Nursing Center dilakukan mengikuti proses adopsi yang terdiri
dari tahapan: a) Initial /persiapan Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi tentangkonsep Nursing Center ke semua pihak terkait untuk memperoleh komitmendan dukungan. b) Beginning /awal Dalam tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai faktor pendukung pelaksanaan Nursing Center baik perangkat keras maupun perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan pelayanan, pendidikan, dan penelitian keperawatan c) Working /kerja Nursing Center dalam tahap ini sudah dapat dimulai sesuai kesiapansumber dan kebutuhan yang ada. Pada tahun pertama biasanya kegiatandifokuskan kepada pelayanan dan pendidikan.Sedangkan kegiatan penelitian baru dapat dimulai setelah kegiatan pelayanan dan pendidikan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk memperolehdata dasar dari hasil pendataan/survei mawas diri yang dilakukan olehmasyarakat didampingi oleh staf puskesmas, mahasiswa/peserta pelatihandan dosen. d) Terminal Dalam tahap terminal dilakukan evaluasi dan perbaikan/modifikasisesuai hasil tahap kerja yang telah dilakukan. Evaluasi dan modifikasi dilakukan baik terhadap perencanaan maupun proses pelaksanaan hasil yangdidapat. Dalam tahap terminal perlu dilakukan bersama oleh semua pihak yangterkait (Pendidikan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pemda serta sektor lainnya). e) Adoption Nursing Center yang telah berlangsung beberapa waktu yang telahdievaluasi serta dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, biasanya akan dikembangkan di daerah lain. Pada tahap ini Nursing Center yang lama dapat melakukan fungsi pendampingan dan bimbingan bagi Nursing Center yang baru memasukitahap persiapan dan awal.
2. Nursing center di Puskesmas
Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku
merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. (Depkes RI, 2006). Dari batasan tersebut puskesmas tidak mempunyai tanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan termasuk perawat. Hal ini berbeda dengan keberadaan rumah sakit pendidikan yang mempunyai fungsi sebagai pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan. Sementara itu surat keputusan Mentri Kesehatan RI no 279/Menkes/SK/IV/2006 tanggal 21 April 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, perawat mempunyai 2 peran yaitu peran minimal dan peran ideal a. Peran minimal perawat meliputi: 1) Penemu kasus (case finder) 2) Pemberi pelayanan (care giver) 3) Pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator) 4) Koordinator dan kolaborator 5) Pemberi nasehat (counselor) 6) Panutan (role model ) b. Peran ideal meliputi semua peran minimal ditambah: 1) Peran sebagai manajer kasus 2) Konsultan 3) Pemodifikasi lingkungan 4) Peneliti 5) Advokat Pemimpin/pembaharu Untuk dapat melakukan kedua peran tersebut perawat dituntut untuk mampu: 1). Melakukan pengkajian baik terhadap individu, kelompok, keluarga maupun masyarakat. 2). Mengajar klien dan mencegah terjadinya masalah kesehatan dan memelihara serta meningkatkan status klien secara umum. 3). Mengelola kasus. 4). Memberikan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan. 5). Mengarahkan memotivasi klien untuk dapat menolong diri sendiri dalam mengatasi dan mencegah masalah kesehatan. 6) Menjadi contoh peran dalam berperilaku hidup sehat. 7) Berfikir kritis dalam menganalisa berbagai kondisi yang ada di masyarakat Menurut keputusan Menteri Kesehatan nomor 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas memiliki 3 fungsi utama yaitu: 1) Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan 2) Fungsi pemberdayaan masyarakat 3) Fungsi pelayanan kesehatan strata 1 3. Nursing Center sebagai Tempat Praktek Mandiri/Berkelompok Perawat
Ide penerapan Nursing Center sebagai model praktik mandiri muncul
karena dua alasan kuat yaitu: 1) Keperawatan sebagai profesi yang seharusnya melakukan pelayanan kepadamasyarakat dengan praktik keperawatan mandiri, ternyata di lapangan belum ada. 2) Disahkannya UU praktik kedokteran membuat legalitas balai pengobatanyang dilakukan oleh perawat menjadi tidak berlaku lagi Kedua alasan tersebut di atas mendorong pemikiran agar PPNI Provinsi JawaBarat membuat proyek percontohan praktik keperawaan mandiri dalam bentuk praktik bersama (beberapa perawat bergabung di suatu tempat praktik). Pendekatan praktik bersama dipilih agar cukup kuat untuk menghadapi segalakendala yang ada, mengingat persepsi masyarakat luas tentang perawat yang praktik mandiri pasti melakukan praktik pengobatan yang secara hukum telah dilarang. Karenaakan memulai hal yang baru maka ditempuh pendekatan proses adopsi seperti yangtelah dikemukakan pada pembahasan Nursing Center di Puskesmas.