Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari di bangun sejak tahun 1984, yang diawali dengan

pembebasan tanah rakyat kemudian dilanjutkan dengan tahap kontruksi atas dasar Studi

Kelayakan oleh Tim Asian Development Bank bekerja sama dengan Direktorat Jenderal

Perikanan. Sedangkan operasional PPS Kendari dimulai pada tahun 1990 setelah diresmikan oleh

Presiden RI Bapak H.M Soeharto pada tanggal 10 september 1990. Sebelum di tetapkan sebagai

pelabuhan perikanan samudera, status kelembagaannya adalah Project Manajemen Unit (PMU).

Memperhatikan pangsa pasar dalam dan luar negeri akan produk perikanan saat ini cukup tinggi,

maka ekspor hasil perikanan melalui diversifikasi pasar dan pengamanan/ optimalisasi

pemanfaatan pasar dalam negeri perlu ditingkatkan. Untuk itu kebijakan strategis nasional melaui

revitalisasi sector kelautan dan perikanan diarahkan kepada upaya penguatan pembangunan dan

pengembangan pelabuhan perikanan dengan focus dilingkar luar (other ring fishing port). Dalam

kerangka mendukung pengembangan industrialisasi perikanan melalui penerapan Blue economy.

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari dalam kegiatan ekonomi disekitarnya telah

memberikan manfaat yang cukup tinggi seperti fasilitas produksi, pemasaran hasil perikanan di

wilayahnya, pengawasan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya

mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran. Sebagai basis utama

perikanan Laut pada umumnya di kawasan timur Indonesia khusunya Sulawesi Tenggara dan

dengan daerah penangkapan (fishing ground) adalah laut Banda, Laut Araufa dan laut Maluku

LAPORAN PPS 1
yang kaya akan sumber daya ikan baik pelagis maupun demersal. Disamping itu juga sangat

potensial dengan mollusca seperti Octopuses (gurita) dan sotong yang telah menjadi salah satu

komoditas ekspor hasil perikanan andalan Sulawesi Tenggara.

Di era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan kerja di setiap tempat kerja, termasuk

di sektor formal dan informal, dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari pekerja di berbagai sektor

akan beresiko terhadap penyakit akibat terhadap kerja, baik fisik maupun psikis, dan resiko ini

bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Stres kerja merupakan

penyakit akibat kerja dan gangguan psikis yang juga bagian dari kesehatan kerja dan psikologis

kerja, sehingga ketika mengalami stres seorang pekerja dapat menjadi sakit baik secara fisik dan

mental, sehingga tidak dapat bekerja secara optimal. Produktivitas kerja sendiri adalah sikap

mental yang mempunyai semangat untuk bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk

melakukan peningkatan perbaikan, dan kemungkinan besar dapat dipengaruhi oleh stres kerja

Beberapa ahli mengatakan bahwa sumber stres kerja adalah tempat kerja itu sendiri,

dimana sumber stres sangat berhubungan dengan lingkungan kerja maupun jenis pekerjaan,

sehingga hal ini menyebabkan stres bisa mempengaruhi seseorang dalam bekerja, dan

kemungkinan besar berpengaruh terhadap tingkat produktivitas 3. Melalui hal ini, pentingnya

melihat stres kerja pada karyawan, agar dapat terlihat tingkat produktivitasnya. Berangkat dari hal

tersebut, maka kami hendak mengetahui hubungan dan pengaruh Stress Kerja terhadap

Produktivitas Kerja di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kota Kendari.

LAPORAN PPS 2
B. Tujuan Kunjungan Lapangan

Tujuan Kunjungan Lapangan di Pelabuhan Perikanan Samudera yaitu untuk mengetahui

bagaimana hubungan dan pengaruh Stress Kerja terhadap Produktifitas Kerja pada pekerja

pengemasan ikan di PT. Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Kendari.

