TUBERKULOSIS PARU
A. KONSEP MEDIK
1. PENGERTIAN
Tuberkulosis atau TB paru adalah suatu penyakit menular yang paling sering
mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis.TB paru dapat menyebar ke setiap bagian tubuh, termasuk meningen,
ginjal, tulang dan nodus limfe (Smeltzer&Bare, 2015).Selain itu TB paru adalah
penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob
yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh lainnya yang
mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi (Tabrani Rab, 2010). Pada
manusia TB paru ditemukan dalam dua bentuk yaitu: (1) tuberkulosis primer: jika
terjadi pada infeksi yang pertama kali, (2) tuberkulosis sekunder: kuman yang
dorman pada tuberkulosis primer akan aktif setelah bertahun-tahun kemudian
sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa (Somantri, 2009) Menurut
Robinson, dkk (2014),TB Paru merupakan infeksi akut atau kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis di tandai dengan adanya infiltrat
paru, pembentukan granuloma dengan perkejuan, fibrosis serta pembentukan
kavitas.
2. ETIOLOGI
TB paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang dapat
ditularkan ketika seseorang penderita penyakit paru aktif mengeluarkan
organisme.Individu yang rentan menghirup droplet dan menjadi terinfeksi.Bakteria
di transmisikan ke alveoli dan memperbanyak diri.Reaksi inflamasi menghasilkan
eksudat di alveoli dan bronkopneumonia, granuloma, dan jaringan fibrosa
(Smeltzer&Bare, 2015).Ketika seseorang penderita TB paru batuk, bersin, atau
berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah,
lantai, atau tempat lainnya.
Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet atau nuklei
tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan pergerakan
angin akan membuat bakteri tuberkulosis yang terkandung dalam droplet nuklei
terbang ke udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu
berpotensi terkena bakteri tuberkulosis (Muttaqin Arif, 2012). Menurut
Smeltzer&Bare (2015), Individu yang beresiko tinggi untuk tertular virus
tuberculosis adalah:
a. Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif.
b. Individu imunnosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka
yang dalam terapi kortikosteroid, atau mereka yang terinfeksi dengan HIV).
c. Pengguna obat-obat IV dan alkhoholik.
d. Individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tunawisma; tahanan;
etnik dan ras minoritas, terutama anak-anak di bawah usia 15 tahun dan
dewasa muda antara yang berusia 15 sampai 44 tahun).
e. Dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (misalkan diabetes,
gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi).
f. Individu yang tinggal didaerah yang perumahan sub standar kumuh.
g. Pekerjaan (misalkan tenaga kesehatan, terutama yang melakukan aktivitas
yang beresiko tinggi.
3. KLASIFIKASI
TB paru diklasifikasikan menurut Wahid & Imam tahun 2013 halaman 161
yaitu: a. Pembagian secara patologis
1) Tuberculosis primer (childhood tuberculosis)
2) Tuberculosis post primer (adult tuberculosis).
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu fase intensif (2-
3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan).Panduan obat yang digunakan terdiri
atas obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai
dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid,
Streptomisin, dan Etambutol (Depkes RI, 2004)
B. Penanggung Jawab
Nama :Ny. T
Umur :49 th
Jenis Kelamin :P
Hub, Dengan Klien :Adik
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Pasien masuk melalui Poliklinik RSUP Dr. M.Djamil Padang pada hari
rabu tanggal 17 Mei 2017 pukul 12.30 WIB, dengan kesadaran kompos mentis
kooperatif, keadaan umum lemah, disertai dengan keluhan utama pasien batuk
berdarah sejak 2 minggu yang lalu, pasien sesak nafas sejak 4 hari yang lalu,
dan nyeri pada dada, TD: 100/70 mmHg, HR: 98x/menit, RR: 24x/menit, Suhu:
37,1oC.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada hari sabtu, tanggal 20 Mei 2017 hari
rawatan ke 4, dengan kesadaran kompos mentis kooperatif, keadaan umum
sedang, pasien mengeluh sesak nafas, nyeri dada, batuk produktif masih
terdapat bercak darah, Pasien terpasang oksigen nasal kanul 3liter/menit.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Keluarga mengatakan pasien pernah minum OAT tahun 2016 selama 4
bulan dan dihentikan sendiri oleh pasien dengan alasan setelah pasien
meminum OAT pasien mengeluh mual. Keluarga mengatakan pasien belum
pernah dirawat di RS. Hipertensi (-), DM (+).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang tinggal serumah
yang pernah menderita penyakit TB Paru, dan penyakit keturunan lainnya.
3. PEMERIKSAAN SISTEMIK
Pola Aktivitas
a. Pola Nutrisi
Sehat : Pasien mengatakan saat sehat makan 3x sehari dengan nasi, lauk, sayur
dengan porsi sedang dan minum air putih 8-10 gelas perhari.
Sakit : Pasien diberi makanan biasa Diit DM tipe II, pasien menghabiskan ¼
porsi makanan saja, minum air putih sebanyak 8 gelas sehari.
b. Istirahat dan Tidur
Sehat : pasien tidur 8-9 jam perhari, siang 2 jam perhari dan malam 6-7 jam
perhari, kualitas tidur baik.
