Anda di halaman 1dari 15

1.

1Tujuan
Mengetahui dan menganalisa
Mengetahui dan menganalisa
Mengetahui dan menganalisa

1.2Alat dan Bahan

Kabel BNC to Banana 2 buah


Kabel Banan to Banana 6 buah
Jumper 12 buah
Osiloskop 1 buah
Power Supply 1 buah
Generator Fungsi 1 buah
Modul AM transmitter 1 buah
Modul AM receiver 1 buah

1.3Teori Dasar

1. Demode AM
Single - Side band modulation (SSB) merupakan perbaikan dari Amplitude
Modulation(AM) yang lebih efisien dalam penggunaan daya dan bandwidthnya. Jika pada
DSB menghasilkan sinyal output termodulasi yaitu LSB dan USB maka pada SSB hanya
diambil salah satunya saja Lower Sideband(LSB) atau Upper Sideband(USB).
Penggunaan sinyal SSB lebih efisien jika dibanding sinyal AM, dimana spektrum yang
dipancarkan hanya salah satu dari side band AM (USB atau LSB). Hal ini menyebabkan
pemakaian daya/ energi listrik pada radio SSB jauh lebih efisien.Sinyal SSB tidak dapat
dibangkitkan secara langsung, akan tetapi melalui pembangkitan sinyal AM terlebih dahulu.
Pada modulasi sisi ganda diperlukan lebar bidang dua kali lipat dari sinyal yang
diberikan, merugikan bila frekuensi dan jalur yang dipakai penuh. SSB memiliki keuntungan
dimana hanya memerlukan setengah lebar bidang sinyal AM biasa, tidak lebih dari sinyal
aslinya, sehingga menjadi sistem yang efisien.Dalam modulasi SSB, hanya satu dari kedua
sideband yang dipancarkan.Koefisien ini dikarenakan lebar bidang yang sempit, sehingga
jumlah saluran yang dapat dibuat lebih banyak.Sehingga jumlah daya pancar pada sistem
dapat dihemat.Hal inilah yang menyebabkan SSB cocok digunakan pada sistem mobile,
navigasi amplitudo, telemetri, dan milimeter.

2. AM DSB
AM Double Side Band-Full Carriermerupakan jenis modulasi sinyal dengan sisi ganda.
Jenis ini juga sering dikenal sebagai Full AM atau Standard AM. Bandwidth dari gelombang
yang termodulasi adalah dua kali bandwidth sinyal informasi.Persamaan AM DSB - FC
didapatkan dengan menambahkan sinyal pembawa Ec sinωct pada sinyal termodulasi AM
DSB – SC.
AM Double Side Band-Suppresed Carrier merupakan jenis modulasi sinyal dengan sisi
ganda.Dibuat dengan mengatur agar amplitudo sinyal carrier berubah secara proporsional
sesuai perubahan amplitudo pada sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Untuk
membangkitkan sinyal digunakan modulator setimbang. Di dalam rangkaian memungkinkan
terjadinya keseimbangan di dalam sinyal pemodulasi sehingga keluarannya tidak ada
carrier-nya. Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier dengan frekuensi dan
fasa tetap divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal informasi).
Tipe modulasi seperti ini disebut dengan modulasi suppresed carrier karena dalam
spektrum v(t) tidak ada identitas carrier yang tampak walaupun spektrum terpusat pada
frekuensi carrier wC.
Dengan proses modulasi, amplitudo sinyal carrier akan berubah sesuai dengan
amplitudo sinyal informasi, dengan frekuensi tetap. Dibuat dengan mengatur agar
amplitudo sinyal carrier berubah secara proporsional sesuai perubahan amplitudo pada
sinyal pemodulasi (sinyal informasi).
Modulasi ini dikembangkan karena DSB-SC membutuhkan Bandwith yang besar (2
kali bandwith sinyal informasi) . Ternyata USB atau LSB mengandung informasi yang
lengkap, sehingga dirasa cukup mentransmisikan salah satu side band saja.