C. Manfaat Kunjungan Lapangan

Manfaat dari kunjungan lapangan pada perusahaan pengemasan ikan di PT. Pelabuhan

Perikanan Samudera yaitu:

1. Sebagai bahan informasi mengenai hubungan dan pengaruh stress kerja terhadap

produktifitas kerja pada pekerja pengemasan ikan di PT. Pelabuhan Perikanan Samudra

2. Sebagai tambahan ilmu khususnya pada mata kuliah Psiologi Industri.

LAPORAN PPS 3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)

1. Letak Geografis PPS

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari (PPS) merupakan pusat industri perikanan

terpadu di kawasan timur Indonesia dan khususnya di Sulawesi Tenggara yang terletak di

Kelurahan Pudai, Kec. Abeli Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi

geografis 03° 58’ 48’’ LS, dan 122° 34’ 17’’ BT yang ditetapkan melalui keputusan

Menteri Kelautan dan Perikanan NO. KEP. 64/MEN/2010 Tentang Wilayah Kerjan dan

Pengoperasian Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari.

Wilayah Kerja dan Wilayah pengoperasian Pelabuhan Perikanan Samudera

Kendari, meliputi : (a). Wilayah kerja daratan seluas 40,53 Ha; dan wilayah kerja

perairan seluas 33,20 Ha; (b). Wilayah pengoperasian, yang terdiri dari wilayah

pengoperasian daratan seluas 59,34 Ha; dan wilayah pengoperasian perairan seluas 8,72

Ha.

2. Visi dan Misi PPS

a. Visi dari terbentuknya Perikanan Pelabuhan Samudera (PPS) adalah “terwujudnya

pelabuhan perikanan samudera kendari sebagai sentra produksi perikanan terbesar

tahun 2015” yang diharapkan mempu menciptakan kawasan andalan yang strategis,

produktif dan cepat tumbuh sebagai sentra produksi dan sentra industri bagi

pengembangan ekonomi perikanan terpadu.

LAPORAN PPS 4
b. Misi dari Perikanan Pelabuhan Samudera (PPS) kendari adalah :

1) Mendorong peningkatan investasi serta fasilitas produksi, pengolahan, distribusi

dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya ikan untuk kelestariannya;

2) Peningkatan kualitas pelayanan dan informasi peikanan sesuai kebutuhan

pengguna jasa pelabuhan;

3) Menjadikan pelabuhan perikanan sebagai kawasan yang aman, tertib, bersih,

higenis, indah serta menerapkan kaidah-kaidah keselamatan dan kesehatan kerja

melalui program k3.

3. Fasilitas

Fasilitas yang ada di PPS adalah sebagai berikut:

No Jenis Fasilitas Tahun Pembangunan Volume/Luas


1 2 3 4
I Fasilitas Pokok
1 Lahan : 1986-2006 40,53 Ha
2 Kolam Pelabuhan 1990 41,92 Ha
3 Dermaga
4 Jalan dan Drainase :
jalan Kompleks 1990-2006 29.945 m2
Drainase 1990-2007 7,059 m2
5 Talud 1986-2008 2.480 m2
II Fasilitas Fungsional
1 Kantor Adm.Pelabuhan 1990 1.326 m2
2 Gedung Pel.Terpadu 1990 600 m2
3 Rambu Navigasi 1990 2 Unit
4 Instalasi Air 1990-2006 700 KL
5 Instalasi BBM 1990 2x500 KL
6 Instalasi IPAL 1990-2006 400 KL
7 Instalasi Listrik :
Genset 1990 2x250 KVA
PLN 1998 1.110 KVA
8 Telekomunikasi
Telpon 1999 dan 2005 4 Line

