STROKE INFARK
Oleh
Ayu Anisa
1608437644
Pembimbing
STATUS PASIEN
Nama koass Ayu Anisa
NIM 1608437644
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Tn. FA
Umur 33 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Alamat Tenayan Raya – Pekanbaru
Agama Islam
Status perkawinan Belum kawin
Pekerjaan Tidak bekerja
Tanggal masuk RS 10 Oktober 2018
Medical record 99 82 xx
II. ANAMNESIS
Keluhan utama
Kelemahan anggota gerak kanan.
1
juga mengeluhkan sulit untuk berbicaradan kebas pada anggota gerak kanan,
kebas dirasakan di ujung-ujung jari.Tidak ada keluhan nyeri kepala, demam,
penurunan kesadaran, kejang, gangguan penglihatan, sulit menelan, mual dan
muntah.Riwayat trauma sebelumnya tidak ada.Buang air kecil dan buang air besar
tidak ada keluhan.
Riwayat kebiasaan
- Pasien merokok sejak usiamuda ± 2 bungkus/hari.
- Pasien sering mengonsumsi makanan yang asin dan berlemak.
- Pasien jarang berolahraga secara teratur.
Resume anamnesis
Tn FA, usia33 tahun, datang ke RSUD AA dengan keluhan kelemahan
anggota gerak kanan sejak 8jam SMRS, muncul tiba-tiba saat sedang sarapan pagi
namun pasien masih bisa berjalan dengan menyeret kakinya.Keluhan disertai rasa
kebas dan sulit untuk berbicara.Riwayat hipertensi yang tidak terkontrol sejak 1
tahun yang lalu.Riwayat hipertensi di keluarga yaitu ibu pasien.Pasien merokok,
sering mengonsumsi makanan yang asin dan berlemak serta jarang berolahraga.
III. PEMERIKSAAN
2
A. Keadaan umum
Tekanan darah : kanan : 203/127 mmHg, kiri :203/127 mmHg
Denyut nadi : kanan : 75x/menit, teratur
kiri : 75x/menit, teratur
Jantung : HR : 75x/menit, irama regular, murmur (-)
Paru : respirasi : 20x/menit, tipe torako-abdominal
Status gizi : tinggi badan : 160 cm
berat badan : 60 kg
IMT : 23,4 kg/m2(normoweight)
Lain-lain : suhu tubuh : 37oC
B. Status neurologik
1) Kesadaran : Komposmentis Kooperatif, GCS 15
2) Fungsi luhur : Tidak terganggu
3) Kaku kuduk : Tidak Ditemukan
4) Saraf kranial
1. N. I (Olfactorius)
Kanan Kiri Keterangan
Daya pembau Normal Normal Normal
2. N. II (Opticus)
Kanan Kiri Keterangan
Daya penglihatan Normal Normal
Lapang pandang Normal Normal Normal
Pengenalan warna Normal Normal
3
3. N. III (Oculomotorius)
Kanan Kiri Keterangan
Ptosis (-) (-)
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 2 mm 2 mm
Normal
Gerak bola mata Normal Normal
Refleks pupil
Langsung (+) (+)
Tidak langsung (+) (+)
4. N. IV (Trokhlearis)
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola mata Normal Normal Normal
5. N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik Normal Normal
Sensibilitas Normal Normal Normal
Refleks kornea (+) (+)
6. N. VI (Abdusens)
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola mata Normal Normal
Strabismus (-) (-) Normal
Deviasi (-) (-)
4
