Disusun Oleh :
1. Ainun najib (P18175) 10. Nafilia Emil Malika (P18206)
sahabat – sahabatnya, hingga akhir jaman, Amin. Banyak rintangan dan hambatan
Namun berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak , baik yang bersifat
langsung maupun tidak langsung Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikannya.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan dan do’a, semoga Allah membalas amal baik yang telah
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi kualitaskesehatan masyarakat. Belakangan ini, kualitas
kesehatan masyarakat di Indonesiamengalami penurunan akibat perilaku
kesehatan masyarakat yang buruk.
Penurunan kualitas kesehatan masyarakat akibat perilaku kesehatan
masyarakatyang buruk ini kemudian menjadi suatu hal yang sangat krusial bag
i petugas kesehatan. Perilakuyang buruk, rusaknya lingkungan, dan penurunan
kualitas kesehatan menjadi siklus yangharus diputus untuk menciptakan
kehidupan masyarakat yang sehat.
Melalui teori Health Belief Model, kita mampu mempelajari perilaku
kesehatan masyarakat yang akan mempermudah pemahaman tehadap
perubahan kualitas kesehatan masyarakat. Melalui pemahaman dan
pengaplikasian teori Health Belief Model yang baikakan tercipta kualitas
kesehatan masyarakat indonesia yg baik pula.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahsebagai
berikut :
1. Bagaimana sejarah dengan adanya Health Belief Model?
2. Apa definisi Health Belief Model?
3. Apa saja konsep aplikasi penerapan pada Health Belief Model?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Health Belief Model
2. Untuk mengetahui defisini Health Belief Model
3. Untuk mengetahui konsep aplikasi penerapan pada Health Belief Model
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Health Belief Model atau model kepercayaan adalah suatu
bentuk penjabaran dari model sosiopsikologis ( Notoatmodjo, 2010: 115).
Didalam model sosiopsikologis ini terdapat 4 variabel yang menjadi ukuran
dari sikap dan keyakinan individu ( Notoatmodjo, 2010: 113). Variabel-variabel
sosiopsikologis pada umumnya terdiri dari 4 kategori:
(1) pengertian kerentanan terhadap penyakit,
(2) pengertian keseluruhandari penyakit,
(3) keuntungan dari pengambilan tindakan, dalammenghadapi penyakit,
(4) kesiapan tindakan individu
Akan tetapimasalah utama dari model ini adalah rantai penyebab langsung
antarasikap dan perilaku belum dapat dijelaskan sehingga akan dijabarkandalam
model kepercayaan kesehatan ( Notoatmodjo, 2010: 113).
Munculnya model ini didasaarkan pada kenyataan bahwa problem-
problem kesehatan ditandai oleh kegagalan - kegagalan orang atau masyarakat
untuk menerima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit
yang diselenggarakan oleh provider ( Notoatmodjo, 2010: 115).
HBM awalnya dikembangkan pada tahun 1950 oleh psikolog sosialdi A.S.
Dinas Kesehatan menjelaskan bahwa terjadi meluasnyakegagalan orang
berpartisipasi untuk mencegah dan mendeteksi penyakit (Hochbaum, 1958;
Rosenstock, 1960, 1974). Kemudian, model itudiperluas untuk mempelajari juga
mengenai respons orang terhadapgejala (Kirscht,1974) dan perilaku mereka
sebagai respons terhadap penyakit yang telah didiagnosis, terutama kepatuhan
untuk regimen medis (Becker, 1974). Meski modelnya berevolusi secara
bertahapsebagai tanggapan permasalahan masalah kesehatan masyarakat,
dasarteori psikologi ditinjau di sini untuk membantu pembaca memahami
alasannya konsep ini bisa terbentuk, serta kekuatan dan kelemahannya.Selama
awal 1950an sumber: Teori Respon Stimulus (S-R) (Watson, 1925) dan Teori
Kognitif (Lewin,1951; Tolman, 1932).
Konsep Penerapan
Perempuan memiliki presepsi bahwamereka dapat
Perceived susceptibility
menderita kanker payudara
Perempuan percaya bahwa
Perceived kanker payudara adalah penyakit yangmembahayakan
seriousness/severity dan menyakitkansehingga diperlukan
langkah pencegahan
Perempuan percaya denganmelakukan SADARI
Perceived benefits (periksa payudara sendiri) adalah upaya preventif
yang menguntungkan
Perempuan harus menghitung masasubur terlebih
Perceived barriers dahulu sebelummelaukan SADARI sehingga
munculkeengganan dalam melakukanya
Melakukan tindakan nyata SADARI dan membuat
Cues to action jadwal masa menstruasi sehingga mengetahui masa
subur
Self efficacy Merasa percaya diri setelah melakukan SADARI.
PENUTUPAN
KESIMPULAN