LAPORAN PPS 5
Interkom 1991-1992 12 Line
Internet 2001-2006 5 Unit
9 Sarana bongkar muat
Truck crane 1991 2 Unit
Forklift 1994 1 Unit
Gedung bengkel dan
10 1990 375 m2
genset
11 Fuel sales 1990 96 m2
12 Pos jaga (3buah) 1990-2000 136 m2
13 MCK 1990-2007 126 m2
14 Tempat Parkir 1990 1.741 m2
15 Pagar keliling 1990-1998 2.209 m2
16 Tempat penjemuran ikan 2005 200 m2
17 gedung Hanggar 2006 635 m2
18 Toko Nelayan (Waserda) 2006 90 m2
19 Sumur dalam 1986-2007 6 Unit
20 Water Treatment 700 ton 1990 700 KL
21 Kamera monitor (CCTV) 2007 1 Unit
22 Incenerator 1997 34 m2
III Fasilitas Penunjang
1 Balai Pertemuan Nelayan 1990 720 m2
2 Penginapan Nelayan 1990 672 m2
3 Guest House 1990 70 m2
4 Poliklinik 1997 90 m2
5 Musholla 1990-2006 162 m2
6 Gudang 2007 200 m2
7 Shelter Nelayan 2007 150 m2
Gedung Penunjang
8 2007 101 m2
Keuangan
9 Rumah Negara 1990-2007 858 m2
type 50 700 m2
type 70 420 m2
type 120 360 m2

LAPORAN PPS 6
4. Produksi Ikan

Produksi Ikan PPS Tahun 2003-2012

Produksi Nilai Produksi Harga rata-rata Produksi rata-rata


Tahun
(Ton) (Rp.1000) Per Kg (Rp) perbulan (Ton)

2003 11.829.7 96,853,672.30 8,187 985.8

2004 7,359.80 75,638,390.20 10,277 613.3

2005 9,395.10 61,982,365.60 6,597 782.9

2006 9,789.90 74,750,154.90 7,635 815.8

2007 33,198.10 309,104,982.60 9,311 2,766.50

2008 14,302.80 139,703,824 9,768 1,191.90

2009 16,541.70 187,113,246 11,312 1,378.50

2010 22,801.40 190,925,978 8,349 1,900.12

2011 18.217,81 178,607.397,31 9,976 1,518,15

2012 19.557,04 211.667.524,10 10,492 1.629,75

5. Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja PPS Tahun 2006-2012

Total Jumlah Tenaga Kerja Terserap (orang)


Tahun Kary. Perusahaan &
(Orang) Peg. Pelabuhan Lain-lain
Nelayan
2006 3,525 72 1,629 1,824
2007 3.913 73 2.078 1,762
2008 3.466 73 2.031 1,362
2009 5.611 92 4.865 654
2010 5.375 92 5.422 221
2011 6.122 94 1.242 4.786

LAPORAN PPS 7
2012 6.74 92 2.076 4.572

6. Jenis Pelayanan Kepada Pengguna Jasa PPS Kendari

Adapun jenis-jenis pelayanan kepada pengguna jasa PPS kendari adalah : 1)

Tambat labuh, 2) Inspeksi pembongkaran ikan, 3) Penyediaan Cool Box, 4) Pengawasan

Mutu (Uji Formalin, Uji Organoleptik), 5) Penyediaan Informasi Pasar (Harga dan Jenis

Ikan), 6) Penerapan Loog Book Perikanan, 7) Penerbitan SPB (Surat Persetujuan

Berlayar), 8) Penerbitan SKPI (Surat Keterangan Pendaratan Ikan), 9) Penerbitan SHTI

(Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan), 10) Penerbitan SKAI (Surat Keterangan Asal Ikan),

11) Pentediaan informasi cuaca maritim, 12) Perbantuan Perizinan (SIPI, SIKPI, dan

SIUP), 13) Penyebaran informasi daerah penangkapan ikan, 14) Pelayanan K5, 15)

Pelayanan Kesehatan, 16) Pelayanan Air, 17) Pelayanan Listrik, 18) Pelayanan BBM, 19)

Pelayanan Sewa Lahan Industri dan Gedung, 20) Penyuluhan Perikanan dan 21)

Perpustakaan.

B. Kajian Teori Tentang Stress Kerja

1. Pengertian Stress Kerja

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Stepen P. Robbins (2003 : 793), bahwa

stress kerja adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang,

kendala, tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya

dipersepsikannya sebagai tidak pasti tetapi penting.

Menurut T. Hani Handoko (2001 : 200) bahwa Stres kerja adalah sesuatu kondisi

ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Sedangkan

menurut Marihot Tua Efendi (2002 : 303) mengemukakan bahwa “Stres kerja adalah

ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi

LAPORAN PPS 8
tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat

penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang”.

