Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Metodologi Penelitian
“Konsep Dasar Penelitian”

Dosen Pembimbing:
Rizky Dwiyanti Yunita, S.Psi.,S.ST.,M.KM
Sri Aningsih, S.Pd.,S.ST.,M.Kes

Disusun oleh :

1. Ayu Hidayati Tubani (15.401.17.001)


2. Desty Shella Darma Husada (15.401.17.002)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PRODI D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2019
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Penelitian”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Metodologi Penelitian.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Krikilan, 08 September 2019

Penulis

I
ii

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ................................................................................................................................ 3
A. Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian ............................................................................. 3
B. Pendekatan Penelitian (Induktif dan Kualitatif) ................................................................... 5
C. Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian.................................................................... 7
D. Penelitian Kesehatan ................................................................................................................ 8
BAB III ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11

II
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diperhadapkan dengan berbagai persoalan atau
permasalahan, baik yang bersifat awam maupun masalah yang menuntut pemecahan
secara sistematik. Masalah-masalah tersebut pemecahannya sering dengan cara sederhana
saja dan bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data pendukung. Disamping
masalah-masalah awam, ada masalah-masalah yang bersifat kompleks atau rumit yang
pemecahannya menuntut dan memerlukan pengumpulan sejumlah data pendukung yang
dipergunakan untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan. Masalah yang seperti
inilah yang menjadi perhatian kita, khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah seperti
ini menuntut metode ilmiah untuk penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah
tertentu dalam usaha memecahkan masalah yang dijumpai. Kedudukan masalah dalam
alur prosedur penelitian sangatlah penting, bahkan lebih penting dari solusi atau jawaban
yang akan diperoleh/dicari, karena masalah yang dipilih dapat menentukan perumusan
masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka yang akan digunakan bahkan juga untuk
menentukan metodologi yang tepat untuk memecahkannya.
Dalam dunia pendidikan banyak fenomena-fenomena dari suatu masalah yang
kompleks dan kait-mengkait yang mengganjal yang perlu dipecahkan dalam suatu
penelitian. Namun tidak semua masalah itu harus dipecahkan secara ilmiah. Olehnya itu
makalah ini akan membahas masalah-masalah dalam dunia pendidikan yang dapat
diselesaikan dengan suatu penelitian. (Sedarmayanti dan Hidayat, 2011)
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan penelitian (induktif dan kualitatif)?
3. Bagaiman perkembangan metedologi ilmu dan penelitian ?
4. Apa yang dimaksud dengan penelitian kesehatan?
5. Apa yang dimaksud dengan batas-batas penelitian, jenis penelitian kesehatan,
tujuan penelitian kesehatan, manfaat penelitian kesehatan?

1
2

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar penelitian
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian
b. Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan penelitian (induktif dan kualitatif)
c. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan metedologi ilmu dan penelitian
d. Mahasiswa mampu menjelaskan penelitian kesehatan
e. Mahasiswa mampu menjelaskan batas-batas penelitian, jenis penelitian kesehatan,
tujuan penelitian kesehatan, manfaat penelitian kesehatan

