Anda di halaman 1dari 12

PENANGANAN MALARIA

No.Dokumen : /PKM-ST2/SOP/UKP/2017

No. Revisi :
Tanggal
SOP Terbit
: 03-01-2017

Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS H.Yusdie Shopiani,SKM


SUNGAI TABUK 2 NIP. 19680226 198902 1 003

1. Pengertian Penanganan malaria adalah langkah-langkah yang dilakukan petugas


dalam melakukan penatalaksanaan kasus malaria
Malaria adalah penyakit infeksi akut maupun kronis yang disebabkan
oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam,
menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam penatalaksaan kasus malaria
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sungai Tabuk 2 Nomor : …../
PKM-ST2/SK/ I / 2017.Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas
Sungai Tabuk 2
4. Referensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Depkes RI, 2007
5. Alat dan  Alat tulis
Bahan  Buku register
6. Prosedur a. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien
Pada anamnesa sangat penting diperhatikan :
1) Keluhan utama : demam, mengigil, berkeringat dan dapat disertai
sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
2) Riwayat berkunjung dan bermalam 1 – 4 minggu yang lalu ke
daerah endemik malaria.
3) Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
4) Riwayat sakit malaria.
5) Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
6) Riwayat mendapat transfusi darah.
7) Gejala klinis pada anak dapat tidak khas.

Untuk penderita tersangka malaria berat disertai :


1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat
2) Kelemahan umum
3) Kejang-kejang
4) Panas sangat tinggi
5) Mata atau tubuh kuning
6) Perdarahan hidung, gusi, atau saluran pencernaan
7) Nafas cepat dan atau sesak nafas
8) Muntah terus-menerus
9) Tidak dapat makan minum
10) Warna air seni seperti teh tua sampai kehitaman
11) Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada (anuria)
12) Telapak tangan sangat pucat
b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
sederhana
Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis
1) Pada periode demam
a) Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat
dapat sampai 40⁰C dan kulit kering
b) Pucat
c) Nadi cepat
d) Pernafasan cepat (takipnea)
2) Pada periode dingin dan berkeringat:
a) Kulit teraba dingin dan berkeringat
b) Nadi teraba cepat dan lemah
c) Kondisi tertentu ditemukan penurunan kesadaran
3) Kepala : konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada
malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
4) Toraks : terlihat pernafasan cepat
5) Abdomen : teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga asites
6) Ginjal : ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oliguria atau
anuria
7) Ekstremitas : akral dingin (tanda-tanda syok)

Pada tersangka malaria berat dapat ditemukan :


1) Temperatur aksila ≥ 40 ºC
2) Tekanan darah sistolik < 70 mmHg pada orang dewasa dan anak-
anak < 50 mgHg
3) Nadi cepat dan lemah/kecil
4) Frekuensi nafas > 35 kali per menit pada orang dewasa atau > 40
kali per menit pada balita. Anak di bawah 1 tahun > 50 kali per
menit.
5) Penurunan derajat kesadaran
6) Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, hematom)
7) Tanda dehidrasi (mata cekung, turgor, dan elastisitas kulit
berkurang, bibir kering, produksi air seni berkurang)
8) Tanda-tanda anemia berat (konjungtiva pucat, telapak tangan
pucat, lidah pucat)
9) Terlihat mata kuning (ikterik)
10) Adanya ronki pada kedua paru
11) Pembesaran limfa dan atau hepar
12) Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai anuria
13) Gejala neurologi (kaku kuduk, reflek patologik)
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan apusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit
plasmodium, atau
2) Menggunakan Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT)

c. Petugas menegakkan diagnosa klinis


Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa (Trias Malaria: panas,
menggigil, berkeringat), pemeriksaan fisik, dan ditemukannya parasit
plasmodium pada pemeriksaan mikroskopis apusan darah tebal / tipis.
Klasifikasi:
1) Malaria falsiparum, ditemukan Plasmodium falsiparum
2) Malaria vivaks ditemukan Plasmodium vivax
3) Malaria ovale ditemukan Plasmodium ovale
4) Malaria malariae ditemukan Plasmodium malariae
5) Malaria knowlesi ditemukan Plasmodium knowlesi
Diagnosa Banding:
1) Demam Dengue
2) Demam Tifoid
3) Leptospirosis
4) Infeksi virus akut lainnya

d. Petugas memberikan terapi


Penatalaksanaan:
Penanganan dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Malaria tanpa komplikasi
b. Malaria berat ( dengan komplikasi ).
Pendekatan terbaru penanganan malaria :
a. Berdasarkan diagnosis pasti
b. Terapi kombinasi
c. Pengobatan radikal