2. Factor-faktor yang mempengaruhi Stress Kerja

Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stres tergantung pada reaksi

karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan mudah menerima dan

mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain tidak atau bahkan

menolaknya. Bagaimanapun juga, ada sejumlah kondisi kerja yang sering menyebabkan

stres bagi para karyawan. Menurut T. Hani Handoko (2001 : 201) di antaranya kondisi-

kondisi tersebut yaitu :

a. Beban kerja yang berlebihan

b. Tekanan atau desakan waktu

c. Kualitas supervisi yang jelek.

d. Iklim politis yang tidak aman.

e. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai.

f. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab.

g. Frustasi.

h. Komplik antar pribadi dan antar kelompok.

i. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan.

j. Berbagai bentuk perubahan.

LAPORAN PPS 9
Di lain pihak, stres karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi

di luar perusahaan. Penyebab-penyebab stres diluar pekerjaan itu menurut T. Hani

Handoko (2001 : 201) yaitu diantaranya :

a. Kekuatiran financial.

b. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak.

c. Masalah-masalah phisik

3. Gejala-gejala Stress Kerja

Menurut Marihot Tua Efendi (2002 : 306), gejala adalah merupakan dari suatu

sikap atau perasaan. Penampakan rasa senang bisa dalam bentuk tertawa, ceria, dan

girang, dan penampakan rasa tidak senang bisa dalam bentuk diam, murung, marah, dan

lain-lain, atau dapat juga dikatakan indikasi atau tanda-tanda dalam berbagai bentuk dari

sesuatu yang abstrak. Stres sebagai ketegangan atau tekanan emosional yang dialami

seseorang dan abstrak gejalanya, stres muncul lewat sejumlah cara misalnya individu

mengalami tingkat stres yang tinggi dapat menderita tekanan darah tinggi, gangguan

lambung, sulit membuat keputusan rutin, hilang selera makan, rawan kecelakaan, dan lain-

lain. Para ahli mengelompokan gejala ini kedalam tiga kategori yaitu :

a. Gejala Fisiologis

Yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada metabolisme organ tubuh seperti

denyut jantung yang meningkat, tekanan darah yang meningkat, sakit kepala, dan sakit

perut yang bisa kita alami dan harus diwaspadai.

Hubungan antara stres dan gejala fisiologis tertentu tidaklah jelas. Kalau

memang ada, pasti hanya sedikit hubungan yang konsisten ini terkait dengan

kerumitan gejala-gejala itu dan kesulitan untuk secara objektif mengukurnya. Tetapi

LAPORAN PPS 10
yang lebih relevan adalah fakta bahwa gejala fisiologis mempunyai relevansi langsung

yang lebih penting bagi kita.

b. Gejala Psikologis

Yaitu perubahan-perubahan sikap yang terjadi seperti ketegangan, kegelisahan,

ketidaktenangan, kebosanan, cepat marah dan lain-lain. Stres dapat menyebabkan

ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan

ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan. Memang itulah dampak psikologis

yang paling sederhana dan paling jelas dari stres itu. Tetapi stres muncul dalam

keadaan psikologis lain misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan

dan suka menunda-nunda.

c. Gejala Keprilakuan

Yaitu perubahan-perubahan atau situasi di mana produktivitas seseorang menurun,

absensi meningkat, kebiasaan makan berubah, merokok bertambah, banyak minum

keras, tidak bisa tidur, berbicara tidak tenang, dan lain-lain. Gejala yang berkaitan

dengan perilaku mencakup perubahan produktivitas, absensi, dan tingkat keluar

masuknya karyawan, juga perubahan kebiasaan makan, meningkatnya merokok dan

kosumsi alcohol, bicara cepat,gelisah, dan gangguan tidur.