2
3

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian


Manusia selalu memiliki rasa ingin tahu. Dia selalu bertanya. Jika manusia bertanya,
maka sebenarnya dia ingin mengubah keadaan dirinya dari tidak tahu menjadi tahu . Karena
itu orang yang tidak tahu disebut orang yang tidak berpengetahuan dan orang yang tahu
disebut orang yang berpengetahuan. Objeknya sendiri disebut pengetahuan (knowledge).
Jadi apa sebenarnya hakikat pengetahuan? Pengetahuan adalah jawaban terhadap rasa
keingintahuan manusia tentang kejadian atau gejala yang terjadi di alam semesta, baik
dalam bentuk fakta (abstraksi dari kejadian atau gejala), konsep (kumpulan dari fakta), atau
prinsip (rangkaian dari konsep). Sebagai ilustrasi, jika Anda mengetahui bahwa di sebuah
desa terdapat 100 keluarga, 75 di antaranya memiliki sepeda motor, Anda dalam hal ini telah
mempunyai pengetahuan dalam bentuk fakta. Begitu juga jika Anda mengetahui bahwa ke
75 keluarga tersebut adalah petani cengkeh, misalnya. Namun jika Anda mulai
menghubungkan antara fakta pertama dengan fakta kedua, maka pengetahuan Anda tersebut
kini telah menjadi suatu konsep. Jadi, sebenarnya konsep adalah abstraksi yang lebih tinggi
dari fakta, berupa tafsiran atau deskripsi keterkaitan (korelasi) antara fakta-fakta. Bila Anda
mengamati desa-desa lain, dan kemudian menemukan kecenderungan yang sama, lalu Anda
membuat suatu generalisasi yang menjelaskan keterkaitan umum antara tingkat kekayaan
dengan jenis tanaman yang ditanam petani, maka pengetahuan Anda naik satu tingkat
menjadi prinsip. Pengetahuan berbeda dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan pasti
berasal dari pengetahuan, tetapi pengetahuan belum tentu bisa menjadi ilmu pengetahuan.
Lalu, apa sesungguhnya hakikat ilmu pengetahuan? Ilmu pengetahuan atau sains (science)
adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara tertentu, yaitu cara atau metode ilmiah.
Jadi, dalam hal ini kata kunci yang amat penting adalah cara atau metode ilmiah. Jika ada
suatu pengetahuan yang didapat dari cara-cara non-ilmiah, maka pengetahuan tersebut
belum layak disebut sebagai ilmu pengetahuan. Misalnya, Einstein melalui penelitian ilmiah
selama bertahun-tahun, menemukan bahwa semua benda akan jatuh (ke bawah) disebabkan
karena adanya gravitasi bumi. Ini adalah ilmu pengetahuan. Tetapi jika pengetahuan itu
diperoleh dengan cara non-ilmiah, misalnya bertapa di gua selama berbulan-bulan untuk
mendapatkan wangsit, maka pengetahuan yang diperoleh bukanlah ilmu pengetahuan.

3
4

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan adalah produk atau hasil dari
suatu pencarian dengan cara atau metode ilmiah. Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa dilihat
sebagai sistem, yaitu bahwa ilmu pengetahuan melibatkan berbagai abstraksi dari kejadian
atau gejala yang terjadi di alam semesta dan diatur dalam tatanan yang logis dan sistematik.
Jadi kumpulan fakta dan konsep saja belum dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan menuntut fakta dan konsep tersebut diatur dalam tatanan yang sistematik. Lalu,
apa ciri khusus dari ilmu pengetahuan atau sains itu? Sains, ibarat bangunan, didirikan di
atas dua pilar utama, yaitu struktur logis sains (the logic structure of science) dan pengujian
terhadap pernyataan (the verifiability of claims). Struktur logis sains adalah urutan atau
tahapan yang harus dilakukan oleh seorang ilmuwan (scientist) dalam mencari ilmu
pengetahuan. Urutan ini terkenal dengan sebutan metode ilmiah atau scientific method, yang
terdiri dari : formulasi permasalahan (dalam bentuk hipotesis atau pertanyaan),
pengumpulan data, dan analisis data, serta pengambilan keputusan. Pilar kedua adalah
pengujian terhadap pernyataan, artinya setiap pernyataan dalam sains (dalam bentuk prinsip,
teori, hukum, dan lain-lain) harus siap diuji secara terbuka. Karena itu seorang ilmuwan
yang melaporkan hasil penelitiannya di sebuah jurnal ilmiah berkewajiban melaporkan
secara rinci metode ilmiah yang digunakan dalam penelitiannya. Hanya dengan cara
demikian ilmuwan tersebut dapat memberi kesempatan kepada ilmuwan lain untuk menguji
temuannya tersebut. Selain dua pilar utama tersebut, ilmu pengetahuan juga mempunyai
norma-norma yang secara taat dipegang oleh kebanyakan ilmuwan. Menurut pakar sosiologi
sains, Roberto Merton, paling tidak ada lima norma dalam ilmu pengetahuan, yaitu:
Pertama, orisinalitas. Penemuan ilmiah harus orisinal; suatu studi atau temuan yang tidak
memberikan masukan yang baru ke dalam ilmu pengetahuan bukanlah bagian dari ilmu
pengetahuan. Itulah sebabnya kontrol sosial di kalangan ilmuwan sangatlah keras; ilmuwan
yang ketahuan mencuri ide orang lain (apalagi menyabot skripsi orang lain atau pernah
membeli nilai agar lulus ujian), maka dia akan kehilangan kredibilitasnya sebagai ilmuwan.
Kedua, tanpa pamrih (detachment). Sebenarnya makna detachment adalah pemisahan,
namun dalam konteks pembahasan di sini memiliki arti ketiadaan pamrih, bias, atau
prasangka dalam diri seorang ilmuwan dalam melakukan studi atau penelitian. Memang
benar bahwa ilmu pengetahuan tidak bebas nilai jika dilihat dari sisi axiologisnya, tetapi
seorang ilmuwan (saintis, bukan teknolog) harus bersifat netral, impersonal, tidak memiliki
komitmen psikologis dalam usahanya mengembangkan bidang ilmunya. Ketiga,
universalitas. Dalam mempertahankan kebenaran ilmiah, seorang ilmuwan tidak boleh
berdiri di atas pijakan lain selain tradisi ilmiah. Jadi seorang ilmuwan tidak boleh kukuh

