hal yang sama dinyatakan oleh seorang ahli lainnya yaitu Robert Glatter, MD (asisten profesor
pengobatan darurat dari Lenox Hill Hospital, Northwell Health) dan Dr. Sherry Benton (seorang
profesor psikologi emeritus pendiri TAO Connect). Menurutnya, kepribadian seseorang pada
dasarnya merupakan kombinasi dari dua hal, genetika dan pengalaman hidup. Artinya, orang
bisa berubah bergantung pada kepribadian seperti apa yang diturunkan padanya, juga
bagaimana ia dibesarkan dan bagaimana ia akan beradaptasi dengan lingkungannya.

Benton mencontohkan, bila sewaktu kecil Anda tak suka makan brokoli, mungkin kesadaran
untuk hidup lebih sehat (tujuan baru) seiring waktu bisa membuat Anda cinta brokoli.

Akan tetapi, perubahan adalah usaha sadar seseorang mengikuti arus kehidupan agar tetap
terlibat dalam lingkungan sosial, untuk memperoleh kepuasan. Tentunya dengan cara positif,
sesuai kemampuan seseorang sampai batas tertentu.

2. Salah satu aspek dari definisi yang dijelaskan oleh Allport yaitu Karakteristik dalam
berperilaku dan berpikir. Artinya setiap individu memiliki pola berperilaku dan berpikir yang
khas sebagai karakteristiknya dalam menghadapi lingkungan. Dengan demikian, kepribadian
juga memiliki fungsi adaptasi dengan lingkungan yang berbeda-beda. Individu memiliki gaya
untuk berpikir dan berperilaku yang konsisten. Misalnya di lingkungan kampus maupun
lingkungan rumah kita memakai persona (topeng) yang berbeda sesuai peran kita dalam
lingkungan tersebut. Namun tetap ada pola yang konsisten yang akan menentukan karakteristik
seseorang tersebut yang membedakan dari individu lainnya.

Kunci dari kepribadian yang sehat adalah penyesuaian diri (adjustment). Hurlock menyebutkan
karakteristik pribadi yang sehat, yaitu:

 Mampu menilai diri secara realistik; menilai diri apa adanya, baik kelebihan maupun
kekurangannya, menyangkut fisik dan psikis

 Mampu menilai situasi secara realistik: menerima situasi/kondisi kehidupan secara realistik
dan menerimanya secara wajar dan tidak mengharapkan situasi tersebut sebagai sesuatu
yang harus sempurna

 Mampu menilai prestasi yang diperolehnya secara realistik dan berasimilasi terhadapnya
secara rasional; tidak sombong/angkuh apabila mencapai keberhasilan, frustasi dan rendah
diri apabila mengalami kegagalan tetapi tetap optimis

 Menerima tanggung jawab: bertanggung jawab dan mempunyai keyakinan diri untuk
mengatasi masalah yang dihadapinya

 Mandiri: mandiri dalam cara berpikir da bertindak, mampu mengambil keputusan,


mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma
lingkungannya

 Dapat mengontrol emosi: merasa nyaman dengan emosinya, dapat mengatasi situasi frustasi,
stress secara positif dan konstruktif tidak destruktif

 Berorientasi kepada tujuan: merumuskan tujuan: merumuskan tujuan berdasarkan


pertimbangan yang matang, tidak atas dasar yang matang, tidak atas dasar paksaan dari luar
dan berupaya mencapainya dengan mengembangkan wawasan dan keterampilan
 Berorientasi keluar: memiliki oreintasi keluar diri, memiliki respek, peduli dan empati
terhadap orang lain dan masalah-masalah dalam lingkungannya serta fleksibel dalam
berpikir

 Penerimaan sosial: dinilai secara positif mau terlibat dalam kegiatan sosial, memiliki sifat
bersahabat dengan orang lain

 Memiliki falsafah hidup: mengarahkan hidupnya berdasarkan falsafah yang dianutnya


yangberakar dari keyakinan agama

 Merasa berbahagia: merasakan kebahagiaan yang didukung oleh achievment (pencapaian


prestasi) dan affection (perasaan dicintai atau di sayangi)

Anda mungkin juga menyukai