4. Cara penanggulangan Stress Kerja

Stress sebagaimana disebutkan di atas menjadi sesuatu yang melekat dalam

kehidupan manusia dalam suatu perusahaan dan dapat mempengaruhi prestasi kerja. Oleh

karena itu, masalah stres perlu mendapat perhatian dan pengelolaan dalam usaha mencapai

sasaran-sasaran perusahaan. Penanganan ini jelas berkaitan dengan usaha memenuhi

sasaran perusahaan, sasaran individu, sasaran sosial, dan sasaran fungsional manajemen

LAPORAN PPS 11
sumber daya manusia, yaitu penaganan stres dapat dapat meningkatkan produktivitas

karyawan sebagai salah satu tantangan dalam menghadapi persaingan, dan dapat

meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dengan penganan stres kerja, setiap

karyawanakan mendapatkan kondisi kesehatan mental dan fisik yang baik, yang dapat

mempengaruhi karyawan tersebut dalam melakukan berbagai peran sosialnya, di rumah

sebagai ayah/ibu atau sebagai anggota masyarakat dengan lebih baiok. Penganan ini akan

meningkatkan profesionalisme manajemen sumber daya manusia perusahaan atau

organisasi.

Dengan ini, menurut Marihot Tua Efendi (2002 : 309) beberapa pedoman untuk

menanggulangi stres sebagaimana dikatakan para ahli secara umum yaitu :

a. Mengelola Waktu

Waktu yang kita miliki memang terbatas, sehingga bilamana kita menghadapi berbagai

tuntutan dapat mengakibatkan stress. Tetapi, bilamana waktu diatur dengan baik, akan

dapat meningkatkan penyelesaian berbagai pekerjaan dengan lebih efektif. Berbagai

prinsip yang dapat dipegang adalah :

1. membuat daftar mengenai aktivitas yang harus dilakukan.

2. Menentukan prioritas aktivitas berdasarkan kepentingan dan seberapa pentingnya.

3. Menentukan waktu pelaksanaan sesuai dengan prioritas.

b. Latihan Fisik

Melakukan berbagai kegiatan fisik yang menyenangkan seperti jogging, jalan kaki,

naik sepeda, bermain tenis, golf, dll. Latihan ini dapat meningkatkan kesehatan seperti

kesehatan jantung, melancarkan peredaran darah atau kesehatan fisik secara umum,

yang tentu saja akan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi berbagai tantangan.

LAPORAN PPS 12
c. Relaksasi

Sebuah kegiatan menenangkan pikiran untuk mencapai suatu situasi di mana

semua komponen tubuh istirahat dan relaks, yang dapat digunakan dalam beberapa

menit, kurang lebih 20 menit setiap hari, yang dilakukan dengan cara :

1. Duduk santai dengan mata tertutup di sebuah tempat yang sepi.

2. Secara perlahan-lahan menyebutkan kata-kata atau kalimat yang mendamaikan

pikiran dan perasaan anda secara berulang-ulang.

3. Menarik napas secara santai melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut.

4. Menghindari pikiran-pikiran yang mengganggu, dengan sikap mental menerima.

d. Terbuka pada orang lain

Mendiskusikan secara terbuka dengan orang lain yang dekat dengan anda

masalah-masalah, ketakutan yang dihadapi, dan lain-lain.

e. Perencanaan Diri

Rencanakan hari-hari anda secara fleksibel. Tidak melakukan dua hal dalam

waktu yang bersamaan, bersikap tenang tidak terburu-buru, dan berfikir sebelum

bereaksi.hidup berlandaskan hari, bukan menit per menit.

Cara lain untuk mengurangi stres adalah dengan merancang kembali pekerjaan-

pekerjaan sehingga karyawan mempunyai pilihan keputusan lebih banyak dan wewenang

untuk melaksanakan tanggung jawab mereka. Desain pekerjaan juga dapat mengurangi

kelebihan beban kerja, tekanan waktu dan peranan. Selanjutnya komunikasi dapat

diperbaiki untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja, dan partisifasi dapat

ditingkatkan.