4
5

bertahan di atas dasar pijakan agama, etnis, ras, faktor-faktor sosial, maupun personal.
Seorang ilmuwan akan dianggap konyol jika mengatakan bahwa ras kulit putih lebih unggul
dibanding ras lainnya karena pemenang hadiah nobel sebagian besar berasal dari ras kulit
putih (walaupun dia memiliki data konkrit yang menunjang ‘kebenaran’ yang diajukannya).
Seorang ilmuwan juga dianggap tidak kredibel jika menganggap teori evolusi Darwin salah
karena menurut kitab suci, Tuhan tidak menciptakan makhluk-Nya menurut versi Darwin
itu. Barangkali Darwin salah, tetapi bukti-bukti kesalahannya harus dicari menurut tradisi
ilmiah, bukan diambil secara dogmatis dari teks kitab suci. Karena itu, ilmuwan Maurice
Bucaille menjadi lebih kredibel di kalangan saintis karena dia mampu menunjukkan bukti-
bukti ilmiah yang menjungkir-balikkan teori Darwin meskipun dia juga sekaligus
memberikan bukti yang sifatnya supranaturalis dari kitab suci (Al Qur’an). Sebagai seorang
ilmuwan, Bucaille nampaknya sadar betul bahwa ada beda yang sangat tajam antara agama
dan sains atau ilmu pengetahuan, baik dari segi bahasa yang digunakan (terminologi),
realitas, paradigma, maupun metode untuk mencari dan mempertahankan kebenaran.
Keempat, skeptisisme. Dalam ilmu pengetahuan, setiap klaim tentang kebenaran tidak boleh
hanya diterima hanya berdasarkan kepercayaan, tetapi harus diuji . Kasarnya, seorang
ilmuwan tidak boleh mempercayai siapa pun (dalam hal kebenaran) sebelum dia memiliki
cukup bukti untuk memvalidasi kebenaran itu. Ilmuwan bukanlah politikus yang bisa
menerima suatu ‘kebenaran’ hanya berdasarkan suatu surat keputusan.

B. Pendekatan Penelitian (Induktif dan Kualitatif)


Pendekatan Penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang menekankan
kepada analisis non numerik dan analisis interpretatif terhadap fenomena sosial. Metode
penelitian kualitatif menggunakan epistemologi fenomenologi dan hermeneutik dalam
mencari pengetahuan baru. Epistemologi fenomenologi mempelajari situasi-situasi dalam
dunia sehari-hari dari sudut pandang orang yang mengalaminya. Dalam memahami dan
menafsirkan fenomena sosial, fenomenologis berorientasi kepada fenomena langsung
seperti yang dialami orang, misalnya apa yang dipikirkan atau dirasakan orang-orang
tersebut. Epistemologi hermeneutik( yunani= hermeneuein= interprestasi) beriorentasi
kepada konteks sosial dan kultural dalam memahami dan menafsirkan fenomena.
Karateristik penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan pendekatan naturalistik, dilakukan pada kondisi yang alamiah, ( sebagai
lawannya adalah eksperimen), langsung kesumber data dan peneliti adalah instrumen
kunci.

