PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari di bangun sejak tahun 1984, yang diawali dengan
pembebasan tanah rakyat kemudian dilanjutkan dengan tahap kontruksi atas dasar Studi
Kelayakan oleh Tim Asian Development Bank bekerja sama dengan Direktorat Jenderal
Perikanan. Sedangkan operasional PPS Kendari dimulai pada tahun 1990 setelah diresmikan oleh
Presiden RI Bapak H.M Soeharto pada tanggal 10 september 1990. Sebelum di tetapkan sebagai
pelabuhan perikanan samudera, status kelembagaannya adalah Project Manajemen Unit (PMU).
Memperhatikan pangsa pasar dalam dan luar negeri akan produk perikanan saat ini cukup tinggi,
maka ekspor hasil perikanan melalui diversifikasi pasar dan pengamanan/ optimalisasi
pemanfaatan pasar dalam negeri perlu ditingkatkan. Untuk itu kebijakan strategis nasional melaui
revitalisasi sector kelautan dan perikanan diarahkan kepada upaya penguatan pembangunan dan
pengembangan pelabuhan perikanan dengan focus dilingkar luar (other ring fishing port). Dalam
memberikan manfaat yang cukup tinggi seperti fasilitas produksi, pemasaran hasil perikanan di
wilayahnya, pengawasan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya
mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran. Sebagai basis utama
perikanan Laut pada umumnya di kawasan timur Indonesia khusunya Sulawesi Tenggara dan
dengan daerah penangkapan (fishing ground) adalah laut Banda, Laut Araufa dan laut Maluku
LAPORAN PPS 1
yang kaya akan sumber daya ikan baik pelagis maupun demersal. Disamping itu juga sangat
potensial dengan mollusca seperti Octopuses (gurita) dan sotong yang telah menjadi salah satu
Di era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan kerja di setiap tempat kerja, termasuk
di sektor formal dan informal, dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari pekerja di berbagai sektor
akan beresiko terhadap penyakit akibat terhadap kerja, baik fisik maupun psikis, dan resiko ini
bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Stres kerja merupakan
penyakit akibat kerja dan gangguan psikis yang juga bagian dari kesehatan kerja dan psikologis
kerja, sehingga ketika mengalami stres seorang pekerja dapat menjadi sakit baik secara fisik dan
mental, sehingga tidak dapat bekerja secara optimal. Produktivitas kerja sendiri adalah sikap
mental yang mempunyai semangat untuk bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk
melakukan peningkatan perbaikan, dan kemungkinan besar dapat dipengaruhi oleh stres kerja
Beberapa ahli mengatakan bahwa sumber stres kerja adalah tempat kerja itu sendiri,
dimana sumber stres sangat berhubungan dengan lingkungan kerja maupun jenis pekerjaan,
sehingga hal ini menyebabkan stres bisa mempengaruhi seseorang dalam bekerja, dan
kemungkinan besar berpengaruh terhadap tingkat produktivitas 3. Melalui hal ini, pentingnya
melihat stres kerja pada karyawan, agar dapat terlihat tingkat produktivitasnya. Berangkat dari hal
tersebut, maka kami hendak mengetahui hubungan dan pengaruh Stress Kerja terhadap
LAPORAN PPS 2
B. Tujuan Kunjungan Lapangan
bagaimana hubungan dan pengaruh Stress Kerja terhadap Produktifitas Kerja pada pekerja
Manfaat dari kunjungan lapangan pada perusahaan pengemasan ikan di PT. Pelabuhan
1. Sebagai bahan informasi mengenai hubungan dan pengaruh stress kerja terhadap
produktifitas kerja pada pekerja pengemasan ikan di PT. Pelabuhan Perikanan Samudra
LAPORAN PPS 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terpadu di kawasan timur Indonesia dan khususnya di Sulawesi Tenggara yang terletak di
Kelurahan Pudai, Kec. Abeli Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi
geografis 03° 58’ 48’’ LS, dan 122° 34’ 17’’ BT yang ditetapkan melalui keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan NO. KEP. 64/MEN/2010 Tentang Wilayah Kerjan dan
Kendari, meliputi : (a). Wilayah kerja daratan seluas 40,53 Ha; dan wilayah kerja
perairan seluas 33,20 Ha; (b). Wilayah pengoperasian, yang terdiri dari wilayah
pengoperasian daratan seluas 59,34 Ha; dan wilayah pengoperasian perairan seluas 8,72
Ha.