LAPORAN PPS 13
Departemen personalia hendaknya juga membantu para karyawan untuk

memperbaiki kemampuan mereka dalam menghadapi stres. Komunikasi yang lebih baik

bisa memperbaiki pemahaman karyawan terhadap situasi-situasi stres, dan program-

program latihan dapat diselenggarakan untuk mengembangkan keterampilan dan sikap

dalam menangani stres. Bagaimanapun juga, pelayanan konseling mungkin merupakan

cara efektif untuk membantu para karyawan dalam menghadapi stres.

C. Kajian Teori Tentang Produktivitas Kerja

1. Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas berasal dari kata “produktiv” artinya sesuatu yang mengandung

potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan sesuatu proses kegitan

yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi/objek. Filosofi

produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap manusia

(individu atau kelompok) untuk selalu meningkatkan mutu kehidupannya dan

penghidupannya.

Secara umum produktivitas diartikan atau dirumuskan sebagai perbandingan antara

keluaran (output) dengan pemasukan (input), sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistiani

dan Rosidah (2003:126) mengemukakan bahwa produktivitas adalah “Menyangkut

masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses

produksi, dalam hal ini adalah efisiensi dan efektivitas”.

Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan (2003:126) produktivitas adalah :

“Perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini

hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi (waktu,bahan,tenaga) dan sistem

kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya”.

LAPORAN PPS 14
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu

dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya

dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap

mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk

meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat

produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (out

put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak

hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.

Kedua pengerian produktivitas tersebut mengandung cara atau metode pengukuran

tertentu yang secara praktek sukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu dikarenakan,

pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat kompleks, sedangkan

yang kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya bermacam-macam dan dalam

proporsi yang berbeda-beda.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain:

a. Kesediaan bekerja, meliputi :

1) Gaji yang cukup.

2) Perusahaan yang layak.

3) Kebutuhan perawatan kesehatan.

4) Nama baik dalam pandangan orang lain.

5) Rasa diterima dan tergabung dalam suatu kelompok.

LAPORAN PPS 15
b. Keadaan jasmani pekerja

Maksudnya adalah keadaan jasmani pekerja terutama pada tingkat kesehatan, tingkat

gizi yang diperoleh dari susunan makanan sehari hari yang dimakan pekerja,

sedangkan tingkat kesehatan tergantung pada usaha pemeliharaan kesehatan jasmani

pekerja.

c. Keterampilan pekerja

Yang mempengaruhi keterampilan pekerja terutama tergantung pada :

1) Pendidikan.

2) Latihan.

3) Pengetahuan.

4) Pengalaman pekerja.

d. Keadaan organisasi dimana kerja dilakukan

Keadaan organisasi dimana kerja itu dilakukan karena mempengaruhi efisiensi kerja.

Misalnya :

1) Pembagian kerja yang tidak tepat.

2) Hubungan kerja yang tidak baik.

3) Pimpinan yang sering tidak ditempat.

4) Pengolahan material yang tidak baik.

e. Kondisi tempat kerja

Faktor-faktor yang mempengarui kondisi tempat kerja adalah :

1) kebersihan.

2) penerangan.

3) ventilasi udara.

LAPORAN PPS 16
4) warna (dinding, lantai, penerangan lampu, perabot, alat perlengkapan.)

5) kegaduhan suara tempat kerja.

6) tata ruang (lay out).

7) keamanan (mesin, alat perlengkapan).

3. Pengukuran Produktivitas Kerja

Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu dilakukan

sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut

sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas,

dengan menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun).

Pengukuran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang diartikan sebagai jumlah kerja yang

dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut pelaksanakan standar

(Muchdarsyah Sinungan , 2005: 262 dalam jurnal GD. Wayan Darmadi).

Menurut Henry Simamora (2004: 612) faktor-faktor yang digunakan dalam

pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan

waktu:

a. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam

jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan oleh perusahan.

b. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari

suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu

kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan

perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

c. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu

yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

LAPORAN PPS 17
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur

dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai

menjadi output.