5
6

2. Bersifat deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak
menekankan pada angka. Data yang diperoleh meliputi transkip wawancara, catatan
lapangan, foto, dokumen pribadi, dan lain-lain
3. Lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome.
4. Cenderung menggunakan pendekatan induktif. Abstraksi-abstraksi disusunn oleh
peneliti atas dasar data yang telah terkumpul dan dikelompokkan melalui pengumpulan
data selama kerja lapangan dilokasi penelitian.
5. Lebih menekankan makna (data di balik yang teramati)
6. Peneliti bertindak sebagai instrumen
7. Orientasi pada kasus yang unik
8. Berdasarkan pada netralitas empatis, yaitu mengungkapkan data dari perspektif subjek,
tanpa teori yang harus dibuktikan , tanpa dugaan hasil riset yang harus didukung atau
ditolak
9. Desainnya fleksibel, tetapi bukan berarti tanpa rencana awal, apa yang direncanakan
dalam usulan penelitian dapat diubah untuk mengakomodasi temuan-temuan baru
dilapangan (proposal bersifat tentatif, bukan definit). Fleksibilitas ini justru merupakan
kelebihan penelitian kualitatif.
10. Proses penelitiannya bersifat sirkuler (iteratif), tidak harus linear seperti penelitian
kuantitatif.
11. Kontak personal (interaksi) langsung antara peneliti dan yang diteliti menjadi sangat
dinamis, seringkali interaksi tersebut mempengaruhi rancangan penelitiannya dan
mengharuskan peneliti untuk melakukan perubahan-perubahan.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukan bahwa metode penelitian kualitatif itu dilakukan
secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa
yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan
dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.
Pendekatan Penelitian induktif adalah melakukan teorisasi dengan model induktif selain
berbeda, juga bertolak belakang dari teorisasi dengan model induksi deduktif. Perbedaan
utamanya adalah cara pandang terhadap teori, dimana teorisasi deduktif menggunakan teori
sebagai pijakan awal melakukan teorisasi, sedangkan teorisasi deduktif menggunakan data
sebagai pijakan awal melakukan penelitian, bahkan dalam format induktif, tidak mengenal
teorisasi sama sekali. Artinya, teori dan teorisasi bukan hal yang penting untuk dilakukan.
Sebaliknya data adalah segala-galanya untuk memulai sebuah penelitian. Pendekatan
induktif adalah pendekatan yang dilakukan untuk membangun sebuah teori berdasarkan

6
7

hasil pengamatan atau observasi. Suatu observasi yang dilakukan berkali-kali akan
membentuk sebuah pola tertentu. Dari pola tersebut akan lahir hipotesis sementara atau
hipotesis tentatif. Hipotesis yang terbentuk berasal dari pola pengamatan yang dilakukan.
Setelah dilakukan berulang-ulang, barulah diperoleh sebuah teori. Langkah penelitian
seperti ini disebut sebagai pendekatan ”dari bawah ke atas”.

C. Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian


Ilmu pengetahuan memiliki sifat utama yaitu tersusun secarasistematik dan
runtutdengan menggunakan metode ilmiah. Karenanya sementara orang menganggap
perlunyamemiliki sikap ilmiah untuk menyusun ilmu pengetahuan tersebut atau dengan kata
lainilmu pengetahuan memiliki tiga sifat utama tersebut, yaitu : Sikap ilmiah, Metode
ilmiah, Tersusun secara sistematik dan runtut. Sikap ilmiah menuntun orang untuk berpikir
dengan sikap tertentu. Dari sikaptersebut orang dituntun dengan cara tertentu untuk
menghasilkan ilmu pengetahuan.Selanjutnya cara tertentu itu disebutmetode ilmiah. Jadi
dengan sikap ilmiah dan metodeilmiah diharapkan dapat disusun ilmu pengetahuandengan
sistematik dan runtut.Periode perkembangan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh
Rummel yangdikutip oleh Prof. Sutrisno Hadi MA digolongkan sebagai berikut :
1. Periode Trial and ErrorDalam periode ini diisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan masih
dalam keadaanembrional. Dalam periode ini orang menyusun ilmu pengetahuan dengan
cara mencoba-coba berulang kali sampai dijumpia suatu pemecahan masalah yang
diangapmemuaskan.
2. Periode Authority and TraditionPada periode ini kebenaran ilmu pengetahuan didasarkan
atas pendapat para pemimpinatau penguasa waktu itu. Pendapat-pendapat itu
dijadikanajaran yang harus diikutibegitu saja oleh rakyat banyak dan mereka harus
menerima bahwa ajaran tersebut benar. Di samping pendapat para penguasa atau
pemimpin, tradisi dalam kehidupan manusiamemang memegang peranan yang sangat
penting di masa lampau dan menentang tradisimerupakan hal yang tabu. Karenanya
tradisi dipercaya sebagai hal yang benar, sehingga tradisi menguasai cara berpikir dan
cara kerja manusia berabad-abad lamanya. Sebagaicontoh,sampai pertengahan abad 20,
petani Jawa masih memegang tradsisi bahwamereka akan segera turun ke aswaah apabila
telahmelihat bintang biduk (gubukpenceng) sebagai pertanda mulai turun hujan.
3. Periode Speculation and ArgumentationPada periode ini ajaran atau doktrin para
pemimpin atau penguasa serta tradisi yangbercakal dalam kehidupan masyrakat mulai
menggunakan dialektika untuk mengadakandiskusi dalam memecahkan masalah untuk