1.4 Gambar Rangkaian

1.5 Langkah Percobaan


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Hubungkan sinyal carrier sinus ke modulator transmitter.
3. Hubungkan modul transmitter dan modul receiver sesuai gambar rangkaian.
4. Hubungkan input dari filter modul transmitter dan output dari generator fungsi
dengan menggunakan kabel banana to banana.
5. Hubungkan +15 V, 0 V dan -15 V pada power supply, modul generator fungsi, modul
transmitter dan modul receiver dengan menggunakan jumper.
6. Atur Switch ke DSB.
7. Nyalakan powes supply.
8. Sambungkan CH1 pada osiloskop ke sinyal carrier dari transmitter.
9. Simpan hasil keluaran gambar pada CH1.
10. Atur generator fungsi Vm dan fm seusai dengan table.
11. Sambungkan CH1 pada osiloskop ke input dari filter modul transmitter.
12. Sambung CH2 pada osiloskop ke filter sesudah dimodulasi.
13. Simpan hasil keluaran gambar pada CH1 dan CH2.
14. Pindah CH2 osiloskop ke demodulasi pada receiver.
15. Simpan hasil keluaran gambar pada osiloskop.
16. Pindahkan CH2 osiloskop sesudah filter pada receiver.
17. Simpan hasil keluaran gambar pada osiloskop.
18. Ulangi langkah 10-17 dengan nilai Vm dan Fm yang susai dengan table.
19. Analisa dan buat kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan.
1.6 Hasil Percobaan
Tabel 1.1 DEMODULASI AM

GAMBAR GELOMBANG
NO
Sebelum LPF Sesudah LPF

PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sebelum LPF
 CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣)  CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣)
 CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)  CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)
1A  Frekuensi (CH1) = 2.016 kHz  Frekuensi (CH1) = 3.817 kHz
 Frekuensi (CH2) = 31.58 kHz  Frekuensi (CH2) = 3.937 kHz

 CH1-Sinyal Informasi (Vpp)  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 2.00𝑣 × 0.9𝐷𝑖𝑣 = 2.00𝑣 × 1 𝐷𝑖𝑣
= 1.8 V =2V

 CH2-Sinyal demodulasi AM (Vpp)  CH2-Sinyal demodulasi AM (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 2.00𝑣 × 0.9𝐷𝑖𝑣 = 2.00𝑣 × 0.7 𝐷𝑖𝑣
= 1.8 V = 1.4 Vpp
GAMBAR GELOMBANG
Sebelum LPF Sesudah LPF
==

PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sesudah LPF
 CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣)  CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣)
 CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)  CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1) = 2.016 kHz  Frekuensi (CH1) = 2.028 kHz
1B  Frekuensi (CH2) = 32.10 kHz  Frekuensi (CH2) = 2.028 kHz

 CH1-Sinyal Informasi (Vpp)  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 2.00 𝑣 × 1.1 𝐷𝑖𝑣 = 2.00 𝑣 × 1 𝐷𝑖𝑣
= 2.2 V =2V

 CH2-Sinyal demodulasi AM (Vpp)  CH2-Sinyal demodulasi AM (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 2.00 𝑣 × 1.4 𝐷𝑖𝑣 = 2.00 𝑣 × 0.8 𝐷𝑖𝑣
= 2.8 V = 1.6 V
GAMBAR GELOMBANG
Sebelum LPF Sesudah LPF

PERHITUNGAN GELOMBANG
Sebelum LPF Sesudah LPF
 CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣)  CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 2.00 𝑣)
 CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)  CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝑚𝑆)
 Frekuensi (CH1) = 2.028 kHz  Frekuensi (CH1) = 2.028 kHz
1C  Frekuensi (CH2) = 2.028 kHz  Frekuensi (CH2) = 2.028 kHz

 CH1-Sinyal Informasi (Vpp)  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 2.00 𝑣 × 1.3 𝐷𝑖𝑣 = 2.00 𝑣 × 1.3 𝐷𝑖𝑣
= 2.6 V = 2.6 V

 CH2-Sinyal demodulasi AM (Vpp)  CH2-Sinyal demodulasi AM (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 2.00 𝑣 × 1.6 𝐷𝑖𝑣 = 2.00 𝑣 × 1.6 𝐷𝑖𝑣
= 13.2 V = 13.2 V
GAMBAR GELOMBANG
SebelumLPF Sesudah LPF

PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sesudah LPF
 CH1 (𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑣)
 CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑣)
 CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 50.0 𝑚𝑉)
 CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)
 CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 100 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1) = 5.040 kHz
 Frekuensi (CH1) = 5.040 kHz
 Frekuensi (CH2) = 30.24 kHz
 Frekuensi (CH2) = 5.000 kHz
 CH1-Sinyal Informasi (Vpp)
1D  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1.00 𝑣 × 2.2 𝐷𝑖𝑣
= 1.00 𝑣 × 2.6 𝐷𝑖𝑣
= 2.2 V
= 2.6 V
 CH2-Sinyal demodulasi AM (Vpp)
 CH2-Sinyal demodulasi AM (Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1.00 𝑣 × 2 𝐷𝑖𝑣
= 50.0 𝑚𝑉 × 1.8 𝐷𝑖𝑣
=2V
= 90.0 mV
Tabel 1.2 Modulasi DSB

Fm
No. Vm (V) Gelombang Perhitungan
(kHz)
 CH1 dan CH2
(𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑉)
 CH1 dan CH2
(𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1)
= 1.012 kHz

 CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


2A = 𝑣/𝑑 x Div
= 1.00 𝑉 × 1.6 𝐷𝑖𝑣
= 1.6 V

 CH2-Sinyal modulasi AM
(Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1 𝑉 × 2.2 𝐷𝑖𝑣
= 2.2 V

 CH1 dan CH2


(𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑉)
 CH1 dan CH2
(𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1)
= 1.519 kHz
 Frekuensi (CH2)
= 1.667 kHz

2B  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div
= 1.00 𝑉 × 2 𝐷𝑖𝑣
=2V

 CH2-Sinyal modulasi AM
(Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1 𝑉 × 2.6 𝐷𝑖𝑣
= 2.6 V
 CH1 dan CH2
(𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑉)
 CH1 dan CH2
(𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1)
= 2.023 kHz
 Frekuensi (CH2)
= 10.46 kHz

2C  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div
= 1.00 𝑉 × 2.4 𝐷𝑖𝑣
= 2.4 V

 CH2-Sinyal modulasi AM
(Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1 𝑉 × 3 𝐷𝑖𝑣
= 3V
 CH1 dan CH2
(𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑉)
 CH1 dan CH2
(𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1)
= 3.056 kHz
 Frekuensi (CH2)
= 833.3 kHz

2D  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div
= 1.00 𝑉 × 2.6 𝐷𝑖𝑣
= 2.6 V

 CH2-Sinyal modulasi AM
(Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1 𝑉 × 2.6 𝐷𝑖𝑣
= 2.6 V
 CH1 dan CH2
(𝑣 ⁄𝑑 = 1.00 𝑉)
 CH1 dan CH2
(𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1)
= 3.079 kHz
 Frekuensi (CH2)
= 16.29 kHz

2e.  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div
= 1.00 𝑉 × 2.6 𝐷𝑖𝑣
= 2.6 V

 CH2-Sinyal modulasi AM
(Vpp)
= 𝑣/𝑑 x Div
= 1 𝑉 × 2.8 𝐷𝑖𝑣
= 2.8 V

Tabel 1.3 DEMODULASI DSB

GAMBAR GELOMBANG
NO
Sebelum LPF Sesudah LPF

3A
PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sebelum LPF
 ⁄
CH1 dan CH2 (𝑣 𝑑 = 500 𝑚𝑉)  ⁄
CH1 dan CH2 (𝑣 𝑑 = 500 𝑚𝑉)
 CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)  CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1) = 1.001 kHz  Frekuensi (CH1) = 1.005 kHz
 Frekuensi (CH2) = 33.90 kHz  Frekuensi (CH2) = 1.006 kHz