Dosis obat oral berdasarkan berat badan


 Dihydroartemisinin (DH) : 2-4 mg (2,2mg) / kg BB / hari
(1 tablet = 40 mg)
 Piperakuin phosphate (P): 16-32mg (18mg/kgBB/hari)
(1 tablet = 320 mg)
 Primakuin: 0.75 mg / kg BB / hari untuk hari I pada Pf,
0.25mg/kgBB/hari untuk hari 1-14 untuk Pv.
 Artesunate : 4 mg/kgBB/hari
 Amodiakuin basa : 10 mg/kgBB/hari
 Kina : 10 mg/kgBB/kali  3 x sehari
 Doksisiklin : 3.5 mg/kgBB/hari untuk usia ≥ 15 th, 2.2
mg/kgBB/hari untuk usia 8-14 th. dibagi 2 dosis
 Tetrasiklin : 4 mg/kgBB/kali  4 x sehari

Pengobatan Malaria Falsiparum

Pengobatan Malaria Falsiparum


Lini I
Dihydroartemisinin+ Piperaquin + Primakuin
Atau
Artesunate+ Amodiakuin + Primakuin

Lini II
Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin

Pengobatan dengan Dihydroartemisinin-Piperakuin (DH-P) untuk Pf

Jumlah tablet perhari menurut Berat adan


<5 6-10 11- 18- 31- 41- > 60
Har Jenis kg kg 17 kg 30 kg 40 kg 59 kg
i Obat kg
0 -1 2 -11 1 - 4 5 - 9 10 - > 15 > 15
bulan bulan tahun tahun 14 tahun tahun
tahun
1-3 DHP 1/4 1/2 1 1½ 2 3 4
Primakui
1 - - 3/4 1½ 2 2 3
n

Atau Pengobatan dengan Artesunate-Amodiakuin untuk Pv


Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan
<5 6-10 11- 18-30 31- 41- 50- > 60
kg 17 kg 40 49 59 kg
Jenis kg
Hari kg kg kg kg
Obat
0 -1 2-11 1 -4 5 -9 10- > 15 > 15 > 15
bula bula tahu tahu 14 tahu tahu tahu
n n n tahu n n n
n
n
Arte
1/4 1/2 1 1½ 2 3 4 4
sunat
1-3
Amodia
1/4 1/2 1 1½ 2 3 4 4
kuin
1 Primaku
- - 3/4 1½ 2 2 2 3
in

Pengobatan lini II
Pengobatan lini II malaria falsiparum diberikan jika pengobatan lini I
tidak efektif dimana ditemukan gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit
aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudensi).

Pengobatan lini II alternatif


Kombinasi Kina + Doksisiklin / Tetrasiklin + Primakuin ( bila gagal
pengobatan lini I )

Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan


<5 6-10 11- 18-30 31- 34- 41- 56- > 60
kg 17 kg 33 40 55 60 kg
kg
kg
Jenis kg kg kg kg
Hari
Obat
0 -1 2-11 1 -4 5 -9 10- 10- > 15 > 15 > 15
bula tahu tahu 14 14 tahu tahu tahu
bula
n n n n n n
n tahu tahu
n n
Sesu
3x1/ 3x1 3x1 3x2 3x2
1-7 Kina ai 3x1 3x2 3x3
2 ½ ½ ½ ½
BB
Prim
1 akui - 3/4 1½ 2 2 2 2 3 3
n

Jenis Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan


Hari
Obat
<5 kg 6- 20- 30- 45- > 60
19kg 29kg 44kg 59kg kg
1-8 >8 10-14 > 15
0 -1 > 15
bulan tahun tahun tahun tahun tahun
1-7 Doksis 2x25m 2x50m 2x75m 2x100
iklin - -
g g g mg

Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan


<5 6-10 11- 18-30 31- 41- 50- > 60
kg 17 kg 40 49 59 kg
Har Jenis kg
kg kg kg kg
i Obat
0 -1 2-11 1 -4 5 -9 10- > 15 > 15 > 15
bulan bula tahu tahu 14 tahu tahu tahu
n n tahu n n n
n
n
Tetra Sesu
4x12 4x12 4x25 4x25
1-7 siklin - - - ai
5 mg 5 mg 0mg 0mg
BB

Pengobatan Malaria Vivax & Ovale

Pengobatan Malaria Vivax & Ovale


Lini I
Dihydroartemisinin+ Piperaquin + Primakuin
Atau
Artesunate+ Amodiakuin + Primakuin

Lini II
Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin

Catatan : Primakuin selama 14 hari


Khusus untuk penderita defisiensi enzim G6PD yang dicurigai melalui
anamnesis adakeluhan atau riwayat warna urin coklat kehitaman setelah
minum obat (gol.sulfa, primakuin, kina, klorokuin dan lain-lain) maka
pengobatan diberikan secara mingguan selama 8-12 minggu dengan
dosis mingguan 0,75 mg/kgBB. Pengobatan malaria pada penderita
dengan defisiensi G6PD segera rujuk ke RS dan dikonsultasikan kepada
dokter ahli.