tahun 2015” yang diharapkan mempu menciptakan kawasan andalan yang strategis,
produktif dan cepat tumbuh sebagai sentra produksi dan sentra industri bagi
LAPORAN PPS 4
b. Misi dari Perikanan Pelabuhan Samudera (PPS) kendari adalah :
3. Fasilitas
LAPORAN PPS 5
Interkom 1991-1992 12 Line
Internet 2001-2006 5 Unit
9 Sarana bongkar muat
Truck crane 1991 2 Unit
Forklift 1994 1 Unit
Gedung bengkel dan
10 1990 375 m2
genset
11 Fuel sales 1990 96 m2
12 Pos jaga (3buah) 1990-2000 136 m2
13 MCK 1990-2007 126 m2
14 Tempat Parkir 1990 1.741 m2
15 Pagar keliling 1990-1998 2.209 m2
16 Tempat penjemuran ikan 2005 200 m2
17 gedung Hanggar 2006 635 m2
18 Toko Nelayan (Waserda) 2006 90 m2
19 Sumur dalam 1986-2007 6 Unit
20 Water Treatment 700 ton 1990 700 KL
21 Kamera monitor (CCTV) 2007 1 Unit
22 Incenerator 1997 34 m2
III Fasilitas Penunjang
1 Balai Pertemuan Nelayan 1990 720 m2
2 Penginapan Nelayan 1990 672 m2
3 Guest House 1990 70 m2
4 Poliklinik 1997 90 m2
5 Musholla 1990-2006 162 m2
6 Gudang 2007 200 m2
7 Shelter Nelayan 2007 150 m2
Gedung Penunjang
8 2007 101 m2
Keuangan
9 Rumah Negara 1990-2007 858 m2
type 50 700 m2
type 70 420 m2
type 120 360 m2
LAPORAN PPS 6
4. Produksi Ikan
5. Tenaga Kerja
LAPORAN PPS 7
2012 6.74 92 2.076 4.572
Mutu (Uji Formalin, Uji Organoleptik), 5) Penyediaan Informasi Pasar (Harga dan Jenis
(Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan), 10) Penerbitan SKAI (Surat Keterangan Asal Ikan),
11) Pentediaan informasi cuaca maritim, 12) Perbantuan Perizinan (SIPI, SIKPI, dan
SIUP), 13) Penyebaran informasi daerah penangkapan ikan, 14) Pelayanan K5, 15)
Pelayanan Kesehatan, 16) Pelayanan Air, 17) Pelayanan Listrik, 18) Pelayanan BBM, 19)
Pelayanan Sewa Lahan Industri dan Gedung, 20) Penyuluhan Perikanan dan 21)
Perpustakaan.
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Stepen P. Robbins (2003 : 793), bahwa
stress kerja adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang,
kendala, tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya
Menurut T. Hani Handoko (2001 : 200) bahwa Stres kerja adalah sesuatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Sedangkan
menurut Marihot Tua Efendi (2002 : 303) mengemukakan bahwa “Stres kerja adalah
ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi
LAPORAN PPS 8
tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat
penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang”.
Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stres tergantung pada reaksi
karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan mudah menerima dan
mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain tidak atau bahkan
menolaknya. Bagaimanapun juga, ada sejumlah kondisi kerja yang sering menyebabkan
stres bagi para karyawan. Menurut T. Hani Handoko (2001 : 201) di antaranya kondisi-
g. Frustasi.