Mengukur produktivitas kerja menurut dimensi organisasi menurut Alan Thomas

(dalam Kusnendi, 2003: 8.5) yang secara matematis hubungannya diformulasikan sebagai

berikut:

Oi = g (I1, I2……In)

Dimana Oi adalah output, sedangkan adalah sejumlah input yang dipergunakan

dalam mencapai output tertentu. Dengan kata lain formula diatas dapat diperjelas kepada

formula yang lebih dipahami, yakni sebagai berikut:

P = O/I

Dimana:

P = Produktivitas;

O = Output;

I = Input.

Dalam Muchdarsyah Sinungan (2003: 23) secara umum pengukuran produktivitas

berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda.

a. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara

historis yang tidak menunjukan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan namun

hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.

b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan

lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukan pencapaian relatif.

LAPORAN PPS 18
c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang terbaik sebagai

memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.

Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlulah mempertimbangkan

tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran produktivitas. Paling sedikit ada

dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas

parsial.

Total Produktivitas = hasil total/masukan total

Produktivitas Parsial = hasil parsial/masukan total

Pengukuran produktivitas kerja ini mempunyai peranan penting untuk mengetahui

produktivitas kerja dari para karyawan sehingga dapat diketahui sejauh mana

produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan. Selain itu pengukuran produktivitas juga

dapat digunakan sebagai pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas

kerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.

4. Manfaat dari Penilaian Produktivitas Kerja

Menurut Muchdarsyah Sinungan (2005: 126) manfaat dari pengukuran

produktivitas kerja adalah sebagai beikut:

a. Umpan balik pelaksanaan kerja untuk memperbaiki produktivitas kerja karyawan.

b. Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk penyelesaian misalnya: pemberian

bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

c. Untuk keputusan-keputusan penetapan, misalnya: promosi, transfer dan demosi.

d. Untuk kebutuhan latihan dan pengembangan.

e. Untuk perencanaan dan pengembangan karier.

f. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan proses staffing.

LAPORAN PPS 19
g. Untuk mengetahui ketidak akuratan informal.

h. Untuk memberikan kesempatan kerja yang adil.

LAPORAN PPS 20
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan dan Pengaruh antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa

dampak dari stress pada pekerja di PPS Kota Kendari yaitu pada saat terjadi kekacauan,

hambatan, mengganggu kenormalan aktivitas kerja, menurunnya tingkat produktivitas,

menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan semua dampak stress akan menjurus pada penurunan

performance, efisiensi dan produktivitas kerja yang bersangkutan. Stress yang di alami oleh tenga

kerja dapat berkembang kearah yang positif bagi tenaga kerja. Adanya dorongan yang tinggi

untuk berprestasi membuat makin tinggi tingkat stressnya dan makin tinggi juga produktivitas dan

efisiensinya. Tetapi stress juga dapat berkembang kearah yang negative. Stress yang dihadapi

oleh tenaga kerja berhubungan dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja

dan kecenderungan mengalami kecelakaan.

Stress yang dialami oleh tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti factor fisik

yang meliputi tuntutan pekerjaan yang terlalu berat atau terlalu rendah dan juga factor mental

yang meliputi, tanggung jawab dari suatu pekerjaan terhadap pimpinan, permasalahan pribadi dan

sebagainya.

LAPORAN PPS 21
Faktor-fator yang berhubungan atau berpengaruh antara stress kerja terhadap produtivitas kerja

pada pekerja Pengemasan Ikan adalah:

a. Beban kerja

Berdasarkan hasil observasi kami masih ada karyawan PPS yang mengeluh bahwa beban

kerja mereka tidak sesuai dengan kondisi fisik mereka. Selain itu adanya jumlah tambahan

waktu kerja dimana pada saat terjadi pemasukan ikan yang banyak dengan jumlah pekerja

sedikit. Dalam hal ini pekerja secara tidak langsung mengalami stress sehingga dapat

menurunkan produtivitas kerja karyawan.

b. Motivasi kerja

Motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seseorang,yang dapat di

kembangkan sendiri atau di kembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya

berkisar sekitar imbalan moneter dan non moneter.Dari pengertian tersebut dapat

disimpulkan motivasi kerja sangat berhubungan dengan produktivitas kerja . Pada pekerja