Pengobatan dengan Dihydroartemisinin-Piperakuin (DH-P) untuk Pv


Jumlah tablet perhari menurut Berat adan
<5 kg 6-10 11- 18-30 31-40 41-59 > 60
Jenis
Hari kg 17 kg kg kg kg kg
Obat
0 -1 2 -11 1-4 5-9 10 - > 15 > 15
bulan bulan tahun tahun 14 tahun tahun
tahun
1-3 DHP 1/4 1/2 1 1½ 2 3 4
Prima
1-14 - - 1/4 1/2 3/4 1 1
kuin

Atau Pengobatan dengan Artesunate-Amodiakuin untuk Pv

Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan


<5 6-10 11- 18-30 31- 41- 50- > 60
kg 17 kg 40 49 59 kg
Har Jenis kg
kg kg kg kg
i Obat
0 -1 2-11 1 -4 5 -9 10- > 15 > 15 > 15
bulan tahu tahu 14 tahu tahu tahu
bula
n n tahu n n n
n
n
Arte
1/4 1/2 1 1½ 2 3 4 4
sunat
1-3
Amo
diaku 1/4 1/2 1 1½ 2 3 4 4
in
1- Prim
14 a - - 1/4 3/4 1 1 1
1/2
kuin

Pengobatan Lini II / Resque Treatment ( jika lini I gagal) :


1. Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin
2. Dosis Kina, doksisiklin/tetrasiklin sama dengan untuk Pf,
namun Primakuin 14 hari dengan dosis 0.25 mg/kgBB/hari

Relaps pada Malaria vivax


Dugaan relaps pada malaria vivaks adalah apabila pemberian primakuin
dosis 0,25mg/kgBB/hari sudah diminum selama 14 hari dan penderita
sakit kembali dengan parasit positif dalam kurun waktu 3 minggu sampai
3 bulan setelah pengobatan.
Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan lagi regimen
ACT yang sama tetapi dosis primakuin ditingkatkan menjadi 0,5
mg/kgBB/hari.

Pengobatan Malaria Malariae

Pengobatan P.malariae cukup diberikan ACT (DHP atau Artesunate-


Amodiakuin) 1 kali per hari selama 3 hari, yang dosisnya sama dengan
pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin.

Pengobatan Infeksi campuran

Campuran Plasmodium Falciparum dengan P.vivaks / P.ovale 


pengobatan sama dengan P.vivaks / P.ovale

Campuran P.Falciparum dengan P.malariae  pengobatan sama


dengan P.Falciparum

KLASIFIKASI RESPON PENGOBATAN ( WHO 2003 )

Kegagalan Pengobatan Dini  Berkembangnya menjadi


( ETF = Early Treatment malaria berat pada hari H1, H2,
Failure) H3 disertai parasitemia.
 Parasitemia pada H3 dengan
temperatur aksiler>37.5C.
 Parasitemia H2 > H0.
 Parasitemia H3 >= 25% H0.
Kegagalan Pengobatan  Berkembangnya tanda bahaya
Kasep malaria berat setelah H3 dan
( LCF = Late Clinical [& parasitemia ( jenis parasit =
Parasitological] Failure ). H0)
 Parasitemia dan temp. aksiler
>37.5C pada H4 - H28

 Parasitemia H7, H14, H21, dan


( LPF = Late Parasitological H28 ( Parasit = H0)
Failure )
Respon Klinis & Tidak ada parasitemia sampai H28
Parasitologis Adekuat ( dengan abaikan temp. aksiler, tidak
ACPR = Adequate Clinical sesuai dengan kriteria ETF/
and Parasitological Response) LCF/LPF.

Malaria Dengan Komplikasi (Malaria Berat)

Malaria berat adalah ditemukannya plasmodium Falciparum stadium


aseksual dengan satu atau beberapa manifestasi klinis di bawah ini (WHO
2010):
a) Gangguan kesadaran ringan (GCS < 15).
b) Kelemahan otot (tidak bisa duduk / berjalan) tanpa kelainan
neurologic.
c) Tidak bisa makan dan minum.
d) Kejang berulang lebih dari dua episode dalam 24 jam setelah
pendinginan pada hipertermia.
e) Edema paru atau Acute Respiratory Distress Syndrome (termasuk
gambaran radiologi).
f) Gagal sirulasi atau syok, tekanan sistolik < 70 mmHg (pada anak <
50 mmHg) disertai eringat dingin.
g) Ikterus (kadar biliruin darah > 3 mg%),disertai disfungsi organ
vital.
h) Hemogloinuria.
i) Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan / atau
disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi
intravaskuler.