7
8

memperoleh kebenaran. Dengan kata lain,masyarakat mulai membentuk kelompok-


kelompok spekulasi untuk memperolehkebenaran dan menggunakan argument -
argumen. Masing-masing kelompok membuatspekulasidan argumen yang berbeda dalam
memperoleh kebenran. Oleh sebab itu, padasaat ini orang terlalu mendewakan akal dan
kepandaian silat lidahnya, yang kadang-kadang dibuat-buta supaya tampak masuk akal.
4. Periode Hypothesis and ExperimentationPada periode iniorang mulai mencari rangkaian
tata cara untuk mnerangkan suatukejadian. Mula-mula membuat dugaan-dugaan
(hipotesis-hipotesis), kemudianmengumpulkan fakta-fakta kemudian dianalisis dan
diolah, hingga akhirnya ditarikkesimpulan. Fakta-fakta tersebut diperoleh dengan
eksperimen atau observasi-observasiserta dokumen-dokumen.(Narbuko, Drs. Cholid dan
Achmadi.2012).

D. Penelitian Kesehatan
Penelitian adalah suatu metode studi melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna
terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah
tersebut.( Sulistyaningsih, 2011)
1. Batas-batas penelitian kesehatan
2. Jenis penelitian kesehatan
Dapat dibedakan atas dasar :
a) Penggunaan hasil/manfaat
1) Penelitian dasar (Basic Fundamental Research) atau Grounded Research adalah
penelitian dasar utnuk pengembangan ilmu,menjawab rasa ingin tahu dan tidak
langsung mempunyai kegunaan praktis.
2) Penelitian terapan (Applied research) adalah penelitian untuk keperluan praktis
tertentu, memperbaiki praktik-praktik yang ada, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi
3) Penelitian tindakan (Action research) adalah penelitian yang berwujud kegiatan
untuk kepentingan masyarakat.
4) Penelitian evaluasi (Evaluation research) adalah penelitian yang digunakan untuk
mengevaluasi suatu program yang telah dilaksanakan, misalnya “ Penelitian
Evaluasi Pelaksanaan Program Desa Siaga.”
5) Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah penelitiann yang
digunakan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

8
9

6) Penelitian historis adalah menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dengan


pendekatan historis. Proses penelitiannya meliputi pengumpulan dan penafsiran
fenomena yang terjadi dimasa lampau untuk menemukan generalisasi yang
berguna untuk memahami, meramalkan atau mengendalikan fenomena.
Penelitian historis dapat bersifat :
i. Komparatif, yakni menunjukan hubungan dari beberapa fenomena yang sejenis
dengan menunjukan persamaan dan perbedaannya.
ii. Bibliografis, yakni memberi gambaran menyeluruh tentang pendapat para ahli
dengan menghimpun dokumen-dokumen terkait. (Sulistyaningsih,2011)
3. Tujuan Penelitian Kesehatan
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil,
sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju
dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk
memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena itu,
rumusan tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan
masalah dan mencerminkan proses penelitian. Dalam beberapa penelitian dimana
permasalahannya sangat sederhana terlihat bahwa tujuan sepertinya merupakan
pengulangan dari rumusan masalah, hanya saja rumusan masalah dinyatakan dengan
pertanyaan, sedangkan tujuan dituangkan dalam bentuk pernyataan yang biasanya
diawali dengan kata ingin mengetahui.
4. Manfaat penelitian kesehatan
Manfaat penelitian yang dimaksudkan disini adala kegunaan hasil penelitian nanti,
baik bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan maupun kepentingan praktis
bagi pengguna atau pengembangan program kesehatan. Manfaat penelitian harus
diuraikan secara terinci kegunaan hasil penelitian nanti. Agar mempermudah penyusunan
rumusan manfaat penelitian, maka bayangkan seandainya penelitian berhasil meneliti,
hasilnya berupa informasi atau rumus/ formula atau teknologi. ( Sulistyaningsih, 2011)

9
10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematik untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Tujuan dari
semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol
fenomena.
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil,
sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju
dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk
memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan.
B. Saran
Dengan makalah ini diharapkan agar mahasiswa dapat memahami tentang
hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian dan mengetahui jenis dan tujuan penelitian
kesehatan

10
11

DAFTAR PUSTAKA

Emzir, 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. PT. RajaGrafindo
Persada. Jakarta
Sedarmayanti dan Hidayat .2011. Metodologi Penelitian. Bandung: CV Mandar Maju.
Sulistyaningsih, 2011. Metodologi penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
Sandjaja, B. dan Albertus Heriyanto. 2011. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Arikunto, Suharasimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Anonim. 2010. Panduan Tugas Akhir, Yogyakarta: FB

11

Anda mungkin juga menyukai