7. N. VII (Facialis)
Kanan Kiri Keterangan
Tic (-) (-)
Motorik
Mengerutkan dahi Normal Normal
Mengangkat alis Normal Normal
Menutup mata Normal Normal Paresis N. VII
Sudut mulut Tidak Tertarik dekstra tipe sentral
Tertarik/jatuh
Lipatan nasolabial Dangkal Normal
Daya perasa Normal Normal
Tanda chvostek (-) (-)
8. N. VIII (Akustikus)
Kanan Kiri Keterangan
Pendengaran Normal Normal Normal
9. N. IX (Glossofaringeus)
Kanan Kiri Keterangan
Arkus faring Normal Normal
Daya perasa Normal Normal Normal
Refleks muntah (+) (+)
10. N. X (Vagus)
Kanan Kiri Keterangan
Arkus faring Normal Normal
Normal
Disfonia (-) (-)
11. N. XI (Assesorius)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik Normal Normal
Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
12. N. XII (Hipoglossus)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik Saat lidah Saat lidah Paresis N. XII
dijulurkan : dijulurkan : dekstra
5
deviasi ke kanan deviasi ke kanan
Trofi Eutrofi Eutrofi
Tremor (-) (-)
Disartri (-) (-)
IV. SISTEM MOTORIK
Kanan Kiri Keterangan
Ekstremitas atas
Kekuatan
Distal 4 5
Proksimal 4 5
Tonus Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
Ger. Involunter (-) (-)
Hemiparesis
Ekstremitas bawah dekstra
Kekuatan
Distal 4 5
Proksimal 4 5
Tonus Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
Ger. Involunter (-) (-)
Badan
Trofi Eutrofi Eutrofi
Normal
Ger. Involunter (-) (-)
Refleks Abdominal (+) (+)
V. SISTEM SENSORIK
Kanan Kiri Keterangan
Raba Menurun Normal
Nyeri Normal Normal
Hemihipestesia
Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
dekstra
Proprioseptif Menurun Normal
6
VI. REFLEKS
Kanan Kiri Keterangan
Refleks Fisiologis
Biseps (+) (+)
Triseps (+) (+) Normal
KPR (+) (+)
APR (+) (+)
Refleks Patologis
Babinski (-) (-)
Chaddock (-) (-) Refleks patologis
Hoffman-Tromer (-) (-) dan primitif tidak
Refleks primitif ditemukan
Palmomental (-) (-)
Snout (-) (-)
7
d. Kontrapatrick : (-/-)
e. Valsava test : (-)
f. Brudzinski : (-/-)
X. RESUME PEMERIKSAAN
Keadaan umum
Kesadaran : Komposmentis, GCS 15
Tekanan darah : 203/127 mmHg
Pernafasan : 20 x/menit
Fungsi luhur : Tidak terganggu
Rangsang meningeal : Tidak ditemukan
Saraf kranial : Paresis N. VII dekstra tipe sentral, Paresis N.
XII dekstra
Motorik : Hemiparesis dekstra
Sensorik : Hemihipestesia dekstra
Koordinasi : Sulit dinilai
Otonom : Normal
8
Refleks
Fisiologis : Normal
Patologis : (-/-)
9
- Ureum : 26 mg/dl
- Kreatinin: 1,02 mg/dl
Elektrolit (10 Oktober 2018)
- Na+ : 144 mmol/L
- K+ : 3,5 mmol/L
- Cl : 109 mmol/
10
Interpretasi : Tampak lesi hipodens pada basal ganglia sinistra.
Kesan : Suspectinfark serebri pada basal ganglia sinistra.
XVI. FOLLOW-UP
Tanggal 11 Oktober 2018
S : Anggota gerak kanan lemah, sulit untuk berbicara, nyeri kepala (-),muntah
(-), demam (-).
O : Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : CM, GCS 15
Tekanan darah : 200/104 mmHg Respirasi : 20x/menit
Frekuensi nadi : 84x/menit Suhu : 36,8oC
Status generalis dalam batas normal
Status neurologis
- N. cranialis: paresis N. VII dekstra tipe sentral, paresis N. XII dekstra
11
- Motorik : 4 5
4 5
- Sensorik : Hemihipestesia dekstra
- Refleks fisiologis : + +
+ +
- Refleks patologis : tidak ditemukan
A : Stroke Infark + Hipertensi urgensi+ Tinea korporis
P : IVFD RL 20 tpm
Inj Citicoline2 x 1000 mg i.v
Inj. Piracetam 3 x 3 gr
Aspilet tab 2 x 80 mg
Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
4 5
- Sensorik : Hemihipestesia dekstra
- Refleks fisiologis : + +
+ +
- Refleks patologis : tidak ditemukan
A : Stroke Infark + Hipertensi urgensi + Tinea korporis
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Citicoline 2 x 1000 mg i.v
12
Inj. Piracetam 3 x 3 gr
Aspilet tab 2 x 80 mg
Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
Inj Nicardipin 50 mg/jam i.v (syringe pump)
Konsul ke Rehabilitasi Medik
Konsul ke dokter spesialis kulit kelamin
4 5
- Sensorik : Hemihipestesia dekstra
- Refleks fisiologis : + +
+ +
- Refleks patologis : tidak ditemukan
A : Stroke Infark + hipertensi stage II + tinea korporis
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Citicoline 2 x 1000 mg i.v
Inj. Piracetam 3 x 3 gr
Aspilet tab 2 x 80 mg
Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
Inj Nicardipin 50 mg/jam i.v (syringe pump)
Paracetamol tab 3 x 500 mg p.o k/p
13
Tanggal 15 Oktober 2018
S : sudah mulai berbicara, nyeri kepala berkurang demam (-),muntah (-).
O : Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : CM, GCS 15
Tekanan darah : 160/100 mmHg Respirasi : 20 x/menit
Frekuensi nadi : 78 x/menit Suhu : 36,5oC
Status generalis dalam batas normal
Status neurologis
- N. cranialis: paresis N. VII sinistra tipe sentral, paresis N. XII sinistra
- Motorik : 5 4
5 4
- Sensorik : Hemihipestesia sinistra
- Refleks fisiologis : ++ ++
++ ++
- Refleks patologis : tidak ditemukan
A : Stroke Infark + Hipertensi stage II + Tinea korporis
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Citicoline 2 x 1000 mg i.v
Inj. Piracetam 3 x 3 gr
Aspilet tab 2 x 80 mg
Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
Inj Nicardipin 50 mg/jam i.v (syringe pump)
Pasien dipulangkan dan disarankan control ke poli saraf RSUD Arifin Achmad 5
hari berikutnya.
Terapi pulang :
-citicolin tab 2x500 mg
-piracetam 2x1200 mg
-aspilet 2x80 mg
-valsartan 1x80 mg
-cetirizine 1x10 mg
-simvastatin 1x80 mg
PEMBAHASAN
14
A. Stroke
1.1 Definisi Stroke
Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah manifestasi
klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung
dengan cepat dan lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa
ditemukannya penyakit selain daripada gangguan vaskular.1
1.2 KlasifikasiStroke
Berdasarkan kelainan patologis, stroke dapat dibagi menjadi:2,3
a. Stroke hemoragik: Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
keluarnya darah ke jaringan parenkim otak, ruang cairan serebrospinal
di sekitar otak atau keduanya. Perdarahan tersebut menyebabkan
gangguan serabut saraf otak melalui penekanan struktur otak dan juga
oleh karena hematoma yang menyebabkan iskemik pada jaringan
sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial akan menimbulkan
herniasi jaringan otak dan menekan batang otak.
i. Perdarahan intra serebral
ii. Perdarahan ekstra serebral (sub-arakhnoid)
b. Stroke non-hemoragik (stroke infark)
i. Trombosis serebri
Stroke trombotik yaitu stroke yang disebabkan karena adanya
penyumbatan lumen pembuluh darah otak karena trombus yang
semakin lama semakin menebal, sehingga aliran darah menjadi
tidak lancar.Penurunan aliran darah ini dapat menyebabkan
iskemia. Trombosis serebri adalah obstruksi aliran darah yang
terjadi pada proses oklusi satuatau lebih pembuluh darah lokal.
ii. Emboli serebri
Stroke infark dapat diakibatkan oleh emboli yang timbul dari lesi
ateromatousyang terletak pada pembuluh yang lebih distal.