 CH1-Sinyal Informasi (Vpp)  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 500 𝑚𝑉 × 3.2 𝐷𝑖𝑣 = 500 𝑚𝑉 × 3 𝐷𝑖𝑣
= 1.6 V = 1.5 V

 CH2-Sinyal demodulasi DSB (Vpp)  CH2-Sinyal demodulasi DSB (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 500 𝑚𝑉 × 4.6 𝐷𝑖𝑣 = 500 𝑚𝑉 × 1.8 𝐷𝑖𝑣
= 2.3 V = 900 mV

GAMBAR GELOMBANG
Sebelum LPF Sesudah LPF

3B

PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sesudah LPF
CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉)  CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉)
 CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)  CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1) = 1.504 kHz  Frekuensi (CH1) = 1.513 kHz
 Frekuensi (CH2) = 2.283 kHz  Frekuensi (CH2) = 1.506 kHz

 CH1-Sinyal Informasi (Vpp)  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 500 𝑚𝑉 × 4.2 𝐷𝑖𝑣 = 500 𝑚𝑉 × 4 𝐷𝑖𝑣
= 2.10 V = 2.00 V

 CH2-Sinyal demodulasi DSB (Vpp)  CH2-Sinyal demodulasi DSB (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 500 𝑚𝑉 × 5.6 𝐷𝑖𝑣 = 500 𝑚𝑉 × 2.8 𝐷𝑖𝑣
= 2.8 V = 1.4 V

GAMBAR GELOMBANG
Sebelum LPF Sesudah LPF

PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sesudah LPF
3c
 CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉)  CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉)
 CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)  CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1) = 2.062 kHz  Frekuensi (CH1) = 2.062 kHz
 Frekuensi (CH2) = 23.26 kHz  Frekuensi (CH2) = 2.070 kHz

 CH1-Sinyal Informasi (Vpp)  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 500 𝑚𝑉 × 4.8 𝐷𝑖𝑣 = 500 𝑚𝑉 × 4.8 𝐷𝑖𝑣
= 2.40 V = 2.4 V

 CH2-Sinyal demodulasi DSB (Vpp)  CH2-Sinyal demodulasi DSB (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 500 𝑚𝑉 × 6.6 𝐷𝑖𝑣 = 500 𝑚𝑉 × 3.2 𝐷𝑖𝑣
= 3.3 V = 1.6 V
GAMBAR GELOMBANG
SebelumLPF Sesudah LPF

3d PERHITUNGAN
Sebelum LPF Sesudah LPF
 CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉)
 CH1 dan CH2 (𝑣 ⁄𝑑 = 500 𝑚𝑉)  CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
 CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)  Frekuensi (CH1) = 3. 012 kHz
 Frekuensi (CH1) = 3.021 kHz  Frekuensi (CH2) = 3. 012 kHz
 Frekuensi (CH2) = 31.75 kHz

 CH1-Sinyal Informasi (Vpp)  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 500 𝑚𝑉 × 5 𝐷𝑖𝑣 = 500 𝑚𝑉 × 5 𝐷𝑖𝑣
= 2.5 V = 2.5 V

 CH2-Sinyal demodulasi DSB (Vpp)  CH2-Sinyal demodulasi DSB (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 500 𝑚𝑉 × 5.8 𝐷𝑖𝑣 = 500 𝑚𝑉 × 2.5 𝐷𝑖𝑣
= 2.9 V = 1.2 V
GAMBAR GELOMBANG
SebelumLPF Sesudah LPF

