MAKALAH
Diajukuan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan
Disusun oleh :
Kelompok
2014
1
KATA PENGANTAR
Segalu puji hanya bagi Allah SWT, Dzat Penguasa alam semesta Yang Zhahir
Kekuasaan-Nya, Yang Maha Mengatur, dan Yang Maha Pengasih sehingga atas kasih-
Nya kita masih bisa berdiri tegak untuk beribadah dan menjalankan amanah mulia yaitu
sebagai khalifah di muka bumi yang terus berjuang untuk menegakkan kalimah-
Nya.Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul Allah, sosok pemimpin sempurna,
terbaik akhlaknya, dan paling layak menerima cinta semua hamba Allah sehingga
ahalawat serta saam terlimpahkan kepadanya.
Mohaon maaf apabila dalam laporan ini terdapat kekurangan dan keselahan baik
dalam sistematika penulisan ataupun ejaan. Kami sangat terbuka dan nantikan akan
kritik dan saran yang membangun dari semuanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
BAB I Pendahuluan ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
BAB II Pembahasan ....................................................................................................... 3
A. Pengertian Manajemen Kurikulum ............................................................... 3
B. Ruang Lingkup Kurikulum ............................................................................ 4
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum ............................................................... 4
D. Tahapan Implementasi Kurikulum ............................................................... 5
E. Komponen-komponen Kurikulum ................................................................. 7
BAB III Penutup ........................................................................................................... 10
A. Simpulan ............................................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen kurikulum ?
2. Apa saja ruang lingkup kurikulum ?
3. Bagaimana prinsip manajemen kurikulum?
4. Baaimana tahapan implementasi kurikum?
5. Apa saja komponen dari kurikulum?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kurikulum.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup kurikulum.
3. Untuk mengetahui prinsip manajemen kurikulum.
4. Untuk mengtahui tahapan implementai kurikulum.
5. Untuk mengetahui komponen-komponen dari kurikulum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum (Sudarsyah A. dan Diding Nurdin, 2010: 182).
Dalam pelaksanaannya, tentu manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai
dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan berdasarkan Kurikulum
2013. Oleh karena itu, tujuan pendidikan yang dibangun oleh lembaga pendidikan
atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan menitikberatkan
pada ketercapaian dan kebutuhan akan visi dan misi lembaga pendidikan atau
sekolah juga tidak mengabaikan kebijakan-kebijakan nasional yang telah
diterapkan.
Hubungan antara sekolah dan masyarakat juga harus dikelola dengan baik dan
produktif. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat benar-benar merasa memiliki
sekolah. Dari hal tersebut, diharapkan terbentuklah suatu hubungan yang sinergis
antara sekolah dan masyarakat untuk mewujudkan progra-program sekolah.
Dengan demikian, hubungan yang baik antara masyarakat dan sekolah dalam
keterlibatannya dengan manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat
memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga
lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri
dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan
prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum,
3
mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik pada masyarakat
maupun pada pemerintah.
4
peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus
menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi
Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya
dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan
kurikulum.
3. Kooperatif
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum
perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektifititas dan efisiensi
Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan
efektifititas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan
manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya,
tenaga, dan waktu yang relatif singkat.
5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum
Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi,
misi, dan tujuan kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan
manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif,
efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun
komponen kurikulum.
5
Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R.
Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang,
sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan
pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya
merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan
susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam
pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan,
kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
3. Pelaksanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan
fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan
pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses
manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan
yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa “actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan
dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu
juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut”.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya
untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan
secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa
disertai fungsi pengawasan.
6
Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai
secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan
yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di
dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola
secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh
jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada
gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki
perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien,
pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat
meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
E. Komponen-komponen Kurikulum
Bagan tersebut menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oleh empat
komponen, yaitu: komponen tujuan, isi, metode/strategi, dan evaluasi. Sebagai suatu
sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala, salah satu
komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan
dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akan terganggu pula
1. Komponen Tujuan
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Menurut UU No. 20 tahun 2003, pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatis,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggunga jawab.
b. Tujuan Institusional
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kulaifikasi yang
harus dimiliki setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan
program di suatu lembaga tertentu.
c. Tujuan Kurikuler
7
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau
mata pelajaran. Oleh karena itu, tujuan kurikuler didefinisikan sebagai kualifikasi
yang harus dimiliki siswa setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu
dalam suatu lembaga pendidikan.
d. Tujuan Instruksional atau Pemblajaran
Tujuan Pembelajaran merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setian
siswa setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu
dalam satu kali pertemuan.
2. Komponen Isi
Isi kurikulum menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan
pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata
pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun
aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
3. Komponen Metode atau Strategi
Strategi meliputi rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan
untuk mencapai tujuan tertentu. T. Rakajoni (1989) mengartikan strategi
pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari kedua pengertian di atas, ada dua hal yang dapat dicermati. Pertama,
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.
a. Tes
Tesbiasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil biasanya diolah secara
kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir
pembahasan setalah pokok bahasan selesai satu semester. Dilihat dari fungsinya, tes
8
yang dilaksanakan setelah satu semester dinamakan tes sumatif. Hal ini disebabkan
hasil dari tes itu digunakan untuk menilai keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran sebagai bahan untuk mengisi buku kemajuan belajar (nilai raport).
Sedangkan tes yang dilakukan setalah proses belajar mengajar dinamakan tes formtif
karena fungsinya bukan untuk melihat keberhasilan siswa akan tetapi digunakan
sebagai umpan balik untuk perbaikan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
guru.
b. Nontes
Nontes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Beberapa jenis nontes, diantaranya
observasi, wawancara, studi kasus, skala penilaian.
9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet:
http://ganieindraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-4/education
management/makalah-manajemen-kurikulum/
http://sman1lembang.com/
11