Gumpalan-gumpalan kecil dapat terlepas dari trombus yang lebih
besar dan dibawa ke tempat lain dalam aliran darah. Bila embolus
mencapai arteri yang terlalu sempit untuk dilewati dan menjadi
15
tersumbat, aliran darah dari fragmen distal akan terhenti,
mengakibatkan infark jaringan otak distal karena kurangnya nutrisi
dan oksigen. Emboli merupakan 32% dari penyebab strokeinfark.
16
1.3 Faktor Risiko Stroke4
B. Stroke hemoragik
Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan
parenkim otak, ruang cairan serebrospinal di sekitar otak, atau
keduanya.Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui
penekanan struktur otak dan juga oleh karena hematoma yang menyebabkan
iskemik pada jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial akan
menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan batang otak.3
C. StrokeInfark
2.1 Definisi
Stroke infark ialah stroke yang disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh
darah servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti
aterotrombosis, emboli atau ketidakstabilan hemodinamik yang menimbulkan
gejala serebral fokal, terjadi mendadak dan tidak menghilang dalam waktu 24 jam
atau lebih.Pada level makroskopik, stroke infarkbiasanya disebabkan oleh emboli
dari ekstrakranial atau trombosis di intrakranial, tetapi dapat juga disebabkan oleh
berkurangnya aliran darah otak. Pada level seluler, setiap proses yang
17
mengganggu aliran darah ke otak dapat mencetuskan suatu kaskade iskemik, yang
akan mengakibatkan kematian sel-sel otak dan infark otak.6,7
Stroke infark terjadi apabila terjadi oklusi atau penyempitan aliran darah
ke otak dimana otak membutuhkan oksigen dan glukosa sebagai sumber energi
agar fungsinya tetap baik.Aliran darah otak atau Cerebral Blood Flow (CBF)
dijaga pada kecepatan konstan antara 50-150 mmHg.Aliran darah ke otak
dipengaruhi oleh:6,7
a. Keadaan pembuluh darah
Bila terjadi penyempitan akibat stenosis, atheroma, trombus atau embolus
maka aliran darah ke otak terganggu.
b. Keadaan darah
Viskositas darah yang meningkat, seperti pada polisitemia yang
menyebabkan aliran darah ke otak lebih lambat dan anemiaberat yang dapat
menyebabkan oksigenasi otak menurun.
c. Tekanan darah sistemik
Autoregulasi serebral merupakan kemampuan intrinsik otak untuk
mempertahankan aliran darah ke otak tetap konstan walaupun ada perubahan
tekanan perfusi otak.
d. Kelainan jantung
Kelainan jantung berupa atrial fibrilasi, blok jantung menyebabkan
menurunnya curah jantung. Selain itu lepasnya embolus juga menimbulkan
iskemia di otak akibat okulsi lumen pembuluh darah.Jika CBF tersumbat
secara parsial, maka daerah yang bersangkutan langsung menderita karena
kekurangan oksigen.Daerah tersebut dinamakan daerah iskemik.Kematian
neuron, glia dan vaskular disebabkan oleh tidak adanya oksigen dan nutrien
atau terganggunya metabolisme.
Pada iskemia yang luas, tampak daerah yang tidak homogen akibat perbedaan
tingkatiskemia, yang terdiri dari 3 lapisan (area) yang berbeda:7
a. Lapisan inti yang sangat iskemia (ischemic core) terlihat sangat pucat karena
memiliki CBF paling rendah. Tampak degenerasi neuron, pelebaran
pembuluh darah tanpa aliran darah. Kadar asam laktat di daerah ini tinggi
dengan PO2yang rendah. Daerah ini akan mengalami nekrosis.