Sakit : pasien tidur 11 jam perhari, siang 3 jam perhari dan malam 8 jam
perhari, pasien sering mengeluh berkeringkat pada malam hari.
c. Aktivitas dan Latihan
Sehat : Saat sehat keluarga mengatakan pasien seorang ibu rumah tangga,
pasien dapat melakukan kegiatan serta aktivitas sendiri. Pekerjaan suami sebgai
petani.
Sakit : namun saat sakit ADL pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Dari hasil pemeriksaan di dapatkan keadaan umum sedang, kesadaran
CMC,TD: 110/70 mmHg, HR: 73x/menit, RR: 26x/menit, suhu: 36,8oC.
b. Kepala: tampak simetris, kepala bersih, hematom(-), pembengkakan(-).
Wajah: wajah tampak pucat, wajah tampak simetris.
Mata: tampak simetris, konjungtiva anemis(-), sklera ikterik(-).
Hidung: hidung simetris, tampak bersih, pernapasan cuping hidung (-), lesi (-).
Mulut: kering, tidak pucat, tidak terdapat lesi.
Leher: pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening(-).
c. Dada: penggunaan otot bantu(-), pergerakan dinding dada kiri dan kanan sama,
fremitus kiri dan kanan sama, perkusi sonor, auskultasi bronkovesikuler,
ronkhipositif. Pada pemeriksaan kardiovaskuler didapatkan ictus cordis tidak
terlihat dan teraba, irama teratur.
d. Abdomen: pemeriksaan sistem pencernaan asites(-), bising usus 12x/menit,
hepar teraba(-), nyeri tekan hepar(-), perkusi timpani.
e. Ekstremitas: Pada ekstremitas kiri atas terpasang IVFD NaCl, ekstremitas atas
bawah teraba hangat, sianosis(-), CRT <2detik
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 22 Mei 2017
Gula darah puasa = 560 mg/dl
gula darah 2 jam PP = 637 mg/dl
ureum darah = 29 mg/dl
kreatinin darah = 1.0 mg/dl
total protein =8.2 g/dl
Albumin = 3.6 g/dl
Globulin = 4.6 g/dl
Hb = 11.5 g/dl
Leukosit = 10.440 mg/dl
Trombosit = 481.000 g/dl
Pada pemeriksaan radiologi paru didapatkan hasil bahwa terdapat fibro infiltrat
pada kedua paru, kesan : TB Paru.
6. TINDAKAN MEDIK/PENGOBATAN
Terapi pengobatan pada Ny. D diberikan:
cairan NaCl 12jam/kolf
Ranitidin 1 tablet/12 jam
Dexametason 2 tablet/ 8 jam
Combivent 1 tablet/ 8 ja,
terapi OAT R/H/Z/E=400/350/950/600mg/dl.
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Droplet mengandung M. Ketidakefektifan
- Pasien mengeluh Tuberculosis bersihan jalan napas
batuk berdahak dan berhubungan dengan
sulit mengeluarkan Masuk ke paru eksudat dalam dalan
dahak alveoli
DO : Alveoli
- Pasien tampak batuk
produktif Proses peradangam
- Sekret berwarna putih
kekuning kuningan Produksi sekret berlebih
bercampur dengan
darah Sekret sukar dikeluarkan
- RR=22x/menit
- pasien tampak sesak Ketidakefektifan bersihan
nafas. jalan nafas
2 DS : Droplet mengandung M. ketidakseimbangan
- pasien mengatakan Tuberculosis nutrisi kurang dari
tidak nafsu makan, kebutuhan tubuh
makanan terasa tidak Masuk ke paru berhubungan dengan
enak intake nutrisi tidak
DO : Alveoli adekuat
- pasien tampak pucat
- makanan habis ¼ porsi Proses peradangam
- pasien tampak lemah
- konjuntiva anemis Tuberkel
- Hb 11.5 g/dl
Kelenjar getah bening
Limfadenitis
Bakteremia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
3 DS: Droplet mengandung M. Intoleransi aktivitas
- keluarga pasien Tuberculosis berhubungan dengan
mengatakan pasien ketidakstabilan kadar
tampak lemah, pucat, Masuk ke paru gula darah akibat
aktivitas hanya tidur. gangguan status
DO: Alveoli kesehatan fisik
- pasien tampak pucat
dan lemah Proses peradangam
- pasien DM tipe II,
dengan glukosa darah Tuberkel
560 mg/dl
Kelenjar getah bening
Limfadenitis
kurang aktivitas
Intoleransi aktivitas
ketidakstabilan kadar gula
darah akibat gangguan
status kesehatan fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan eksudat dalam jalan
alveoli
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi tidak adekuat
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakstabilan kadar gula darah
akibat gangguan status kesehatan fisik
INTERVENSI KEPERAWATAN
NANDA International.(2015). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015- 2017, edisi
10. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C., and Bare, B.G. (2015).Medical Surgical Nursing (Vol 1). LWW
Somantri Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan.Jakarta: Salemba Medika.
Wahid & Imam, 2013.Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: CV
Trans Info Media