Manajemen Bab 2
Manajemen Bab 2
TINJAUAN TEORI
1. definisi
a. Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
seperti tenaga, dana, obat, fasilitas peralatan, teknologi, organisasi, dan
infromasi.
Indikator :
4
pengembangan akreditasi dalam meningkatkan mutu rumah sakit dengan
indikator pemenuhan standar pelayanan yang ditetapkan kementrian
kesehatan RI. ISO 9001 : 2000. Pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu di rumah-sakit (RS) telah menjadi harapan dan tujuan utama dari
masyarakat/pasien, petugas kesehatan, pengelola dan pemilik serta
regulator. Berbagai upaya telah dikembangkan untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tersebut. Salah satunya adalah
melalui program Akreditasi Rumah Sakit.
5
1. Menurut Joint Comission International (JCI)(2011)
6
a. Visi Menjadi badan akreditasi yang memiliki kredibilitas tinggi ditingkat
nasional dan internasional.
d. Standar akreditasi rumah sakit KARS versi 2012 e. Hasil kajian hasil survei dari
standar dan elemen yang sulit dipenuhi oleh rumah sakit di Indonesia. Standar
7
Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 berisi 16 bab, yang terbagi sebagai berikut
:
8
4) . Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
d. PROGRAM NASIONAL
5) . Pelayanan Geriatri
Indikator :
Memberikan pelayanan kepada pasien dengan sebaiknya dari mulai datang sampai
pasien pulang, Meneliti ulang berapa jumlah kunjungan masuk ke rumah sakit serta
memperhitungkan jumlah statistik rumah sakit, mengontrol manajemen pelayanan
staf medis dan non medis yang bertujuan untuk memberikan dukungan berupa
pengolahan transaksi pada tingkat operasional dan sedikit dukungan pada tingkat
perencanaan taktis serta pengendalian manajemen.
9
Indikator :
Income dan Kepuasan pelayanan terhadap pasien atau pun keluarga pasien,
manajmen dapat diperbaiki bahkan dikembangkan dalam prospek yang lebih baik.
Efektifitas, kuantitas, kwalitas menghasilkan nilai positif bagi manajemen rumah
sakit.
10
6. Unit cost untuk rawat jalan
a. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien
b. Jumlah keluhan dari pasien/keluarganya
1) Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri dari
2) Jumlah dan pesentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak PS dengan
asal pasien
a) Jumlah pelayanan dan tindakan medik
b) Jumlah tindakan pembedahan
c) Jumlah kunjungan SMF spesialis
d) Pemfaatan oleh masyarakat
e) Contact rate
f) Hospitalization rate
g) Out patient rate
h) Emergency out patient rate
8. Indikator tambahan
a. Angka Kematian di IGD (IGD).
b. Angka Perawatan Ulang (Rekam Medis).
c. Angka Infeksi RS.
d. Reject Analisis (Radiologi).
e. Angka Ketidaksesuaian Penulisan Diet (Gizi).
f. Angka Keterlambatan waktu pemberian makan (Gizi).
g. Angka Kesalahan Pembacaan Hasil (laboratorium).
h. Angka Waktu Penyelesain Resep (Farmasi).
a. BedOccupancyRate (BOR)
b. AverageLengthofStay (ALOS)
c. BedTurnOver (BTO)
12
d. TOI (TurnOver Interval)
g. NetInfectionRate
Angka infeksi yang didapat dari rumah sakit yang terjadi pada
pasien yang dirawat selama 72 jam dan pasien tersebut tidak
menunjukkan tanda dan gejala infeksi pada saat masuk rumah
sakit.
13
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑅𝑆 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 & 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑎
h. Anasthesia DeathRate
i. PostOperationDeathRate
k. Maternal DeathRate
14
Jumlah Kematian bayi kurangdari 20 minggu.
m. ContactRate (5mil)
Angkarata–ratapasienyangkeluardari RS.
n. Hospitalization Rate
o. OutPatientRate
15
Variabel-variabel tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus
mutu pelayanan rumah sakit untuk memberikan hasil tentang kualitas
mutu pelayanan yang berstandart nasional. Hasil perhitungan standar
mutu pelayanan rumah sakit harus dibandingkan dengan masing-
masing standar mutu nasional.