18
b. Daerah ischemic penumbrayang juga memiliki CBF rendah, tetapi masih
lebih tinggidaripada CBF di ischemic core. Walaupun sel-sel neuron tidak
sampai mati, fungsi selterhenti dan menjadi functional paralysis. Pada daerah
ini PO2 rendah, PCO2 tinggidan asam laktat meningkat. Terdapat kerusakan
neuron dalam berbagaitingkat, edema jaringan akibat bendungan dengan
dilatasi pembuluh darah danjaringan berwarna pucat. Daerah ini masih dapat
diselamatkan dengan resusitasi dan manajemen yang tepat.
c. Daerah di sekeliling penumbra tampak berwarna kemerahan dan edema.
Pembuluhdarah mengalami dilatasi maksimal, PCO2 dan PO2 tinggi serta
kolateral maksimal.Pada daerah ini CBF sangat tinggi sehingga disebut
daerah dengan perfusiberlebihan (luxury perfusion).
Konsep “penumbra iskemia” merupakan dasar pada pengobatan stroke,karena
masih terdapatnya struktur selular neuron yang masih hidup dan reversibel jika
dilakukan pengobatan yang cepat. Usaha pemulihan daerah penumbra dilakukan
dengan reperfusi yang tepat waktu agar aliran darah kembali ke daerah iskemia
tidak terlambat.Komponen waktu ini disebut sebagai jendela terapeutik
(therapeutic window) yaitu jendela waktu reversibilitas sel-sel neuron penumbra.
19
2.2 Klasifikasi
2.2.1 Stroke Infark Emboli
Hampir 90% emboli yang berasal dari jantung berakhir di otak, hal
inidisebabkan karena:6,7
Aliran darah ke otak berasal dari arkus aorta sehingga emboli yanglepas
dari ventrikel kiri akan disebarkan melalui aliran darah kearteri karotis
komunis kiri dan arteri brakhiosefalika.
Jaringan otak sangat sensitif terhadap obstruksi aliran darah,sehingga
emboli yang berukuran 1 mm sudah dapat menimbulkangangguan
neurologis yang berat, emboli dengan ukuran yang samabila masuk ke
jaringan lain dapat tidak memberikan gejala samasekali.
Emboli intrakranial terutama berada di hemister serebri, hal inidisebabkan oleh
karena jumlah darah yang melalui arteri karotis (300ml/menit) jauh lebih banyak
daripada yang melalui arteri vertebralis (100ml/menit).Selain itu juga disebabkan
oleh karena aliran yang berkelok-kelok dari arteri subklavia untuk dapat mencapai
sistem vertebralis. Emboli mempunyai predileksi pada bifurkasio arteri terutama
pada cabang a.cerebri media, bagian distal a.basilaris dan a.cerebri
posterior. 6,7
Kebanyakan emboli terdapat di arteri cerebri media karena merupakan
percabangan langsung dari arteri karotis interna menerima 80% darah yang masuk
ke arteri karotis interna.Medula spinalis jarang terkena emboli, tetapi emboli dari
abdomen danaorta dapat menimbulkan sumbatan aliran darah ke medula spinalis
dan menimbulkan gejala defisit neurologis.Berbeda dengan emboli pada
aterosklerosis, emboli dari jantung terdiri dari gumpalan darah (klot) yang lepas
daya ikatnya dari dinding pembuluh darah atau jantung, emboli ini dapat pecah
dan pindah ke pembuluh darah yang lebih distal sehingga bila dilakukan
pemeriksaan angiografi setelah 48 jam emboli biasanya sudah tidak tampak.