LAPORAN PPS 9
Di lain pihak, stres karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi
a. Kekuatiran financial.
c. Masalah-masalah phisik
Menurut Marihot Tua Efendi (2002 : 306), gejala adalah merupakan dari suatu
sikap atau perasaan. Penampakan rasa senang bisa dalam bentuk tertawa, ceria, dan
girang, dan penampakan rasa tidak senang bisa dalam bentuk diam, murung, marah, dan
lain-lain, atau dapat juga dikatakan indikasi atau tanda-tanda dalam berbagai bentuk dari
sesuatu yang abstrak. Stres sebagai ketegangan atau tekanan emosional yang dialami
seseorang dan abstrak gejalanya, stres muncul lewat sejumlah cara misalnya individu
mengalami tingkat stres yang tinggi dapat menderita tekanan darah tinggi, gangguan
lambung, sulit membuat keputusan rutin, hilang selera makan, rawan kecelakaan, dan lain-
lain. Para ahli mengelompokan gejala ini kedalam tiga kategori yaitu :
a. Gejala Fisiologis
denyut jantung yang meningkat, tekanan darah yang meningkat, sakit kepala, dan sakit
Hubungan antara stres dan gejala fisiologis tertentu tidaklah jelas. Kalau
memang ada, pasti hanya sedikit hubungan yang konsisten ini terkait dengan
kerumitan gejala-gejala itu dan kesulitan untuk secara objektif mengukurnya. Tetapi
LAPORAN PPS 10
yang lebih relevan adalah fakta bahwa gejala fisiologis mempunyai relevansi langsung
b. Gejala Psikologis
yang paling sederhana dan paling jelas dari stres itu. Tetapi stres muncul dalam
c. Gejala Keprilakuan
keras, tidak bisa tidur, berbicara tidak tenang, dan lain-lain. Gejala yang berkaitan
kehidupan manusia dalam suatu perusahaan dan dapat mempengaruhi prestasi kerja. Oleh
karena itu, masalah stres perlu mendapat perhatian dan pengelolaan dalam usaha mencapai
sasaran perusahaan, sasaran individu, sasaran sosial, dan sasaran fungsional manajemen
LAPORAN PPS 11
sumber daya manusia, yaitu penaganan stres dapat dapat meningkatkan produktivitas
karyawan sebagai salah satu tantangan dalam menghadapi persaingan, dan dapat
karyawanakan mendapatkan kondisi kesehatan mental dan fisik yang baik, yang dapat
sebagai ayah/ibu atau sebagai anggota masyarakat dengan lebih baiok. Penganan ini akan
organisasi.
Dengan ini, menurut Marihot Tua Efendi (2002 : 309) beberapa pedoman untuk
a. Mengelola Waktu
Waktu yang kita miliki memang terbatas, sehingga bilamana kita menghadapi berbagai
tuntutan dapat mengakibatkan stress. Tetapi, bilamana waktu diatur dengan baik, akan
b. Latihan Fisik
Melakukan berbagai kegiatan fisik yang menyenangkan seperti jogging, jalan kaki,
naik sepeda, bermain tenis, golf, dll. Latihan ini dapat meningkatkan kesehatan seperti
kesehatan jantung, melancarkan peredaran darah atau kesehatan fisik secara umum,
yang tentu saja akan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi berbagai tantangan.
LAPORAN PPS 12
c. Relaksasi
semua komponen tubuh istirahat dan relaks, yang dapat digunakan dalam beberapa
menit, kurang lebih 20 menit setiap hari, yang dilakukan dengan cara :
3. Menarik napas secara santai melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut.
Mendiskusikan secara terbuka dengan orang lain yang dekat dengan anda
e. Perencanaan Diri
Rencanakan hari-hari anda secara fleksibel. Tidak melakukan dua hal dalam
waktu yang bersamaan, bersikap tenang tidak terburu-buru, dan berfikir sebelum
Cara lain untuk mengurangi stres adalah dengan merancang kembali pekerjaan-
pekerjaan sehingga karyawan mempunyai pilihan keputusan lebih banyak dan wewenang
untuk melaksanakan tanggung jawab mereka. Desain pekerjaan juga dapat mengurangi
kelebihan beban kerja, tekanan waktu dan peranan. Selanjutnya komunikasi dapat
diperbaiki untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja, dan partisifasi dapat
ditingkatkan.