PERHITUNGAN
3e Sebelum LPF Sesudah LPF
 ⁄
CH1 dan CH2 (𝑣 𝑑 = 500 𝑚𝑉)  ⁄
CH1 dan CH2 (𝑣 𝑑 = 500 𝑚𝑉)
 CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)  CH1 dan CH2 (𝑇⁄𝑑 = 250 𝜇𝑆)
 Frekuensi (CH1) = 3. 091kHz  Frekuensi (CH1) = 3. 058kHz
 Frekuensi (CH2) = 3.551 kHz  Frekuensi (CH2) = 3.058 kHz

 CH1-Sinyal Informasi (Vpp)  CH1-Sinyal Informasi (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 500 𝑚𝑉 × 5.2 𝐷𝑖𝑣 = 500 𝑚𝑉 × 5.2 𝐷𝑖𝑣
= 2.6 V = 2.6 V

 CH2-Sinyal demodulasi DSB (Vpp)  CH2-Sinyal demodulasi DSB (Vpp)


= 𝑣/𝑑 x Div = 𝑣/𝑑 x Div
= 500 𝑚𝑉 × 6 𝐷𝑖𝑣 = 500 𝑚𝑉 × 2.6 𝐷𝑖𝑣
= 3V = 1.3 V

1.7 Analisa Data

Pada hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa saat memasukkan
nilai Vm dan Fm sesuai dengan yang dibutuhkan maka, akan mengeluarkan gelombang
output dengan tiga cara yaitu demodulasi AM, modulasi DSB dan demodulasi DSB. Dalam
setiap gelombang output tersebut terdapat dua kondisi. Pada kondisi pertama yaitu kondisi
dimana sebelum terjadi LPF dan kondisi kedua yaitu sesudah terjadi LPF. Dimana, dua
kondisi tersebut menggunakan gelombang sinus. Dan gelombang sinus tersebut memiliki
amplitudo sinyal keluaran yang berbeda – beda tergantung dengan nilai Vm dan Fm yang
dimasukkan.
Perbedaan modulasi DSB dengan demodulasi AM dan DSB adalah bentuk sinyalnya
hampir sama saja namun, pada sinyal demosulasi AM dan DSB sinyal masuknya sedikit
bergeser dari sinyal informasi. Dan pada sinyal demosulasi AM dan DSB bentuk sinyalnya
tidak sesempurna sinyal informasi karena terdapat sedikit noise pada demodulasi AM dan
DSB.
Dari hasil demodulasi (AM dan DSB ) dan modulasi DSB, sinyal yang paling mendekati
sinyal informasi adalah modulasi DSB. Karena modulasi DSB gelombang pembawanya tidak
ditransmisikan. Modulasi DSB juga memiliki nilai amplitude dan frekuensi yang konstan
sehingga tidak memberikan informasi apapun. Dengan demikian, sebagian besar daya dapat
di optimalkan untuk mentransmisikan sinyal informasi karena sebenarnya seluruh informasi
dibawa oleh kedua sisi pita.

1.8 Kesimpulan

Dari analisa di atas dapat di simpulkan bahwa nilai amplitude dengan nilai frekuensi
yang berbanding lurus dengan besar gelombang yang dihasilkan. Baik pada demodulasi AM,
modulasi DSB dan demodulasi DSB. Pada Demodulasi AM ketika tegangan dinaikkan dengan
nilai frekuensi yang tetap maka gelombang juga akan bertambah besar nilai amplitudonya.
Begitu juga dengan modulasi DSB dan demodulasi DSB jika nilai amplitudonya dinaikkan
dengan nilai frekuensi yang tetap akan diperoleh hasil output gelombang yang juga akan
bertambah besar.
LAPORAN PRAKTIKUM

“DEMODULASI AM DAN DSB”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Telekomunikasi Analog

Dosen Pembimbing :

Ir. Waluyo, MT

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Aditya Sindung F (1741160063)

Amanda Prishella P (1741160113)

Andrasmara Arde P (1741160069)

M. Agin Syahansyah (1741160062)

Mia Desy Dennisa WD (1741160018)

Romy Syifa’ul Fu’ad (1741160079)

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2018

Anda mungkin juga menyukai