Besarnya infark kardioemboli tergantung dari ukuran emboli, pembuluh darah
6,7
arteri yang terkena, stabilitas dari emboli dan sirkulasi kolateralnya. Adapun
kelainan yang ditimbulkan oleh emboli dapat berupa:9,10
Obstruksi/sumbatan arteri, biasanya terdapat padapercabangan arteri,
karena lumennya lebih kecil dari padalumen jaringan dibagian distalnya
20
dan siasis aliran darah,sehingga akanmembentuk klot pada daerah stagnasi
baik distal maupunproksimal. Gejala neurologis dapat timbul segera
dalambeberapa detik, bila pembuluh darah kolateralnya tidak
segeraberfungsi maka akan segera timbul perubahan ireversibel.
Iritasi yang akan menimbulkan vasospasme lokal. Vasospasmeyang masih
dapat timbul sebagai respons terhadap emboli yangkecil, terutama pada
orang muda dimana belum terjadi arterosklerosis.
21
kolagen pembuluh darah.Penyebab lain terjadinya trombosis adalah polisitemia,
anemia sickle sel, defisiensiprotein C, displasia fibromuskular dari arteri serebral,
dan vasokonstriksi yangberkepanjangan akibat serangan migrain. Setiap proses
yang menyebabkan diseksi arteri serebral juga dapat menyebabkan terjadinya
stroke trombotik.7,11
Terjadinya trombosis pada aterosklerosis diduga karena adanya ruptur atau
visura pada plak aterosklerosis yang dikuti dengan vasokontriksi. Faktor-
faktoryang diduga ikut berperan dalam kejadian ini adalah kadar kolesterol
plasma. Faktor gesekan dalam pembuluh darah lokal, terpaparnya permukaan
trombogenik dan efek vasokontriksi.Trombogenesis terjadi pada tempat terjadinya
kerusakan endotel yang mengakibatkan jalur koagulasi intrinsik dan ekstrinsik
yang diakhiri dengan pembentukan fibrin.Penghancuran trombus membutuhkan
beberapa enzim yaitu plasminogen yang beredar dalam darah, aktivator
plasminogen dalam jaringan (tissue type plasminogen activator/tPA) dan
menghambat plasmin.Tissue type plasminogen activator dihasikan oleh trauma
lokal dan faktor-faktor neurohumoral yang menyebabkan terjadinya penghancuran
fibrin menjadi fibrin degenaration product (FDP). FDP ini akan menghambat
perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Plasmin jugamenghidrolisis protrombin,
faktor V, VIII dan XII. Aktivitas plasmin dihambat oleh anti plasmin yang
terdapat dalam darah.7,11
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar
(sistem arteri karotis) dan pembuluh darah kecil (sirkulus willisi dan sirkulus
posterior). Tempat terjadinya trombosis yang paling sering adalah titik
percabangan arteri serebral,terutama pada daerah distribusi dari arteri karotis
interna.Adanya stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya turbulensi aliran
darah. Energi yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan neuronal berasal dari
metabolisme glukosa dan disimpan di otak dalam bentuk glukosa atau glikogen
untuk persediaan pemakaian selama 1 menit.9,10
Bila aliran darah jaringan otak berhenti maka oksigen dan glukosa yang
diperlukan untuk pembentukan ATP akan menurun dan terjadi penurunan Na+ K+
ATP-ase, sehingga membran potensial akan menurun.Kaliumakan berpindah ke
ekstrasel, sementara ion Na dan Ca berpindahke intrasel.Hal ini menyebabkan
22
permukaan sel menjadi lebih negatif sehingga terjadi membran depolarisasi. Saat
awal depolarisasi membran sel masih reversibel, tetapi bila menetap terjadi
perubahan struktural ruang menyebabkan kematian jaringan otak.9,10
Keadaan ini terjadi segera apabila perfusi menurun dibawah ambang batas
kematian jaringan, yaitu bila aliran darah berkurang hingga dibawah 10 ml/100
gram/menit. Akibat kekurangan oksigen terjadi asidosis yang menyebabkan
gangguan fungsi enzim-enzim, karena tingginya ion H. Asidosis menimbulkan
edema serebral yang ditandai pembengkakan sel(terutama sel glia) dan berakibat
pada mikrosirkulasi.Oleh karena itu terjadi peningkatan resistensi vaskuler dan
penurunan tekanan perfusi sehingga terjadi perluasan daerah iskemik.9,10
23
2.4 Dasar Diagnosis Stroke Infark
2.4.1 Algoritma Skor Gajah Mada
Penderita Stroke AkutKetiganya atau 2 dari ketiganya ada.1
SSS DIAGNOSIS
>1 Cerebral haemorhage
<-1 Cerebral infarction
-1 to 1 Uncertained diagnosis, use probability curve and/or CT Scan
24
b) Antikoagulasi urgent tidak direkomendasikan pada penderita dengan
stroke akut sedang sampai berat karena meningkatkan komplikasi
perdarahan intrakranial.