Gambaran Laboratorium :
a) Hipoglikemia : gula darah < 40 mg%.
b) Asidemia (pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15
mmol/L).
c) Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15%) pada keadaan
hitung parasit > 10.000/uL, apabila anemianya hipokromik
mikrositik harus dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi,
talasemia / hemoglobinopati lainnya.
d) Hiperparasitemia ≥ 2%.
e) Hiperlaktemia (asam laktat > 5 ugr/L).
f) Maroskopik hemoglobinuri oleh karena infesi malaria akut (bukan
karena oat anti malaria pada seorang dengan defisiensi G6PD).
g) Gagal ginjal akut (urin < 400ml/24 jam pada orang dewasa atau , 1
ml/kgBB/jam pada anak setelah dilakuan rehidrasi, dengan
kreatinin darah > 3 mg%).

Penatalaksanaan :
a) Pasien malaria berat harus segera dirujuk ke RS yang mempunyai
fasilitas yang lengkap.
b) Artesunate atau Artemeter ataupun Kina Hidroklorida
intramuskular sebagai dosis awal sebelum dirujuk ke RS.

Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgBB per i.v dan diulang
setelah 12 jam dengan dosis yang sama.Larutan artesunat juga dapat
diberikan per i.m (intramuscular) dengan dosis yang sama.
Artemeter intramuscular tersedia dalam ampil yang berisi 80 mg
artemeter dalam larutan minyak. Artemeter diberikan dengan dosis 1,6
mg/kgBB secara i.m dan diulang setelah 12 jam.
Kina perinfus masih merupakan obat alternatif untuk malaria berat
pada daerah yang tidak tersedia derivat artemisin parenteral dan ibu
hamil trimester pertama.Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina
dihidroklorida 25%. 1 Ampul berisi 500 mg/2 ml.

Pengobatan Malaria pada Kehamilan

1) Pakai obat yang efektif


2) Pertimbangkan keamanan obat untuk kehamilan
3) PENTING :
a) Beratnya penyakit Malaria
b) Pola resitensi pengobatan
c) Apa obat yang aman
4) Trimester pertama diberikan kina tablet 3x10 mg/kgBB +
klindamycin 10mg/kgBB selama 7 hari
5) Trimester kedua dan ketiga diberikan DHP tablet selama 3 hari
6) Pencegahan / profilaksis digunakan Doksisiklin 1 kapsul 100 mg/
hari diminum 2 hari sebelum pergi hingga 4 minggu setelah
keluar/pulang dari daerah endemis

Pengobatan Bumil Tanpa komplikasi

1) Plasmodium Falsiparum :
1. ACT ( Ars + Amo), tanpa Primakuin, Trimester 2 -3
2. Kina 3 x (2-3) tablet, tanpa Primakuin, Trimester 1 atau gagal
ACT (Kina + Clindamycin 2 x 10 mg/kg BB) / 7 hari
Pemantauan Pengobatan
Dilakukan pada hari ke-4, 14 dan 28 secara klinis dan mikroskopis

Hasil Pengobatan
Hari ke Kriteria Keterangan
Klinis Parasit
4 - - sembuh
4 - << F.U sd H14
Tetap atau Gagal Pindah Lini
4 +
>>> Pengobatan II
memburu
4 << atau >> Malaria berat Rujuk RS
k
14 - - sembuh
14 - << F.U sd H28
Tetap atau Gagal Pindah Lini
14 +
>>> Pengobatan II
memburu
14 << atau >> Malaria berat Rujuk RS
k
28 - - sembuh
Gagal Pindah Lini
28 - <<
Pengobatan II
Antara Tetap atau Gagal Pindah Lini
+
5-13 >>> Pengobatan II

Antara memburu Tetap atau


Malaria berat Rujuk RS
15-27 k >>>

e. Petugas memberikan konseling dan edukasi pada pasien atau keluarga


pasien
1) Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga mengenai
prognosis penyakitnya
2) Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan :
a) Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen
b) Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari
c) Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan pengawasan
minum obat
f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dan terapi dalam rekam medis.
7. Unit Terkait  Poli umum (Dokter Puskesmas)
 P2M Dinas Kesehatan

8. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai