1Tujuan
Mengetahui dan menganalisa
Mengetahui dan menganalisa
Mengetahui dan menganalisa
1.3Teori Dasar
1. Demode AM
Single - Side band modulation (SSB) merupakan perbaikan dari Amplitude
Modulation(AM) yang lebih efisien dalam penggunaan daya dan bandwidthnya. Jika pada
DSB menghasilkan sinyal output termodulasi yaitu LSB dan USB maka pada SSB hanya
diambil salah satunya saja Lower Sideband(LSB) atau Upper Sideband(USB).
Penggunaan sinyal SSB lebih efisien jika dibanding sinyal AM, dimana spektrum yang
dipancarkan hanya salah satu dari side band AM (USB atau LSB). Hal ini menyebabkan
pemakaian daya/ energi listrik pada radio SSB jauh lebih efisien.Sinyal SSB tidak dapat
dibangkitkan secara langsung, akan tetapi melalui pembangkitan sinyal AM terlebih dahulu.
Pada modulasi sisi ganda diperlukan lebar bidang dua kali lipat dari sinyal yang
diberikan, merugikan bila frekuensi dan jalur yang dipakai penuh. SSB memiliki keuntungan
dimana hanya memerlukan setengah lebar bidang sinyal AM biasa, tidak lebih dari sinyal
aslinya, sehingga menjadi sistem yang efisien.Dalam modulasi SSB, hanya satu dari kedua
sideband yang dipancarkan.Koefisien ini dikarenakan lebar bidang yang sempit, sehingga
jumlah saluran yang dapat dibuat lebih banyak.Sehingga jumlah daya pancar pada sistem
dapat dihemat.Hal inilah yang menyebabkan SSB cocok digunakan pada sistem mobile,
navigasi amplitudo, telemetri, dan milimeter.
2. AM DSB
AM Double Side Band-Full Carriermerupakan jenis modulasi sinyal dengan sisi ganda.
Jenis ini juga sering dikenal sebagai Full AM atau Standard AM. Bandwidth dari gelombang
yang termodulasi adalah dua kali bandwidth sinyal informasi.Persamaan AM DSB - FC
didapatkan dengan menambahkan sinyal pembawa Ec sinωct pada sinyal termodulasi AM
DSB – SC.
AM Double Side Band-Suppresed Carrier merupakan jenis modulasi sinyal dengan sisi
ganda.Dibuat dengan mengatur agar amplitudo sinyal carrier berubah secara proporsional
sesuai perubahan amplitudo pada sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Untuk
membangkitkan sinyal digunakan modulator setimbang. Di dalam rangkaian memungkinkan
terjadinya keseimbangan di dalam sinyal pemodulasi sehingga keluarannya tidak ada
carrier-nya. Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier dengan frekuensi dan
fasa tetap divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal informasi).
Tipe modulasi seperti ini disebut dengan modulasi suppresed carrier karena dalam
spektrum v(t) tidak ada identitas carrier yang tampak walaupun spektrum terpusat pada
frekuensi carrier wC.
Dengan proses modulasi, amplitudo sinyal carrier akan berubah sesuai dengan
amplitudo sinyal informasi, dengan frekuensi tetap. Dibuat dengan mengatur agar
amplitudo sinyal carrier berubah secara proporsional sesuai perubahan amplitudo pada
sinyal pemodulasi (sinyal informasi).
Modulasi ini dikembangkan karena DSB-SC membutuhkan Bandwith yang besar (2
kali bandwith sinyal informasi) . Ternyata USB atau LSB mengandung informasi yang
lengkap, sehingga dirasa cukup mentransmisikan salah satu side band saja.
GAMBAR GELOMBANG
NO
Sebelum LPF Sesudah LPF
PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sebelum LPF
CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣) CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣)
CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆) CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)
1A Frekuensi (CH1) = 2.016 kHz Frekuensi (CH1) = 3.817 kHz
Frekuensi (CH2) = 31.58 kHz Frekuensi (CH2) = 3.937 kHz
PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sesudah LPF
CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣) CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣)
CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆) CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)
Frekuensi (CH1) = 2.016 kHz Frekuensi (CH1) = 2.028 kHz
1B Frekuensi (CH2) = 32.10 kHz Frekuensi (CH2) = 2.028 kHz
PERHITUNGAN GELOMBANG
Sebelum LPF Sesudah LPF
CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣) CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣)
CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆) CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝑚𝑆)
Frekuensi (CH1) = 2.028 kHz Frekuensi (CH1) = 2.028 kHz
1C Frekuensi (CH2) = 2.028 kHz Frekuensi (CH2) = 2.028 kHz
PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sesudah LPF
CH1 (𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑣)
CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑣)
CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 50.0 𝑚𝑉)
CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)
CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)
Frekuensi (CH1) = 5.040 kHz
Frekuensi (CH1) = 5.040 kHz
Frekuensi (CH2) = 30.24 kHz
Frekuensi (CH2) = 5.000 kHz
CH1-Sinyal Informasi (Vpp)
1D CH1-Sinyal Informasi (Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1.00 𝑣 × 2.2 𝐷𝑖𝑣
= 1.00 𝑣 × 2.6 𝐷𝑖𝑣
= 2.2 V
= 2.6 V
CH2-Sinyal demodulasi AM (Vpp)
CH2-Sinyal demodulasi AM (Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1.00 𝑣 × 2 𝐷𝑖𝑣
= 50.0 𝑚𝑉 × 1.8 𝐷𝑖𝑣
=2V
= 90.0 mV
Tabel 1.2 Modulasi DSB
Fm
No. Vm (V) Gelombang Perhitungan
(kHz)
CH1 dan CH2
(𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑉)
CH1 dan CH2
(𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
Frekuensi (CH1)
= 1.012 kHz
CH2-Sinyal modulasi AM
(Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1 𝑉 × 2.2 𝐷𝑖𝑣
= 2.2 V
CH2-Sinyal modulasi AM
(Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1 𝑉 × 2.6 𝐷𝑖𝑣
= 2.6 V
CH1 dan CH2
(𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑉)
CH1 dan CH2
(𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
Frekuensi (CH1)
= 2.023 kHz
Frekuensi (CH2)
= 10.46 kHz
CH2-Sinyal modulasi AM
(Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1 𝑉 × 3 𝐷𝑖𝑣
= 3V
CH1 dan CH2
(𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑉)
CH1 dan CH2
(𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
Frekuensi (CH1)
= 3.056 kHz
Frekuensi (CH2)
= 833.3 kHz
CH2-Sinyal modulasi AM
(Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1 𝑉 × 2.6 𝐷𝑖𝑣
= 2.6 V
CH1 dan CH2
(𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑉)
CH1 dan CH2
(𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
Frekuensi (CH1)
= 3.079 kHz
Frekuensi (CH2)
= 16.29 kHz
CH2-Sinyal modulasi AM
(Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1 𝑉 × 2.8 𝐷𝑖𝑣
= 2.8 V
GAMBAR GELOMBANG
NO
Sebelum LPF Sesudah LPF
3A
PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sebelum LPF
⁄
CH1 dan CH2 (𝑣 𝑑 = 500 𝑚𝑉) ⁄
CH1 dan CH2 (𝑣 𝑑 = 500 𝑚𝑉)
CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆) CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
Frekuensi (CH1) = 1.001 kHz Frekuensi (CH1) = 1.005 kHz
Frekuensi (CH2) = 33.90 kHz Frekuensi (CH2) = 1.006 kHz
GAMBAR GELOMBANG
Sebelum LPF Sesudah LPF
3B
PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sesudah LPF
CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉) CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉)
CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆) CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
Frekuensi (CH1) = 1.504 kHz Frekuensi (CH1) = 1.513 kHz
Frekuensi (CH2) = 2.283 kHz Frekuensi (CH2) = 1.506 kHz
GAMBAR GELOMBANG
Sebelum LPF Sesudah LPF
PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sesudah LPF
3c
CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉) CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉)
CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆) CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
Frekuensi (CH1) = 2.062 kHz Frekuensi (CH1) = 2.062 kHz
Frekuensi (CH2) = 23.26 kHz Frekuensi (CH2) = 2.070 kHz
3d PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sesudah LPF
CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉)
CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉) CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆) Frekuensi (CH1) = 3. 012 kHz
Frekuensi (CH1) = 3.021 kHz Frekuensi (CH2) = 3. 012 kHz
Frekuensi (CH2) = 31.75 kHz
PERHITUNGAN
3e Sebelum LPF Sesudah LPF
⁄
CH1 dan CH2 (𝑣 𝑑 = 500 𝑚𝑉) ⁄
CH1 dan CH2 (𝑣 𝑑 = 500 𝑚𝑉)
CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆) CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
Frekuensi (CH1) = 3. 091kHz Frekuensi (CH1) = 3. 058kHz
Frekuensi (CH2) = 3.551 kHz Frekuensi (CH2) = 3.058 kHz
Pada hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa saat memasukkan
nilai Vm dan Fm sesuai dengan yang dibutuhkan maka, akan mengeluarkan gelombang
output dengan tiga cara yaitu demodulasi AM, modulasi DSB dan demodulasi DSB. Dalam
setiap gelombang output tersebut terdapat dua kondisi. Pada kondisi pertama yaitu kondisi
dimana sebelum terjadi LPF dan kondisi kedua yaitu sesudah terjadi LPF. Dimana, dua
kondisi tersebut menggunakan gelombang sinus. Dan gelombang sinus tersebut memiliki
amplitudo sinyal keluaran yang berbeda – beda tergantung dengan nilai Vm dan Fm yang
dimasukkan.
Perbedaan modulasi DSB dengan demodulasi AM dan DSB adalah bentuk sinyalnya
hampir sama saja namun, pada sinyal demosulasi AM dan DSB sinyal masuknya sedikit
bergeser dari sinyal informasi. Dan pada sinyal demosulasi AM dan DSB bentuk sinyalnya
tidak sesempurna sinyal informasi karena terdapat sedikit noise pada demodulasi AM dan
DSB.
Dari hasil demodulasi (AM dan DSB ) dan modulasi DSB, sinyal yang paling mendekati
sinyal informasi adalah modulasi DSB. Karena modulasi DSB gelombang pembawanya tidak
ditransmisikan. Modulasi DSB juga memiliki nilai amplitude dan frekuensi yang konstan
sehingga tidak memberikan informasi apapun. Dengan demikian, sebagian besar daya dapat
di optimalkan untuk mentransmisikan sinyal informasi karena sebenarnya seluruh informasi
dibawa oleh kedua sisi pita.
1.8 Kesimpulan
Dari analisa di atas dapat di simpulkan bahwa nilai amplitude dengan nilai frekuensi
yang berbanding lurus dengan besar gelombang yang dihasilkan. Baik pada demodulasi AM,
modulasi DSB dan demodulasi DSB. Pada Demodulasi AM ketika tegangan dinaikkan dengan
nilai frekuensi yang tetap maka gelombang juga akan bertambah besar nilai amplitudonya.
Begitu juga dengan modulasi DSB dan demodulasi DSB jika nilai amplitudonya dinaikkan
dengan nilai frekuensi yang tetap akan diperoleh hasil output gelombang yang juga akan
bertambah besar.
LAPORAN PRAKTIKUM
Dosen Pembimbing :
Ir. Waluyo, MT
Disusun Oleh :
Kelompok 3
2018