c) Secara umum pemberian heparin, LMWH atau heparinoid setelah stroke
iskemik akut tidak bermanfaat. Namun beberapa ahli masih
merekomendasikan heparin dosis penuh pada penderita stroke iskemik
akut dengan risiko tinggi terjadi reembolisasi, diseksi arteri atau stenosis
berat arteri karotis sebelum pembedahan. Kontraindikasi pemberian
heparin juga termasuk infark besar >50%, hipertensi yang tidak
terkontrol dan perubahan mikrovaskuler otak yang luas.
2. Pemberian antiplatelet.4
a) Pemberian aspirin dengan dosis awal 325 mg dalam 24 sampai 48 jam
setelah awitan stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut.
b) Aspirin tidak boleh digunakan sebagai pengganti tindakan intervensi
akut pada stroke, seperti pemberian rtPA intravena.
c) Jika direncanakan pemberian trombolitik, aspirin jangan diberikan.
d) Penggunaan aspirin sebagai adjunctive therapy dalam 24 jam setelah
pemberian obat trombolitik tidak direkomendasikan.
e) Pemberian clopidogrel saja atau kombinasi dengan aspirin pada stroke
iskemik akut tidak dianjurkan, kecuali pada pasien ada indikasi spesifik,
misalnya angina pektoris tidak stabil, non-Q-wave MI, atau recent
stenting, pengobatan harus diberikan sampai 9 bulan setelah kejadian.
f) Pemberian antiplatelet intravena yang menghambat reseptor
glikoprotein IIb/IIIa tidak dianjurkan. Kombinasi Aspilet + extended-
releasedipyridamol pilihan yang diterima oleh FDA sebagai
pencegahan sekunder stroke iskemik dibandingkan hanya aspilet saja.
Pemberian warfarin dan antikoagulan oral lain meningkatkan resiko
perdarahan sehingga tidak direkomendasikan.
3. Neuroprotektan.4
Pemakaian obat-obatan neuroprotektan belum menunjukkan hasil yang
efektif, sehingga sampai saat ini belum dianjurkan.Namun, citicoline sampai saat
ini memberikan manfaat pada stroke akut.Penggunaan citicoline pada pada stroke
25
iskemik akut dengan dosis 2 x 1000 gram intravena selama 3 hari dan dilanjutkan
dengan oral 2 x 1000 gram selama 3 minggu. Selain itu, pemberian plasmin oral 3
x 500 mg pada 66 pasien di 6 rumah sakit pendidikan di Indonesia menunjukkan
efek positif pada penderita stroke akut berupa perbaikan motorik, score MRS, dan
Barthel index.