LAPORAN PPS 13
Departemen personalia hendaknya juga membantu para karyawan untuk
memperbaiki kemampuan mereka dalam menghadapi stres. Komunikasi yang lebih baik
potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan sesuatu proses kegitan
yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi/objek. Filosofi
produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap manusia
penghidupannya.
keluaran (output) dengan pemasukan (input), sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistiani
masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses
“Perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini
kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya”.
LAPORAN PPS 14
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu
mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk
produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out
put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak
hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
LAPORAN PPS 15
b. Keadaan jasmani pekerja
Maksudnya adalah keadaan jasmani pekerja terutama pada tingkat kesehatan, tingkat
gizi yang diperoleh dari susunan makanan sehari hari yang dimakan pekerja,
pekerja.
c. Keterampilan pekerja
1) Pendidikan.
2) Latihan.
3) Pengetahuan.
4) Pengalaman pekerja.
Keadaan organisasi dimana kerja itu dilakukan karena mempengaruhi efisiensi kerja.
Misalnya :
1) kebersihan.
2) penerangan.
3) ventilasi udara.
LAPORAN PPS 16
4) warna (dinding, lantai, penerangan lampu, perabot, alat perlengkapan.)
Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu dilakukan
sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas,
dengan menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun).
Pengukuran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang diartikan sebagai jumlah kerja yang
dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut pelaksanakan standar
pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan
waktu:
a. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam
jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan oleh perusahan.
b. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari
suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu
c. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu
yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
LAPORAN PPS 17
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur
dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai
menjadi output.
(dalam Kusnendi, 2003: 8.5) yang secara matematis hubungannya diformulasikan sebagai
berikut:
Oi = g (I1, I2……In)
dalam mencapai output tertentu. Dengan kata lain formula diatas dapat diperjelas kepada
P = O/I
Dimana:
P = Produktivitas;
O = Output;
I = Input.
berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda.
historis yang tidak menunjukan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan namun
b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan
LAPORAN PPS 18
c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang terbaik sebagai
tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran produktivitas. Paling sedikit ada
dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas
parsial.
produktivitas kerja dari para karyawan sehingga dapat diketahui sejauh mana
produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan. Selain itu pengukuran produktivitas juga
dapat digunakan sebagai pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas
LAPORAN PPS 19
g. Untuk mengetahui ketidak akuratan informal.
LAPORAN PPS 20
BAB III
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa
dampak dari stress pada pekerja di PPS Kota Kendari yaitu pada saat terjadi kekacauan,
Dalam kaitannya dengan pekerjaan semua dampak stress akan menjurus pada penurunan
performance, efisiensi dan produktivitas kerja yang bersangkutan. Stress yang di alami oleh tenga
kerja dapat berkembang kearah yang positif bagi tenaga kerja. Adanya dorongan yang tinggi
untuk berprestasi membuat makin tinggi tingkat stressnya dan makin tinggi juga produktivitas dan
efisiensinya. Tetapi stress juga dapat berkembang kearah yang negative. Stress yang dihadapi
oleh tenaga kerja berhubungan dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja
Stress yang dialami oleh tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti factor fisik
yang meliputi tuntutan pekerjaan yang terlalu berat atau terlalu rendah dan juga factor mental
yang meliputi, tanggung jawab dari suatu pekerjaan terhadap pimpinan, permasalahan pribadi dan
sebagainya.
LAPORAN PPS 21
Faktor-fator yang berhubungan atau berpengaruh antara stress kerja terhadap produtivitas kerja
a. Beban kerja
Berdasarkan hasil observasi kami masih ada karyawan PPS yang mengeluh bahwa beban
kerja mereka tidak sesuai dengan kondisi fisik mereka. Selain itu adanya jumlah tambahan
waktu kerja dimana pada saat terjadi pemasukan ikan yang banyak dengan jumlah pekerja
sedikit. Dalam hal ini pekerja secara tidak langsung mengalami stress sehingga dapat
b. Motivasi kerja
Motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seseorang,yang dapat di
kembangkan sendiri atau di kembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya
berkisar sekitar imbalan moneter dan non moneter.Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan motivasi kerja sangat berhubungan dengan produktivitas kerja . Pada pekerja
PPS khususnya di bidang pengemasan ikan yang menjadi motivasi kerja pada karyawan
c. Iklim kerja
Iklim kerja merupakan keadaan lingkungan kerja yang di ukur dari perpaduan antar shu
udara (suhu basah dengan suhu kering), kelembaban udara, kecepatan aliran udara, dan suhu
radiasi. Iklim kerja sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Hal ini dapat kita lihat pada
pekerja pengemasan ikan dimana dari hasil wawancara yang kami lakukan pada saat
observasi lapangan adalah mereka mengatakan bahwa iklim kerja tidak mempengaruhi
LAPORAN PPS 22
d. Kondisi lingkungan kerja
Kondisi lingkungan kerja dapat di artikan sebagai serangkaian kondisi dari suatu
perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja di dalam
lingkungan tersebut. Yang di maksud disini adalah kondisi kerja yang baik yaitu nyaman
dan mendukung pekerja untuk dapat menjalankan aktifitasnya dengan baik.Dari hasil
pengamatan, kondisi lingkungan di PPS khususnya pada pengemasan ikan, masih kurang
baik dimana kami melihat bahwa hasil-hasil dari proses pengemasan ikan, airnya masih ada
yang menggenangi lantai sehingga menimbulkan bau yang kurang nyaman bagi para
pekerja.
e. Shift kerja
Shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja sebagai pengganti atau tambahan kerja siang
hari sebagaimana yang biasa di lakukan.Berdasarkan hasil wawancara yang kami dapatkan
pada saat kunjungan dilapangan oleh pengawas kerja pengemasan ikan mengatakan bahwa
Masalah atau gangguan kesehatan yang sering dialami oleh para pekerja pada karyawan
Berdasarkan hasil wawancara yang di peroleh pada pekerja pengemasan ikan terhadap gangguan
kesehatan antara lain adalah sakit pada pinggang dimana hampir semua para pekerja
merasakannya, serta di selingi dengan rasa gatal dan juga sakit tangan karena terluka akibat
terkena sirip ikan. Hal ini di akibatkan karena pekerja tidak menggunakan APD seperti sarung
tangan.
LAPORAN PPS 23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengemasan ikan maka dapat di simpulkan bahwa ada hubungan dan pengaruh stress kerja
terhadap produtivitas kerja pada karyawan PPS khususnya pada pengemasan ikan. Adapun
factor-fator yang mempengaruhi produtifitas kerja adalah beban kerja, motivasi kerja, kondisi
B. Saran
yang terbuat dari bahan kedap air contohnya yang terbuat dari karet saat melakukan proses
kerja pengemasan ikan untuk mengurangi dan menghindari kontak langsung dnegan air dan es
pada tahap kerja pembersihan dan pemilihan ikan sebaiknya menggunakan meja kerja yang
mempunyai lubang kecil agar air dapat langsung mengalir ke bawah sehingga mengurangi
kontak dengan pekerja dan pada tahap pengemasan ikan sebaiknya dilakukan dalam posisi
duduk dengan menggunakan kursi yang ukurannya disesuaikan dengan tinggi peti tempat
pengemasan ikan untuk menghindari posisi kerja membungkuk, peerja sebaiknya bekerja
dengan baik dan lebih hati-hati serta menggunakan APD saat bekerja untuk enghindari
LAPORAN PPS 24
DAFTAR PUSTAKA
Hermita. 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Semen Tonasa
LAPORAN PPS 25