PPS khususnya di bidang pengemasan ikan yang menjadi motivasi kerja pada karyawan

adalah ketika mereka mendapatkan penambahan gaji.

c. Iklim kerja

Iklim kerja merupakan keadaan lingkungan kerja yang di ukur dari perpaduan antar shu

udara (suhu basah dengan suhu kering), kelembaban udara, kecepatan aliran udara, dan suhu

radiasi. Iklim kerja sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Hal ini dapat kita lihat pada

pekerja pengemasan ikan dimana dari hasil wawancara yang kami lakukan pada saat

observasi lapangan adalah mereka mengatakan bahwa iklim kerja tidak mempengaruhi

kurangnya jumlah pekerja.

LAPORAN PPS 22
d. Kondisi lingkungan kerja

Kondisi lingkungan kerja dapat di artikan sebagai serangkaian kondisi dari suatu

perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja di dalam

lingkungan tersebut. Yang di maksud disini adalah kondisi kerja yang baik yaitu nyaman

dan mendukung pekerja untuk dapat menjalankan aktifitasnya dengan baik.Dari hasil

pengamatan, kondisi lingkungan di PPS khususnya pada pengemasan ikan, masih kurang

baik dimana kami melihat bahwa hasil-hasil dari proses pengemasan ikan, airnya masih ada

yang menggenangi lantai sehingga menimbulkan bau yang kurang nyaman bagi para

pekerja.

e. Shift kerja

Shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja sebagai pengganti atau tambahan kerja siang

hari sebagaimana yang biasa di lakukan.Berdasarkan hasil wawancara yang kami dapatkan

pada saat kunjungan dilapangan oleh pengawas kerja pengemasan ikan mengatakan bahwa

shift kerja berlangsung apabila terjadi penambahan ikan yang berlebihan.

Masalah atau gangguan kesehatan yang sering dialami oleh para pekerja pada karyawan

pengemasan ikan di PPS:

Berdasarkan hasil wawancara yang di peroleh pada pekerja pengemasan ikan terhadap gangguan

kesehatan antara lain adalah sakit pada pinggang dimana hampir semua para pekerja

merasakannya, serta di selingi dengan rasa gatal dan juga sakit tangan karena terluka akibat

terkena sirip ikan. Hal ini di akibatkan karena pekerja tidak menggunakan APD seperti sarung

tangan.

LAPORAN PPS 23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kunjungan lapangan di PPS mengenai

pengemasan ikan maka dapat di simpulkan bahwa ada hubungan dan pengaruh stress kerja

terhadap produtivitas kerja pada karyawan PPS khususnya pada pengemasan ikan. Adapun

factor-fator yang mempengaruhi produtifitas kerja adalah beban kerja, motivasi kerja, kondisi

lingkungan kerja, iklim kerja.

B. Saran

Disarankan kepada pekerja pengemasan ikan sebaiknya menggunakan sarung tangan

yang terbuat dari bahan kedap air contohnya yang terbuat dari karet saat melakukan proses

kerja pengemasan ikan untuk mengurangi dan menghindari kontak langsung dnegan air dan es

pada tahap kerja pembersihan dan pemilihan ikan sebaiknya menggunakan meja kerja yang

mempunyai lubang kecil agar air dapat langsung mengalir ke bawah sehingga mengurangi

kontak dengan pekerja dan pada tahap pengemasan ikan sebaiknya dilakukan dalam posisi

duduk dengan menggunakan kursi yang ukurannya disesuaikan dengan tinggi peti tempat

pengemasan ikan untuk menghindari posisi kerja membungkuk, peerja sebaiknya bekerja

dengan baik dan lebih hati-hati serta menggunakan APD saat bekerja untuk enghindari

terjadinya kecelakaan kerja.

LAPORAN PPS 24
DAFTAR PUSTAKA

 Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri. Surakarta : Harapan Press

 Hermita. 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Semen Tonasa

(Persero) Pangkep.Skripsi. 2011

 Munandar. 2008. Psikologi Indutri & Organisasi. PuJakarta : UI Press

LAPORAN PPS 25

Anda mungkin juga menyukai