1) BOR : 75-85%
6) GDR : <3%
16
10)Normal Tissue Removal Rate : <10%
17
B. Indikator infeksi nosokomial
18
untuk mengukur angka kejadian infeksi karena jarum infus
(AIKI) adalah :
19
C. INDIKATOR KLINIK MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI
SARANA KESEHATAN
1. KESELAMATAN PASIEN
A. Angka Kejadian Dekubitus
Topik Indikator Angka kejadian Dekubitus
Rasional Dekuitus adaah isilah yan digunakan untuk
menggambarkan gangguan integritas kulit. Terjadi
akibat tekanan, gesekan dan atau kombinasi di
daerah kulit dan jaringan di bawahnya.
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎 𝐷𝑒𝑘𝑢𝑏𝑖𝑡𝑢𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑘𝑢𝑏𝑖𝑡𝑢𝑠
× 100%
Definisi Junlah kejadian decubitus adalah yangmerupakan
operasional jumlah kejadian barudekubitus yang terjadi selama
periode waktu tertentu.
Numerator Jumlahkejadian baru decubitus selama dalam
(Pembilang) perawatan (insiden).
Denumerator Jumlah pasien beresiko terjadi decubitus, yaitu
jumlah pasien yang mempunyai resiko terjadi
decubitus selama periode waktu tertentu. Pasien
yang berisiko terjadi decubitus adalah pasien baru
setelah dilakukan pengkajian memiliki satu atau
lebih faktor resiko sbb :
a. Usia lanjut
b. Ketidakmampuan bergerak pada bagian
tertentu dari tubuh tanpa bantuan, seperti
pada cidera medua spinalis atau cidera
kepala atau mengalami penyakit
neuromuscular.
c. Malnutrisi/status gizi
d. Berbaring lama, mengalami penekanan
disalah satu/lebih area tubuh lebih dari 2 jam
di TT / penggunaan kursi roda
e. Mengalami kondisi kronik seperti DM,
Penyakit vaskuler.
f. Inkontinen urine dan feses, yang dapat
menyebabkan iritasi kulit akibat kulit yang
lembab.
20
Frekuensi Pengumpulan data dilakukan setiap hari
Pelaporan dilakukan setiap bulan
22
Topik Indentifikasi Pasien jatuh
Indikator
Rasional Jatuh mengakibatkan cedera fisik, trauma psikologis
dan kematian pada pasien usia sama dan lebih dari 65
tahun. Satu dari tiga pasien usia diatas 65 tahun jatuh
setiap tahunnya.
Rekomendasi kelompok untuk mencari angka kejadian
anak yang jatuh dalam kurun waktu tertentu. Kejadian
yang tidak diharapkan yang berhubungan dengan
pasien jatuh meliputi: patah tulang, injuri jaringan
lunak, dan ketakutan jatuh kembali. Intervensi yang
didasarkan pada pengkajian proactive, antisipasi
kebutuhan pasien, dan partisipasi dari tim multidisiplin
dalam pencegahan pasien jatuh adalah kritis.
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ
× 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ
23
Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑖𝑑𝑒𝑟𝑎 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
× 100%
Definisi Cedera akibat restrain adalah cedera berupa lecet pada
Operasional kulit, terjatuh, atau aspirasi yang diakibatkan oleh
pemasangan restrain.
24
Definisi Tingkat tidak terpenuhinya kebutuhan pasien terhadap
oprasional kebutuhan diri untuk mandi, berpakaian dan toileting
(eliminasi).
Pemenuhan perawatan diri pasien yang mengalami
keterbatasan diri untuk mandi , berpakaian, dan
toileting (eliminasi). Keterbatasan diri dibagi menjadi
keterbatasan sebagian dan total, sehingga menyebabkan
tingkat ketergantungan sebagian dan total pada asuhan
keperawatan.
Cara Penghitungan :
Mengisi format sub indikator sesuai dengan
kriteria
Sub indicator harus terisi sepenuhnya/lengkap
Dilakukan pada survey waktu tertentu
Dilakukan penjumlahan pasien yang tidak
terpenuhi kebutuhannya.
26
Populasi Semua pasien yang masuk di unit perawatan
Frekuensi Per bulan
b. Angka Kenyamanan Pasien
27