D. Hipertensi
3.1 Definisi13
3.2 Klasifikasi13
Menurut WHO (2013), batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80
mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Berdasarkan The Joint
National Commite VIII (2014) tekanan darah dapat diklasifikasikan berdasarkan
usia dan penyakit tertentu. Diantaranya adalah:
Tabel 1. Batasan Hipertensi Berdasarkan The Joint National Commite VIII Tahun
2014
26
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
E. Pembahasan Kasus
4.1. Dasar diagnosis klinis
Dari anamnesis diketahui pasien merasakan kelemahan pada anggota gerak
sebelah kanan secara tiba-tiba disertai dengan sulit berbicara dan lidah tertarik ke
kanan saat dijulurkan.Tidak terdapat penurunaan kesadaran, mual-muntah, nyeri
kepala, kejang pada pasien.Riwayat trauma tidak ada.Dari pemeriksaan fisik
kesadaran komposmentis (GCS 15), hemiparesis dekstra, hemihipestesia dekstra,
paresis N. VII dekstra tipe sentral dan N.XII dekstra. Hal ini sesuai dengan
definisi stroke yaitu gangguan serebral, baik fokal maupun global dengan
serangan yang timbul mendadak dan gejala klinis tersebut berlangsung dalam 24
jam atau lebih, tanpa ditemukannya penyakit selain daripada gangguan vaskular.
27
Pada pasien ini juga ditemukan faktor resiko yaitu hipertensi tidak
terkontrol sejak 1 tahun yang lalu.Berdasarkan algoritma stroke gadjah mada pada
pasien tidak ditemukan penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan refleks babinski,
sehinggadisimpulkan sebagai stroke infark. Penilaian menggunakan siriraj stroke
score didapatkan hasil 0 yang interpretasinya adalah tidak dapat ditentukan dan
harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan CT scan.
28
Gejala TIK Jarang papiledema Papiledema dan Tidak
/papiledema perdarahan dilakukan
subhialoid funduskopi
29
- Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu, puasa dan 2 jam post prandial
dilakukan untuk mendeteksi faktor risiko stroke yaitu diabetes mellitus
- Fungsi hepar dan fungsi ginjal dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis
banding yaitu ensefalopati hepatik dan kondisi toksik-metabolik lainnya.
- Profil lipid dilakukan untuk mendeteksi faktor risiko yaitu dislipidemia dan
juga untuk merencanakan tatalaksana jika ditemukan kelainan profil lipid.
- Kadar elektrolit serum dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding
stroke yaitu hiponatremia.
- Elektrokardiografi dan foto toraks AP dilakukan untuk mendeteksi faktor
risiko yaitu kelainan jantung dan merencanakan tatalaksana.
- CT scan dilakukan untuk menegakkan diagnosis, mengetahui jenis patologi
stroke dan merencanakan tatalaksana terhadap penyakit.
30
- Pemberian citicoline sebagai agen neuroprotektor. Citicoline berfungsi
sebagai peningkatan integritas struktural membran sel. Citicoline
menyediakan choline dan cytidine untuk menghasilkan fosfolipid hal ini
menurunkan radikal bebas pada kondisi iskemik.
- Pemberian piracetam sebagai agen neuroprotektor. Piracetam bekerja
meningkatkan mikrosirkulasi,metabolisme neuronal dan fungsi
neurotransmitter pada pasien dengan stroke iskemik akut. Beberapa
penelitian juga mengatakan bahwa piracetam baik untuk terapi afasia namun
belum ada evidence based yang kuat.
- Pemberian Acetylsalicylic acid (aspirin) atau aspillet sebagai antiplatelet
agregasi bertujuan mengurangi agregasi trombosit, adhesi platelet,
pembentukan thrombus melalui penekanan tromboksan A2 dalam trombosit.
- Pemberian injeksi ranitidine sebagai pencegah terjadinya stress ulcer akibat
pengaruh obat-obatan.
- Pemberian injeksi nikardipin diberikan sebagai tatalaksana stroke infark
akut dengan hipertensi emergensi dalam 24 jam pertama setelah onset
stroke. Setelah target tekanan darah tercapai, diberikan amilodipindan
valsaltran sebagai antihipertensi.
31
DAFTAR PUSTAKA
32